SKRIPSI
OLEH
WINDA YULIARTI
B11110102
Iiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii…………iiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii
iiiiiiiiiiiiii
OLEH :
WINDA YULIARTI
B11110102
SKRIPSI
Iiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii
iiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
i
ii
iii
iv
ABSTRAK
Hasil yang diperoleh penulis dari penelitian ini antara lain: (1) dalam
hal pelaku melakukan kekerasan terhadap istri banyak factor psikologis
yang terjadi pada diri sang pelaku. Mulai dari kesehatan mental sang
pelaku serta factor lingkungan. Dan dalam penegakan hukum dengan
pendekatan Psikologi and Law, para penegak hukum mulai dari polisi,
jaksa, hakim, mereka membutuhkan ilmu psikologi selain menerapkan
peraturan perundang-undangan yang ada untuk dapat memberikan
kepastian hukum terhadap para pelaku serta para pelapor agar mereka
merasakan keadilan, kepastian, serta kemanfaatan hukum. Termasuk
juga pada dasar pertimbangan hakim dalam menjatuhkan pidana terhadap
terdakwa. (2) berbagai upaya dapat dilakukan sebagai upaya preventif
dengan harapan dapat meminimalisir terjadinya kekerasan dalam rumah
tangga ini, seperti perhatian dari pemerintah dibantu oleh kesadaran dari
masyarakat sendiri untuk memberikan edukasi dan memperhatikan serta
mengatasi faktor-faktor yang membuat para pelaku kekerasan melakukan
kekerasan dalam rumah tangga.
v
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirrahim…
tidak terputus dan pemberian-Nya yang tidak pernah berhenti, Allah Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang. Tiada daya serta upaya melainkan atas
tertuju padanya.
penelitian serta penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, sudah sepatutnya
vi
Secara khusus penulis ingin menyampaikan terimakasih serta rasa
Wahyuni, Sri Hardianti, Leily Aulia, dan Fanny Fadillah, dengan penuh
pihak dalam kehidupan penulis sampai saat ini. Oleh karena itu, dengan
Palubuhu, MA.
Halim,S.H.,M.H.
vii
4. Kepada Penasehat Akademik penulis Dr. Harustiaty Moein, S.H.,
M.H.
sayangnya.
meneliti.
Faisal Ashari, S.H., Ali Samsun, S.H., Ahmad Rizaldy, S.H., Andi
viii
S.H., Donita Aisyah,S.H., Nurhidayah Taha,S.H yang menjadi
menjalani KKN .
Hasanuddin.
terselesaikannya skripsi ini, yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
selama ini dan apa yang tertuang dalam skripsi ini sebagai karya terakhir
Penulis
ix
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................... v
x
BAB III METODE PENELITIAN........................................................... 33
B. Saran ................................................................................ 59
xi
BAB I
PENDAHULUAN
dan pengendalian diri setiap orang dalam lingkup rumah tangga tersebut.
diri tidak dapat dikontrol, yang pada akhirnya dapat terjadi kekerasan
korban tindak kekerasan dalam keluarga, tidak saja bersifat material tetapi
1
martabat kemanusiaan serta bentuk diskriminasi yang harus dihapuskan.
Namun kasus tindak kekerasan dalam rumah tangga acap kali kurang
persoalan intern keluarga, dan tidak layak atau tabu untuk di ekspos
tangga.
2
Didalam rumah tangga, anggota keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan
pengendalian diri tidak dapat dikontrol, yang pada akhirnya dapat terjadi
tersebut.
makhluk yang lemah dan secara psikologis dalam posisi yang tertekan
rumah tangga tidak memiliki alternatif dan keberanian yang cukup untuk
pendidikan dan iman. Faktor dominan yang menjadi penyebab KDRT ialah
3
ekonominya, kedua masyarakat miskin. Pada masyarakat bawah, KDRT
ekonomi.
Tahang pada hari jumat tanggal 11 januari 2013 sekitar pukul 01.30 wita
kejadian itu menemani korban melapor ke kantor polisi dan kurang lebih
satu jam kemudian polisi datang dan membawa pelaku ke kantor polisi,
4
B. Rumusan Masalah
sebagai berikut :
C. Tujuan Penelitian
rumah tangga.
D . Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
2. Manfaat praktis
5
dengan masalah kekerasan pada umumnya, khususnya dalam
Universitas Hasanuddin.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Psikologi Hukum
hukum;
1
Soerjono Soekanto.Beberapa Catatan tentang Psikologi Hukum.Citra Aditya Bakti.hal.1-2
2
Ibid hal.2-3
7
c. Akibat-akibat dari pola-pola penyelesaian sengketa tertentu;
faktor mental dan emosional dari manusia.Pada dewasa ini ilmu tersebut
menelaah:
Psikologi dan hukum adalah suatu bidang ilmu yang relatif muda.
3
Achmad Ali,.Buku Bahan Ajar Psikologi Hukum,Fakultas Hukum Unhas,2009,hal.3
8
Menurut Soerjono Soekanto, ada beberapa hal dari sekian banyak
seperti :
a. Kepribadian
dirinya, terlepas dari masalah apakah orang lain menyukainya atau tidak.
lingkungannya.
4
Soerjono soekanto,Op Cit., hal 8
9
bersangkutan memiliki identitas. kepribadian seseorang biasanya dapat
1.penampilan fisik;
2.tempramen;
3.kemampuan;
4.kecerdasan;
5.sikap sosial;
b. Proses Belajar
perubahan pada perilaku seseorang; akan tetapi hal itu tidaklah selalu
berarti bahwa hasilnya pasti baik atau positif bagi yang bersangkutan
proses belajar dikaitkan arti yang baik, sebagai suatu proses dimanasuatu
5
Ibid hal. 9
10
tingkah laku ditimbulkan untuk diperbaiki melalui serentetan reaksi atau
seperti :
a) waktu istirahat;
di lembaga pemasyarakatan.
c. Kondisi-kondisi Emosional
kekhawatiran.
11
Suatu kekecewaan akan terjadi, apabila manusia mengalami
reaksi yang timbul tidak jauh berbeda dari apa yang dialami pada
bentuk frustasi.
adanya tekanan dari atasan atau dia menghadapi perkara yang rumit
12
d. Kelainan-kelainan
2. Kegunaan Psikologi
paling sedikit tiga faktor, yaitu proses pematangan, proses belajar dan
6
Ibid hal.13
13
Disatu pihak manusia mempunyai persamaan dengan rekan-
sama.
yang khas. Ini semua ada latar belakangnya, yang diteliti oleh psikologi.
belakang dari perilaku hukum. Pengetahuan tentang hal itu akan dapat
14
3. Jenis-Jenis Pendekatan Psikologis
a. Psychologi in Law.
mana yang cocok, ibu atau ayah, untuk ditetapkan sebagai wali
c. Psycologi of Law
7
Achmad Ali.Op Cit. Hal.7
15
4. Psikologi Dalam Penegakan Hukum
mempertahankan kedamaian.
kemungkinan-kemungkinannya adalah:
8
Soerjono Soekanto.Op Cit.hal.27
16
Kalau tinjauan diarahkan pada perilaku, maka ada perilaku yang
karena manusia mempunyai hasrat yang kuat untuk hidup teratur dan
9
Ibid hal.29
17
merupakan suatu pengaruh yang bersifat potensial kemudian dibedakan
antara10 :
mempunyai:
10
Achmad Ali. Op Cit hal. 19
18
Apabila hal tersebut diatas dihubungkan dengan ketaatan hukum,
hukum, hanya karena takut sanksi. Ketaatan jenis ini tentu saja
terus-menerus.
rendah.
11
Achmad Ali.Op Cit. Hal.9
19
b) Perilaku Melanggar Hukum
1. Faktor demografik, yaitu antara lain usia muda, jenis kelamin, dan
12
Op Cit., hal.32
13
Mark constanzo,AplikasiPsikologidalambidangHukum , PustakaPelajar , 2008, hal.98
20
penyalahgunaan anak atau pengabaian anak, akibat kehamilan
tua;
4. Faktor kepribadian;
perilaku melanggar hukum, maka hal-hal itu akan ditelaah secara lebih
lain:
tinggi;
terkendalikan;
6) histeria.
