Anda di halaman 1dari 5

KONSEP KEWAJIBAN DAN EKUITAS

A. Definisi Kewajiban
FASB (1980 : par 28) menawarkan definisi kewajiban (hutang) sebagai berikut :
“Liability are probable future sacrifices of economic benefit arising from present
obligation of particular entity to transfer asets or provide serices to other entities in the future as
a result of pas transactions.”
Jadi, Kewajiban merupakan hutang perusahaan masa kini yg timbul dari peristiwa masa
lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari penyerahan barang atau
jasa.Pengertian utang memiliki dua komponen :
a. Adanya kewajiban sekarang, maksudnya saat sekarang entitas memiliki tanggung
jawab yg tidak dapat dihindari untuk menyerahkan barang/jasa yg timbul dari
pembelian barang/jasa, kerugian yg ditanggung oleh perusahaan.
b. Berasal dari transaksi/peristiwa masa lalu telah terjadi, saat barang diterima bukan
saat dipesan
Utang timbul ketika barang/jasa yang diperoleh merupakan transaksi yang
menimbulkan kewajiban untuk membayar ke pihak lain. Kalau kewajiban untuk membayar
barang/jasa yg diperoleh di masa datang tidak dapat dianggap utang
Faktor yang menyebabkan terjadinya utang :
1. Contractual liabilities, utang yg timbul akibat adanya ketentuan formal berupa
peraturan hukum untuk membayar kas atau menyerahkan jasa pada pihak lain
2. Constructive liabilities, kewajiban yang sengaja diciptakan untuk tujuan/kondisi
tertentu. Contoh : janji perusahaan untuk memberikan bonus
3. Equitable liabilities, kewajiban yg timbul karena ada keharusan untuk membuat
pembayaran di masa datang demi hubungan bisnis yg baik atau kebiasaan
pelaku bisnis yg dianggap baik. Contoh : hutang garansi
Pembuktian Secara Hukum
Seluruh kewajiban kepada pihak lain seharusnya didukung oleh dokumen hukum,
namun beberapa kewajiban ada yang tidak didukung oleh dokumen hukum.
Kewajiban yang Ditangguhkan
Biasanya kita mengenal beban yang ditangguhkan dan diakui sebagai aktiva. Sama
halnya dengan aktiva, terdapat beberapa transaksi yang harus diakui sebagai kewajiban
untuk mentransfer aktiva atau jasa dikemudian hari dan diakui sebagai kewajiban.
Hasil Transaksi atau kejadian di masa lalu
Persyaratan ini menjadi jaminan bahwa kewajiban yang timbul adalah merupakan
hasil dari transaksi, bukan suatu kejadian yang akan datang.
Off Balance Sheet Financing
1. Joint venture
Masing—masing perusahaan yg menjadi anggota joint venture tdk ada yg
memiliki kepemilikan lebih dari 50% sehingga ketika mempunyai pinjaman tidak
akan tampak dalam neraca perusahaan induk karena tidak wajib membuat
laporan keuangan konsolidasi.
2. Persekutuan terbatas
Ketika anggota sekutu memperoleh pinjaman maka tidak akan masuk dalam
perusahaan yang berbentuk persekutuan terbatas.
3. Pembelian dengan sewa guna usaha(Lease)
Sewa yang dilakukan dengan operating lease tidak ada pengakuan aktiva dan
kewajiban bagi lessee.
4. Finance subsidiary
Membeli saham-saham yang bergerak dibidang lain sehingga tidak perlu ada
laporan konsolidasi dengan perusahaan induk.
Kerugian yang belum pasti (Loss Contingencies)
Sulit untuk menentukan suatu kewajiban sudah terjadi atau belum. Prinsip kehati-
hatian mengharuskan pengakuan kewajiban meskipun belum pasti terjadi.
Kriteria Pengakuan
Beberapa kriteria pengakuan kewajiban:
1. Relience of The Law (berdasarkan hukum), pengakuan untuk sebagian besar kewajiban
tergantung substansi hukumnya.
2. Use of The Conservatism Principle (penggunaan prinsip konservasi),kerugian boleh
diakui meskipun belum terealisir, tapi keuntungan belum boleh diakui sebelum
terealisir.
3. Penetuan suatu transaksi memiliki substansi ekonomi, berhubungan dengan kualitas
informasi akuntansi yang relevan. Bila suatu transaksi dinyatakan memiliki substansi
ekonomi, maka penting untuk dicatat dan dilaporkan.
4. Nilaianya dapat diukur, Apabila kewajiban tidak dapat diukur secara pasti, maka
kewajiban tersebut tidak dapat diakui.
B. Definisi Ekuitas
Ekuitas pada dasarnya bukan kewajiban namun klaim sisa terhadap aktiva suatu entitas
setelah dikurangi kewajiban/utang. Karakteristik ekuitas :
1. Ekuitas sama dengan selisih antara aktiva dan hutang perusahaan
2. Ekuitas dapat bertambah/berkurang karena kenaikan atai penurunan aktiva neto baik yang
berasal dari sumber bukan pemilik (pendapatan dan biaya) maupun investasi oleh pemilik
Teori ekuitas, teori yg menjelaskan sudut pandang yang digunakan dalam akuntansi
berkaitan degnan penyusunan dan penyajian laporan keuangan
1. Teori proprietary, Aktiva – Hutang = Modal
Memusatkan perhatian pada pemilik, tujuan perusahaan untuke meningkatan kemakmuran
pemilik. Aktiva merupakan kekayaan pemilik sedangkan hutang merupakan kewajiban
pemilik. Teori ini cocok untuk perusahan perseorangan dan firma, tidak cocok untuk
perusahaan perseroan terbatas. Maka penguuran yang relevan adalah menggunakan current
value daripada historical value
2. Teori entitas, Aktiva = Hutang + Modal
Pemisahan kepentingan pribadi pemilik dengan kepentingan perusahaan. Laba bersih tidak
dianggap sebagai laba bersih utk pemilik. Biaya dikurangkan dari penghasilan dan selisihnya
merupakan laba perusahaan yg akan didistribusikan kepada pemegang saham dalam bentuk
dividen atau diinvestasikan kembali ke perusahaan. Teori ini cocok untuk perusahaan
berbentuk perseroan terbatas
3. Teori ekuitas residual, Aktiva – Entitas Khusus = Ekuitas residual
Pandangan antara teori proprietary dan teori entitas. Ekuitas khusus meliputi kreditur dan
pemegang saham preferen. Pendekatan ekuitas residual bertujuan untuk memberikan
informasi yang lebih baik kepada pemegang saham biasa dalam rangka pengambilan
keputusan investasi
4. Teori enterprise
Perusahaan dianggap sebagai lembaga sosial yang dioperasikan dalam rangka memberikan
manfaat bagi banyak pihak yang berkepentingan, meliputi pemegang saham, kreditur,
pegawai, konsumen, pemerintah, dan masyarakat umum. Konsep ini cocok diterapkan untuk
perusahaan skala besar dan modern
5. Teori dana, Aktiva = Restriksi Aktiva
Unit aktivitas operasi (aktiva, kewajiban, dan restriksi) merupakan dasar akuntansi. Aktiva
menggambarkan jasa prospektif kepada dana/unit operasi. Hutang merupakan rektriksi
aktiva khusus/umum dari dana. Modal merupakan restriksi legal atau financial untuk
menggunakan aktiva.
C. Penilaian/pengukuran kewajiban dan ekuitas
Dasar pengukuran kewajiban adalah jumlah rupiah sumber ekonomi yang harus
dikorbankan apabila pada saat penilaian hutang harus dilunasi. Pengukuran merupakan hasil
akhir dari proses penilaian sehingga merupakan bagian dari penilaian juga.
Dasar yang digunakan dalam penilaian :
1. Current market value, yang sering dijadikan dasar penilaian kewajiban. Nilai sekarang tapi

