PARKINSON
DISUSUN OLEH:
DOKTER PEMBIMBING
2020
LEMBAR PENGESAHAN
Telahdibacakan tanggal :
Nilai :
Dokter Pembimbing
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan “Refarat” ini guna memenuhi
persyaratan mengikuti Persyaratan Kepaniteraan Klinik Senior di SMF Neurologi
RSUD Dr. Pirngadi Medan yang berjudul “Penyakit Parkinson”.
Pada kesempatan ini tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada
pembimbing selama menjalani KKS di bagian ini yaitu dr. Eva Rahmi
Halim,M.Ked (Neu) Sp.S atas segala bimbingan dan arahannya dalam menjalani
KKS dan dalam pembuatan refarat ini.
Penulis menyadari bahwa refarat ini masih banyak kekurangannya, oleh
sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna
memperbaiki refarat ini di kemudian hari. Harapan penulis semoga refarat ini
dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi kitasemua.
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN i
KATAPENGANTAR iii
DAFTARISI iv
BABI PENDAHULUAN 5
BAB IITINJAUAN PUSTAKA 6
2.1 Definisi 6
2.2 Epidemiologi 6
2.3 Etiologi 6
2.4 Patogenesis 7
2.5 Patofisilogi 8
2.6 ManifestasiKlinis 9
2.7 Diagnosis 11
2.8 Klasifikasi 12
2.9 Penatalaksanaan 12
2.10 Prognosis 14
BABIII PENUTUP 15
3.1Kesimpulan 15
DAFTARPUSTAKA 16
BAB I
PENDAHULUAN
2.2 Epidemiologi
Penyakit parkinson diakui sebagai salah satu gangguan neurologis yang paling umum,
mempengaruhi sekitar 1% dari orang yang lebih tua dari 60 tahun. Insiden dan prevalensi
penyakit Parkinson meningkat dengan usia, dan usia rata-rata onset adalah sekitar 60 tahun.
Onset pada orang yang lebih muda dari 40 tahun relatif jarang.5
Kejadian penyakit parkinson telah diperkirakan 4,5-21 kasus per 100.000 penduduk per
tahun, dan perkiraan prevalensi berkisar 18-328 kasus per 100.000 penduduk, dengan
sebagian besar studi menghasilkan prevalensi sekitar 120 kasus per 100.000 penduduk.5 Di
Indonesia, diperkirakan sebanyak 876.665 orang dari total jumlah penduduk sebesar
238.452.952 menderita penyakit parkinson. Total kasus kematian akibat penyakit parkinson
di Indonesia menempati peringkat ke-12 di dunia atau peringkat ke-5 di Asia, dengan
prevalensi mencapai 1100 kematian pada tahun 2002.4
Suatu kepustakaan menyebutkan prevalensi tertinggi penyakit parkinson terjadi pada ras
Kaukasian di Amerika Utara dan ras Eropa 0,98% hingga 1,94%, menengah terdapat pada
ras Asia 0,018% dan prevalensi terendah terdapat pada ras kulit hitam di Afrika 0,01%.9
Penyakit parkinson 1,5 kali lebih sering terjadi pada pria dibandingkan pada wanita.5
2.3 Etiologi
Penyebab yang pasti belum sepenuhnya diketahui. Namun diyakini bahwa Penyakit
Parkinson disebabkan oleh faktor terpapar racun dari lingkungan dan genetik. Pengaruh
lingkungan mendominasi pembicaraan sebagai penyebab Parkinson pada abad ke-20.
Kemudian penemuan genetik pada Penyakit Parkinson telah memperbaharui kemungkinan
faktor hereditas sebagai faktor penyebab. Kemungkinan kedua hal tersebut mempunyai
peranan masing-masing.6
2.4 Patogenensis
Studi postmortem secara konsisten menyoroti adanya kerusakan oksidatif dalam
patogenesis penyakit parkinson, dan khususnya kerusakan oksidatif pada lipid, protein, dan
DNA dapat diamati pada substansia nigra pars kompakta (SNc) otak pasien penyakit
parkinson sporadik. Stress oksidatif akan membahayakan integritas neuron sehingga
mempercepat degenerasi neuron. Sumber peningkatan stress oksidatif ini masih belum jelas
namun mungkin saja melibatkan disfungsi mitokondria, peningkatan metabolisme dopamin
yang menghasilkan hidrogen peroksida dan reactive oxygen species (ROS) lain dalam
jumlah besar, peningkatan besi reaktif, dan gangguan jalur pertahanan antioksidan.7
Banyak bukti mengarah pada peran utama disfungsi mitokondria sebagai dasar
patogenesis penyakit parkinson, dan khususnya defek mitokondria complex-I (complex-I)
dari rantai respirasi. Defek complex-I mungkin yang paling tepat menyebabkan degenerasi
neuron pada penyakit parkinson melalui penurunan sintesis ATP. 7
2.5 Patofisiologi
Adanya kerusakan yang sifatnya progresif pada neuron dopaminergik substansia
nigra pars compacta merupakan faktor dasar muncunya gejala Penyakit Parkinson.
