Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

TEORI PERKEMBANGAN PSIKOSEKSUAL (SIGMUND FREUD)

“PSIKOLOGI PERKEMBANGAN”

DOSEN PENGAMPU :

JEFFRY S. SUPARDI, S. Psi., M.Psi.

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 1

1. DEVITA
2. ELLA INDRA SARI
3. DELLA MAHDALENA
4. AGAM PANGESTU
5. ELISA SAPUTRI

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA INSTITUT AGAMA


KRISTEN NEGERI TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan peryertaan-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul Perkembangan Psikoseksual

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas dari bapak Jeffry S. Supardi, S. Psi., M.Psi. pada mata kuliah Psikologi
Perkembangan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
kami selaku penulis dan bahkan pembaca mengenai pemahaman teori
Psikoseksual dari tokoh Sigmund Freud.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Jeffry S. Supardi, S. Psi.,


M.Psi. selaku dosen mata kuliah Psi Perkembangan yang telah memberikan tugas
ini sehingga menambah pengetahuan dan wawasan kami.

kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berpartisipasi dalam penulisan makalah ini.

kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kami menantikan kritik dan saran yang membangun
demi kesempurnaan makalah ini.

Palangka Raya, 23 September 2021

KELOMPOK I
DAFTAR ISI

JUDUL
KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI...........................................................................................................3

BAB I.......................................................................................................................4

PENDAHULUAN...................................................................................................4

A.Latar Belakang Masalah...................................................................................4

B.Rumusan Masalah.............................................................................................6

C.Tujuan...............................................................................................................6

D.Manfaat.............................................................................................................7

BAB II.....................................................................................................................8

KAJIAN TEORI....................................................................................................8

A. Tahapan perkembangan seksual menurut Freud.............................................9

1. Fase Oral (0-1 Tahun)...................................................................................9

2. Fase Anal (1-3 Tahun)................................................................................10

3. Fase Falik (3-6 Tahun)................................................................................11

4. Fase Latent (7-10 Tahun)............................................................................11

5. Fase Genital (12 Tahun- ke atas)................................................................12

BAB III..................................................................................................................13

KESIMPULAN DAN SARAN............................................................................13

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................15
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Sebelum masuk ke dalam pembahasan psikoseksual yang lebih
rinci, di sini kami akan memberikan pemahaman mengenai apa itu seks
dan seksualitas dengan tujuan memberikan pemahaman bagi pembaca agar
mudah memahami dan terlepas dari kesalahpahaman terkait pengertian
keduanya. Jadi perlu kita ketahui bahwa keduanya memiliki pengertian
yang berbeda. Mari simak baik-baik pengertian keduanya. Seks adalah ciri
anatomis dan fisiologis yang menjelaskan hubungan fisiologis (aktivitas
seksual genital) antara pria dan wanita atau antar individu. Setelah
memahami apa itu seks dan seksualitas, mari kita bahas konsep seks dari
sudut pandang psikologis. Seks adalah bagaimana orang berpikir tentang
diri mereka sendiri dan bagaimana mereka mengkomunikasikan perasaan
ini kepada orang lain melalui tindakan seperti menyentuh, memeluk, atau
perilaku yang lebih halus (seperti gerak tubuh, pakaian, dan kosa kata,
termasuk pikiran, pengalaman, nilai, fantasi, dan emosi). Pada dasarnya
semua aspek seks mempengaruhi dan dipengaruhi oleh aspek biologis,
psikologis, sosiologis, budaya, dan spiritual. Kita sudah mengetahui bahwa
psikologi adalah ilmu yang mempelajari dan membahas tentang perilaku
terbuka dan tertutup manusia (baik sebagai individu maupun kelompok)
dan lingkungannya.

