BONDOWOSO
DISUSUN OLEH :
2017.02.053
BANYUWANGI
2020
LEMBAR PENGESAHAN
Prodi : S1 Keperawatan
Sebagai salah satu syarat dalam pemenuhan tugas Praktik Laboratorium Klinik
(PLKK) Daring system Keperawatan Medikal Bedah yang dilaksanakan pada 13
Juli – 31 Juli 2020.
Oleh
Pembimbing
NIK : 06.077.0612
1. LAPORAN PENDAHULUAN
A. Definsi
Definisi yang paling banyak diterima secara luas adalah bahwa stroke
adalah suatu sindrom yang ditandai dengan gejala dan atau tanda klinis
yang berkembang dengan cepat yang berupa gangguan fungsional otak fokal
maupun global yang berlangsung lebih dari 24 jam (kecuali ada intervensi
bedah atau membawa kematian), yang tidak disebabkan oleh sebab lain
selain penyebab vaskuler (Mansjoer, 2000). Menurut Geyer (2009)
stroke adalah sindrom klinis yang ditandai dengan berkembangnya tiba-tiba
defisit neurologis persisten fokus sekunder terhadap peristiwa pembuluh
darah.
B. Etiologi
Penyebab utama dari stroke diurutkan dari yang paling sering adalah
aterosklerosis (trombosis), embolisme, hipertensi yang menimbulkan
pendarahan intraserebral dan ruptur aneurisme vaskuler. Stroke biasanya
disertai satu atau beberapa penyakit lain seperti hipertensi, penyakit jantung,
peningkatan lemak dalam darah, diabetes melitus, atau penyakit
vaskuler perifer. Stroke menurut Smeltzer & Bare (2002), biasanya
diakibatkan dari salah satu dari empat kejadian, yaitu:
C. Manifestasi Klinis
c. Diplopia.
2. Defisit motorik
4. Defisit verbal
5. Defisit kognitif
b. Penurunan lapangperhatian.
d. Perubahanpenilaian.
6. Defisit emosional
a. Kehilangan kontroldiri.
b. Labilitas emosional.
d. Depresi.
e. Menarik diri.
f. Rasa takut, bermusuhan danmarah.
g. Perasaan isolasi.
D. Patofisiologi
Artericlerosi Pembuluh darah menjadi kaku Penyempitan pembulu darah (okulasi Vaskuler)
Endotil rusak
Proses metabolism dalam otak terganggu
Edema Serebral
Gg. Perfusi jaringan sereblar
Penurunan suplai darah & O2 ke otak
Peningkatan TIK Nyeri
Disfungsi N.XI
Kerusakan Kerusakan Penurunan
F. Komplikasi
H. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan keperawatan. Menurut Tarwoto (2013), penatalaksanaan s
troke di rumah sakit terbagi atas :
a. Penatalaksanaanumum
1). Pada fase akut (Golden Period selama 3 jam) : Terapi oksigen,
pasien stroke iskemik dan hemoragik mangalami gangguan
aliran darah ke otak. Sehingga kebutuhan oksigen sangat
penting untuk mengurangi hipoksia dan juga untuk
mempertahankan metabolism otak. Pertahankan jalan
napas, pemberian oksigen, penggunaan ventilator, merupakan
tindakan yang dapat dilakukan sesuai hasil pemeriksaan
analisa gas darah atauoksimetri.
2). Penatalaksanaan peningkatan Tekanan Intra Kranial (TIK)
Peningkatan intra cranial biasanya disebabkan karena edema
serebri, oleh karena itu pengurangan edema penting dilakukan
misalnya dengan pemberian manitol, control atau
pengendalian tekanandarah.
3). Monitor fungsi pernapasan : Analisa GasDarah.
4). Monitor jantung dan tanda-tanda vital, pemeriksaanEKG.
5). Evaluasi status cairan danelektrolit.
6). Kontrol kejang jika ada dengan pemberian antikonvulsan, dan
cegah resikoinjuri.
7). Lakukan pemasangan NGT untuk mengurangi kompresi labung
dan pemberian makanan.
8). Cegah emboli paru dan tromboplebitis denganantikoagulan.
9). Monitor tanda-tanda neurologi seperti tingkat kesadaran,
keadaan pupil, fungsi sensorik dan motorik, nervus cranial
danreflex.
