Tugas 4 - UH - Kelompok 4
Tugas 4 - UH - Kelompok 4
Disusun oleh :
Fitria (20862321027)
M. Ahyari F (20862321066)
21 Maret 2021
Hadits Maudhu’ dan Kriteria Kepalsuannya
Secara etimologis, kata maudhu’ adalah isim maf’ul dari kata wadha’a
menetapkannya.
menyatakan bahwa hadis maudhu’ adalah “suatu berita yang diciptakan oleh
sebagai berikut1:
sebagai hadis oleh rawi penyampainya riwayat itu adalah hadis buatan
sebagai hadis Nabi saw, adalah dusta dan tipuan belaka dari dirinya
1
Mohammad Najib, Pergolakan Politik Umat Islam dalam Keminculan Hadis Maudhu’.. hlm.41
sendiri karena bukan dari Nabi saw,. Hanya dia sendiri yang
pembuatan hadis dusta yang disebut sebagai hadis Nabi saw, itu
Rasulullah saw. Atas dasar ini maka hadis maudhu’ merupakan seburyk-
buruknya hadis dari hadis dha’if sehingga tidak dapat dijadikan sebagai hujjah.
2
Mohammad Nor Ichwan, Studi Ilmu Hadis.. hlm.152
3
Mohammad Najib, Pergolakan Politik Umat Islam dalam Keminculan Hadis Maudhu’.. hlm.62
a. Bila disebuah hadis terdapat periwayat yang dikenal sebagai seorang
Abu Ishmah Nuh ibn Abi Maryam mengaku sendiri bahwa ia telah
Quran. Demikian pula Abd al-Karim ibn Abi al-Auja yang mengaku
telah membuat 4000 hadis, yang mengenai hukum halal dan haram
meriwayatkan hadis dari syeikh yang tidak pernah berjumpa atau bahkan
Hal ini seperti yang pernah dilakukan oleh Ma’mun ibn Ahmad as-Sarawy
yaitu yang tiga diatas dan tambahan tanda yang lain yaitu keadaan perawi
4
Muh. Zuhri, Hadis Nabi Telaah Histori dan Metodologis.. hlm.74
5
Teungku Muhammad Hasbi asy-Shiddieqy, sejarah dan pengantar Ilmu Hadis.. hlm.185
Tanda-tanda pada matan juga banyak sekali, namun yang perlu diingan
adalah:
a. Buruk susunan dan lafadznya. Hal ini bisa diketahui oleh orang yang betul-
orang yang fasih, terlebih Nabi saw,. Sehingga ia bisa mengatakan bahwa
hadis.
b. Rusak maknanya
Yaitu karena makna hadis berlawanan dengan soal-soal yang mudah dicerna
oleh akal dan tidak dapat pula kita takwilkan, berlawanan dengan norma-
e. Sesuai hadis denganmazhab yang dianut oleh perawi sedangkan perawi itu
f. Menerangkan suatu pahala yang sangat besar terhadap suatu perbuatan yang
kecil dan siksa yang sangat besar terhadap perbuatan yang kecil. Hal ini
C.KESIMPULAN
2. Tanda-tanda pada sanad, sedikitnya ada tiga tanda kemaudhu’an hadis pada
sanadnya, yaitu:
meriwayatkan hadis dari syeikh yang tidak pernah berjumpa atau bahkan
b. Rusak maknanya
c. Menyalahi keterangan Al-Quran, sunnah dan kaidah-kaidah kulliyyah.
e. Sesuai hadis dengan mazhab yang dianut oleh perawi sedangkan perawi
yang kecil dan siksa yang sangat besar terhadap perbuatan yang kecil.
4. hadits itu maudlu’ atau palsu menurut ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat
ialah: