Anda di halaman 1dari 14

Nama : Maulana Fajreal A

Nim : 200231100255

Prodi : Ekonomi Pembangunan-D

Matkul : Mikro II

TUGAS RESUME BUKU PINDYCK BAB 6-8

BAB 6 Produksi

 Keputusan Produksi Perusahaan


Keputusan produksi yang diambil oleh perusahaan pada dasarnya sama dengan keputusan
membeli oleh para konsumen, dan oleh karenanya dapat dilihat dari tiga tahap :
1. Teknologi produksi
Kombinasi antara input dan output, dimana seorang konsumen dapat mencapai tingkat
kepuasan dengan membeli berbagai kombinasi barang.
2. Keterbatasan biaya
Perusahaan harus memperhintungkan biaya yang harus dikeluarkan untuk tenaga kerja,
modal yang input lainnya. Sebagaimana konsumen memiliki keterbatasan anggaran ,
perusahaan memiliki keterbatasan biaua produksi. Contoh perusahaan yang memproduksi
10.000 televisi perbulan akan beusaha meminimalkan biaya produksi yang ditunjukan
dengan menekan harga-harga komponen input yang digunakan.
3. Pilihan input
Sebagaimana konsumen memperhitungkan harga-harga barang sebelum memutuskan
untuk membeli masing-masing barnag tersebut, perusahaan juga harus memutuskan untuk
membeli masing-masing barang tersebut, perusahaan juga harus memperhitungkan masing-
masing harga komponen sebelum memutuskan barapa banyak masing-masing inputtersebut
akan digunkan. Jika perusahaan televise beroperasi di luar kota (pedesaan) dimana tingkat
upah tenaga kerja rendah, perusahaan tersebutakan memutuskan untuk menggunakan modal.
Ketiga tahap tersebut marupakan dasar dari teori perusahaan yaitu penjelasan tentang
bagaimana perusahaan membuat keputusan unntuk menimilkan biaya produksi dan
bagaimana biaya tersebutbervariasi dengan outputnya.

A. Teknologi Produksi
Faktor produksi adalah input pada proses produksi seperti tenaga kerja, modal, dan
bahan-bahan lainnya.
1. Fungsi Produksi
Fungsi produksi menunjukkan output terbesar yang dihasilkan suatu perusahaan
untuk setiap kombinasi input tertentu. Walau dalam praktiknya perusahaan menggunakan
berbagai jenis input untuk produksi, yang dimaksud pada umunya tenaga kerja dan modal.
Kita dapat memformulasikan fungsi produksi sebagai berikut : Q = F (K, L)

2. Produksi Jangka Pendek versus jangka Panjang


Karena perusahaan harus mempertimbangkan pakah dapat memvariasikan input atau
tidak dan jika bisa, berapa lama waktunya, adalah hal penting untuk membedakan antara
jangka pendek dan jangka penjang ketika menganalisis produksi. Jangka pendek(short
run), mengacu pada jangka waktu mana satu atau lebih faktor produksi tidak bisa diubah.
Dengan kata lain, dalam jangka pendek paling tidak terdapat satu faktor yang tidak dapat
divariasikan, sperti faktor yang tidak bisa diubah yaitu input tetap (fixed input). Jangka
panjang (long run) adalah jumlah waktu yang dibutuhkan untuk membuat semua input
menjadi variabel.

B. Produksi dengan Satu Input Variabel (Tenaga Kerja)


1. Produk Rata-rata dan Produk Marjinal
Produk tenaga kerja merupakan output per unit tenaga kerja, yang dihitung dengan
membagi output total dengan total input tenaga kerja. Produk rata-rata tenaga kerja
mengukur produktivitas angkatan kerja perusahaan dalam hal seberapa banyak output setiap
pekerja yang dihasilkan berdasarkan rata-rata. Dapat dituliskan produk rata-rata sebagai
berikut :
q/L (yaitu output/input tenaga kerja).
Sedangkan produk marjinal adalah tambahan output yang diproduksi karena input
tenaga kerja meningkat 1 unit. Produk marjinal dapat ditulis sebagai ∆q/∆L (yaitu perubahan
dalam output Dq yang dihasilkan oleh peningkatan 1 nit dalam input tenaga kerja ∆L).
2. Kemiringan Kurva Produk

Keluaran
Per Bulan
112 - D
Produk total
C

60 - B

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
(a) Tenaga Kerja per Bulan

30 -
Keluaran
per
pekerja
per 20 - E produk rata-rata
Bulan

10 - produk marjnal

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
(b) Tenaga kerja per Bulan

Kurva total produk pada (a) menunjukkan output yang diproduksi untuk berbagai jumlah
input tenaga kerja. Produk rata-rata marjinal di (b)diperoleh langsung dari kurva total produk.
Pada titik A, produk marjinal 20 tangen pada kurva total produk mempunyai kemiringan sebesar
2. Pada titik B di (a), produk rata-rata tenaga kerjaadalah 20 yang merupakan kemiringan garis
dari titik asal ke B. Produk rata-rata tenaga kerja pada titil C di (a) dinyatakan oleh kemiringan
garis 0C. pada sebelah kiri titik E di (b) produk marjinal ada dibawah rata-rata dan rata-ratanya
menurun. Akibatnya Eadalah titik dengan produk rata-rata sama dengan produk marjinal, dan
produk rata-rata itu mencapai maksimum.

3. Produk Rata-Rata Kurva Tenaga kerja


Produk rata-rata tenaga kerja adalah produk total dibagi dengan jumlah input tenaga
kerja. Misalkan gambar diatas, pada titik B produk rata-rata sama dengan output 60 yang
dibagi oleh input 3, atau 20 unit output per unit dari input tenaga kerja. Tetapi ini justru
adalah kemiringan dari garis yang ditarik dari titik awal ke B. pada umunya, produk rata-rata
tenaga kerja dinyatakan oleh kemiringan garis kemiringan garis dan garis yang ditarik dari
titik awal ke titik yang bersangkutan pada kurva produk total.

4. Produk Marjinal dan Kurva Tenaga Kerja


Produk marjinal tenaga kerja adalah perubahan dalam produk total disebabkan
kenaikan satu unit tenaga kerja. Misalkan, pada A produk marjinal adalah 20 karena tangent
dari kurva produk total mempunyai kemiringan sebesar 20. Apabila output total
dimaksimalkan, kemiringan dari tangent pada kurva total produk adalah 0, seperti juga
produk marjinal. Di luar titik itu, produk marjinal negative.
Hubungan antara produk rata-rata dan produk marjinal. Dari gambar kurva diatas ,
hubungan grafik antara produk rata-rata dan produk marjinal. Pada B, produk marjinal tenaga
kerja( kemiringan dari tangent pada kurva total produk B yang tidak diperlihatkan secara
eksplisit) lebih besar dari produk rata-rata (pada garis 0B). akibatnya, produk rata-rata
produk tenaga kerja meningkat sselagi kita bergerak dari B ke C. pada C, produk rata-rata
dan marjinal sama produk rata-rata adalah kemiringan garis dari titik awal 0C, produk
marjinal adalah tangenh kurva total produk pada C. akhirnya selagi kita bergerak dari
melewati C kea rah D, produk marjinal jatuh dibawah produk rata-rata, dapat dilihat
kemiringan garis siku pada kurva total produk pada setiap titik antara C dan D adalah lebih
rendah daripada kemiringan garis pada titik awal.

5. The Law of Diminishing Marginal Return


Hukum hasil semakin berkurang (the law of diminishing marginal returns)
menyatakan bahwa jika pengguna input meningkat (dengan input yang lain tetap), suatu titik
akhirnya akan dicapai yang pada titik ini penambahan tersebut akan mengurangi output. The
law of diminishing marginal returns akan berlaku : jika pekerja terlalu banyak, beberpa
pekerja menjadi tidak efektif dan produk marjinal tenaga kerja jatuh. The law of diminishing
marginal returns berlaku :
 Untuk jangka pendek;
 Paling sedikit satu input adalah tetap;
 Untuk input yang umunya variabel jangka panjang, seorang manajer mungkin masih
ingin menganalisis piihan-pilihan produksi di mana satu atau lebih output tidak berubah;
 Untuk teknologi p-roduksi tertentu.