10). Terapi cairan, stroke beresiko terjadinya dehidrasi
karena penurunan kesadaran atau mengalami disfagia. Terapi
cairan ini penting untuk mempertahankan sirkulasi darah dan
tekanan darah. The American Heart Association sudah
menganjurkan normal saline 50 ml/jam selama jam-jam
pertama dari stroke iskemik akut. Segera setelah stroke
hemodinamik stabil, terapi cairan rumatan bisa diberikan
sebagai KAEN 3B/KAEN 3A.
Kedua larutan ini lebih baik pada dehidrasi hipertonik serta
memenuhi kebutuhan hemoestasis kalium dan natrium.
Setelah fase akut stroke, larutan rumatan bisa
diberikan untuk memelihara hemoestasis elektrolit,
khususnya kalium dan natrium.
b. Fase rehabilitasi
c. Penatalaksanaan kolaboratif
I. Pemeriksanaa penunjang
a. Angiografi Serebral
Menentukan penyebab stroke scr spesifik seperti perdarahan atau
obstruksi arteri.
b. Single Photon Emission Computed Tomography (SPECT). Untuk
mendeteksi luas dan daerah abnormal dari otak, yang juga
mendeteksi, melokalisasi, dan mengukur stroke (sebelum nampak oleh
pemindaian CT).
c. CT Scan
Penindaian ini memperlihatkan secara spesifik letak edema, posisi
hematoma, adanya jaringan otak yang infark atau iskemia dan
posisinya secara pasti.
d. MRI (Magnetic Imaging Resonance)
Menggunakan gelombang megnetik untuk menentukan posisi dan bsar
terjadinya perdarahan otak.Hasil yang didapatkan area yang
mengalami lesi dan infark akibat dari hemoragik.
e. EEG
Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat masalah yang timbul dan
dampak dari jaringan yang infark sehingga menurunya impuls listrik
dalam jaringan otak.
f. Pemeriksaaan Laboratorium
1). Lumbal pungsi: pemeriksaan likuor merah biasanya dijumpai pada
perdarahan
yang masif, sedangkan pendarahan yang kecil biasanya warna likuor masih
normal (xantokhrom) sewaktu hari-hari pertama.
2). Pemeriksaan darah rutin (glukosa, elektrolit, ureum, kreatinin).
3). Pemeriksaan kimia darah: pada strok akut dapat terjadi hiperglikemia.
4). gula darah dapat mencapai 250 mg di dalam serum dan kemudian
berangsur-
rangsur turun kembali.
5). Pemeriksaan darah lengkap: untuk mencari kelainan pada darah itu
sendiri. ( Baharudin, 2010).
1. ASUHANKEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Data Dasar
Identitas Pasien (nama, jenis kelamin, umur, status perkawinan,
agama, suku bangsa, pendidikan, bahasa yang
digunakan, pekerjaan, alamat, diagnosa medis, sumber
biaya, dan sumberinformasi).
Identitas Penanggung ((nama, jenis kelamin, umur, status
perkawinan, agama, suku bangsa, pendidikan, bahasa
yang digunakan, pekerjaan, alamat, dan hubungan denganpasien).
2. Riwayat Keperawatan, meliputi :
Riwayat KesehatanSekarang
Mengkaji data subjektif yaitu data yang didapatkan
dari klien,meliputi:
- Alasan masuk rumahsakit
- Pasien mengatakan terasa nyeri di leher dan mengatakan
sakit saat menelan.
Keluhan utama :
- Pasien mengatakan nyeri dan merasa tidak nyaman pada
daerahleher.
- Pasien mengatakan mual danmuntah.
- Pasien mengatakan sakit saatmenelan.
Keluhan yang didapatkan gangguan motorik kelemahan
anggota gerak sebelah badan, bicara pelo, dan tidak dapat
berkomunikasi, nyeri kepala, gangguan sensorik,
kejang, penurunan kesadaran.
Riwayat penyakitsekarang
Serangan stroke infark didahului dengan serangan awal yang
tidak disadari oleh pasien, biasanya ditemukan gejala awal
sering kesemutan, rasa lemah pada salah satu anggota
gerak. Pada serangan stroke hemoragik seringkali berlangsung
sangat mendadak, pada saat pasien melakukan aktifitas. Terjadi
nyeri kepala, mual, muntah bahkan kejang sampai tidak
sadar, disamping gejala kelumpuhan separuh badan atau
gangguan
fungsi otak yanglain.
Riwayat KesehatanKeluarga
Mengkaji apakah dalam keluarga pasien ada/tidak yang
mengalami penyakit yang sama.
