Anda di halaman 1dari 6

PENUGASAN

REVIEW JURNAL

Disusun, Oleh:
Muhammad Rafli Maulana Badar
(19013010214)
Metedologi Penelitian Kelas E
REVIEW JURNAL

Judul ANALYSIS OF FINANCIAL PERFORMANCE IN PUBLIC SECTOR

Jurnal jasf.upnjatim.ac.id/
Volume Vol. 1No. 1
Tahun 2018
Penulis Rida Perwita Sari, Hurip Tjahjono, Turino

Reviewer Muhammad Rafli Maulana Badar (19013010214)


Tanggal 20 September 2021

Abstrak The study aims to examine the effect of Regional Original Income (PAD) on the
financial performance of the Lamongan Regency (local government in East Java
Province, Indonesia). The research was conducted in Lamongan using panel data
2010-2017 (eight years) to promote empirical facts. This study uses the Agency
Theory and Fiscal Federalism Theory which are designed in the form of quantitative
research approaches. The analysis technique in this study uses Structural Equation
Modeling (SEM) with a variance based or component-based approach with Partial
Least Square (PLS). The results of this study are the Regional Original Revenue
(PAD) effect on three components of regional financial performance as measured by
the degree of decentralization, regional financial dependency ratio, and local financial
independence ratio. These results indicate that that financial performance of local
government is influenced by the PAD. The average value of 20% government of
Lamongan can maintain and improve the success achieved and have been effective
in doing excavation source -a source of local revenue