14
Hendra Akhdiat,. Psikologi Hukum. Pustaka Setia. 2011 . hal.55-57
21
Oleh karena penggunaan mekanisme pertahanan merupakan bagian
b) Rasionalisasi.(razionalization).yaitu.usaha.menemukan
d) Identifikasi;
oleh emosi;
h) Kompensasi;
22
k) Fantasi, dan lain-lain.
of reality”
15
Ibid hal 34
23
Akibatnya adalah orang semacam ini hampir selalu “berurusan”
utamanya adalah :
kehidupannya.
24
ii. Yang bersangkutan dibesarkan dalam suatu lingkungan yang
i.Masturbasi;
ii. Homoseksual;
yang berlebihan;
v. Pelacuran;
vi. Incest;
ix. Perkosaan;
xi. Fetishism;
25
xiii. Necophilia, yaitu melakukan hubungan seksual dengan mayat.
1. Perkawinan
Pasal (1) perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan
Maha Esa.
keluarga dan istri adalah ibu rumah tangga dan pada Pasal 33 UU
hormat menghormati, setia dan wajib memberi bantuan lahir batin yang
16
Hilman Hadikusuma.Hukum Perkawinan Indonesia.Mandar Maju.2007. hal 1-3
26
Berdasarkan ketentuan Pasal 89 KUHP dapat diketahui bahwa
kekuatan jasmani secara tidak sah, membuat orang tidak berdaya 17.
jasmani secara tidak sah, misalnya memukul dengan tangan atau dengan
cedera atau matinya orang lain atau menyebabkan kerusakan fisik atau
barang orang lain atau ada paksaan. Menurut penjelasan ini, kekerasan
mengakibatkan luka, cacat, sakit atau penderitaan pada orang lain. Salah
17
Maidin Gultom. Perlindungan Hukum terhadap Anak dan Perempuan. Refika Aditama.2012.
hal. 1-2
27
Hukum penghapusan kekerasan dalam rumah tangga diatur dalam
Tahun 1945.
harus dihapus.
atau.ancaman.kekerasan,.atau.perlakuan.yangmerendahkan derajat
Sesuai dengan yang diatur dalam UU KDRT pada Pasal 1 ayat (1)19
18
Mohammad Taufik Makarao. Hukum Perlindungan Anak dan Penghapusan Kekerasan dalam
Rumah Tangga. Rineka Cipta. 2013. Hal 174
20
Abu Hamzah’Abdul Latif al-Ghamidi. Stop KDRT.Pustaka Imam Asy-syafii. 2009. hal 12
28
atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis dan/atau penelantaran
dalam rumah tangga adalah jaminan yang diberikan oleh negara untuk
rumah tangga.
c) Nondiskriminasi;
d) Perlindungan korban.
20
Abu Hamzah’Abdul Latif.Stop KDRT.Pustaka Imam Asy-syafii.2009.hal 25
21
Ibid hal.28
29
paksaan atau tekanan fisik maupun non fisik. Pengertian sempit,
dua, yaitu :
b) keluarga luas (extended family) yang terdiri atas ayah, ibu, anak,
kemudian anak tertua dan seterusnya hingga anak paling kecil. Orang tua
22
Maidin Gultom. Op Cit.,14
30
memberikan masukan bagi orang tuanya. Namun pengambilan keputusan
tetap ditangan orang tuanya. Bila dalam lingkungan rumah tersebut ada
orang lain selain keluarga inti yang memiliki relasi dangan orang tua dan
berusia lebih tua dari anak tersebut, seperti kakek, nenek, paman, bibi
mereka.
empat yaitu :
seseorang;
31
perawatan atau pemeliharaan kepada orang tersebut. Penelantaran
32
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
sebagainya.
33
C. Teknik Pengumpulan Data
Negeri Watampone.
D. Analisis Data
34
BAB IV
keluarganya.
dilakukan oleh suami kepada isterinya, lalu di Polres Resort Bone untuk
35
kurangnya 2 (dua) minggu, yaitu mulai tanggal 26 Desember 2016 hingga
8 Januari 2017.
Tabel
TAHUN KEJADIAN
BULAN JUMLAH SESUAI BULAN
2013 2014 2015
JANUARI 5 2 1 8
FEBRUARI 3 2 2 7
MARET 3 1 2 6
APRIL 0 2 2 4
MEI 2 1 1 4
JUNI 0 1 2 3
JULI 1 2 3 6
AGUSTUS 0 5 3 8
SEPTEMBER 1 0 2 3
OKTOBER 1 3 2 6
NOVEMBER 1 1 2 4
DESEMBER 1 2 3 8
JUMLAH PER
18 22 25 65
TAHUN
(KDRT). Sehingga masyarakat mulai untuk tidak merasa malu atau ragu
36
untuk mempercayakan permasalahan yang terjadi dalam keluarganya
Polres resort Bone mengalami peningkatan dalam tiga tahun terakhir. Dan
seksual dan kekerasan fisik23. Kasus yang masuk dalam ranah kepolisian
139/Pid.B/2013/PN.WTP.
