Anda di halaman 1dari 17

Bab 1.

Perkembangan tipe jembatan

1.1. Perkembangan Jembatan


A. Perkembangan Teknologi Jembatan
Sebagai bagian dari transportasi, khususnya transportasi darat, teknologi jembatan
berkembang sejalan dengan peradapan manusia. Dan hingga sekarang bidang
teknologi jembatan sangat maju. Namun kemajuan yang dialami diawali dengan
proses ”cut and try”.
Dapat dikatakan bahwa ide teknologi jembatan muncul dari pengalaman
kehidupan manusia. Misalnya pengalaman manusia dimana pohon yang tumbang
melintasi sungai pada saat banjir, dapat dimamafatkan untuk penyebrangan. Atau
contoh alamiah lain yang dapat melahirkan ide jembatan gantung adalah
menyebrangnya hewan atau mausia dengan memanfaatkan akar pohon dari satu
pohon ke pohon lain.
Pengalaman praktis dari kehidupan manusia dalam mengatasi alam, didukung
dengan pengetahuan akan ilmu-ilmu gaya, melahirkan teknologi jembatan yang kian
hari bertambah maju. Hal ini dapat kita lihat dan jumpai dalam kenyataan sekarang
ini, dimana teknologi jembatan sudah sangat maju.
Sebagaimana uraian sebelumnya, perkembangan teknologi jembatan
diawali dari proses ”cut and try”. Selanjutnya dengan metode empiris, dibuatlah
beberapa pikiran intelegensi tentang kekuatan bahan dalam membangun jembatan.

1.1.1 Teknologi Jembatan Zaman Purba


Pemikiran-pemikiran zaman purba telah menjadi sumbangan yang
sangat berharga bagi teknologi jembatan. Manusia zaman purba
menyebrangi sungai dengan memasang tiang-tiang batu dan pilar-pilar
batu, kayu gelondongan, atau pohon yang tumbang dengan bentang yang
sangat pendek. Juga manusia purba menyebrangi sungai dengan
memanfatkan cabang-cabang atau akar-akar yang bergantungan sebagai
jembatan gantung, dengan cara berayun dari satu pohon ke pohon lain.
Tipe jembatan zaman purba adalh jembatan balok sederhana, dan
digunakan hanya untuk bentangan yang pendek. Namun, pada era ini juga
ditemukan tipe jembatan pelengkung, walau bentuk dan meterial konstruksi
masih sangat sederhana.

1
1.1.2 Teknologi Jembatan Periode Romawi Kuno
Teknologi jembatan pada periode ini, telah membangun jembatan
dari kayu, batu dan beton. Untuk jembatan batu dan beton, bentuknya
sama seperti pada periode jembatan purba yaitu berbentuk lengkung.
Namun periode ini, telah berhasil mengatasi permasalahan yang rumit,
seperti membuat perhentian konstruksi yang dibangun di atas pilar yang
berada di bawah air dan melindunginya dari bahaya banjir.

1.1.3 Teknologi Jembatan Zaman Pertengahan


Konstruksi jembatan pada periode ini tidak berbeda jauh dari periode
Romawi Kuno. Bentuk lengking dan pilar-pilar batu masing sering
digunakan sekitar abad ke-12 di Prancis, pilar jembatan dibual dalam
bentuk segi tiga pada bagan huludan dikenal dngan is tilah ”streaminglining”
dari kayu.
Pada periode ini, tiang-tiang pancang telah dipakai untuk mengatasi
masalah tanah dasar. Tiang-tiang tersebut dipancang secara berkelompok

2
dengan jarak yang rapat sehingga membentuk satu kasatuan kelompok
tiang yang solid. Bagian atas tiang dilapisi tiga lapisan kayu sebagai kepala
tiang (pile cap) dan dijepit dengan besi. Kemudian lapisan batu ditempatkan
sebagai pangkal jembatan dan dibuat lengkung.

1.1.4 Teknologi Jembatan Zaman Besi dan Baja


Era jembatan besi dan baja sejalan dengan adanya revolusi industri.
Pada zaman ini jembatan besi dibangun dengan menggunakan prinsip-
prinsip bentuk lengkung, terutama untuk jembatan jalan raya. Untuk
jembatan jalan rel menggunakan jembatan bentuk pipa.

3
B. Klasifikasi Jembatan
Jembatan Sederhana adalah jembatan yang konstruksinya mudah dan
sederhana. Struktur terbuat dari bahan kayu yang bersifat darurat ataupun tetap
dan dapat dikerjakan tanpa peralatan modern.
Beberapa keuntungan jembatan dengan bahan kayu, sebagai berikut:
- kayu relatif ringan, biaya transportasi dan konstruksi relatif murah dan
dapat dikerjakan dengan alat yang lebih sederhana.
- Pekerjaan-pekerjaan detail dapat dikerjakan tanpa memerlukan
peralatan khusus dan tenaga ahli yang tinggi.
- Jembatan kayu dengan dek dari kayu menguntungkan untuk lokasi
terpencil yang jauh dari pembuatan beton. Dek kayu dapat dipasang
tanpa bekisting dan tulangan, dengan demikian dapat menghemat biaya.

4
- Kayu tidak mudah dipengaruhi oleh korosi seperti pada beton dan baja.
Walau ada sejumlah keuntungan dari pemanfaatan bahan kayu untuk
jembatan, namun pada jembatan untuk konstruksi berat dan dengan
bentang yang sangat panjang, bahan kayu menjadi tidak ekonomis. Hal ini
pengaruhi oleh panjang dan kemampuan bahan kayu.

2. Jembatan Rangka Baja


Seiring dengan kemajuan teknologi jembatan dalam hal pemanfaatan
meterial maka jembatan dalam bentangan yang panjang tidak dapat dibuat
atau dibangun dari bahan kayu yang terbatas panjang dan kemampuan
dukungannya. Karena itu diupayakan meterial lain yang dapat mengatasi
kesulitan tersebut. Rangka baja adalah salah satu solusi yang tepat untuk
mengatasi persoalan di atas.
Jembatan baja dapat dibagi sebagai berikut:
a. Menurut pemakainnya, jembatan dibagi atas:
™ Jembatan jalan orang
™ Jembatan jalan raya
™ Jembatan rel kereta api
™ Jembatan saluran air
b. Menurut letak lantai kendaraan, jembatan dapat dibagi atas:
™ Jembatan dek yaitu jembatan dengan lantai kendaraan
terletak di atas segala bentangan gelagar utama.
™ Through bridge, yaitu jembatan dengan lantai kendaraan
terletak pada bagian bawah dari bentangan-betangan atau
gelagar-gelagar pemikul.

5
c. Menurut macam gelagar utama, jembatan dibagi atas:
™ I-Beam Bridge, gelagar utama terdiri dari profil I
™ Truss Bridge, gelagar utama adalah suatu rangka batang
™ Plate Girder Bridge, gelgar utama merupakan profil tersusun
™ Suspension Bridge, jembatan kabel dengan baja tegangan
tinggi.
d. Menurut gelagar utama, jembatan dibagi atas:
™ Simple Span Bridge, gelagar utama mempunyai bentang
hanya dari satu perletakan ke perletakan berikut.
™ Continous bridge, gelagar utama menerus di atas beberapa
perletakan
™ Cantilever bridge,
e. Menurut sambungan, jembatan dibagi atas:
™ Sambungan dengan drivet
™ Sambungan dengan bolt/bout
™ Sambungan dengan pin
™ Sambungan dengan las
f. Menurut daya dukung, jembatan dibagi atas:
™ Jembatan kelas I : tekanan as = 7 ton
™ Jembatan kelas II : tekanan as = 5 ton
™ Jembatan kelas III: tekanan as = 3,5 ton
™ Jembatan kelas IV: tekanan as = 2 ton

6
3 Jembatan Beton
Jembatan beton terdiri dari dua pembagian yaitu: jembatan beton
bertulang dan jembatan beton prategang.

