Anda di halaman 1dari 3

Hukum I

Newton disebut juga sebagai Hukum Inersia (Kelembaman), yaitu sifat kecenderungan
untuk mempertahankan keadaan suatu benda.
Misalnya untuk mendorong sebuah benda melintasi meja dengan kecepatan tetap,
dibutuhkan gaya dorong hanya untuk mengimbangi gaya gesek yang terjadi. Jika benda
tersebut bergerak dengan kecepatan konstan, maka gaya dorong akan sama besarnya
dengan gaya gesek. Akan tetapi kedua gaya itu memiliki arah yang berbeda, sehingga gaya
total pada benda (jumlah vektor dari kedua gaya tersevut) adalah nol. Makin halus
permukaan benda dan meja, maka makin kecil gaya gesekan yang terjadi sehingga makin
kecil pula gaya dorong yang harus dikerjakan agar benda dapat bergerak tetap. Maka
hukum pertama Newton dapat dinyatakan dalam persamaan :
∑F = 0 (6)
Artinya total gaya-gaya yang diproyeksikan pada setiap sumbu koordinat akan sama
dengan nol.
∑∑∑ = = = 0 FX FY FZ (7)
4.4 Hukum II Newton
Suatu gaya total yang diberikan pada sebuah benda mungkin akan menyebabkan
kecepatannya bertambah. Atau jika gaya total itu arahnya berlawanan arah dengan arah
gerak benda, maka gaya tersebut akan memperkecil kecepatan benda. Karena perubahan
kecepatan merupakan percepatan, sehingga dapat dikatakan bahwa gaya total
menyebabkan percepatan. Tetapi percepatan juga bergantung pada massa benda. Misalnya
saja jika kita mendorong gerobak yang kosong dengan gaya yang sama ketika kita
mendorong gerobak yang penuh, maka kita akan menemukan bahwa gerobak yang penuh
mempunyai percepatan yang lebih lambat. Jadi makin besar massa makin kecil percepatan,
meskipun gayanya sama.
Hukum kedua Newton menyatakan bahwa “percepatan sebuah benda berbanding lurus
dengan gaya total yang bekerja padanya dan berbanding terbalik dengan massanya. Arah
percepatan sama dengan arah gaya total yang bekerja padanya.” Bentuk persamaannya
adalah :
∑F = ma (8)
Artinya ∑F ≠ 0 dan gaya merupakan sebuah aksi yang bisa mempercepat sebuah benda.
Setiap gaya F adalah sebuah vektor yang memiliki besar dan arah. Sehingga persamaan (8)

kkkkkkkkkdapat ditulis dalam bentuk komponen-komponen vektor sebagai berikut :h


∑ ∑ FX = max FY = may ∑FZ = maz (9)

jenis gerak yang sangat khusus terjadi ketika gaya yang bekerja pada suatu benda
sebanding dengan terkaitnya perpindahan benda dari beberapa posisi
keseimbangan. Jika gaya ini selalu diarahkan ke posisi keseimbangan, bolak-balik
berulang, gerak maju mundur terjadi di sekitar posisi ini. Gerak demikian disebut
gerak harmonic
sistem benda yang berosilasi bolak-balik jika terganggu dari posisi
keseimbangannya. memberikan gaya yang sebanding dengan perpindahan dan
diberikan oleh Hukum Hooke
Fs = -kx (13.1)
Dipindahnya suatu benda ke kanan, maka perpindahannya positif
dan gaya pemulih diarahkan ke kiri. Ketika benda dipindahkan ke
kiri maka perpindahannya negatif dan gaya pemulih diarahkan
ke kanan. Menerapkan hukum kedua Newton untuk gerakan balok, bersama-sama
dengan Persamaan 13.1, diperoleh:
Fs = -kx =ma
a=- k/m x
Artinya, percepatan sebanding dengan perpindahan benda, dan arahnya
berlawanan dengan arah perpindahan. Sistem yang berperilaku dalam hal ini cara
dikatakan menunjukkan gerak harmonik sederhana. Sebuah benda bergerak
dengan sederhana gerak harmonik bila percepatannya sebanding dengan
perpindahannya ment dari beberapa posisi ekuilibrium dan diarahkan secara
berlawanan.

Benda yang diam akan berotasi jika pada benda tersebut bekerja suatu besaran yang
Namanya momen gaya atau torka. Benda yang sedang berotasi akan mengalami perubahan
kecepatan sudut jika pada benda tersebut juga bekerja momen gaya. Torka akan
menghasilkan percepatan rotasi.
Torka akan sebanding dengan gaya, sebanding dengan jarak lokasi gaya yang bekerja ke
sumbu putar, dan sebanding dengan sinus sudut antara vector pada posisi gaya bekerja dan
vektor gaya sendiri. Dengan demikian kita dapatkan persamaan torka sebagai berikut
Torsi = rFsin
Dalam notasi vektor torka dapat ditulis sebagai
rF

Sebuah benda tegar yang berputar di titik poros yang berjarak dari pusat
massa. Gaya gravitasi memberikan torsi sekitar sumbu melalui Titik poros,
dan besarnya torsi tersebut adalah mgd sin, dengan menggunakan hukum
gerak I, di mana I adalah momen inersia terhadap sumbu yang melalui
titik poros, maka kita peroleh
mgd sin I
d2
dt 2
Tanda minus menunjukkan bahwa torsi terhadap O cenderung menurun.
Itu adalah
gaya gravitasi menghasilkan torsi pemulih. Karena persamaan ini memberi
kita
percepatan sudut d 2/dt2 dari benda yang diputar, kita dapat
menganggapnya sebagai persamaan
gerak untuk sistem. Jika kita kembali menganggap itu kecil, perkiraan sin
sudut ….. valid, dan persamaan gerak berkurang menjadi
d2
dt 2
mgd
I 2
Artinya, solusi Persamaan 13.27 adalah max cos(t ),
di mana max adalah perpindahan sudut maksimum dan
√ mgd
Periodenya adalah
T 2
2√I
mgd
Seseorang dapat menggunakan hasil ini untuk mengukur momen inersia
benda tegar datar.

Anda mungkin juga menyukai

  • WWW
    WWW
    Dokumen2 halaman
    WWW
    salma riany
    Belum ada peringkat
  • Ref
    Ref
    Dokumen3 halaman
    Ref
    salma riany
    Belum ada peringkat
  • HukumNewton1
    HukumNewton1
    Dokumen1 halaman
    HukumNewton1
    salma riany
    Belum ada peringkat
  • Ref E
    Ref E
    Dokumen3 halaman
    Ref E
    salma riany
    Belum ada peringkat
  • Ref
    Ref
    Dokumen3 halaman
    Ref
    salma riany
    Belum ada peringkat
  • Ref
    Ref
    Dokumen3 halaman
    Ref
    salma riany
    Belum ada peringkat