6. Produktivitas Tenaga Kerja


Yaitu produk rata-rata tenaga kerja untuk keseluruhan industri atau unutk
perekonomian secara keseluruhan.
Produktivitas dan standar hidup. Kaitan antara produktivitas tenaga kerja dan standar
hidup yaitu dimana standar hidup yang semakin tinggi akan membutuhkan produk yang lebih
banyak karenanya konsumsi yang terus meningkat. Memahami penyebab pertumbuhan
produktivitas merupakan bidang riset yang penting dalam perekonomian. Salah satu sumber
yang sangat penting dalam produktivitas tenaga kerja adalah pertumbuhan dalam persediaan
modal yaitu jumlah modal yang tersedia untuk digunakan dalam produksi. Sumber
pertumbuhan yang penting lainnya dalam produktivitas tenaga kerja adalah perubahan
teknologi yaitu perkembangan teknologi baru memungkinkan faktor-faktor produksi untuk
digunakan secara lebih efektif.

C. Produksi dengan Dua Input Variabel


1. Isokuan
Adalah suatu kurva yang menunjukan semua kombinasi yang mungkin dari input yang
menghasilkan output yang sama. Adapun peta isokuan adalah grafik menggabungkan
beberapa isokuan, digunakan untuk menggambarkan fungsi produksi.

Modal per Tahun

5 - E

4 -

3 A B- C

Q3 = 90

2- Q2 = 75

1 - D Q1 = 55

0 1 2 3 4 5 Tenaga Kerja per Tahun


Isokan produksi menunjukkan berbagai kombinasi input yang diperlukan sebuah
perusahaan untuk memproduksi suatu jumlah tertentu output. Sejumlah isokuan atau peta
isokuan menujukkan fungsi produksi dari perusahaan. Output bertamnbah pada saat kita
bergerak dari isokuan q1 (dimana 55 unit per tahun diproduksi sebagaimana A dan D), ke
isokuan q2 (75 unit per tahun pada titik sebagaimana B) dank e isokuan q3 (90 unit per tahun
pada titik sebagaimana C dan E).

2. Fleksibilitas Input
Isokuan menunjukkan suatu fleksibilitas yang dimiliki perusahaan ketika membuat
keputusan produksi : bahwa perusahaan umumnya menetapkan suatu jumlah produk output
dengan menggantikan satu input dengan lainnya. Hal ini penting bagi para manajer untuk
memahami hakikat fleksibilitas tersebut.

3. Diminishing Marginal Return


Meskipun tenaga kerja dan modal adalah variabel dalam jangka panjang, akan
berguna bagi peusahaan utnuk memilih baruan input yang optimal untuk mempertanyakan
apa yang terjadi terhadap output karena setiap output meningkat, dengan input lain tetap.
Hasilnya akan semakin berkurangan (diminishing marginal return) baik pada teaga kerja
maupun pada modal.

4. Subtitusi di Antara Input-Input


Dengan dua input yang divariasikan, seornag manajer sedang mempertimbangkan
untuk menukarkan satu input dengan yang lain. Marginal rate of technical subdtitution
(MRTS) yaitu suatu jumlah dengan mana jumlah satu input dapat dikurangi apabila
tambahan satu unit input lain digunakan sehingga output tersebut konstan. Telah dijelaskan
bahwa Marginal Rate of Substitution (MRS) merupakan jumlah maksimal dari suatu barang
yang bersedia dikorbanka konsumen untuk memperoleh satu unit barang lain. Dapat
dituliskan :
MRTS = -∆K/∆L (-perubahan dalam input modal/perubahan dalam input tenaga kerja)
(unutk tingkat yang tetap Q)

5. Fungsi Produksi Dua Kasus Khusus


Telah dijelaskan bahwa dua barang merupakan substitusi sempurna jika MRS dari satu
barang untuk barang lainnya adalah konstan. Di kenal juga fungsi produksi proporsi tetap
yaitu fungsi produksi dengan isokuan yang bentuknya L, sehingga hanya satu kombinasi
tenaga kerja dan modal dapat digunakan untuk memproduksi setiap tingkat output.
1. Skala Pengembalian Tetap
Yaitu output yang jumlahnya berlipat ganda apabila semua input digandakan.

