Anda di halaman 1dari 7

TUGAS SOSIOLOGI KELUARGA

“FUNGSI PENENTUAN STATUS DALAM KELUARGA”

Nama : fannalia
Nim : 4519022010
Kelas : Sosiologi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Burgess dan Lock keluarga adalah sekelompok orang yang disatukan oleh
ikatan perkawinan, darah atau adopsi yang merupakan satu rumah tangga yang
berinteraksi satu sama lain dalam peran sosial masing-masing sebagai suami dan istri,
ibu dan ayah, saudara laki-laki dan perempuan menciptakan budaya bersama. GP
Murdock mendefinisikan keluarga sebagai kelompok sosial yang bercirikan tempat
tinggal bersama, kerjasama ekonomi dan reproduksi. Ini mencakup orang dewasa dari
kedua jenis kelamin, setidaknya dua di antaranya memelihara hubungan seksual yang
disetujui secara sosial dan satu atau lebih anak kandung atau diadopsi dari orang
dewasa yang tinggal bersama secara seksual, demikian dikutip dari Sociology Guide.
Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang menurut tipenya terbagi atas
dua yaitu keluarga batih yang merupakan satuan keluarga yang terkecil yang terdiri
atas ayah, ibu, serta anak (nuclear family) dan keluarga luas (extended family),
demikian menurut William J Goode dalam Jurnal Musawa, Vol 6 No. 2 Desember 2014:
287-322.

Ketika mempertimbangkan peran keluarga dalam masyarakat, fungsionalis


menjunjung tinggi gagasan bahwa keluarga adalah institusi sosial yang penting dan
mereka memainkan peran kunci dalam menstabilkan masyarakat. Mereka juga
mencatat bahwa anggota keluarga mengambil peran status dalam pernikahan atau
keluarga. Keluarga dan anggotanya menjalankan fungsi tertentu yang memfasilitasi
kemakmuran dan perkembangan masyarakat. Sosiolog George Murdock melakukan
survei terhadap 250 masyarakat dan menentukan bahwa ada empat fungsi sisa
universal keluarga: seksual, reproduksi, pendidikan, dan ekonomi (Lee 1985). Dalam
setiap masyarakat, meskipun struktur keluarga berbeda-beda, empat fungsi ini
dijalankan oleh keluarga. Menurut Murdock, keluarga (yang menurutnya termasuk
keadaan perkawinan) mengatur hubungan seksual antar individu. Dia tidak menyangkal
keberadaan atau dampak seks pranikah atau di luar nikah, tetapi menyatakan bahwa
keluarga menawarkan saluran seksual yang sah secara sosial untuk orang dewasa
(Lee 1985).

Jalan keluar ini membuka jalan bagi reproduksi, yang merupakan bagian penting
untuk memastikan kelangsungan hidup masyarakat. Keluarga memainkan peran
penting dalam melatih anak untuk mempersiapkan diri pada kehidupan dewasa.
Sebagai agen utama sosialisasi dan enkulturasi, keluarga mengajarkan anak-anak cara
berpikir dan berperilaku yang mengikuti norma, nilai, kepercayaan, dan sikap sosial dan
budaya. Orang tua mengajari anak-anak mereka sopan santun dan kesopanan. Anak
yang santun mencerminkan orang tua yang santun. Orang tua juga mengajari anak
peran gender. Peran gender merupakan bagian penting dari fungsi ekonomi sebuah
keluarga. Dalam setiap keluarga terdapat pembagian kerja yang terdiri dari peran
instrumental dan ekspresif. Laki-laki cenderung mengambil peran penting dalam
keluarga, yang biasanya melibatkan pekerjaan di luar keluarga yang memberikan
dukungan keuangan dan menetapkan status keluarga. Wanita cenderung mengambil
peran ekspresif, yang biasanya melibatkan pekerjaan di dalam keluarga, yang
memberikan dukungan emosional dan perawatan fisik untuk anak-anak (Crano dan
Aronoff 1978).

Menurut fungsionalis, pembedaan peran berdasarkan jenis kelamin memastikan


bahwa keluarga seimbang dan terkoordinasi dengan baik. Setiap anggota keluarga
dipandang menjalankan peran dan fungsi tertentu untuk menjaga keberlangsungan
keluarga secara keseluruhan. Ketika anggota keluarga keluar dari peran ini, keluarga
akan kehilangan keseimbangan dan harus melakukan kalibrasi ulang agar dapat
berfungsi dengan baik. Misalnya, jika ayah mengambil peran ekspresif seperti
memberikan penitipan siang hari untuk anak-anak, ibu harus mengambil peran
instrumental seperti mendapatkan pekerjaan berbayar di luar rumah agar keluarga
dapat menjaga keseimbangan dan fungsi, demikian sebagaimana dilansir BCcampus.

