Anda di halaman 1dari 3

Manajer sebagai pembuat keputusan

(Dasar-dasar Manajemen)
Oleh : George R. Terry dan Leslie W. Rue
1. Pendahuluan
Sebuah ciri umum seorang manajer adalah bahwa ia merupakan seorang
pembuat keputusan. Seorang manajer harus memutuskan tujuan-tujuan yang hendak
dikerjakan. Untuk mencapai tujuan-tujuan ini, manajer harus memutuskan tindakan-
tindakan khusus apa yang dapat diperkenalkan, dan apa yang harus diperbuat untuk
mempertrahankan hasil kerja yang memuaskan.
Membuat keputusan adalah memilih suatu alternatif dari dua pilihan atau
lebih, untuk menentukan suatupendapat atau perjalanan suatu tindakan.
Dalam pengambilan keputusan, seorang manajer berurusan dengan nilai-nilai
yang akan datang, yang sampai tingkat tertentu masih belum diketahui. Selanjutnya,
penyaringan suatu pilihan selalu didasarkan atas beberapa kriteria, seperti menghemat
ongkos, menghemat waktu, atau meningkatkan kualitas para manajer.
2. Mengevaluasi faktor-faktor keputusan
Dalam evaluasi ini adalah membantu untuk memusatkan perhatian pada
faktor-faktor yang benar-benar penting atau yang merupakan penghambat apakah
faktor-faktor itu tetap atau tidak tetap, dan sangat menentukan bagi tercapainya
tujuan. Melalui pendekatan ini maka tugas mengevaluasi menjadi dapat dikendalikan.
Akan tetapi, mungkin faktor tersembunyi sebagian orang menggunakan istilah
limiting factors dan complementary factors untuk menunjukkan masing-masing faktor
yang menggentingkan atau menghalangi dan faktor-faktor yang tidak menjadi
penghambat.
Banyak teknik-teknik yang tersedia untuk mengevaluasi pilihan-pilihan.
Teknik-teknik itu bernadakan mulai dari apa yang berbau terkaan sampai analisis-
analisis matematis yang amat canggih. Tidak ada satupun dasar terbaik untuk semua
keadaan. Pilihan tergantung dari latar belakang dan pengetahuan sang manajer serta
situasi khusus pengambilan keputusan.
Berikut ini termasuk dalam pilihan-pilihan yang paling sering diambil :
a. Analisis marjinal
Teknik membandingkan biaya ekstra dan penghasilan yang berasal dari penambahan
sebuah unit lagi
b. Teori psikologi
Banyak persoalan yang harus dipustuskan seorang manajer dan bersifat tidak
ekonomis
c. Intuisis / bisikan hati
Pembuatan keputusan yang didasarkan pada intuisi, bercirikan dengan penggunaan
perasaan-perasaan bantin dari orang yang membuat keputusan. Proses pengambilan
keputusan seperti ini mungkin saja sangat tidak rasional atau tidak menurut pola yang
mapan. Dalam kebanyakan pengambilan keputusan, sampai batas tertentu penggunaan
intuisis masih mungkin digunakan. Ia tidak selalu memberi hasil-hasil yang
memuaskan, tetapi dapat memberikan keputusan dengan cepat.
d. Pengalaman
Hubungan erat dengan dan pengertian mengenai persoalan memerlukan pengalaman.
Pengalaman memberikan bimbingan, menolong untuk mebeda-bedakan, dan
membantu menggenalisir keadaan masa lalu.
Sebagian orang menegaskan bahwa pengalaman membuat orang jadi terlalu
konservatif dalam membuat keputusan. Keadaan berubah, pengambilan keputusan
berhasil di masa lalu tidak mesti menjamin keberhasilan di masa datang. Pengalaman
harus dipakai, tetapi seorang manajer tidak perlu terikat dengannya.
e. Mengikuti sang pemimpin
Keputusan-keputusan berpola adalah hasil dari praktik mengikuti sang pemimpin
f. Percobaan
Ini merupakan dasar pembuatan keputusan yang biasa digunakan dalam penyelidikan
ilmiah, dan dalam rencana produk baru dan pekerjaan pembangunan. Menguji
penerimaan penjualan di pasaran-pasaran terpilih, sebelum melangkah secara nasional
akan memberikan satu ilustrasi yang baik.
g. Analisis
Dalam banyak hal, berbagai jawaban atau pertanyaan digunakan untuk membantu
dalam analisa. Pendekatan itu memperkecil fakta-fakta yang dianggap pokok untuk
keputusan itu, sampai hal-hal khusus yang terpenting saja. Kemampuan untuk
membuat persoalan menjadi suatu konsep merupakan suatu langkah penting dalam
pendekatan ini.
h. Metode-metode kuantitatif
Terdapat suatu kecenderungan yang bertambah besar ke arah penggunaan metode-
metode kuantitatif dalam pembuatan keputusan-keputusan manajemen. Metode-
metode ini menggambarkan :
- Suatu sudut pandangan yang luas, yang terkadang disebut dengan istilah system
view (pandangan sistem-sistem)
- Identifikasi dan pengukuran tujuan-tujuan
- Kuantifikasi semua faktor tak tetap yang bersangkutan
- Penggunaan model-model abstraksi matematika yang menunjukkan pola-pola
hubungan dalam istilah-istilah kuantitatif
- Optimasi atau minimasi suatu fungsi tertentu, seperti efisiensi belanja
- Cara berpikir yang teratur dan metodologi yang logis