2. Skala Pengenmabalian Menurun


Yaitu output yang jumlahnya kurang dari dua kali lipat bila semua input digandakan.
BAB 7 Biaya Produksi

A. Mengukur Biaya : Biaya Manakah yang Berlalu ?


1. Biaya Ekonomi Versus Biaya Akunting
Biaya akunting yaitu biaya actual ditambah depresiasi yang dibedakan untuk peralatan
modal. Biaya ekonomis yaitu biaya untuk perusahaan dari utilitas sumber daya ekonomis
dalam produksi, termasuk biaya peluang.

2. Biaya Peluang
Biaya peluang yaitu biaya akibat peluang yag dilewatkan apabila sumber daya
perusahaan tidak ditempatkan pada nilai penggunaan tertiingginya.

3. Biaya Hangus
Biaya hangus yaitu pengeluaran yang telah dilakukan dan tiidak dapat diambil lagi.

4. Biaya Tetap dan Biaya Variabel


Beberapa biaya perusahaan bervariiasi dengan output, sementara yang lainnya tetap
sepanjang perusahaan itu memproduksi dengan output apa saja. Perbedaan ini akan penting
ketika kita mejelaskan pilihan output perusahaan yang memaksimumkan laba perusahaan.
Oleh karena itu, kita membagi biaya total yaitu biaya ekonomi produksi ke dalam dua
komponen :
 Biaya tetap : biaya yang tidak dapat divariasikan denngan tingkat output dan dapat
dihilangkan jika bisniis tersebut dituutup (dihilangkan).
 Biaya variabel : biaya yang bervariasi sesuai dengan variasi output.

5. Biaya Tetap versus Biaya Hangus


Biaya tetap adalah biaya yang dibayar oleh perusahaan yang terjadi dalam bisnis, terlepas
dari tingkat output yang diproduksi, contohnya biaya-biaya gaji para eksekutif kunci yang
menjalankan bisnis dan pengeluaran ruangab kantor mereka dan staf pendukung. Sedangkan
biaya hangus adalah biaya yang sudah dipakai dan tidak dapat diambil lagi, contohnya biaya
pabrik yang menspesialisasikan pada peraltan yang tidak digunakan dalam industri lain.

6. Biaya Marjinal dan Biaya Rata-rata


Biaya Marjinal (Marginal Cost--MC) atau biaya tambahan adalah tambahan dalam biaya
yang diakibatkan karena diproduksinya tambahan satu unit output. Karenanya biaya marjinal
dapat ditulis :
MC = ∆VC/∆q = ∆TC/∆q
Biaya total rata-rata (Average Total Cost—ATC) adalah biaya total perusahaan dibagi
dengan tingkat output : TC/q
ATC mempunyai dua komponen. Biaya tetap rata-rata (Average Fixed Cost—AFC) adalah
biaya tetap yang dibagi dengan tingkat output : FC/Q. yang kedua biaya variabel rata-rata
(Average Variabel Cost—AVC) adalah biaya variabel dibagi dengan tingkat output : VC/q.

B. Biaya Jangka Pendek


1. Faktor-Faktor Penentu Biaya Jangka Pendek
Telah dijelaskan bahwa pengembalian marjinal yang berkurang terjadi apabila tambahan
input mengkibatkan penurunan dalam tambahan output.
Pengembalian marjinal yang berkurang dan biaya marjinal. Artinya bahwa produk
marjinal tenaga kerja menurun karena jumlah tenaga kerja yang diperkirakan meningkat.
Akibatnya bila ada pengembalian yang berkurang, biaya marjinal akan meningkat karena
output meningkat.

2. Hubungan Biaya Rata-Rata dengan Biaya Marjinal


Biaya marjinal dan baiya rata-rata adalah contoh lain dari hubungan marjinal. Kurva
ATC menunjukkan biaya total rata-rata dari produksi. Karena biaya total rata-rata adalah
jumlah dari biaya variabel rata-rata sehingga biaya tetap rata-rata dan kurva AFC turun, jarak
vertikal antara kurva ATC dan AVC mengecil jika output meningkat. Kurva biaya AVC
mencapai titik minimumnya pada output yang lebih rendah daripada kurva ATC. Ini karena
Mc = AVC pada titik minimumnya, dan MC = ATC pada titik minimumnya. Karena ATC
Selalu lebih besar daripada Avc dan kurva biaya marjinal MC naik, titik minimum kurva
kurva ATC harus terketak diatas dan di sebelah kanan dari titik minimum kurva AVC.