Kasus posisi :
Pada tanggal 11 Januari 2013 sekitar pukul 01.00 Wita, saksi korban
Jumarni datang dari Makassar dan singgah di rumah Hj. Bode untuk
beristirahat di rumah Hj. Bode di Jl. MT. Haryono Kel. Bulu Tempe Kec.
Tanete Riattang, Kabupaten Bone. Lalu sekitar pukul 01.30 Wita pada hari
mengantarkan barang kiriman dan sekalian beristirahat dan pada saat itu
terdakwa kaget melihat saksi korban Jumarni yang berada di dalam rumah
23
Wawancara penulis dengan Bapak Alimuddin, KANIT PPA POLRES BONE pada tanggal 03
Januari 2017
37
dengan saksi korban tetapi saksi korban mengikuti terdakwa keluar dan
saat itu mereka bertengkar dimana saksi korban terlebih dahulu memukul
perilaku orang untuk tidak berbuat kejahatan). Aplikasi secara detail dalam
relevan dengan aspek hukum tertentu. Yang salah satu contohnya ialah
24
Mark Constanzo. Aplikasi Psikologi dan Sistem Hukum.Pustaka Pelajar.2008.Hal 3
38
Hal ini terlihat dari berita acara pendapat dari kepolisian, bahwa pelaku
diajukan oleh pihak polisi dengan pihak pelapor dan pelaku terdapat
kesesuaian.
25
Ibid.Hal 49
39
mengajukan keberatan dan membenarkan semua keterangan saksi yang
Kekerasan Dalam Rumah Tangga. Yang Kedua ialah Pasal 351 ayat (1)
penuntut umum.
Pada Surat Tuntutan yang dibuat oleh Jaksa Penuntut Umum, fakta-
40
dalam dakwaan kesatu, Pasal 44 ayat (1) UU No.23 Tahun 2004 tentang
pertama telah terbukti, maka jaksa penuntut umum tidak perlu lagi
mereka, hanya saja saksi korban merasa kesal terhadap terdakwa karena
rupiah) kepada anak terdakwa dari istri pertama terdakwa yang sudah
yang liat”, setalah itu saksi korban Jumarni ia langsung kembali ke Bone
saksi korban Jumarni datang dari Makassar dan singgah di rumah Hj.
Bode untuk beristirahat di rumah Hj. Bode di Jl. MT. Haryono Kel. Bulu
26
Soerjono Sukanto.Op Cit. Citra Aditya Bakti.Hal 8
41
Tempe Kec. Tanete Riattang, Kabupaten Bone. Lalu sekitar pukul 01.30
Wita pada hari dan tempat yang sama terdakwa tiba di rumah Hj.Bode
saat itu terdakwa kaget melihat saksi korban Jumarni yang berada di
dalam rumah Hj.Bode, kemudian terdakwa jalan keluar karena tidak mau
keluar dan saat itu mereka bertengkar dimana saksi korban terlebih
saksi korban dan terdakwa memukul pundak sebelah kanan saksi korban
lengan kanannya.
menghadapi gangguan dan rintangan, baik yang datang dari luar maupun
dari dalam dirinya. Rintangan yang datang dari luar dapat diatasi dengan
dilakukan. Adapun rintangan yang datang dari dalam dirinya akan sulit
berkembang.
42
ketegangan karena pengaruh dari kebutuhan lainnya. Misalnya, jika
gemetar (gangguan fisik). Untuk menghilangkan rasa lapar atau haus itu
sering timbul ketegangan sebagai akibat dari bekerjanya id, ego dan
merupakan saksi korban. Melalui memori saksi yang dalam hal ini adalah
27
Hendra Akhdiyat dkk, Psikologi Hukum.Pustaka Setia.2011.hal 224.