Timbulnya respon motorik yang abnormal disebabkan terjadinya penurunan
neurotransmitter dopamin. Kerusakan neuron yang menyebabkan kadar dopamin menjadi
berkurang hingga di bawah batas fisiologis, maka gejala klinis dari Penyakit Parkinson akan
muncul.
Dopamin merupakan neurotramitter utama yang ada di dalam substansia nigra yang
memainkan peranan penting dalam pergerakan otot-otot tubuh dan kekurangan dopamin
menyebabkan berbagai gejala pada Penyakit Parkinson. Kekurangan dopamin membuat
kesulitan dalam melakukan kontrol terhadap pergerakan dan bergerak bebas.
Disamping itu, lokasi dimana terjadinya kerusakan neuron juga bisa mempengaruhi secara
klinis. Misalnya pada kerusakan neuron di daerah ventrolateral substansia nigra, maka
terjadi gejala tipe akinetik-rigid. Neuron pada area ini berproyeksi terutama ke putamen
bagian dorsal. Tipe tremor berkaitan dengan lesi yang terletak di daerah median substansia
nigra. Neuron dopaminergik di area ini diproyeksi ke nukleus kaudatus dan putamen
anterior. Selain daerah substansia nigra, struktur lain di otak yang ikut mempengaruhi
penyakit Parkinson adalah area tegmentum ventral, lokus cereleus dan nukleus basalis.6
2.7 Diagnosa
Probable
Bila terdapat kombinasi dua dari empat gejala utama atau
Bila terdapat salah satu dari tremor saat istirahat, rigiditas, atau bradikinesia yang
asimetris atau unilateral.
Definite
Bila terdapat kombinasi tiga dari empat gejala utama atau
Bila ada dua dari tremor saat istirahat, rigiditas, atau bradikinesia dengan 1 gejala
tersebut yang asimetris atau unilateral
9
Hoehn dan Yahr :
Stadium 1 : gejala dan tanda pada satu sisi, terdapat gejala ringan, terdapat gejala yang
mengganggu tetapi tidak menimbulkan kecacatan, biasanya terdapat tremor pada satu
anggota gerak, gejala yang timbul dapat dikenali orang terdekat.
Stadium 2 : terdapat gejala bilateral, terdapat kecacatan minimal, sikap/cara berjalan
terganggu.
Stadium 3 : gerak tubuh nyata melambat, keseimbangan mulai terganggu saat
berjalan/berdiri, disfungsi umum sedang.
Stadium 4 : terdapat gejala yang berat, masih dapat berjalan hanya untuk jarak tertentu,
rigiditas dan bradikinesia, tidak mampu berdiri sendiri, tremor dapat berkurang
dibandingkan stadium sebelumnya.
Stadium 5 : stadium kakhetik, kecacatan total, tidak mampu berdiri/berjalan, memerlukan
perawatan intensif)
2.8 Klasifikasi
2.9. Penatalaksanaan
Dalam penatalaksanaan penyakit parkinson, pengobatan dikelompokkan menjadi 3 kelompok
yaitu bekerja pada sistem dopaminergik, sistem kolinergik dan sistem glutamatergik. Dari ketiga
macam pengobatan mempunyai tujuan yang sama yaitu mengurangi gejala motorik dari penyakit
parkinson. 9
Gambar 2.2. Algoritma penatalaksanaan penyakit parkinson
2.1. Prognosis
Penyakit parkinson tidak dianggap sebagai penyakit yang fatal dengan sendirinya, tapi
berkembang dengan waktu. Harapan hidup rata-rata pasien penyakit parkinson pada
umumnya lebih rendah daripada orang yang tidak memiliki penyakit. Pada tahap akhir,
penyakit parkinson dapat menyebabkan komplikasi seperti tersedak, pneumonia, dan jatuh
yang dapat menyebabkan kematian.2
Perkembangan gejala pada penyakit parkinson dapat berlangsung 20 tahun atau lebih.
Pada beberapa orang, penyakit berlangsung lebih cepat. Dengan perawatan yang tepat,
kebanyakan orang dengan penyakit parkinson dapat hidup produktif selama bertahun-tahun
setelah didiagnosis.3
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
DAFTAR
PUSTAKA