3. Total Biaya sebagai “Flow”


Output perusahaan dapat diukur sebagai suatu aliran , perusahaan memproduksi jumlah
unit tertentu per tahun. Karenanya biaya total merupakan aliran.

C. Biaya jangka Panjang


1. Biaya Penggunaan Modal
Yaitu jumlah biaya tahunan dari kepemilikan dan penggunaan asset modal, sama dengan
depresiasi ekonomi ditambah dengan bunga yang dilewatkan. Rumusnya : biaya modal
pengguna = depresiasi ekonomi + (tingkat bunga)(nilai modal).

2. Biaya Meminimalkan Pilihan Input


Harga modal. dalam jangka panjang, perushaaan dapat menyesuaikan jumlah modal
yang digunakan. Meskipun modal memasukkan mesin khusus yang tidak mempunyai
alternative penggunaan untuk lainnya, pengeluaran atas mesin ini tidak hangus dan harus
dihitung; parusahaan sedang memutuskan secara prospektif seberapa besar modal yang
diperoleh.
Tingkat penyewaan modal. artinya biaya per tahun dari menyewa satu unit modal.
contohnya ruang kantor di gedung perkantoran yang besar, dalam hal ini harga modal
merupakan tingkat sewanya yaitu biaya pertahun untuk penyewaan sebuah unit modal.

3. Garis Iso-Biaya
Yaitu grafik yang menunjukkan semua kemungkinan kombinasi tenaga kerja dan modal
dapat dibeli dengan biaya total tertentu.

4. Minimasi Biaya dengan Berbagai Tingkat Output


Dikenal dengan jalur perluasan maksudnya suatu kurva yang melewati titik singgung
antara garis iso biaya dan isokuan perusahaan.

5. Jalur Perluasan dan Biaya jangka Panjang


Jalur perluasan terdiri dari informasi yang sama seperti kurva biaya total jangka
penjangnya. Unutk bergerak dari jalur perluasan ke kurva biaya, langkah-langkahnya sebagai
berikut :
 Memilih tingkat output yang dinyatakan oleh sebuah isokuan, kemudian menemukan titik
sentuh dari isokuan tersebut dengan gratis iso-biaya.
 Dari pilihan garis iso-biaya itu tentukan biaya minimum unutk memproduksi tingkat
output yang telaah dipilih.
 Gambarlah kombinasi biayaa output.

D. Kurva Biaya Jangka Panjang versus Jangka Pendek


1. Infeksibilitas Produksi Jangka Pendek
Infeksibilitas muncul ketika perusahaan memutuskan untuk meningkatkan outputnya
tanpa meningkatkan penggunaan modal. jika modal tidak tetap, perusahaan akan
memproduksi output dengan modal dan tenaga kerja.

2. Biaya Rata-Rata Jangka Panjang


Kurva biaya rata-rata jangka panjang (LAC) yaitu kurva biaya rata-rata produksi terhadap
outpu apabila semua input termasuk modal adalah variabel.
Kurva biaya rata-rata jangka pendek (SAC) yaitu kurva biaya rata-rata produksi terhadap
output apabila tingkat modal tetap
Kurva biaya marjinal jangka panjang (LMC) yaitu perubahan dalam biaya total jangka
panjang karena output meningkat secara menaik dengan 1 unit.

3. Skala Ekonomi dan Dis-Ekonomi


Skala ekonomis yaitu output dapat digandakan dengan biaya kurang dari dua kali lipat.
Sedangkan skala dis-ekonomis yaitu suatu penggandaan output membutuhkan biaya yang
lebih dari dua kali lipat.
E. Produksi dengan Dua Output-Cakupan Ekonomis
1. Kurva Transformasi Produk
Yaitu kurva yang menunjukkan berbagai kombinasi dari dua output (produk) yang
berbeda yang di produksi dengan serangkaian input tertentu.

