Anda di halaman 1dari 13

1.

Pengenalan Lingkungan secara luas dan yang ada di sekolah dasar

a. Pengertian lingkungan secara luas

Lingkungan adalah sesuatu yang sangat dekat dengan kehidupan


berdasarkan interaksi alam dengan masyarakat. Istilah ini bahkan
mempunyai cakupan sangat luas seiring perkembangannya. Namun
secara sederhana lingkungan berhubungan erat dengan alam dan
penyusunnya.
Sayangnya, diantara sekian permasalahan yang dihadapi oleh manusia,
kondisi lingkungan merupakan salah satu hal yang berdampak besar.
Sebab kehidupan manusia sangat bergantung pada keadaan di sekitarnya.
Oleh sebab itu berbagai upaya terus dilakukan untuk melestarikan
lingkungan.

Secara umum lingkungan dapat diartikan sebagai kombinasi dari berbagai


unsur fisik meliputi sumber daya alam seperti flora dan fauna, air, tanah,
mineral, serta energi matahari. Lingkungan juga mencakup hal-hal yang
diciptakan manusia termasuk bagaimana cara mengelola lingkungan fisik.
Lingkungan terdiri atas dua komponen yang bersifat biotik dan abiotik.
Komponen biotik merupakan segala hal yang memiliki nyawa, seperti
manusia, hewan, tubuhan, serta mikroorganisme berupa bakteri dan virus.
Sedangkan komponen abiotik adalah segala hal yang tak bernyawa
seperti air, udara, tanah, cahaya, iklim, kelembaban, dan suara.

b. Lingkungan yang ada di sekolah dasar

Lingkungan sekolah adalah lingkungan dimana anak berada dalam


lingkungan situasi belajar, dan lingkungan ini sangat berpengaruh terhadap
tumbuh kembang kepribadian anak. Suasana lingkungan sekolah yang
bagus sangat mendukung tumbuh kembang kepribadian yang bagus bagi
siswa dan suasana belajar yang nyaman yang membentuk kedisiplinan
belajar dan kedisiplinan sekolah
lingkungan sekolah meliputi :
a. Lingkungan fisik sekolah, meliputi suasana dan prasarana, prasarana
dan prasarana belajar, sumber-sumber belajar dan sarana media belajar.
b. Lingkungan sosial, menyangkut hubungan siswa dengan teman-
temannya, guru-gurunya dan staf sekolah yang lain.
c. Lingkungan Akademis yaitu suasana sekolah dan pelaksanaan
belajar mengajar dan berbagai kegiatan ekstrakurikuler

Lingkungan sekolah merupakan suatu sarana belajar yang penting dan


perlu ada dalam sebuah sekolah. Karena tanpa lingkungan sekolah semua
proses belajar mengajar tidak dapat dilaksanakan dengan baik dan
berlangsung tepat. Perlu diketahui bahwa semua proses belajar mengajar
memerlukan lingkungan sekitar sebagai wujud kecintaan siswa dan
pengalaman yang lebih luas terhadap lingkungan. Lingkungan yang ada
saat ini juga perlu dikembangkan dengan baik, oleh karena itu, keaktifan
siwa dan sikap peduli lingkungan di perlukan untuk mewujudkan
lingkungan yang indah dan tentunya berguna bagi semua warga sekolah.

2. Mengenal sekolahadiwiyata

a.Apa itu sekolah adiwiyata ?

SEKOLAH ADIWIYATA adalah sekolah yang peduli lingkungan yang sehat,


bersih serta lingkungan yang indah. Dengan adanya program ADIWIYATA
diharapkan seluruh masyarakat di sekitar sekolah agar dapat menyadari bahwa
lingkungan yang hijau adalah lingkungan yang sehat kesehatan tubuh kita.
Sekolah Adiwiyata juga merupakan gelar bagi sekolah yang dianggap
sudah baik dan ideal sebagai tempat untuk mendapatkan ilmu
pengetahuan serta norma dan etika bagi siswa-siswinya sehingga dapat
menjadi dasar bagi terciptanya kesejahteraan.
Sekolah adiwiyata adalah sekolah yang peduli lingkungan yang
sehat, bersih serta lingkungan yang indah. Dengan adanya program
Adiwiyata diharapkan seluruh masyarakat di sekitar sekolah agar dapat
menyadari bahwa lingkungan yang hijau adalah lingkungan yang sehat
bagi kesehatan tubuh kita.