B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana Penetuan Status Dalam Keluarga
b. Apa Peran Ayah dan Ibu Dalam Keluarga
c. Apa Peran Anak Dalam Keluarga

BAB II
PEMBAHASAAN
a. Penentuan Status Dalam Keluarga

Melalui lembaga perkawinan, seseorang akan mendapatkan status atau


kedudukan baru di masyarakat, sebagai suami atau istri. Otomatis, ia akan
diperlakukan sebagai orang dewasa dan mampu bertanggung jawab pada diri sendiri,
keluarga, anak-anak dan masyarakat.
Fungsi status suami adalah sebagai pemimpin dalam rumah tangga, pencari nafkah.
Istri berfungsi sebagai pendamping suami dalam menjaga keutuhan dan keharmonisan
rumah tangga. Keluarga memberikan status pada anak, bukan hanya status yang
diperoleh seperti status terkait jenis kelamin, urutan kelahiran dan hubungan
kekerabatan, tetapi termasuk status yang diperoleh orang tua, yaitu status dalam kelas
sosial tertentu.

Melalui lembaga perkawinan, seseorang akan mendapatkan status atau


kedudukan baru di masyarakat, sebagai suami atau istri. Otomatis, ia akan
diperlakukan sebagai orang dewasa dan mampu bertanggung jawab pada diri sendiri,
keluarga, anak-anak dan masyarakat. Fungsi status suami adalah sebagai pemimpin
dalam rumah tangga, pencari nafkah. Istri berfungsi sebagai pendamping suami dalam
menjaga keutuhan dan keharmonisan rumah tangga. Keluarga memberikan status pada
anak, bukan hanya status yang diperoleh seperti status terkait jenis kelamin, urutan
kelahiran dan hubungan kekerabatan, tetapi termasuk status yang diperoleh orang tua,
yaitu status dalam kelas sosial tertentu.

b. Peran Ayah dan Ibu Dalam Keluarga

Besarnya peran ayah terhadap anak juga ditunjukkan oleh beberapa hasil
penelitian yang mengungkapkan bahwa peran ayah memberi dampak positif terhadap
perkembangan anak mereka, baik secara motorik, emosional, kognitif, dan sosial.
Peran ayah juga meningkatkan motivasi prestasi belajar anak dan prestasi akademik
anak . Sementara itu, temuan lain mengungkapkan bahwa keterlibatan ayah sangat
terkait dengan penyesuaian perilaku anak , berdampak positif terhadap self-esteem
remaja dan pengungkapan diri remaja . Selain itu, keterlibatan ayah juga dapat
mencegah perilaku seks pranikah, meskipun pengasuhan seksualitas yang dilakukan
belum optimal

Melihat fakta di atas bahwa ketidakhadiran sosok ayah menyebabkan konflik


gender dan kebingungan gender, maka pembentukan identitas gender bagi anak
menjadi penting. Selanjutnya, pendidikan anak dalam keluarga haruslah diberikan sejak
dini, termasuk pembentukan identitas gender anak. Pada usia 6-8 tahun, anak mulai
masuk pada fase identifikasi20. Pada usia ini, anak banyak bergerak, mulai bergaul
dengan teman sebaya, selalu ingin tahu, banyak bertanya, mulai belajar mengenai
salah dan benar, dan sebagainya21 . Di sinilah pembentukan identitas gender anak
mulai dibimbing lebih intens oleh kedua orangtua karena anak harus tahu dengan jelas
bahwa dia adalah laki-laki atau perempuan.

Ibu merupakan sosok yang penting dalam keluarga. Ada istilah ibu rumah tangga
tetapi kita tidak pernah mendengar sebutan bapak rumah tangga. Kenapa begitu ?
karena lazimnya seluruh kebutuhan dan pemeliharaan rumah tangga diatur oleh
seorang ibu.

Ibu adalah sosok hebat di dalam keluarga. Ia bisa menjadi apa saja di dalam
sebuah keluarga. Peran ibu di dalam keluarga memang sangat besar. Ia dapat
mengayomi, mendidik, dan mengajarkan berbagai hal kepada anak-anaknya. Bahkan,
ibu juga bisa menjadi seseorang yang menjembatani komunikasi keluarga, misalnya
komunikasi antara ayah dan anaknya. Seperti yang kita ketahui, ibu memiliki peran
keluarga yang cukup besar

1 . Manager untuk mengatur urusan rumah tangga

Sebuah keluarga tentu membutuhkan seseorang yang dapat mengatur segala


kebutuhan rumah tangga. Jika ayah memiliki peran keluarga sebagai pencari nafkah,
ibu bertugas mengelola keuangan keluarga. Dengan kata lain, ibu bisa menjadi manajer
yang handal untuk mengatur segala kebutuhan anak-anak, suami, maupun dirinya
sendiri.