2. Cakupan ekonomis dan Dis-ekonomis


Cakupan Ekonomis yaitu gabungan output dari satu perusahaan lebih besar dari pada
output yang bisa dicapai dengan dua perusahaan yang berbeda bila masing-masing
menghasilkan produk tunggal. Sedangkan cakupan Ekonomi dis-ekonomis yaitu gabungan
output dari satu perusahaan lebih kecil dari pada yang bisa dicapai dengan perusahaan
terpisah bila masing-masing menghasilkan produk tunggal.
\
3. Tingkat Cakupan Ekonomis (SC)
Yaitu persentase biaya yang dihemat yang terjadi bila dua atau lebih produ yang dihasilkan
secara bersama-sama dari pada dihasilkan sendiri-sendiri. Rumusnya :
C ( q 1 )+C ( q 2 )−C (q 1 , q 2)
SC=
C( q 1 ,q 2)

F. Perubahan Dinamis p-ada Biaya –Kurva Belajar


Kurva belajar yaitu grafik yang menunjukkan hubungan antara output kumulatif dengan
jumlah input yang diperlukan perusahaan untuk memproduksi setiap unit output.

G. Mengestimasi dan Meperediksi Biaya


Fungsi biaya adalah fungsi yang berhubungan dengan biaya produksi untuk tingkat
output dan variabel lain yang dpat dikendalikan perusahaan.

1. Fungsi Biaya dan Ukuran skala Ekonomis


Elastisitas output –biaya Ec adalah lebih kecil dari satu paqda skala ekonomis dan lebih
besar dari satu pada skala dis-ekonomis. Suatu indeks alternative, indekas skala ekonomis
dirumuskan sebagai berikut : SCI = 1 – Ec
Apabila Ec = 1, SCI = 0, dantidak terdapat skala ekonomis atau dis-ekonomis. Apabila
Ec lebih besar dari satu, SCI negative, dan terjadi skala tidak ekonomis. Terkahir apabila Ec
kurang dari 1, SCI positif dan terjadi skala ekonomnis.

BAB 8 Memaksimalkan Laba dan Penawaran Bersaing


5 indikator yang dapat memaksimalkan Labadan penawaran Bersaing, yaitu:

a. Pasar persaingan sempurna


b. Memaksimalkan laba
c. Penerimaan marjinal, biaya marjinal, dan memaksimalkan laba
d. Memilih utput jangka pendek
e. Kurva penawaran jangka pendek perusahaan yang bersaing

A. Pasar persaingan Sempurna


Model pasar persaingan sempurna memiliki asumsi seperti:
a. Penerimaan harga

Setiap perusahaan menjual proporsi yang cukup kecil output pasarnya, sehingga
keputusan tidak berdampak pada harga pasar.

b. Keseragaman produk
Dimana perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap harga pasar dan karena
itulah perusahaan mengambil harga yang sudah ada.
c. Bebas keluar masuk
Tidak adabiaya khusus yang bisa membuat perusahaan sulit untuk keluaratau masuk
industry
B. Memaksimalkan Laba
Asumsi maksimalisasi keuntungan sering digunakan dalam ekonomi mikro karena
memprediksi perilaku bisnis secara cukup akurat dan menghindari yang tidak perlu
komplikasi analitis. Tetapi pertanyaan apakah perusahaan benar-benar melakukannya
berusaha untuk memaksimalkan keuntungan telah kontroversial. kualifikasi penting untuk
asumsi ini yaitu Beberapa bentuk organisasi memiliki tujuan yang sangat berbeda dari
maksimalisasi keuntungan. Yang penting seperti organisasi adalah koperasi—asosiasi bisnis
atau orang bersama-sama dimiliki dan dioperasikan oleh anggota untuk keuntungan
bersama. Misalnya, beberapa peternakan mungkin memutuskan untuk masuk ke dalam
perjanjian kerja sama di mana mereka mengumpulkan sumber daya mereka untuk
mendistribusikan dan memasarkan susu ke konsumen. Karena setiap anggota koperasi susu
yang berpartisipasi adalah ekonomi otonom unit, setiap peternakan akan bertindak untuk
memaksimalkan keuntungannya sendiri (bukan keuntungan dari koperasi secara
keseluruhan), mengambil pemasaran dan distribusi bersama kesepakatan seperti yang
diberikan. Perjanjian kerjasama seperti itu biasa terjadi di pertanian pasar.
C. Penerimaan marjinal, biaya marjinal, dan memaksimalkan laba.
Tujuan dari asumsi ini yaitu untuk operasi perusahaan. dimulai dengan melihat keputusan
output yang memaksimalkan keuntungan untuk setiap perusahaan. Karena laba adalah
selisih antara (total) pendapatan dan (total) biaya, maka cari tingkat output yang
memaksimalkan keuntungan perusahaan berarti menganalisis pendapatannya.
Memperkirakan bahwa output perusahaan adalah q, dan memperoleh pendapatan R.
Pendapatan ini sama dengan harga produk P dikalikan jumlah unit yang terjual: R = Pq.
Biaya produksi C juga tergantung pada tingkat output. Laba perusahaan, p, adalah
selisih antara pendapatan dan biaya: p(q) = R(q) - C(q)