Ciri-ciri sekolah adiwiata

Bersih, rapi, tertib, nyaman, dan aman. Biasanya sekolah ini juga
menegakkan peraturan yang berlaku dengan sanksi nya juga. Warga
sekolah juga diajarkan untuk memiliki sikap sadar lingkungan dan
menjaga nya.

Tujuan Dari ADIWIYATA :


 Tujuan Umum : membentuk sekolah peduli dan berbudaya
lingkungan yang mampu berpartisipasi dan melaksanakan upaya
pelestarian lingkungan dan pembangunan berkelanjutan bagi
kepentingan generasi sekarang maupun yang akan datang.
 Tujuan Khusus : mewujudkan warga sekolah yang bertanggung
jawab dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan
melalui tata kelola sekolah yang baik untuk mendukung
pembangunan berkelanjutan

Prinsip Dasar Program ADIWIYATA :


1. Edukatif, prinsip ini mendidik programer Adiwiyata untuk
mengedepankan nilai-nilai pendidikan dan pembangunan karakter
peserta didik agar mencintai lingkungan hidup, baik lingkungan
dalam sekolah, di rumah dan di masyarakat luas.
2. Partisipatif, komunitas sekolah harus terlibat dalam manajemen
sekolah yang meliputi keseluruhan proses perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi sesuai tanggungjawab dan
peran.Partisipatif ini juga merupakan sebuah sikap yang harus
dituntujukkan kepada lingkungan sekitar sekolah dari komite
sampai pemerintahan setempat, harus dilibatkan, agar pelestarian
lingkungan hidup dari sekolah bisa berdampak ke lingkungan
sekitar.
3. Berkelanjutan, seluruh kegiatan harus dilakukan secara terencana
dan terus menerus secara komprehensif/berkesinambungan.
Komponen Untuk Mencapai Tujuan SEKOLAH ADIWIYATA :
1. Kebijakan Berwawasan Lingkungan

 Visi dan Misi Sekolah yang Peduli dan Berbudaya Lingkungan.


 Kebijakan Sekolah dalam mengembangkan Pendidikan Lingkungan
Hidup.
 Kebijakan Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) baik
Pendidikan maupun tenaga Kependidikan dibidang Pendidikan
Lingkungan Hidup.
 Kebijakan Sekolah dalam hal penghematan Sumber Daya Alam
 Kebijakan Sekolah yang mendukung terciptanya Lingkungan
Sekolah yang Bersih dan Sehat.
 Kebijakan Sekolah untuk pengalokasian dan penggunaan dana
bagi kegiatan yang terkait dengan lingkungan hidup
2. Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Lingkungan

 Pengembangan model pembelajaran lintas mata pelajaran,


 Penggalian dan pengembangan materi dan persoalan lingkungan
hidup yang ada di masyarakat sekitar
 Pengembangan metode belajar berbasis lingkungan dan budaya
 Pengembangan kegiatan kurikuler untuk peningkatan pengetahuan
dan kesadaran siswa tentang lingkungan hidup.

3. Kegiatan Lingkungan Berbasis Partisipatif

 Menciptakan kegiatan ekstrakurikuler/kurikuler di bidang


lingkungan hidup berbasis partisipatif di sekolah,
 Mengikuti kegiatan aksi lingkungan hidup yang dilakukan oleh
pihak luar,
 Membangun kegiatan kemitraan atau memprakarsai
pengembangan pendidikan lingkungan hidup di
sekolah.

4. Pengelolaan Sarana Pendukung Sekolah yang Ramah Lingkungan


 Pengembangan fungsi sarana pendukung sekolah yang ada untuk
pendidikan lingkungan hidup,
 Peningkatan kualitas pengelolaan lingkungan di dalam dan di
luar kawasan sekolah,
 Penghematan sumberdaya alam (listrik, air dan ATK),
 Peningkatan kualitas pelayanan makanan sehat,
 Pengembangan sistem pengelolaan sampah.