43
pada wajah sipenjahat dan mengingatnya dengan baik. Berdasarkan hasil
ialah pendekatan tingkah laku dan proses belajar28. Belajar adalah suatu
yang mencakup cara berpikir, cara merasa, dan cara melakukan sesuatu.
a) Waktu istirahat;
28
Hendra Akhdiat dkk. Op Cit.Hal.80
29
Soerjono Soekanto.Op Cit. Hal.9
44
c) Pengertian terhadap hal yang dipelajari;
pada pertanggung jawaban pidana yang akan diterima oleh terdakwa sdr.
45
Unsur setiap orang
yang berlaku.
perbuatan yang mengakibatkan rasa sakit, jatuh sakit atau luka berat,
diperoleh dari keterangan saksi yang disumpah dan didukung pula dengan
bahwa benar pada hari jumat tanggal 11 januari 2013, bertempat di Jl.
46
tinjunya serta memutar tangan kearah belakang hingga terkilir serta
Hal tersebut dikuatkan pula dengan alat bukti surat yang diajukan
Januari 2013 yang ditanda tangani oleh dr.Buyung Sugianto dokter pada
RSUD.Tenriawaru Watampone.
47
Sesuai bunyi pasal 2 ayat (1) UU No. 23 Tahun 2004 tentang
diperoleh dari keterangan saksi korban Jumarni adalah istri dari terdakwa
Dalam hal ini telah jelas bahwa saksi korban Jumarni merupakan
diatas, maka unsur ini telah terbukti secara sah dan meyakinkan menurut
hukum.
telah memenuhi semua unsure dari pasal tersebut dan terdakwa harus
48
yang telah diajukan oleh Majelis Hakim. Serta menyadari semua
PertimbanganiiPutusaniiHakim,iStudiiiKasusiiNo.139/Pid.B/2013/PN.
WTP
kepastian hukum.
yang sangat penting dalam hukum itu sendiri. Hal itu dikarenakan
ada kompromi antara ketiga unsur tersebut, ketiga unsur tersebut harus
49
Dasar pertimbangan hakim dalam putusan tersebut, dalam
terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah atas tindak pidana “Telah
50
4. Terdakwa mempunyai tanggungan seorang istri dan beberapa orang
anak;
pada tingkah laku individu. Dengan prioritas sasaran individu itu, tujuan
studi psikologi akan dapat dicapai. Adapun tujuan studi psikologi adalah30:
psikologinya.
30
Hendra Akhdiat dkk.Op Cit hal.34
51
penyimpangan tingkah laku, untuk dikembalikan pada yang semestinya.
Yaitu:
menjadi imam yang baik bagi istri dan anak-anak serta keluarga,
52
sebagai konsumsi public karena akan memberikan dampak buruk
12,
psikis.
menjadi orang tua. Disini dalam ilmu psikologi yang disebut proses
53
miliki sebelumnya. Sebagai pengalaman, belajar itu akan memantapkan
proses belajar dikaitkan arti yang baik, yakni sebagai proses dimana suatu
tua dan masyarakat pada umunya ini dilihat amat sangat efektif demi
Dan juga peran dari aparat penegak hukum dan pihak-pihak yang
terkait akan hal ini harus lebih bekerja keras untuk mensosialisasikan
tanggung jawab kita sebagai penegak hukum serta lembaga terkait seperti
31
Wawancara penulis dengan Bapak Alimuddin, KANIT PPA POLRES BONE pada tanggal 3 januari
2017
54
No.504 Tahun 2006 tentang sistem perlindungan bagi perempuan dan
memahami apa yang menjadi hak dan kewajiban dari masyarakat serta
55
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
istrinya.
56
menerima dirinya sendiri dan istrinya maka kekerasan akan kembali
terjadi.
terapi kognitif dan belajar untuk berperilaku asertif. Selain itu istri
hukum.
57
B. SARAN
berpartisipasi didalamnya.
58
DAFTAR PUSTAKA
Achmad Ali. 2009. Psikologi Hukum (Materi Kuliah Mata Kuliah Psikologi
Hukum).
59
Peraturan Perundang-undangan:
Undang-undang Perkawinan.
60