Pendahuluan Pelaksanaan desentralisasi berkaitan dengan pemerintah pusat dan


pemerintah daerah, salah satunya adalah pembentukan daerah otonom
dan penyerahan kekuasaan hukum dari pemerintah pusat kepada
pemerintah daerah untuk mengurus pemerintahannya masing-masing.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
Pusat dan Daerah sebagai dasar pelaksanaan otonomi daerah. Misi dua
undang-undang utama adalah desentralisasi. Desentralisasi bukan
hanya berarti pelimpahan kewenangan pemerintah pusat kepada
pemerintah lebih rendah, tetapi juga penyerahan sebagian kekuasaan
dari pemerintah kepada swasta dalam bentuk privatisasi (Mardiasmo,
2013). Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah pendapatan yang
diperoleh dari kegiatan ekonomi itu sendiri. Pendapatan Asli Daerah
(PAD) merupakan salah satu pilar kemandirian daerah. Undang-undang
Nomor 33 Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara
pemerintah pusat dan daerah, sumber PAD terdiri dari pajak daerah,
retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah, dan pendapatan
daerah lainnya yang sah. Karena itu, kemampuan suatu daerah untuk
menggali PAD akan mempengaruhi perkembangan dan perkembangan
kota. Selain itu, semakin signifikan kontribusi PAD terhadap APBD, maka
semakin kecil akan ketergantungan pada bantuan pemerintah pusat.
Tuntutan peningkatan PAD terutama sejalan dengan semakin banyaknya
kewenangan pemerintah yang dilimpahkan ke daerah dengan transfer
personel, peralatan, pembiayaan, dan dokumentasi ke daerah dalam
jumlah besar. PAD dapat digunakan sesuai kehendak dan prakarsa
pemerintah daerah untuk kelancaran urusan daerah (Bastian, 2012).
Pembangunan Kabupaten Lamongan pada periode 2016-2021
memasuki tahap ketiga dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah (RPJPD). RPJPD bertujuan untuk lebih memperkuat
pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang. Penguatan
pembangunan difokuskan pada peningkatan daya saing ekonomi
berbasis keunggulan sumber daya alam dan sumber daya manusia.
Pertumbuhan ekonomi Lamongan tahun 2016 sebesar 5,86 persen,
meningkat dibandingkan tahun 2015 yang mencapai 5,77 persen.
Banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Lamongan,
baik faktor internal maupun eksternal. Secara eksternal, kondisi ekonomi
global belum membaik, dan komoditas internasional masih stagnan pada
level yang rendah. Beberapa indikator yang mempengaruhi Lamongan'
Struktur bidang usaha sebagian masyarakat Lamongan masih
didominasi oleh bidang pertanian, kehutanan, dan perikanan daripada
bidang usaha ekonomi lainnya. Kontribusi terbesar pada tahun 2016
seperti tahun-tahun sebelumnya dihasilkan oleh bidang usaha pada
kategori pertanian, kesejahteraan, dan perikanan sebesar 38,87 persen.
Kemudian sektor usaha pada golongan Perdagangan Besar dan Eceran,
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar 18,98 persen; gan delapan
kategori Usaha Konstruksi sebesar 10,77 persen; bidang usaha pada
kelompok Industri Manufaktur sebesar 8,08 persen, dan bidang usaha
pada kelompok informasi dan komunikasi sebesar 5,97 persen.
Sedangkan peran kategori usaha lain dalam kelompok memberikan
kontribusi di bawah 5 persen, Peningkatan Pendapatan Asli Daerah
(PAD) di Lamongan selama periode 2105-2017. Adanya peningkatan
sumber daya keuangan yang dimiliki oleh daerah. Sehingga Kabupaten
Lamongan dapat menggali PAD yang akan mempengaruhi
perkembangan dan perkembangan wilayahnya. Namun beberapa
anomali terjadi di Lamongan selama periode 2011 – 2015 dimana rata-
rata jumlah aset daerah mengalami penurunan. Pemkab Lamongan
pertahun sebesar 1,65% serta terjadi penurunan dana penyertaan modal
selama ini Pemerintah Kabupaten Lamongan periode lima tahun juga
mengalami penurunan rata-rata sebesar 4,30% dan penyertaan dana
juga mengalami penurunan sebesar 22,08% (Perda Lamongan Nomor
14 tahun 2017). Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh
PAD terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah Kabupaten
Lamongan. Manfaat penelitian ini adalah kontribusi teoritis dan praktis
yaitu memperkaya pengetahuan akuntansi khususnya dalam kajian
akuntansi sektor publik terkait pengaruh PAD terhadap kinerja keuangan
dengan mengadopsi teori keagenan dan Fiscal Federalism Theory serta
akan memberikan tambahan wacana keilmuan akuntansi khususnya
akuntansi sektor publik. khususnya dengan membuat kebijakan publik
yang tepat. Penyelenggaraan kegiatan pemerintahan oleh pemerintah
daerah dituntut untuk selalu transparan dalam melaksanakan otonomi
daerah. Salah satu bentuk pertanggungjawaban adalah dengan
menyampaikan laporan keuangan. Laporan keuangan disusun untuk
melaporkan kondisi keuangan pemerintah daerah pada periode tertentu,
dan terdapat beberapa informasi yang dapat digunakan untuk menilai
kinerja pemerintah daerah. Konteks keuangan daerah dengan adanya
desentralisasi fiskal yang dikaitkan dengan teori keagenan berarti
adanya pendelegasian dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah
dimana pemerintah daerah dapat menjalankan fungsi pemerintah pusat
yang telah dilimpahkan kepada pemerintah daerah bertindak sebagai
instansi pemerintah pusat.
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan kuantitatif. Partial
Least Square (PLS) digunakan untuk menganalisis data karena skala
