Bab 1. Perkembangan Tipe Jembatan
Bab 1. Perkembangan Tipe Jembatan
1
1.1.2 Teknologi Jembatan Periode Romawi Kuno
Teknologi jembatan pada periode ini, telah membangun jembatan
dari kayu, batu dan beton. Untuk jembatan batu dan beton, bentuknya
sama seperti pada periode jembatan purba yaitu berbentuk lengkung.
Namun periode ini, telah berhasil mengatasi permasalahan yang rumit,
seperti membuat perhentian konstruksi yang dibangun di atas pilar yang
berada di bawah air dan melindunginya dari bahaya banjir.
2
dengan jarak yang rapat sehingga membentuk satu kasatuan kelompok
tiang yang solid. Bagian atas tiang dilapisi tiga lapisan kayu sebagai kepala
tiang (pile cap) dan dijepit dengan besi. Kemudian lapisan batu ditempatkan
sebagai pangkal jembatan dan dibuat lengkung.
3
B. Klasifikasi Jembatan
Jembatan Sederhana adalah jembatan yang konstruksinya mudah dan
sederhana. Struktur terbuat dari bahan kayu yang bersifat darurat ataupun tetap
dan dapat dikerjakan tanpa peralatan modern.
Beberapa keuntungan jembatan dengan bahan kayu, sebagai berikut:
- kayu relatif ringan, biaya transportasi dan konstruksi relatif murah dan
dapat dikerjakan dengan alat yang lebih sederhana.
- Pekerjaan-pekerjaan detail dapat dikerjakan tanpa memerlukan
peralatan khusus dan tenaga ahli yang tinggi.
- Jembatan kayu dengan dek dari kayu menguntungkan untuk lokasi
terpencil yang jauh dari pembuatan beton. Dek kayu dapat dipasang
tanpa bekisting dan tulangan, dengan demikian dapat menghemat biaya.
4
- Kayu tidak mudah dipengaruhi oleh korosi seperti pada beton dan baja.
Walau ada sejumlah keuntungan dari pemanfaatan bahan kayu untuk
jembatan, namun pada jembatan untuk konstruksi berat dan dengan
bentang yang sangat panjang, bahan kayu menjadi tidak ekonomis. Hal ini
pengaruhi oleh panjang dan kemampuan bahan kayu.
5
c. Menurut macam gelagar utama, jembatan dibagi atas:
I-Beam Bridge, gelagar utama terdiri dari profil I
Truss Bridge, gelagar utama adalah suatu rangka batang
Plate Girder Bridge, gelgar utama merupakan profil tersusun
Suspension Bridge, jembatan kabel dengan baja tegangan
tinggi.
d. Menurut gelagar utama, jembatan dibagi atas:
Simple Span Bridge, gelagar utama mempunyai bentang
hanya dari satu perletakan ke perletakan berikut.
Continous bridge, gelagar utama menerus di atas beberapa
perletakan
Cantilever bridge,
e. Menurut sambungan, jembatan dibagi atas:
Sambungan dengan drivet
Sambungan dengan bolt/bout
Sambungan dengan pin
Sambungan dengan las
f. Menurut daya dukung, jembatan dibagi atas:
Jembatan kelas I : tekanan as = 7 ton
Jembatan kelas II : tekanan as = 5 ton
Jembatan kelas III: tekanan as = 3,5 ton
Jembatan kelas IV: tekanan as = 2 ton
6
3 Jembatan Beton
Jembatan beton terdiri dari dua pembagian yaitu: jembatan beton
bertulang dan jembatan beton prategang.
7
Penggunaan semen alam untuk konstruksi pertama kali digunakan
pada abad ke-19. Perkembangan industri semen portland mendominasi
sebagai jembatan setelah tahun 1865. Beton massa banyak digunakan
untuk jembatan lengkung dan struktur bawah konstruksi jembatan.
Pada tahun 1890-an banyak dibangun jembatan beton lengkung,
dan semakin meningkat pemakainnya selama awal dekade abad ke-20.
Slab dan gelagar jembatan beton bertulang secara luas digunakan
untuk bentangan-bentangan pendek lama beberapa dekade.
8
Jembatan segmental dapat pula disebut pracetak atau cetak
ditempat dengan menggunakan metode konstruksi kantilever yang
dikerjakan bentangan demi bentangan, dipasang tahap demi tahap atau
dengan sistem incremental launching. Konstruksi jembatan beton
prategang segmental dapat mencapai panjang bentang 250m atau
bentang seri 300m. Bila digunakan dalam jembatan cable stayed, jarak
bentang dapat mencapai 450m.
4 Jembatan Gantung
Jembatan gantung tertua dan terbesar pada abad ke-18 adalah
jembatan Menai Straits di Inggris yang dibangun pada tahun 1825.