juga memperhitungkan kapan utang dilunasi PV =


F
¿¿
2. Net settlement value (nilai pelunasan neto), sudah menentukan berapa yang harus
dibayarkan saat ini tapi pembayarannya masih di saat mendapatang
3. Discounted value
4. Fair value

D. Pengakuan kewajiban dan ekuitas

Pengakuan merupakan kapan kewajiban diakui sebagai utang dalam laporan keuangan. Secara
umum kewajiban dicatat saat keharusan telah mengikat. Kriteria pengakuan kewajiban dan ekuitas :

1. Reliance on the Law


Dasar hukum yang menyebabkan terjadinya kewajiban, kewajiban diakui karena adanya
transaksi pembelian kredit dan pembelian aktiva tetap yg didukung oleh kontrak.
Contohnya : faktur pembelian dan tanda terima barang. Kriteria ini kewajiban dicatat ketika
sudah ditagih menggunakan invoice.
2. Use of the conservatism principle
Kerugian boleh diakui meskipun belum terealisasi, sehingga kewajiban diakui lebih awal.
Contoh : perusahaan kalah dalam persidangan dan naik banding. Meskipun belum ada
putusan banding, kerugian akibat kalah sidang harus diakui.
3. Substansi ekonomi transaksi
Jika transaksi memiliki substansi ekonomi maka segera dicatat dan dilaporkan. Substansi
ekonomi berkaitan dengan relevansi informasi akuntansi. Meskipun belum ada tagihan tapi
sudah diakui sebagai kewajiban karena substansi ekonominya sudah terjadi. Sudah ada
kepastian terjadinya kewajiban karena nanti akan ditagih by system.

4. Nilainya dapat diukur


Jika tidak dapat diukur dengan pasti, maka kewajiban tidak dapat diakui. Jika pengukuran
kewajiban sangat subjektif maka lebih baik kewajiban tidak dicatat. Saat kewajiban sudah
dapat diukur maka langsung dicatat meskipun belum terjadi. Ada keandalan untuk mengukur
dan menentukan berapa kewajibannya.

Anda mungkin juga menyukai