Anda di halaman 1dari 6

BUPATI BUOL

PERATURAN BUPATI BUOL


NOMOR TAHUN 2014

TENTANG

PENGADAAN BARANG/JASA
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BUOL,

Menimbang : a. bahwa sebagai pelaksanaan ketentuan Pasal 99, pasal 100 dan
pasal 105 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun
2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum Daerah, perlu mengatur jenjang nilai
pengadaan barang dan/atau jasa pada Badan Layanan Umum
Daerah;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana pertimbangan
pada huruf a, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang
jenjang nilai pengadaan barang dan/atau jasa pada rumah sakit
yang ditetapkan sebagai Badan Layanan Umum Daerah;
Mengingat : 1. Undang Undang nomor …….. tahun …….. tentang Pembentukan
Kabupaten Buol
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4286);
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4355);
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4844);
5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,
2
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 48, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4502) yang telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012
tentang perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun
2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah ;
9. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah yang diubah dengan Peraturan
Presiden nomor 70 tahun 2012.
10. Peraturan Menteri Keuangan nomor 08/PMK.02/2006 tentang
Kewenangan Pengadaan Barang/Jasa pada Badan Layanan
Umum;
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 61 tahun 2007 tentang
Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
Daerah;
12. Peraturan Bupati Nomor … Tahun ….. tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah di
Kabupaten Buol.

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PENGADAAN BARANG/JASA


BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan:


1. Pemerintah Kabupaten adalah Pemerintah Kabupaten Buol;
2. Bupati adalah Bupati Buol;
3. Badan Layanan Umum Daerah yang selanjutnya disingkat BLUD adalah Satuan
Kerja Perangkat Daerah atau Unit Kerja pada Satuan Kerja Perangkat Daerah di
lingkungan pemerintah daerah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan
kepada masyarakat berupa penyediaan barang/jasa yang dijual tanpa
mengutamakan mencari keuntungan, dan dalam melakukan kegiatannya
didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas.
4. Pola Pengelolaan Keuangan BLUD, yang selanjutnya disingkat PPK-BLUD adalah
pola pengelolaan keuangan yang memberikan fleksibilitas berupa keleluasaan
untuk menerapkan praktek-praktek bisnis yang sehat untuk meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan
mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagai pengecualian dari ketentuan
pengelolaan keuangan daerah pada umumnya.
5. Praktek bisnis yang sehat adalah penyelenggaraan fungsi organisasi
3
berdasarkan kaidah – kaidah manajemen yang baik dalam rangka pemberian
layanan yang bermutu dan berkesinambungan
6. Pemimpin BLUD yang selanjutnya disebut pemimpin adalah kepala SKPD atau
Unit Kerja yang mempunyai fungsi sebagai penanggungjawab umum operasional
dan keuangan BLUD dengan sebutan yang disesuaikan nomenklatur yang berlaku
pada SKPD atau Unit Kerja yang bersangkutan.

BAB II
PRINSIP, MAKSUD DAN TUJUAN

Bagian Kesatu
Prinsip

Pasal 2

Pasal 1 Pengadaan barang/jasa pada BLUD status penuh diberikan fleksibilitas dengan
menerapkan prinsip efisiensi dan sesuai kebutuhan, berdasarkan dengan praktek
bisnis yang sehat ;
Pasal 2 Efisien sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1, mempunyai arti bahwa
pengadaan barang/jasa harus diusahakan dengan menggunakan dana dan daya
yang terbatas untuk mencapai sasaran yang ditetapkan dalam waktu yang
sesingkat- singkatnya dan dapat dipertanggungjawabkan
Pasal 3 Sesuai kebutuhan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1, mempunyai arti
bahwa barang/jasa tersebut segera dimanfaatkan dan disesuaikan dengan
persediaan minimal yang ditetapkan dengan jumlah tidak berlebihan;
Pasal 4 Pemimpin BLUD wajib menetapkan persediaan minimal bahan habis pakai
dalam rangka menjaga mutu pelayanan dan kesinambungan pelayanan.