7
Penggunaan semen alam untuk konstruksi pertama kali digunakan
pada abad ke-19. Perkembangan industri semen portland mendominasi
sebagai jembatan setelah tahun 1865. Beton massa banyak digunakan
untuk jembatan lengkung dan struktur bawah konstruksi jembatan.
Pada tahun 1890-an banyak dibangun jembatan beton lengkung,
dan semakin meningkat pemakainnya selama awal dekade abad ke-20.
Slab dan gelagar jembatan beton bertulang secara luas digunakan
untuk bentangan-bentangan pendek lama beberapa dekade.

a. Jembatan beton prategang


Pada tahun 1950-an, dikembangkan jembatan beton prategang
segmental untuk pertama kalinya di Eropa Barat menggunakan sistem
ini pada pada jembatan Finsterwalder di Jerman.

8
Jembatan segmental dapat pula disebut pracetak atau cetak
ditempat dengan menggunakan metode konstruksi kantilever yang
dikerjakan bentangan demi bentangan, dipasang tahap demi tahap atau
dengan sistem incremental launching. Konstruksi jembatan beton
prategang segmental dapat mencapai panjang bentang 250m atau
bentang seri 300m. Bila digunakan dalam jembatan cable stayed, jarak
bentang dapat mencapai 450m.

4 Jembatan Gantung
Jembatan gantung tertua dan terbesar pada abad ke-18 adalah
jembatan Menai Straits di Inggris yang dibangun pada tahun 1825.
Jembatan ini masih menggunakan menara batu dan kabel dari rantai besi

9
untuk menggantung jalan raya. Pada tahun 1939 kabel penggantung diganti
dengan baja batangan.
Awal kemajuan inovasi jembatan gantung ialah pada saat
dibangunnya jembatan gantung Niagara di Amerika Serikat. Struktur
jembatan ini mempunyai dua dek, dek bagian atas untuk jalan rel dan
bagian bawah untuk lalu-lintas jalan raya. Dek ini berupa “stiffeningtruss”
yang terbuat dari kayu. Bentang jembatan digantung pada 4 kelompok
kabel, didukung dengan 4 bangunan menara dan ujung kabel diangkitkan
dalam solid rok dibelakangnya.
Penggunaan kabel baja (wire steel) menggantikan kabel besi untuk
pertama kali digunakan pada jembatan gantung Brooklyn, New York (1867).
Ciri khusus jembatan ini adalah kabel yang menjari terarah dek dari tower,
yang lebih stabil terhadap angin.

5 Jembatan Cable Stayed


Selama lebih dari tiga dekade jembatan cable stayed digunakan
secara luas di Eropa Barat dan bagian lain di dunia. Keberhasilan
penggunaan sistem cable stayed dicapai dengan ditemukannya baja

10
berkekuatan tinggi dan tipe deck-orthotropik, kemajuan teknik las.
Penelitian menunjukkan jembatan cable stayed lebih unggul dibanding
jembatan gantung. Kelebihannya antara lain rasio panjang bentang utama
dan tinggi pylon yang lebih murah. Defleksi akibat pembebanan simertis dan
asimetris pada lebih dari separuh bentang jembatan gantung mempunyai
defkesi yang lebih besar di tengah bentang dari pada cable stayed.
Keuntungan yang menonjol dari cable stayed adalah tidak
diperlukannya pengangkeran kabel yang berat dan besar seperti pada
jembatan gantung. Gaya-gaya angker pada ujung kabel bekerja secara
vertikal dan biasanya diseimbangkan dengan berat dari pilar dan fondasi
tanpa menambah biaya konstruksi lagi. Komponen horisontal gaya pada
kabel dilimpahkan pada struktur atas gelagar berupa tekanan atau tarik.