Riwayat Psikososial & spiritual
Mengkaji orang terdekat dengan pasien, interaksi dalam keluarga,
dampak penyakit pasien terhadap keluarga, masalah yang
mempengaruhi pasien, mekanisme koping terhadap stres,
persepsi pasien terhadap penyakitnya, tugas perkembangan
menurut usia saat ini, dan sistem nilai kepercayaan.
Pemeriksaanfisik
- Keadaan Umum, yaitu dengan mengobservasi bentuk tubuh,
warna kulit, kesadaran, dan kesan umum pasien (saat
pertama kaliMRS).
- Gejala Kardinal, yaitu dengan mengukur TTV (suhu,
nadi, tekanan darah, dan respirasi).
- Keadaan Fisik, yaitu melakukan inspeksi, palpasi, perkusi, dan
auskultasi dari kepala sampai anus, tapi lebih difokuskan
pada bagian leher.
- Pemeriksaan Penunjang, yaitu dari hasil
pemeriksaan laboratorium dengan uji kultur dan
ujiresistensi.
Pola kebiasaan sehari-
hari 1). Pola makan
Terjadi gangguan nutrisi karena adanya gangguan menelan pada
pasien stroke hemoragik sehingga menyebabkan penurunan
berat
badan.
2). Pola tidur & istirahat
Pasien mengalami kesukaran untuk istirahat karena adanya kejang
otot/ nyeri otot.
3). Gerak Aktivitas
Dikaji apakah pasien mengalami gangguan/keluhan dalam
melakukan
aktivitasnya saat menderita suatu penyakit (dalam hal ini
adalah
setelah didiagnosa mengalami stroke) atau saat menjalani
perawatan
di RS.
4). Eliminasi
Dikaji pola buang air kecil dan buang air besar. Terutama
difokuskan
tentang apakah pasien cenderung susah dalam buang air kecil
(kaji
kebiasaan dan volume urine) atau mempunyai keluhan saat
BAK. 5). Istirahat / tidur
Dikaji apakah pasien mengalami gangguan pola tidur akibat
penyakitnya.
6). Pengaturan suhu tubuh
Dikaji/ukur TTV pasien untuk mengetahui keadaan umum pasien,
apakah pasien mengalami demam atau tidak.Selain
itu,
observasi
kondisi pasien mulai dari ekspresi wajah sampai kulit,
apakah kulitnya hangat atau kemerahan, wajahnya pucat
atau tidak. 7). Kebersihan diri
Dikaji kebersihan pasien saat dirawat di RS, bila perlu libatkan
keluarga pasien dalam melakukan perawatan diri pasien,
misalnya
saat mandi dan sebagian.
B. Diagnose Keperawatan
Diagnose keperawatan yang dapat terjadi pada klien dengan stroke yaitu
(Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017)
1. Gangguan mobilitas fisik b.d kerusakan integritas struktur tulang d.d
mengeluh sulit menggerakan ekstremitas.
2. Gangguan komunikasi verbal b.d gangguan neuromuskular d.d tidak
mampu berbicara atau mendengar.
3. Gangguan sensori b.d kerusakan neurologis d.d distorsi sensori.
4. Gangguan kebutuhan nutrisi b.d ketidakmampuan menelan makanan d.d
berat badan menurun minimal 10% dibawah rentang ideal.
5. Gangguan menelan b.d gangguan serebrovaskuler d.d mengeluh sulit
menelan.
6. Deficit perawatan diri b.d gangguan neuromuscular d.d tidak mampu
mandi/ mengenakan pakaian/ makan/ ke toilet/ berhias secara mandiri.
C. Tindakan Keperawatan
(Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (Tim Pokja SDKI DPP PPNI,
2019) 2018)
2017)
1. Gangguan mobilitas fisik b.d Mobilitas Fisik (L.05042, SLKI hal 65) Dukungan ambulasi (I.06171, SIKI Hal
kerusakan integritas 22)
1). Definisi : kemampuan dalam gerakan
struktur tulang d.d
fisik dari satu atau lebih ekstremitas 1). Definisi : memfasilitasi pasien
mengeluh sulit
secara mandiri. untuk meningkatkan aktivitas
menggerakan ekstremitas.
berpindah.
2). Ekspektasi : meningkat.
2). Tindakan :
3). Kriteria hasil
Observasi
1 2 3 4 5
Pergerakan 2 2 3 4 4
ekstremitas
Kekuatan otot 2 3 3 4 4 melakukan ambulasi.
