Anda di halaman 1dari 2

Organisasi

(Dasar-dasar Manajemen)
Oleh : George R. Terry dan Leslie W. Rue
1. Pengertian pengorganisasian
Organizing (mengorganisasi) adalah proses pengelompokan kegiatan-kegiatan
untuk mencapai berbagai tujuan dan penugasan setiap kelompok kepada seorang
manajer yang mempunyai kekuasaan, yang perlu untuk mengawasi anggota-anggota
kelompok.
Pengorganisasian dilakukan untuk menghimpun dan mengatur semua sumber-
sumber yang diperlukan termasuk manusia. Dengan cara mengorganisir, orang-orang
dipersatukan dalam pelaksanaan tugas-tugas yang berkaitan. Tinjauan teratas dari
organizing adalah untuk membantu orang-orang dalam bekerja bersama-sama secara
efektif. Mergorganisasi perlu karena kerja yang akan dilakukan adalah terlampau
banyak untuk ditangani oleh seorang perorangan saja. Oleh karena itu, diperoleh
pembantu-pembantu, dan diciptakan masalah memperoleh kegiatan kelompok yang
efektif. Banyak otak, tangan, dan kecakapan yang mungkin dihimpun dan semuanya
ini harus dikoordinasikan tidak saja untuk menyelesaikan pekerjaan yang ditentukan,
tetapi juga dengan cara yang paling efektif.

2. Pembagian kerja
Pada dasarnya mengorganisir adalah suatu proses pembagian kerja.
Pembagian kerja secara vertikal didasarkan atas penetapan garis-garis kekuasaan dan
menentukan tingkat-tingkat yang membentuk bangunan organisasi itu secara tegak.
Selain dari menetapkan kekuasaan, pembagian kerja vertikal memudahkan arus
komunikasi organisasi. Pembagian kerja secara horizontal didasarkan atas spesialisasi
kerja. Asumsi dasar yang melandasi pembagian kerja ini adalah bahwa dengan
membuat setiap tugas pekerja menjadi terperinci, semakin banyak pekerjaan yang
dapat dihasilkan dengan usaha yang sama melalui peningkatan efisiensi dan kualitas.
Persoalan utama dengan pembagian kerja secara garis adalah bahwa cara itu
dapat berakhir dengan kebosanan, dan bahkan dengan penurunan martabak si pekerja.
Kalau membicarakan pembagian kerja secara garis datar maka perlulah
memperkenalkan dua dimensi kerja: “scope and depth” –lingkup dan kedalaman.
“Jop-depth” mengacu kepada kebebasan pekerja-pekerja untuk merencanakan dan
mengorganisir pekerjaan mereka sendiri, serta bergerak dan berkomunikasi seperti
yang diingininya.
Dampak yang negatif dari pekerjaan-pekerjaan yang tidak mempunyai lingkup
berbeda-beda bersama orang-orang yang melaksanakan pekerjaan itu, tetapi dapat
berakhir dengan lebih banyak kesalahan-kesalahan dan kualitas yang lebih rendah.

3. Komponen-komponen pengorganisasian
Ada 4 komponen-komponen nyata dari pengorganisasian, dan komponen-komponen
itu dapat di ingat dengan perkataan “WERE”, yang berarti Work, Employes,
Relationship, and Environment (pekerjaan, pegawai-pegawai, hubungan-hubungan,
dan lingkungan).

a. Pekerjaan
Fungsi-fungsi yang akan dijalankan berasal dari tujuan-tujuan yang dinyatakan
itu. Mereka adalah landasan bagi organisasi. Fungsi-fungsi itu dipisah-pisahkan
dalam subfungsi-subfungsi.
b. Pegawai-pegawai
Kepada setiap orang ditugaskan suatu bagian khusus dari pekerjaan
keseluruhannya. Lebih disukai, kalau penugasan itu akan memberikan pengakuan
sepenuhnya kepada perhatian pegawai itu, perilakunya, pengalamanya, dan
kecakapannya.
c. Hubungan-hubungan
Ini merupakan kepentingan utama dalam pengorganisasian. Hubungan seorang
pegawai dengan pekerjaan, interaksi seorang pegawai dengan yang lain,
merupakan isu-isu yang menentukan pengorganisasian.
d. Lingkungan
Komponen nyata terakhir ini dari pengorganisasian mencakup alat-alat fisik dan
iklim umum, dimana para pegawai akan melaksanakan pekerjaan. Lingkungan
mempunyai dampak yang berarti kepada hasil-hasil yang diperoleh dari
pengorganisasian.

4. Struktur organisasi
Dari fungsi pemgorganisasian muncullah suatu struktur organisasi, yang
memperlihatkan arus interaksi dalam organisasi itu siapa yang memutuskan apa, siapa
yang memerintah, siapa yang menjawab, dan siapa yang melaksanakan suatu
pekerjaan. Digambarlah suatu “organization chart” –peta organisasi- untuk
membantu memvisualisasikan struktur organisasi.
Peta organisasi membantu dalam :
a. Pengidentifikasian tingkat-tingkat organisasi, seperti puncak, menengah, dan di
bawah
b. Menyebut satuan-satuan dari setiap tingkat, seperti divisi, departemen, dan seksi-
seksi
c. Menentutak titel-titel.

Anda mungkin juga menyukai