Manfaat mengikuti Program ADIWIYATA adalah :


1. Mendukung pencapaian standar kompetensi/ kompertensi dasar
dan standar kompetensi lulusan (SKL) pendidikan dasar dan
menengah.
2. Meningkatkan efesiensi penggunaan dana operasional sekolah
melalui penghematan dan pengurangan konsumsi dari berbagai
sumber daya dan energi.
3. Menciptakan kebersamaan warga sekolah dan kondisi belajar
mengajar yang lebih nyaman dan kondusif.
4. Menjadi tempat pembelajaran tentang nilai-nilai pemeliharaan dan
pengelolaan lingkungan hidup yang baik dan benar bagi warga
sekolah dan masyarakat sekitar.
5. Meningkatkan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup meIalui kegiatan pengendalian pencemaran, pengendalian
kerusakan dan pelestarian fungsi lingkungan di sekolah.
Adapun penghargaan dalam program ADIWIYATA terbagi dalam 3
kategori yaitu Sekolah Adiwiyata Mandiri, Sekolah Adiwiyata, dan
Sekolah Calon Adiwiyata. Adiwiyata Mandiri diberikan kepada sekolah-
sekolah yang mampu mempertahankan program-program lingkungan
hidup mereka selama tiga tahun berturut-turut. Meski demikian pada
dasarnya program Adiwiyata tidak ditujukan sebagai suatu kompetisi atau
lomba. Penghargaan Adiwiyata diberikan sebagai apresiasi kepada
sekolah yang mampu melaksanakan upaya peningkatan pendidikan
lingkungan hidup secara benar, sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan. Sebagaimana disebutkan diatas, penghargaan adiwiyata
tahapan pemberdayaan (selama kurun waktu kurang dari 3 tahun) dan
tahap kemandirian (selama kurun waktu lebih dari 3 tahun). Pada tahap
awal, penghargaan Adiwiyata dibedakan atas dua kategori, yaitu :
Sekolah Adiwiyata adalah sekolah yang dinilai telah berhasil dalam
melaksanakan Pendidikan
Lingkungan Hidup dan Calon Sekolah Adiwiyata adalah sekolah yang
dinilai telah berhasil dalam pengembangan lingkungan hidup.

3 . Memahami apa itu 3 R (Reduce,Reuse,Recycle)

Metode 3R atau Reuse, Reduce, dan Recycle merupakan salah satu cara
terbaik dalam mengelola dan menangani sampah plastik dengan berbagai
jenisnya. Penerapan sistem ini juga sangat baik untuk mengelola sampah
dari berbagai jenis plastik dari yang aman hingga beracun.

Pengelolaan sampah dengan sistem 3R mampu dilakukan oleh hampir


semua orang serta tidak jarang hal-hal yang diproduksi mampu
menghasilkan nilai ekonomis. Dilansir dari laman Waste4Change,
Reduce, Reuse, dan Recycle merupakan konsep dan urutan langkah untuk
mengelola sampah dengan baik.

1. Reduce

Reduce sendiri memiliki arti mengurangi sampah. Maksud dari langkah


ini adalah mengurangi penggunaan produk yang nantinya berpotensi
menjadi sampah.

Langkah ini bisa dilakukan dan diterapkan untuk sampah atau produk
sekali pakai, seperti kantong plastik belanja yang sudah dilarang di
berbagai lokasi seperti DKI Jakarta. Produk yang jadi target utama untuk
reduce adalah produk berbahan plastik.

Tahap ini juga menjadi yang pertama sekaligus prioritas karena bila
pengurangan produk sampah sekali pakai, maka tidak perlu ke tahap
berikutnya yaitu reuse dan recycle.

Penggunaan barang yang sulit didaur ulang juga akan menjadi masalah
baru, maka tidak heran bila reduce sangat digadang-gadang sebagai
langkah awal yang tepat.

Contoh dari penerapan langkah reduce adalah membawa botol minum


atau alat makan sendiri sehingga tidak perlu menggunakan berbagai alat
makan dan minum sekali pakai.

2. Reuse

Langkah atau tahap kedua adalah Reuse yang berarti menggunakan


kembali. Tahap ini mengajak untuk menggunakan kembali produk yang
sudah terpakai. Dengan
menggunakannya kembali maka sampah yang timbul dari produk-produk
tersebut dapat berkurang.