2.Guru yang mendidik anak-anak

Terlepas seorang ibu memiliki profesi sebagai eksekutif atau ibu rumah tangga,
sosok ibu dapat menjadi guru yang terampil dalam mendidik anak-anaknya. Bukan
sekedar mengajarkan materi pelajaran di sekolah saja, ibu juga berperan penting dalam
membentuk karakter dan perilaku anak. Ibu juga dapat menjadi guru yang mengajarkan
hal-hal yang baik atau hal buruk yang harus dihindari.

3. Koki yang menyediakan makanan keluarga

Tidak ada koki yang lebih hebat dari seorang ibu. Beliau dapat menyiapkan teh
celup dan sarapan lengkap di pagi hari sampai memasak makan malam yang bergizi
untuk keluarganya. Memikirkan menu makanan setiap hari ternyata tidak mudah, lho.
Ibu merupakan seorang koki terbaik yang berusaha menyajikan makanan enak dan
bergizi tetapi juga variatif agar keluarganya tidak bosan saat menyantap masakannya.

4.Motivator dalam keluarga

Bukan hanya sekedar menyiapkan teh berkualitas saat sedang duduk santai
bersama keluarga, ibu juga bisa menjadi motivator terbaik yang menyemangati anggota
keluarganya. Beliau juga menjadi supporter setia untuk mendukung suami dan anak-
anaknya dalam mewujudkan impian. Ketika ada salah satu anggota keluarga yang
menyerah, ibu adalah orang yang pertama membangkitkan semangat dan memotivasi
keluarganya agar tidak gampang menyerah.

5.Perawat sekaligus dokter

Ketika sedang sakit, ibu bisa menjadi perawat yang menyediakan keluarganya
secangkir teh celup hangat dan sup. Bahkan, sekalipun anak-anaknya sedang sakit, ibu
juga mampu memilihkan obat terbaik atau membuat obat tradisional sendiri. Jadi, boleh
dibilang peran ibu dalam keluarga bisa menjadi perawat sekaligus dokter.

c. Peran Anak Dalam Keluarga

Umumnya, orangtua diharapkan dapat memimpin keluarga, setidaknya saat anak-


anak masih kecil. Sementara itu, peran anak dalam keluarga secara umum adalah
mengikuti kepemimpinan orangtuanya.   Peran anak dalam keluarga bisa sama atau
berbeda pada masing-masing anak. Selain itu, seiring bertambahnya usia atau
dinamika keluarga, ada kemungkinan peran ini berubah.

1. Mengikuti kepemimpinan orangtua

Peran alami anak dalam keluarga adalah mengikuti kepemimpinan orangtua, baik ayah
atau ibu. Semua keputusan penting bagi anak akan ditentukan oleh orangtua.Gaya
kepemimpinan dalam keluarga juga dapat berpengaruh pada peran anak dalam
keluarga. Sebagian orangtua mungkin tetap membuat keputusan bagi anaknya hingga
mencapai usia dewasa atau bahkan setelah dewasa. Sebagian lainnya mungkin sedikit
demi sedikit memberikan kebebasan dan peran lebih besar pada anak di dalam
keluarga sejak usia muda.

2. Perubahan peran anak seiring waktu

Peran anak dalam keluarga dapat bertambah besar seiring bertambahnya usia. Anak
akan dapat mengajukan pendapat, memberikan usulan, atau mengungkapkan apa yang
mereka inginkan.Setelah anak-anak mampu berpendapat, menyatakan ketidaksetujuan,
atau berargumen untuk mempertahankan keinginan mereka, mungkin akan sering
terjadi ketegangan antargenerasi (orangtua dan anak).Kondisi ini harus disikapi dengan
bijak. Biarkan anak mengutarakan pendapatnya, Anda pun harus
mempertimbangkannya sebagai orangtua yang baik. Namun demikian, keputusan
terakhir harus berada di tangan orangtua. Tentunya dengan pertimbangan-
pertimbangan yang masuk akal.

3. Perubahan peran anak dipengaruhi kondisi keluarga

Perubahan kondisi juga dapat memengaruhi peran anak dalam keluarga. Saat seorang
anak memiliki adik, maka pada saat-saat tertentu, anak juga mengambil peran orangtua
untuk adiknya. Misalnya, mengasuh dan merawat adik.Bahkan, tidak sedikit anak yang
terpaksa menjadi tulang punggung keluarga saat orangtua tidak dapat menjalankan
fungsi sebagaimana mestinya.

4. Jenis peran anak dalam keluarga

Peran setiap anak dapat berbeda sesuai wewenang yang orangtua berikan. Anak yang
tertua biasanya menjadi peran pengganti orangtua bagi adik-adiknya. Anak juga dapat
berperan sebagai asisten orangtuanya dengan membantu memasak di dapur atau
mengurus rumah.

C:/Users/Veronica/Downloads/Documents/Bab%20I%20Pendahuluan.pdf

Anda mungkin juga menyukai