3. Pembuatan keputusan
Keputusan dibuat atas dasar : (1) seorang individu maupun (2) sebuah
kelompok. Yang pertama biasa dilakukan, selama keputusan itu sederhana dan semua
alternatif dipahami sepenuhnya. Membuat keputusan secara individual adalah
memenuhi peran penting dari apa yang seharusnya dilakukan seorang manajer.
Keadaan-keadaan darurat secara khas diputuskan atas dasar perorangan. Keadaan-
keadaan darurat selalu saja timbul, tetapi tidak seharusnya membenarkan pengambilan
keputusan darurat sebagai cara kerja yang umum diterima.
Sudah diakui bahwa keputusan-keputusan yang dibuat oleh kelompok adalah
sering kali lebih baik daripada keputusan-keputusan dari rata-rata anggota kelompok,
karena dua alasan kelompok. Pertama, jumlah seluruh pengetahuan kelompok itu
adalah lebih besar dan yang kedua, kelompok itu mempunyai gugusan alternatif-
alternaatif yang lebih luas dalam proses keputusan. Membuat keputusan secara
berkelompok juga mempunyai keuntungan-keuntungan lain. Ikut serta dalam proses
membuat keputusan meningkatkan keputusan itu oleh anggota-anggota kelompok,
dan dapat menguraikan masalh membujuk kelompok untuk menerima keputusan itu.
Sebuah ciri khas tambahan membuat keputusan berkelompok adalah yang
menyangkut resiko, yang perorangan-perorangan bersedia mengambilnya, jika
dibandingkan denga resiko yang diambil oleh sebuah kelompok, yang terdiri atas
perorangan-perorangan yang sama. Sebuah keterangan yang mungkin adalah bahwa
perorangan-perorangan kurang merasa bertanggung jawab atas hasil dari suatu
kelompok daripada jika bertindak sendiri.
Segi-segi posistif dan negatif dari perbuatan keputusan berkelompok :
1. Segi-segi positif pembentukan keputusan kelompok :
a. Biaya pengetahuan kelompok keseluruhannya adalah lebih besar
b. Kelompok mempunyai jajaran alternatif yang jauh lebih luas dalam proses
memutuskan
c. Peran serta dalam proses pembentukan keputusan meningkatkan penerimaan
keputusan itu oleh anggota-anggota kelompok
d. Anggota-anggota kelompok lebih memahami keputusan dan pilihan-pilihan
yang dipertimbangkan
2. Segi-segi negatif pembentukan keputusan berkelompok :
a. Seorang perorangan mungkin mendominasi atau mengendalikan kelompok itu
b. Tekanan-tekanan sosial untuk keseragaman dapat menghambat anggota-
anggota
c. Persaingan dapat berkembang sedemikian jauh sehingga memenangkan
menjadi lebih penting dari urusannya sendiri
d. Kelompok-kelompok berkecenderungan untuk menerima penyelesaian positif
pertama yang mungkin, sambil kurang memperhatikan penyelesaian-
penyelesaian yang mungkin

Anda mungkin juga menyukai