Jembatan ini masih menggunakan menara batu dan kabel dari rantai besi
9
untuk menggantung jalan raya. Pada tahun 1939 kabel penggantung diganti
dengan baja batangan.
Awal kemajuan inovasi jembatan gantung ialah pada saat
dibangunnya jembatan gantung Niagara di Amerika Serikat. Struktur
jembatan ini mempunyai dua dek, dek bagian atas untuk jalan rel dan
bagian bawah untuk lalu-lintas jalan raya. Dek ini berupa “stiffeningtruss”
yang terbuat dari kayu. Bentang jembatan digantung pada 4 kelompok
kabel, didukung dengan 4 bangunan menara dan ujung kabel diangkitkan
dalam solid rok dibelakangnya.
Penggunaan kabel baja (wire steel) menggantikan kabel besi untuk
pertama kali digunakan pada jembatan gantung Brooklyn, New York (1867).
Ciri khusus jembatan ini adalah kabel yang menjari terarah dek dari tower,
yang lebih stabil terhadap angin.
10
berkekuatan tinggi dan tipe deck-orthotropik, kemajuan teknik las.
Penelitian menunjukkan jembatan cable stayed lebih unggul dibanding
jembatan gantung. Kelebihannya antara lain rasio panjang bentang utama
dan tinggi pylon yang lebih murah. Defleksi akibat pembebanan simertis dan
asimetris pada lebih dari separuh bentang jembatan gantung mempunyai
defkesi yang lebih besar di tengah bentang dari pada cable stayed.
Keuntungan yang menonjol dari cable stayed adalah tidak
diperlukannya pengangkeran kabel yang berat dan besar seperti pada
jembatan gantung. Gaya-gaya angker pada ujung kabel bekerja secara
vertikal dan biasanya diseimbangkan dengan berat dari pilar dan fondasi
tanpa menambah biaya konstruksi lagi. Komponen horisontal gaya pada
kabel dilimpahkan pada struktur atas gelagar berupa tekanan atau tarik.
1.2. Definisi-Definisi :
Jembatan : Adalah sualu struktur yang memungkinkan route
transportasi melintasi sungai, danau, kali, jalan raya,
11
jalan Kereta Api dan lain-lain.
Route Transportasi berupa, jalan Kereta Api jalan
trem, pejalan kaki, rentetan kendaraan dan lain -
lain. Jembalan yang melintasi diatas jalan biasanya
disebut viaduct.
Bangunan-atas : Sesuai dengan istilahnya berada pada bagian atas
sualu jembatan, berfungsi menampung beban-
beban yang ditimbulkan oleh lalu lintas orang,
kendaraan dan kemudian menyalurkannya kepada
hangunan bawah
Landasan : Bagian ujung bawah dari Suatu bangunan atas yang
berfungsi menyalurkan gaya-gaya reaksi dari
bangunan atas kepada bangunan bawah.
Menurut fungsinya dibedakan landasan - sendi (fixed
bearing) dan landasan Gerak (movable bearing)
12
bangunan-bawah : Bangunan-bawah pada umumnya terlelak
disebelah bawah bangunan atas. Fungsinya
menerima memikul beban-beban yang diherikan
bangunan atas dan kemudian menyalurkannya ke
pondasi. Beban-beban tersebut selanjutnya oleh
pondasii disalurkan ke tanah.
Oprit-jembatan : oprit berupa limbunan tanah dibelakang abutment
timbunan tanah ini harus dibuat sepadat mungkin,
untuk menghindari terjadinya penurunan
settlement) hal ini tidak mengenakkan bagi
pengendara. Apabila ada penurunan, terjadi
kerusakan pada expansi joint yaitu bidang
13
pertemuan antara bangunan atas dengan
abutment. Untuk menghindari ini, pemadatan
harus sernaksimurn mungkin dan diatasnya
dipasang plat injak dibelakang abutment.
Bangunan Pengaman Jembatan
Berfungsi sebagai pengamanan terhadap pengaruh
sungai yang bersangkutan baik secara langsung
maupun tak langsung_ Kadang-kadang disamping
jembatannya harus diamankan, sungainyapun harus
diamankan, dimana biaya pengamanan sungai Iebih
mahal dari pengamanan jembatan.
Abutment Abutment atau kepala jembatan adalah
bagian bangunan pada ujung-ujung jembatan, selain
sebagai pendukung bagi bangunan atas juga berfungsi
sebagai penahan tanah.
14
Pondasi Berfungsi menerima beban-beban dari bangunan
bawah dan menyalurkannya ke tanah. Secara
umum, pondasi dapat dibedakan sebagai herikut :
15
1.3. Bagian-bagian Jembatan :
Jembatan dapat dibagi atas 2 (dua) bangunan utama
1. Bangunan atas.
2. Bangunan bawah.
2. Landasan
3. Bangunan bawah.
4. Pondasi.
5. Oprit.
16
17