Teori Sigmund Freud tentang perkembangan psikoseksual adalah


salah satu teori yang paling terkenal, tetapi juga salah satu teori yang
paling kontroversial. Nama lengkap Sigmund Freud adalah Sigismund
Schlomo Freud, beliau suka mengubah namanya sendiri dari "Sigismund"
menjadi "Sigmund" pada tahun 1878. Lahir pada 6 Mei 1856 di Moravia,
Kerajaan Austria (sekarang Pribor, Republik Ceko). Ia lulus dari kampus
Universitas Vienna, angkatan 1881, mahir dalam bidang psikoanalisis, dan
dikenal sebagai bapak psikoanalisis. Salah satu penghargaan yang pernah
diraihnya adalah Goethe Prize pada tahun 1930.
Namun, usianya kurang dari seratus tahun, dan Sigmund Freud
meninggal pada 23 September 1939 di London, Inggris, pada usia 83
tahun. Freud percaya bahwa kepribadian dikembangkan melalui
serangkaian tahap masa kanak-kanak. Pada tahap ini, energi pencarian diri
untuk kebahagiaan terkonsentrasi di area tertentu. Energi mental seksual
atau hasrat seksual digambarkan sebagai kekuatan pendorong di balik
perilaku. Perkembangan manusia dalam psikoanalisis merupakan
gambaran yang sangat rinci tentang proses perkembangan psikologi sosial
dan psikologi seksual sejak lahir hingga dewasa. Dalam teori Freud, setiap
orang harus melalui serangkaian tahapan perkembangan dalam proses
menjadi dewasa, dan tahapan tersebut sangat penting untuk pembentukan
ciri-ciri kepribadian yang permanen. Freud membagi perkembangan
psikoseksual ke dalam lima tahap yanki, meliputi fase oral, tahap anal,
tahap falik, tahap laten, dan tahap genital.
Tahapan perkembangan psikoseksual memberikan dampak yang
beraneka ragam terhadap perkembangan anak pada masa dewasa. Jadi
setiap tahapan perkembangan ini, baik itu oral, anal, falik, laten, dan
genital itu semua ada hal-hal dilalui seseorang sehingga ada konflik di
setiap tahapan perkembangan yang berbeda-beda dampaknya.sebagai
contoh jika tahap-tahap psikoseksual selesai dengan sukses, hasilnya
adalah kepribadian yang benar. Jika masalah tertentu tidak diselesaikan
pada tahap yang tepat, fiksasi dapat terjadi. Apa itu fiksasi? Fiksasi adalah
focus yang gigih pada tahap awal psikoseksual. Walaupun konflik ini
diselesaikan, individu akan tetap “terjebak” dalam tahap ini.
Perkembangan kepribadian manusia diciptakan karena
psikoseksualnya. Dalam hal perkembangan juga mencakup konsep usia,
dari awal pembuahan sampai akhir kematian. Konsep pengembangan
organisasi yang didasarkan pada tingkat integrasi pertumbuhan,
kedewasaan, dan pembelajaran yang lebih tinggi berkembang menjadi: (1)
perubahan organisme yang terus menerus dan bertahap dari lahir sampai
mati, (2) pertumbuhan, (3) perubahan bentuk dan jasmaniah ke fungsional
(4) dasar-dasar yang tidak dipelajari kematangan atau munculnya pola
perilaku.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, dapat diidentifikasi
permasalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud psikoseksual?
2. Jelaskan tahap perkembangan psikoseksual yang dikemukakan oleh
Sigmund Freud!
3. Bagaimana tanggapan orang tua secara verbal dan nonverbal terhadap
munculnya seksualitas anak berdampak pada sikap dan perasaan
seksual yang berkembang pada anak?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui lebih rinci mengenai pengertian psikoseksual.
2. Memberikan kita wawasan pengetahuan dan pemahaman mengenai
tahap psikoseksual yang dikemukakan oleh Sigmund Freud.
3. Mendapatkan tanggapan orang tua mengenai dampak munculnya
seksualitas yang berdampak pada sikap dan perasaan seksual yang
berkembang pada anak.
D. Manfaat
Adapun Manfaat penelitian ini ialah:
1. Secara Teoritis
Secara teoritis penelitian ini dapat menyumbangkan pemikiran kepada
pendidik dalam rangka dijadikan bahan informasi sebagai masukan
bagi lembaga-lembaga pendidikan yang berguna meningkatkan mutu
pendidikan .
2. Secara Praktis
Adapun kegunaan praktis dalam penelitian ini adalah:
a. Bagi Anak
Mengembangkan sosial pada anak usia dini.
b. Bagi Orangtua
Sebagai panduan orangtua untuk perkembangan kecerdasan sosial
anak usia dini.
c. Sebagai panduan guru untuk perkembangan kecerdasan psikososial
anak usia dini di sekolah.
BAB II

KAJIAN TEORI

Freud menjelaskan psikoseksual adalah masalah yang berkaitan dengan


tumbuh dan berkembangan kepribadian seseorang sejalan dengan pertumbuhan
dan perkembangan tubuh. Apabila kebutuhan dalam tahap memperoleh kepuasan
ini tidak berjalan dengan begitu baik maka hal tersebut akan menjadi penghambat
dalam proses tumbuh dan berkembangnya kepribadian seorang anak. Psikoseksual
berkaitan dengan aspek - aspek yaitu; aspek mental, emosional, dan perilaku dari
perkembangan seksual. Ketika individu mengalami kegagalan pada suatu tahap,
maka ia tidak akan dapat melanjutkan ke tahap berikutnya. Contohnya saja,
seseorang dengan fiksasi oral kemungkinan besar dapat memiliki masalah yang
berkaitan dengan makan, minum, merokok, dan menggigit kuku. Menurut Freud
anak dalam usia dini akan mengalami 3 tahap awal perkembangan psikoseksual. 3
tahap ini adalah tahap oral, tahap anal dan tahap falik.