Salah satu cara atau langkahnya adalah penggunaan botol bekas air
minum sebagai pot tanaman kecil. Atau penggunaan kaleng biskuit
hingga snack sebagai kotak penyimpanan di rumah.

Langkah lain dari reuse adalah menggunakan botol sabun mandi atau
shampoo dan mengisinya dengan membeli produk isi ulang.

Dengan metode reuse, tentu penyebaran sampah plastik yang sudah dibeli
dapat dikurangi dan dimanfaatkan kembali seperti sedia kala.

3. Recycle

Tahap terakhir dari konsep 3R adalah Recycle yang berarti mendaur


ulang. Langkah ini paling banyak dilakukan mengingat sudah banyaknya
sampah yang tersebar di berbagai lokasi seperti laut, tanah, dan udara.

Produk bekas atau daur ulang sendiri sebenarnya lebih fleksibel, bahkan
kerap memiliki nilai ekonomis. Pemanfaatan sampah yang tidak terpakai
hingga memiliki nilai tanpa mencemari lingkungan mampu mengurangi
penyebaran sampah plastik secara drastis.

Adapun produk yang didaur ulang memiliki desain yang unik dan sangat
berbeda dengan jenis produk baru, bahkan beberapa pihak membuat
aksesoris dari alat daur ulang yang dapat bermanfaat untuk mendongkrak
ekonomi lingkungan sekitar seperti lingkungan RT atau RW.

4 . Mahasiswa harus mampu mempraktekkan 3R tersebut bagaimana caranya


?

Yaitu dengan upaya menjabarkan cara-cara menangani sampah


yang baik dan benar. Kegiatan ini dilakukan dengan melatih mahasiswa
membuat sejumlah kerajinan tangan dari sampah anorganik. Beberapa
ketrampilan dari sampah anorganik yang telah digunakan antara lain
pembuatan tas dari plastik dan gelas air mineral, pembuatan bata merah
dari kertas, pembuatan berbagai kreatifitas dari bahan sampah anorganik.
Ketrampilan yang diberikan kepada mahasiswa dalam pengelolaan
sampah organik meliputi pembuatan pupuk bokasih. Dalam
mengembangkan
ketrampilan mahasiswa dalam pengelolaan sampah ini merupakan salah
satu cara tepat dalam pengelolaan sampah pola 3R, khususnya recycle
dan reuse. Sampah yang selama ini tidak dimanfaatkan, hanya sebatas
dibuang ( karena tidak adanya pengumpul sampah di wilayah manggarai)
kini mempunyai nilai estetika dan nilai ekonomi yang lebih tinggi.
Pelatihan ketrampilan mahasiswa dalam mengelola sampah yang telah
dilakukan di STKIP juga melibatkan beberapa relawan dari kelompok-
kelompok peduli lingkungan, seperti yayasan Tuluk Rob. Tuluk Rob ini
merupakan pioner bank sampah yang ada di manggarai, yang saat ini baru
mulai berkembang dalam pengelolaan sampah pola 3 R. Selain
memberikan ketrampilan tentang pengelolaan sampah, mahasiswa juga
dilibatkan langsung dalam penanganan sampah pengumpulan sampah dan
pemilahannya. Kegiatan ini dilakukan pada saat moment wisuda,
mahasiswa dilibatkan untuk mengumpulkan sampah pasca wisuda serta
memilahkan sampah organik dan anorganik. Makna dibalik kegiatan ini
untuk memberikan pemahaman kepada mahasiswa dalam
memperlakukan sampah secara tepat. Ketrampilan yang diberikan kepada
mahasiswa juga disesuaikan dengan kondisi lokal yang ada di wilayah
kampus. Kapasitas yang dimiliki oleh STKIP antara lain memiliki hutan
mahoni. Sampah hutan berupa daun-daun mahoni ini dimanfaatkan
sebagai proses pemberian ketrampilan kepada mahasiswa dengan
pembuatan pupuk bokasih. Pembuatan pupuk bokasih yang dilakukan
oleh mahasiswa dibantu dengan fasilitator dari penyuluh pertanian yang
berada di lingkungan kampus.

Anda mungkin juga menyukai