Pasal 3

(1) Pengadaan barang dan/atau jasa pada Badan Layanan Umum Daerah yang
dananya berasal dari APBD dan atau APBN mengikuti ketentuan yang berlaku bagi
pengadaan barang dan/atau jasa bagi pemerintah padaumumnya;
(2) Pengadaan barang dan/atau jasa pada Badan Layanan Umum Daerah yang
dananya berasal dari non APBD dan atau non APBN diberikan fleksibilitas
sebagaimana menganut prinsip yang dimaksud pada pasal 2;
(3) Terhadap BLUD dengan status bertahap, tidak diberikan fleksibilitas sebagimana
dimaksud pada ayat (2) pasal ini.

Bagian Kedua
Maksud dan Tujuan

Pasal 4

(1) Pedoman penetapan jenjang nilai pengadaan barang/jasa ini dimaksudkan untuk
memberikan petunjuk dalam pelaksanaan teknis pengadaan barang/jasa bagi
SKPD atau Unit Kerja pada SKPD yang menerapkan PPK-BLUD.
(2) Pedoman penetapan jenjang nilai pengadaan barang/jasa ini bertujuan untuk
menetapkan jenjang nilai dan pelaksanaan teknis yang dipersyaratkan dalam
pengadaan barang/jasa sesuai dengan kebutuhan BLUD dalam rangka
meningkatkan mutu pelayanan dan menjaga kesinambungan pelayanan.
4
BAB III
ETIKA PENGADAAN

Pasal 5

Pengguna dan penyedia barang/jasa, serta para pihak yang terkait dalam pelaksanaan
pengadaan barang/jasa wajib mematuhi etika, sebagai berikut:
a. melaksanakan tugas secara tertib, disertai rasa tanggungjawab untuk mencapai
sasaran kelancaran dan ketepatan tercapainya tujuan pengadaan barang/jasa;
b. bekerja secara professional dan mandiri atas dasar kejujuran, serta menjaga
kerahasiaan dokumen pengadaan barang/jasa yang seharusnya dirahasiakan untuk
mencegah terjadinya penyimpangan dalam pengadaan barang/jasa;
c. tidak saling mempengaruhi baik langsung maupun tidak langsung untuk mencegah
dan menghindari terjadinya persaingan tidak sehat;
d. menerima dan bertanggung jawab atas segala keputusan yang ditetapkan sesuai
dengan kesepakatan para pihak;
e. menghindari dan mencegah terjadinya pertentangan kepentingan para pihak yang
terkait, langsung maupun tidak langsung dalam proses pengadaan barang/atau
jasa (conflict of interest);
f. menghindari dan mencegah terjadinya pemborosan dan kebocoran keuangan
negara/daerah dalam pengadaan barang/jasa;
g. menghindari dan mencegah penyalahgunaan wewenang dan/atau kolusi dengan
tujuan untuk keuntungan pribadi, golongan atau pihak lain yang secara langsung
atau tidak langsung merugikan negara/daerah;
h. tidak menerima, tidak menawarkan atau tidak menjanjikan untuk memberi atau
menerima hadiah, imbalan berupa apa saja kepada siapapun yang diketahui atau
patut dapat diduga berkaitan dengan pengadaan barang/jasa.

BAB IV
PELAKSANAAN ATAS PENGADAAN BARANG/JASA

Bagian Kesatu
Pengadaan Barang/Jasa Bersumber dari Jasa Layanan, Hibah, Kerjasama,
dan Lain-lain Pendapatan Badan Layanan Umum Daerah yang Sah

Pasal 6

(1) Pemberian fleksibilitas pada BLUD dengan status penuh sebagaimana dimaksud
pada pasal 2 dilakukan dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan dan menjaga
kesinambungan pelayanan
(2) BLUD dengan status bertahap, pengadaan barang/jasa mengikuti ketentuan
pengadaan barang/jasa pemerintah

Pasal 7

Pengadaan barang/jasa yang dananya berasal dari hibah dapat dilakukan dengan
mengikuti ketentuan pengadaan dari pemberi hibah, atau ketentuan pengadaan
barang/jasa yang berlaku bagi BLUD.