 Permintaan dan Pendapatan Marjinal untuk Perusahaan Kompetitif


Karena setiap perusahaan dalam industri yang kompetitif hanya menjual sebagian kecil
dari seluruh output industri, berapa banyak output yang diputuskan perusahaan untuk dijual
tidak akan berpengaruh pada harga pasar produk. Harga pasar ditentukan oleh industri
kurva permintaan dan penawaran.
 Maksimalisasi Laba oleh Perusahaan Kompetitif
Karena kurva permintaan yang dihadapi perusahaan kompetitif adalah horizontal,
sehingga MR = P, aturan umum untuk memaksimalkan keuntungan yang berlaku untuk
setiap perusahaan dapat disederhanakan. Perusahaan persaingan sempurna harus memilih
outputnya sehingga marginal biaya sama dengan harga: MC(q) = MR = P
D. Memilih output jangka pendek
Dalam jangka pendek, satu atau lebih input perusahaan adalah tetap. Tergantung pada waktu
yang tersedia, ini dapat membatasi fleksibilitas perusahaan untuk menyesuaikan proses
produksinya dengan perkembangan teknologi baru, atau untuk menambah atau mengurangi
skala operasinya seiring dengan perubahan kondisi ekonomi. Sebaliknya, dalam jangka
panjang, perusahaan dapat mengubah semua inputnya, termasuk ukuran pabrik. Itu dapat
memutuskan untuk menutup (yaitu, untuk keluar dari industri) atau untuk mulai
memproduksi produk untuk pertama kalinya (yaitu, untuk memasuki suatu industri). Karena
kami prihatin di sini dengan pasar yang kompetitif, kami mengizinkan masuk dan keluar
gratis. Dengan kata lain, kami mengasumsikan bahwa perusahaan dapat masuk atau keluar
tanpa batasan hukum atau biaya khusus apa pun yang terkait dengan masuknya. hubungan
antara masuk dan keluar, dan keuntungan ekonomi dan akuntansi.
• Maksimalisasi keuntungan jangka panjang
• Keseimbangan Kompetitif Jangka Panjang
Agar keseimbangan muncul dalam jangka panjang, kondisi ekonomi tertentu harus berlaku.
Perusahaan di pasar tidak boleh memiliki keinginan untuk menarik diri pada saat yang sama
ketika tidak ada perusahaan di luar pasar yang ingin masuk.
hubungan keuntungan ekonomi dengan insentif untuk masuk dan keluar pasar.
 Laba akuntansi dan laba ekonomi
 Keuntungan ekonomi nol
 Masuk dan keluar
 Perusahaan Memiliki biaya yang identik
 Perusahaan Memiliki biaya yang berbeda
 biaya peluang tanah
o Sewa Ekonomi
Kita telah melihat bahwa beberapa perusahaan memperoleh laba akuntansi yang lebih tinggi
daripada yang lain karena mereka memiliki akses ke faktor-faktor produksi yang
persediaannya terbatas; ini mungkin termasuk tanah dan sumber daya alam, keterampilan
kewirausahaan, atau bakat kreatif lainnya. Dalam situasi ini, apa yang membuat keuntungan
ekonomi nol dalam jangka panjang adalah kesediaan perusahaan lain untuk menggunakan
faktor-faktor produksi yang persediaannya terbatas. Keuntungan akuntansi positif karena itu
diterjemahkan ke dalam sewa ekonomi yang diperoleh oleh faktor langka. Sewa ekonomi
adalah apa yang perusahaan bersedia bayarkan untuk input dikurangi jumlah minimum yang
diperlukan untuk membelinya. Dalam pasar yang kompetitif, baik dalam jangka pendek
maupun jangka panjang, rente ekonomi seringkali positif meskipun labanya nol.