Fiksasi adalah keadaan ketika seseorang terus fokus pada satu hal dengan
tujuan untuk mendapatkan kesenangan dan terpenuhinya kebutuhan emosional
tertentu. Kebutuhan ini belum teratasi pada tahap awal perkembangan psikologis
seksual. Oleh karena itu, fiksasi dapat menyebabkan seseorang menjadi melekat
pada seseorang atau sesuatu sejak kecil dan berlanjut hingga dewasa.

Sigmund Freud menekankan motivasi seksual.Menurut Freud. Dalam


pandangan Freud, apakah kebutuhan akan perkembangan berjalan sesuai dengan
norma-norma tertentu? Namun, anak - anak bergantung pada orang dewasa dalam
banyak aspek, seperti makan, merawat, membimbing, merasa aman, mencegah
penyakit, dll. Oleh karena itu, setiap orang tua mempunyai tugas melakukan
pembinaan terhadap anak harus memahami permasalahan yang dihadapi anak
dalam masa pertumbuhan dan perkembangannya. Untuk mencapai kedewasaan,
sebagai individu, seorang anak harus melalui beberapa tahap perkembangan.
Setiap tahap pengembangan memiliki tugas pengembangan yang harus dilakukan.

A. Tahapan perkembangan seksual menurut Freud

1. Fase Oral (0-1 Tahun)

Pada fase oral, sumber utama interaksi bayi terjadi melalui rongga
mulut, sehingga pencarian akar dan refleks menghisap sangat penting.
Mulut sangat penting untuk makan, dan bayi berasal kesenangan dari
rangsangan oral melalui kegiatan memuaskan seperti mencicipi dan
mengisap. Karena bayi sepenuhnya bergantung pada pengasuh
(bertanggung jawab untuk memberi makan anak), bayi juga
mengembangkan rasa percaya dan nyaman melalui stimulasi oral. Konflik
utama pada tahap ini adalah proses penyapihan, dan anak harus
mengurangi ketergantungan pada pengasuh. Jika fiksasi terjadi pada tahap
ini, Freud percaya bahwa orang tersebut akan memiliki masalah
ketergantungan atau agresivitas. Akibat terjadinya fiksasi oral yaitu
masalah dengan minum, merokok, makan, atau menggigit kuku.
2. Fase Anal (1-3 Tahun)

Pada tahap anal, Freud percaya bahwa fokus utama libido adalah
untuk mengontrol kandung kemih dan buang air besar. Konflik utama
pada tahap ini adalah pelatihan toilet. Anak-anak harus belajar
mengendalikan kebutuhan fisik mereka. Mengembangkan kontrol
semacam ini membawa rasa pencapaian dan kemandirian. Menurut
Sigmund Freud, keberhasilan pada tahap ini tergantung pada cara orang
tua melakukan pendekatan pelatihan toilet. Menggunakan pujian dan
penghargaan ketika orang tua menggunakan toilet pada waktu yang tepat
akan mendorong hasil positif dan membantu anak merasa mampu dan
produktif.

Freud percaya bahwa pengalaman positif pada tahap ini adalah


dasar bagi orang untuk menjadi orang dewasa yang cakap, produktif, dan
kreatif. Namun, tidak semua orang tua akan memberikan dukungan dan
dorongan yang dibutuhkan anak-anak mereka pada tahap ini. Sebaliknya,
beberapa orang tua akan menghukum, mengejek atau mempermalukan
anak-anak mereka karena kecelakaan anak-anak mereka. Menurut Freud,
respon orang tua yang tidak sesuai dapat menciptakan hasil negatif.
3. Fase Falik (3-6 Tahun)

Pada tahap penis, fokus utama hasrat seksual adalah alat kelamin.
Anak-anak juga menemukan perbedaan antara pria dan wanita. Freud juga
percaya bahwa anak laki-laki mulai menganggap ayah mereka sebagai
saingan perasaan ibu mereka. Kompleks Oedipus menggambarkan
perasaan menginginkan seorang ibu dan ayah pengganti. Namun, anak itu
juga takut akan dihukum oleh ayahnya karena perasaan ini, dan Freud
takut disebut kecemasan pengebirian. Istilah kompleks Electra telah
digunakan untuk menggambarkan perasaan serupa yang dialami oleh
gadis-gadis muda. Namun, Freud percaya bahwa anak perempuan tidak iri
dengan pengalaman penis. Akhirnya, anak menyadari bahwa ia mulai
mengidentifikasi dengan orang tua sesama jenis sebagai cara untuk
menggantikan orang tua.