Pasal 8

(1) Ketentuan pengadaan barang/jasa yang ditetapkan kepala daerah sebagaimana


dimaksud pada pasal 6, harus dapat menjamin ketersediaan barang/jasa yang
5
lebih bermutu, lebih murah, proses pengadaan yang sederhana dan cepat serta
mudah menyesuaikan dengan kebutuhan BLUD.
(2) Pedoman Teknis Pelaksanaan Pengadaan barang dan/atau jasa ditetapkan dengan
Peraturan Pemimpin BLUD dan harus dapat menjamin ketersediaan barang/jasa
yang lebih bermutu, lebih murah, proses pengadaan lebih sederhana dan cepat
serta mudah menyesuaikan dengan kebutuhan untuk mendukung kelancaran
pelayanan BLUD

Pasal 9

(1) Proses pengadaan barang/jasa dilaksanakan berdasarkan jenjang nilai;


(2) Pelaksanaan pengadaan barang/jasa dilakukan oleh Panitia Pengadaan;
(3) Panitia Pengadaan terdiri dari personil yang memenuhi persyaratan yang
ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku dan memahami
tata cara pengadaan, substansi pekerjaan/kegiatan yang bersangkutan dan
bidang lain yang diperlukan.

Pasal 10

(1) Penetapan jenjang nilai pengadaan barang/jasa sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 9 ayat (1), dengan mempertimbangkan:
a. kesinambungan pelayanan;
b. realisasi pendapatan BLUD tahun anggaran sebelumnya;
c. nilai komponen barang/jasa yang dominan digunakan dalam opersional BLUD
setiap bulan;
d. kebutuhan yang mendesak.
(2) Realisasi pendapatan BLUD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,
bersumber dari jasa layanan, hasil kerjasama, hibah tidak terikat dan lain-lain
pendapatan BLUD yang sah.

Pasal 11
(1) Pengadaan barang dan/atau jasa pada BLUD meliputi :
a. Barang;
b. Pekerjaan konstruksi;
c. Jasa konsultasi;
d. Jasa lainnya.
(2) Dalam rangka efisiensi pembiayaan, pengadaan barang/jasa BLUD dapat ditunjuk
distributor/agen/penyalur yang mempunyai kompetensi teknis dalam menyalurkan
barang/jasa dimaksud.
Pasal 12

Pengadaan barang/jasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11, dilakukan berdasarkan


jenjang nilai yang diatur sebagai berikut:
(3) Pengadaan barang dan/atau jasa dengan nilai sampai dengan Rp. ………………..
(………..) dapat dilakukan metode pengadaan langsung kepada penyedia
barang/jasa oleh Panitia Pengadaan yang ditunjuk dengan pertanggungjawaban
berupa kwitansi pembayaran disertai metarai secukupnya;
(4) Pengadaan barang dan/atau jasa dengan nilai antara Rp. ………… (…………………)
sampai dengan Rp. ………………..(………..) dapat dilakukan dengan metode sebagai
berikut:
6
e. Pelelangan sederhana untuk pengadaan barang/jasa lainnya;
f. Pemilihan langsung untuk pengadaan pekerjaan konstruksi;
g. Seleksi sederhana untuk pengadaan jasa konsultasi.
(5) Pengadaan barang dan/atau jasa dengan nilai diatas Rp. ……………………..
(………….) dilakukan dengan metode pelelangan umum/seleksi umum

Bagian Kedua
Pengadaan Barang/Jasa Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah/Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

Pasal 13

BLUD status penuh atau BLUD status bertahap, pengadaan barang/jasa mengikuti
ketentuan pengadaan barang/jasa pemerintah.

BAB V
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pasal 14

(1) Bupati melakukan pembinaan dan pengawasan pelaksanaan Peraturan Bupati ini.
(2) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), antara lain
dalam bentuk sosialisasi, supervisi, bimbingan teknis, asistensi, pemantauan dan
evaluasi.

BAB VI
KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 15

Pada saat berlakunya peraturan Bupati ini, sebelum Pemimpin BLUD menetapkan
pedoman teknis pengadaan barang/jasa BLUD, wajib mengikuti pengadaan barang
dan/atau jasa pemerintah

BAB VII
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 16

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan : di Buol
pada tanggal : …………………..

BUPATI ,

Dr. Amirudin Rauf, SpOG

Anda mungkin juga menyukai