B. Etika Konsum-WPS Office
B. Etika Konsum-WPS Office
Menurut Islam, anugerah-anugerah Allah itu milik semua manusia dan suasana
orang tertentu tidak berarti bahwa mereka dapat memanfaatkan anugerah-anugerah itu
untuk mereka sendiri; sedangkan orang lain tidak memiliki bagiannya sehingga
banyak di antara anugerah-anugerah yang diberikan Allah kepada umat manusia itu
mempergunakan harta dengan cara yang salah, yakni, menuju tujuan-tujuan yang
terlarang seperti penyuapan, hal-hal yang melanggar hukum atau dengan cara yang
tanpa aturan. Setiap kategori ini mencakup beberapa jenis penggunaan harta yang
melanggar hukum dalam hal seperti makanan, pakaian, tempat tinggal atau bahkan
pemborosan. Konsumsi diatas dan melampaui tingkat moderat (wajar) dianggap israf
Salah satu ciri penting dalam Islam adalah bahwa ia tidak hanya mengubah
legislatif yang perlu untuk mendukung dan memperkuat tujuan-tujuan ini dan menghindari
penyalahgunaannya. Ciri khas Islam ini juga memiliki daya aplikatifnya
terhadap orang yang terlibat dalam pemborosan atau tabzir. Dalam hukum (fiqih)
dianggap perlu, dilepaskan dan dibebaskan dari tugas mengurus harta miliknya
sendiri. Dalm pandangan syari’ah dia seharusnya diperlukan sebagai orang tidak
mampu dan orang lain seharusnya ditugaskan untuk mengurus hartanya selaku
wakilnya.
dimensi spritual, kepentingan orang lain dan tanggung jawab atas segala
perilakunya.
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat
syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu” (QS Al-Baqarah: 168)
“Katakanlah: “Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah
bagi orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia, khusus (untuk mereka
saja) di hari kiamat. Demikianlah kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi orang-
orang yang mengetahui” (QS Al-A’Raaf: 32) Pemanfaatan atas karunia Allah tersebut harus dilakukan
secara adil sesuai
norma perilaku ini baik untuk hal-hal yang bersifat material maupun spiritual
sesuai dengan kemampuannya atas barang-barang ciptaan Allah ini. Atas segala
karunia yang diberikan oleh Allah, manusia dapat berkehendak bebas, namun
kebebasan ini tidaklah berarti bahwa manusia terlepas dari qadha dan qadar yng
kehendak Allah.
5. Halal
serta akan menimbulkan kemaslahatan untuk umat baik secara material maupun
spiritual. Sebaliknya benda-benda yang buruk, tidak suci (najis), tidak bernilai,
tidak dapat digunakan dan juga tidak dapat dianggap sebagai barang-barang