Anda di halaman 1dari 4

Anak aneh

Menurutku Anton itu anak yang sombong. Anak baru di kelasku itu sangat pendiam & tak mau
bergaul. Sudah sebulan ia di kelasku, tetapi belum akrab dengan siapa pun. Anak aneh!

“Anton, ayo kita ke taman dekat kelurahan. Ada orang gila yang Cuma pakai celana
dalam dari daun. Hihihi... lucu sekali! Di kotamu mungkin enggak ada orang gila seperti itu,”
kataku.

Anton menggeleng. “Malas, ah, Nu. Hari ini aku mau menghafal pelajaran sejarah. Nonton
orang gilanya, hari sabtu aja, ya,”jawab Anton,lalu melenggang pergi.

“Huh, si Anton memang menyebalkan! Sombong !” gerutuku. Esoknya giliran Anom yang
mengajak Anton. “Ton, yuk, kita nonton desa sebrang yang kena banjir. Di sana,orang-orang desa pasti
lagi sibuk pindah-pindahan barang ke daratan yang lebih tinggi,” ajak Anom.

“Waduh, maaf Nom, aku enggak bisa ikut siang ini. Kalau sabtu nanti aku pasti bisa,” kata
Anton sambil memasukkan buku dan tempat pensilnya ke dalam tas.

“Aku duluan, ya,” katanya lagi, mengangguk tipis ke arahku dan Anom, lalu pergi.

“Dasar anak aneh!! Setiap kali diajak, pasti ada aja alasannya untuk menolak. Diajak ke taman
melihat orang gila, maunya hari Sabtu. Sekarang diajak nonton banjir, minta hari Sabtu juga!” gerutu
Anom

Begitulah, esok harinya, giliran temanku, Umang, yang mencoba mengajak Anton.

“Ton, kamu sudah dengar, belum? Hujan deras dan angin kencang semalam, membuat
pohon di halaman rumah Pak Darryl tumbang. Ayo, kita lihat sekarang. Katanya, atap rumah Pak
Darryl pecah tertimpa pohon,”ajak Umang. “Rumah Pak Darryl, kan, dekat dengan rumahmu!”
kata Umang lagi.

Anton mengangguk.

“Ayo kita ke sana sekarang!” ajakku bersamangat. Kuharap kali ini Anton tidak menolak
agar tidak dianggap anak aneh lagi oleh teman-teman.

Namun ia menolak dan berkata, “besok sabtu saja ya! Hari ini aku mau membantu ibuku
berkebun.” Ya ampun,dia menolak lagi. Aku pun berpikir dia sangat aneh!

Esoknya,pada hari Sabtu,dia mengajakku naik ke mobilnya. Entah karena apa. Dia juga
mengajak teman-teman yang lain. Hah! Aku kaget saat dia mengajak kami semua ke taman dekat
kelurahan yang merupakan tempat orang gila.

Di sana, dia turun bersama supir dan membuka bagasi. Aku dan teman-teman pun ikut
turun. Ternyata, dia memberi sarung dan pakaian layak pakai ke orang itu. Bahkan, supirnya juga
memakaikan sarung.
Setelah itu kami pergi ke desa seberang, tempat korban banjir. Anton, supirnya, aku dan
teman-temanku ikut turun. Aku membantu membawa dus-dus di bagasi. Isinya ada handuk,
snack, baju, celana dan sebagainya.

Kami membagikannya ke para korban banjir di desa seberang. Mereka terlihat senang
sekali.

Lalu kami ke rumah Pak Darryl. Kami turun dan bertanya kepada Pak darryl apakah kami
boleh membantu membetulkan genting. Pak Darryl memperbolehkan kami membetulkan genting.
Kami bekerja selama 3 jam penuh.

Setelah itu, Pak Darryl menghidangkan minuman. Namanya, Jus Jeruk A’la Pak Darryl.
Ada-ada saja ya! Kami minum dan rasanya segar sekali. Sluurp!

Setelah selesai ,aku dan teman-teman pegi ke Rumah Anton. Kami disuguhi kue
nastar, lidah kucing dan wafer. Kami juga disuguhkan teh.

Dan tak kusangka, Anton yang diejek anak aneh mau membantu orang lain. Aku pun
malu karena hanya melihat namun tak memberi bantuan.

TAMAT
Tugas Bahasa Indonesia

.
.
.
.

Nama :
William Wahyu Wicaksono
Kelas / No :
6B / 29

Anda mungkin juga menyukai