Terapeutik
Edukasi
1. Meningkat
2. Cukup menurun
3. Sedang
4. Cukup meningkat
5. meningkat
ambulasi
2. Gangguan komunikasi verbal Komunikasi verbal (L.13118, SLKI hal 49) Promosi komunikasi:Defisit bicara
b.d gangguan neuromuskular (I.13492, SIKI hal 373)
1). Definisi : kemampuan menerima,
d.d tidak mampu berbicara
memproses, mengirim, 1). Definisi : menggunakan teknik
atau mendengar
dan/atau menggunakan system simbil komunikasi tambahan pada individu
dengan gangguan bicara.
2). Ekspektasi : meningkat
2). Tindakan
3). Kriteria hasil :
Observasi
1 2 3 4 5
Kemampuan 2 2 3 4 5 bicara
berbicara
- Monitor proses
Kemampuan 4 4 4 4 5 kognitif, anatomis dan
mendengar fisiologis yang berkaitan
dengan bicara (mis.memori
Kesesuaian 3 4 4 5 5
pendengaran, dan bahasa)
ekspresi
wajah/tubuh - Monitor frustasi,
marah, depresi, atau hal-hal
lain yang menggangu bicara
Terapeutik
1. Meningkat
2. Cukup menurun
3. Sedang
4. Cukup meningkat isyarat tangan, komputer)
Edukasi
Kolaborasi
1. Meningkat Edukasi
Kolaborasi
- Kolaborasi dalam
meminimalkan
dalam
prosedur/tindakan
Kolaborasi
- Kolaborasi pemebrian
medikasi sebelum makan
(mis.preda nyeri, antimietik),
jika perlu
- Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrient yang
dibutuhkan, jika perlu
5. Gangguan menelan Status menelan (L.06053, SLKI hal 118) Dukungan perawatan diri
b.d gangguan : makan/minum
1). Definisi : jalan makanan dari mulut
serebrovaskuler
sampai abdomen adekuat. 1). Definisi : memfasilitasi
d.d mengeluh sulit menelan.
pemenuhan kebutuhan makan
2). Ekspektasi : membaik
minum.
IR-ER
2). Tindakan
Observasi
Terapeutik
1 2 3 4 5
Mempertahanka 2 2 2 2 2
n makanan di
mulut
Reflek menelan 2 3 3 3 4
Kemampuan 2 3 3 3 4
mengosongkan
mulut - Atur posisi yang nyaman untuk
makan/minum
Edukasi
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
obat (mis.analgesik,
antiemetic),
Keterangan :
1. Meningkat
2. Cukup menurun
3. Sedang
4. Cukup meningkat
5. Meningkat
sesuai indikasi.
6. Deficit perawatan diri b.d Perawatan diri (L.11103, SLKI hal 81) Dukungan perawatan diri (I.11348,
gangguan neuromuscular SIKI hal 36)
1). Definisi : kemampuan melakukan atau
d.d tidak mampu mandi/
menyelesaikan aktivitas perawatan diri. 1). Definisi : memfasilitasi
mengenakan pakaian/
pemenuhan kebutuhan perawatan
makan/ ke toilet/ berhias 2). Ekspektasi : meningkat
diri
secara mandiri.
3). Kriteria hasil:
2). Tindakan
IR-ER
Observasi
- identifikasi kebiasaan
aktivitas perawatan diri sesuai
usia.
Terapeutik
1 2 3 4 5
Minat melakukan 2 2 3 3 4
perawatan diri
Verbalisasi 2 2 3 3 4
keinginan
melakukan
perawatan diri
Mempertahankan 2 3 4 4 4
kebersihan diri - Sediakan lingkungan yang
terapeutik (mis.suasana
hangat, rileks, privasi)
Edukasi
- Anjurkan melakukan
perawatan diri secara
konsisten sesuai kemampuan
Keterangan :
1. Meningkat
2. Cukup menurun
3. Sedang
4. Cukup meningkat
5. Meningkat
DAFTAR PUSTAKA
Baharudin. 2010. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Persyarafan.Depkes. Jakarta.
Djuanda, 2010.Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Gangguan Sistem
Persyarafan. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Geyer, N. F., 2011. Stroke Panduan Latihan Lengkap. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persadaiui.
Gofir, Abdul. 2009. Evidence Base Medicine : Manajemen Stroke. Pustaka
Cendekia Press. Yogyakarta
Junaidi I, 2011.Stroke Waspadai Ancamannya. Yogyakarta : penerbit Andi