1.2. Definisi-Definisi :
Jembatan : Adalah sualu struktur yang memungkinkan route
transportasi melintasi sungai, danau, kali, jalan raya,

11
jalan Kereta Api dan lain-lain.
Route Transportasi berupa, jalan Kereta Api jalan
trem, pejalan kaki, rentetan kendaraan dan lain -
lain. Jembalan yang melintasi diatas jalan biasanya
disebut viaduct.
Bangunan-atas : Sesuai dengan istilahnya berada pada bagian atas
sualu jembatan, berfungsi menampung beban-
beban yang ditimbulkan oleh lalu lintas orang,
kendaraan dan kemudian menyalurkannya kepada
hangunan bawah
Landasan : Bagian ujung bawah dari Suatu bangunan atas yang
berfungsi menyalurkan gaya-gaya reaksi dari
bangunan atas kepada bangunan bawah.
Menurut fungsinya dibedakan landasan - sendi (fixed
bearing) dan landasan Gerak (movable bearing)

12
bangunan-bawah : Bangunan-bawah pada umumnya terlelak
disebelah bawah bangunan atas. Fungsinya
menerima memikul beban-beban yang diherikan
bangunan atas dan kemudian menyalurkannya ke
pondasi. Beban-beban tersebut selanjutnya oleh
pondasii disalurkan ke tanah.
Oprit-jembatan : oprit berupa limbunan tanah dibelakang abutment
timbunan tanah ini harus dibuat sepadat mungkin,
untuk menghindari terjadinya penurunan
settlement) hal ini tidak mengenakkan bagi
pengendara. Apabila ada penurunan, terjadi
kerusakan pada expansi joint yaitu bidang

13
pertemuan antara bangunan atas dengan
abutment. Untuk menghindari ini, pemadatan
harus sernaksimurn mungkin dan diatasnya
dipasang plat injak dibelakang abutment.
Bangunan Pengaman Jembatan
Berfungsi sebagai pengamanan terhadap pengaruh
sungai yang bersangkutan baik secara langsung
maupun tak langsung_ Kadang-kadang disamping
jembatannya harus diamankan, sungainyapun harus
diamankan, dimana biaya pengamanan sungai Iebih
mahal dari pengamanan jembatan.
Abutment Abutment atau kepala jembatan adalah
bagian bangunan pada ujung-ujung jembatan, selain
sebagai pendukung bagi bangunan atas juga berfungsi
sebagai penahan tanah.

Pilar Jembatan Pilar atau pier berfungsi sebagai pendukung


bangunan atas. Bila pilar ada pada suatu
bangunan jembatan letaknya diantara
keduaabutment dan jumlahnya tergantung
keperluan, seringkali pilar tidak diperlukan

14
Pondasi Berfungsi menerima beban-beban dari bangunan
bawah dan menyalurkannya ke tanah. Secara
umum, pondasi dapat dibedakan sebagai herikut :

Pondasi Langsung : Digunakan bila lapisan tanah pondasi yang


telah diperhitungkan rnarnpu memikul beban-
beban diatasnya, terletak pada lokasi yang
dangkal dari tanah setempat.
Pondasi-Dalam Digunakan apabila lapisan tanah keras yang
mampu memikul beban Ietaknya cukup dalam.
Sehingga beban-beban harus disalurkan melalui
suatu konstruksi penerus yang juga disebut tiang
pancang dan pondasi sumuran.

15
1.3. Bagian-bagian Jembatan :
Jembatan dapat dibagi atas 2 (dua) bangunan utama
1. Bangunan atas.

2. Bangunan bawah.

Pada umumnya suatu bangunan jembatan terdiri dari enarn (6)


bagian pnkok sebagai berikut :
1. Bangunan atas.

2. Landasan

3. Bangunan bawah.

4. Pondasi.

5. Oprit.

6. Bangunan pangaman jembatan.

16
17

Anda mungkin juga menyukai