4. Fase Latent (7-10 Tahun)

Masa inkubasi (5-12 tahun) disebut juga masa diam. Ciri-ciri tahap
ini adalah peningkatan sublimasi dan pemindahan objek kepuasan seksual.
Sublimasi meliputi kecerdasan, keterampilan, dan aktivitas sosial. Selama
masa inkubasi, mereka mulai mengenal teman sebayanya dan mulai
mengenal kegiatan sosial seperti sekolah, belajar, dan bermain. Id tidak
akan pernah hilang, tetapi akan ditransfer ke ego untuk aktivitas yang lebih
otentik. Menurut beberapa ahli dan pakar, hasrat seksual tidak selalu
merupakan hasrat seksual. Masa inkubasi merupakan tahap dimana
superego perlu dilatih atau diperkuat.
5. Fase Genital (12 Tahun- ke atas)

Tahap ini adalah kembalinya hasrat seksual, tetapi objeknya bukan


lagi ibu atau orang tua, melainkan lawan jenis. Ada narsisme dan
keegoisan di tahap genital. Narsisme adalah penghargaan diri. Cinta itu
narsis seperti monyet, mengejar kebahagiaan pribadi. Altruisme berarti
bahwa pada akhirnya manusia selalu altruistik dan ingin berkorban untuk
orang lain. Adanya kematangan diri manusia ditandai dengan tahapan
sublimasi, identifikasi, dan anal (delayed gratification).
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

Psikoseksual adalah masalah yang berkaitan dengan tumbuh dan


berkembangan kepribadian seseorang sejalan dengan pertumbuhan dan
perkembangan tubuh. Apabila kebutuhan dalam tahap memperoleh kepuasan ini
tidak berjalan dengan begitu baik maka hal tersebut akan menjadi penghambat
dalam proses tumbuh dan berkembangnya kepribadian seorang anak. Dapat
disimpulkan bahwa perkembangan anak merupakan proses pematangan individu
yang mengacu pada kesempurnaan fungsi sosial dan psikologis anak dan
berlangsung sepanjang hayat. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan
antara lain: (1) faktor genetik (warisan sejak lahir/ bawaan; (2) faktor lingkungan;
(3) Kematangan organ dan fungsi mental (4) Aktivitas anak sebagai subjek bebas
dengan kemauan dan kemampuan pilih, kita dapat menolak atau menyetujui,
memiliki emosi, dan berusaha untuk memantapkan diri.

Faktor lain yang juga tidak kalah penting adalah faktor didikan dari orang
tua, karna anak-anak akan mencontoh apa yang dilakukan orang tua nya,
mengingat bahwa guru pertama anak adalah orang tua, dengan ini orang tua harus
ekstra hati-hati dan ekstra sabar dalam mendidik anak, karena jika tindakan orang
tua tersebut menyimpang maka anak tersebut pun akan mengikuti jejak orang tua
nya. Konsep Psikoseksual Sigmund Freud membahas masalah psikologis seksual
sebenarnya membahas masalah tumbuh dan berkembangnya kepribadian itu
seperti tumbuh dan semangat berkembangnya tubuh dalam faktor seksualitas
memainkan kunci peran.

Jadi teori Freud tidak jauh dari kata itu, Freud tidak percaya pada energi
psikologi seksual atau hasrat seksual digambarkan sebagai kekuatan pendorong di
balik perilaku. Menurut Freud, kepribadian terutama terbentuk dalam lima tahun
pertama dan sangat penting untuk pengembangan lebih lanjut kehidupan masa
depan. Jika tahap psikologi seksual berhasil diselesaikan, maka hasilnya adalah
kepribadian yang sehat.
DAFTAR PUSTAKA

1. https://ruangguruku.com/tahap-perkembangan-psikososial-menurut
sigmund-freud/
2. https://www.kompasiana.com/mufidahfisha/55282a476ea83448558b45ae/t
eori-psikoseksual-menurut-sigmund-freud#
3. https://media.neliti.com/media/publications/181346-ID-pengaruh-fase-
oral-terhadap-perkembangan.pdf

Anda mungkin juga menyukai