o Surplus Produsen dalam Jangka Panjang


Misalkan sebuah perusahaan memperoleh laba akuntansi positif tetapi tidak ada insentif bagi
perusahaan lain untuk masuk atau keluar dari industri. Keuntungan ini harus mencerminkan
sewa ekonomi. Lalu bagaimana sewa berhubungan dengan surplus produsen? Pertama-tama,
perhatikan bahwa sewa ekonomi berlaku untuk input faktor, surplus produsen berlaku untuk
output. Perhatikan juga bahwa surplus produsen mengukur perbedaan antara harga pasar
yang diterima produsen dan biaya produksi marjinal. Jadi, dalam jangka panjang, dalam
pasar yang kompetitif, surplus produsen yang diperoleh perusahaan dari output yang
dijualnya terdiri dari sewa ekonomi yang dinikmatinya dari semua inputnya yang langka.
E. Kurva penawaran jangka pendek perusahaan yang bersaing
Dalam analisis penawaran jangka pendek kami, pertama-tama kami menurunkan
kurva penawaran perusahaan dan kemudian menunjukkan bagaimana penjumlahan
kurva penawaran masing-masing perusahaan menghasilkan kurva penawaran pasar.
Namun, kita tidak dapat menganalisis penawaran jangka panjang dengan cara yang
sama: Dalam jangka panjang, perusahaan masuk dan keluar pasar saat harga pasar
berubah. Hal ini membuat tidak mungkin untuk menjumlahkan kurva penawaran—
kita tidak tahu persediaan perusahaan mana yang harus dijumlahkan untuk
mendapatkan total pasar.
Bentuk kurva penawaran jangka panjang tergantung pada sejauh mana kenaikan
dan penurunan output industri mempengaruhi harga yang harus dibayar perusahaan
untuk input ke dalam proses produksi. Dalam kasus di mana ada skala ekonomi dalam
produksi atau penghematan biaya yang terkait dengan pembelian input dalam jumlah
besar, harga input akan menurun seiring dengan peningkatan output. Dalam kasus di
mana disekonomis skala hadir, harga input dapat meningkat dengan output.
Kemungkinan ketiga adalah bahwa biaya input mungkin tidak berubah dengan
output. Dalam setiap kasus ini, untuk menentukan pasokan jangka panjang, kami
berasumsi bahwa semua perusahaan memiliki akses ke teknologi produksi yang
tersedia. Output ditingkatkan dengan menggunakan lebih banyak input, bukan dengan
penemuan. Kami juga berasumsi bahwa kondisi yang mendasari pasar untuk input
produksi tidak berubah ketika industri berekspansi atau berkontraksi. Misalnya,
peningkatan permintaan tenaga kerja tidak meningkatkan kemampuan serikat pekerja
untuk menegosiasikan kontrak upah yang lebih baik bagi para pekerjanya.
Dalam analisis tentang pasokan jangka panjang, akan berguna untuk membedakan
di antara tiga jenis industri: biaya konstan, peningkatan biaya, dan penurunan biaya.

• Industri Biaya Konstan

• Industri Berbiaya Tinggi

• Industri Penurunan-Biaya

Kurva penawaran industri juga bisa miring ke bawah. Dalam hal ini, peningkatan
permintaan yang tidak terduga menyebabkan output industri berkembang seperti
sebelumnya. Tetapi ketika industri tumbuh lebih besar, ia dapat memanfaatkan
ukurannya untuk mendapatkan beberapa inputnya dengan lebih murah. Misalnya,
industri yang lebih besar memungkinkan sistem transportasi yang lebih baik atau jaringan
keuangan yang lebih baik dan lebih murah. Dalam hal ini, kurva biaya rata-rata
perusahaan bergeser ke bawah (bahkan jika mereka tidak menikmati skala ekonomi), dan
harga pasar produk turun. Harga pasar yang lebih rendah dan biaya produksi rata-rata
yang lebih rendah mendorong keseimbangan jangka panjang yang baru dengan lebih
banyak perusahaan, lebih banyak output, dan harga yang lebih rendah. Oleh karena itu,
dalam industri dengan biaya yang menurun, kurva penawaran jangka panjang untuk
industri tersebut miring ke bawah.

Anda mungkin juga menyukai