pengukurannya berbeda. Pendekatan kualitatif deskriptif dalam penelitian
ini memberikan informasi yang lengkap sehingga bermanfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan dan lebih dapat diterapkan terhadap
berbagai masalah. Pendekatan kualitatif deskriptif dalam penelitian ini
adalah memberikan informasi yang lengkap tentang hasil model penelitian
yang belum terjawab secara statistik. Variabel yang akan digunakan
dalam penelitian ini terdiri dari satu variabel bebas yaitu PAD dan satu
variabel terikat yaitu kinerja keuangan. PAD adalah semua pendapatan
yang diperoleh dari daerah yang bersumber dari dalam wilayahnya yang
dipungut berdasarkan peraturan daerah dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Kinerja keuangan diukur dengan tiga komponen
kinerja keuangan daerah yaitu derajat desentralisasi, rasio
ketergantungan keuangan daerah, dan rasio kemandirian keuangan
daerah. Derajat desentralisasi menunjukkan besarnya kontribusi PAD
terhadap total pendapatan daerah. Implikasinya, semakin tinggi kontribusi
PAD maka semakin tinggi pula kapasitas pemerintah daerah dalam
melaksanakan desentralisasi. Rasio ini dihitung berdasarkan
perbandingan antara jumlah Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan total
pendapatan daerah. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut: Derajat
desentralisasi = (Pendapatan Asli Daerah) / (Total Pendapatan Asli
Daerah) x 100%……. (2) Ketergantungan Finansial adalah
ketergantungan suatu daerah yang menunjukkan ketergantungan daerah
terhadap pemerintah pusat/provinsi. Rasio ini dihitung dengan
membandingkan jumlah pendapatan transfer dengan total pendapatan
daerah. Semakin tinggi rasio ini, semakin besar ketergantungan daerah
terhadap pemerintah pusat/provinsi. Rumus berikut menghitung
ketergantungan finansial: Ketergantungan Finansial = (Penerimaan
Transfer) / (Total Pendapatan Asli Daerah) x 100%………………. (3)
Kemandirian Finansial. Rasio kemandirian keuangan daerah (otonomi
fiskal) menunjukkan kemampuan daerah untuk membiayai sendiri
kegiatan pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan kepada
masyarakat yang telah membayar pajak dan retribusi sebagai sumber
pendapatan yang dibutuhkan oleh daerah. Rumus berikut menghitung
kemandirian keuangan daerah: Kemandirian Keuangan = (Pendapatan
Asli Daerah) / (Pusat + Provinsi + Pinjaman) x 100%... (4) Populasi
penelitian ini adalah PAD dan kinerja keuangan Kabupaten Lamongan,
yaitu semua data yang terdiri dari Laporan Keuangan Daerah adalah
anggaran, serta perhitungan anggaran dan data pendukung lainnya dari
Pemerintah Kabupaten Lamongan tahun 2010 sampai dengan tahun
2017. Seluruh populasi digunakan sebagai penelitian. sampel. Jenis data
yang digunakan adalah data sekunder. Data sekunder adalah sumber
data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui
media perantara berupa bukti, catatan atau laporan sejarah yang disusun
dalam arsip yang diterbitkan. Jenis dan kontribusi data penelitian ini
adalah data laporan keuangan termasuk Lapora dan realisasi APBD
Kabupaten Lamongan tahun 2010-2015 sehingga jenis data yang
digunakan adalah data panel. Panel data merupakan kombinasi dari data
time series dan data cross-section. Prosedur pengumpulan data adalah
metode dokumentasi/peninjauan pustaka. Dokumentasi adalah metode
pengumpulan data berdasarkan dokumen, studi pustaka, jurnal ilmiah,
dan laporan tertulis lainnya yang ada hubungannya dengan variabel
penelitian, serta referensi kepustakaan yang berkaitan dengan tema yang
diteliti dan sifat datanya adalah data kuantitatif. , yaitu data berupa angka,
dan bersifat objektif. Teknik analisis dalam penelitian ini menggunakan
Structural Equation Modeling (SEM) dengan pendekatan variance based
atau berbasis komponen dengan Partial Least Square (PLS). Menurut
Ghozali (2014:7), PLS merupakan pendekatan alternatif yang bergeser
dari pendekatan SEM berbasis kovarians menjadi berbasis varians. SEM
berbasis kovarians umumnya menguji kausalitas/teori sementara PLS
adalah model yang lebih prediktif. Pengujian model struktural (Inner
Model) dilakukan dengan melihat nilai R-square yang merupakan uji
goodness-fit model dan besarnya koefisien jalur struktur. Model penelitian
yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Partial Least Square
(PLS). Analisis data penelitian ini menggunakan Partial Least Square
(PLS), dibantu dengan software SmartPLS. Partial Least Square adalah
analisis persamaan struktural (SEM) yang memiliki basis varian, dan
secara bersama-sama dapat menguji model pengukuran dan menguji
model struktural atau memprediksi suatu model (Jogiyanto, 2011). Jalan
Hasil & pembahasan HASIL :
PAD berpengaruh langsung terhadap derajat desentralisasi adalah 0,98
dan signifikan dengan nilai signifikansi p = 0,01. R2 nilai 0,96
menunjukkan variabel PAD dapat menjelaskan variabel rasio derajat
desentralisasi sebesar 96%. Kedua, PAD berpengaruh langsung terhadap
financial dependency ratio sebesar 0,87 dan signifikan dengan nilai
signifikansi p = 0,01. R2 nilai 0,96 menunjukkan variabel PAD dapat
menjelaskan variabel financial dependency ratio sebesar 76%. Ketiga,
PAD berpengaruh langsung terhadap rasio independensi 0,98 dan
signifikan dengan nilai signifikansi p = 0,01. R2 nilai 0,97 menunjukkan
variabel PAD dapat menjelaskan variabel rasio independensi sebesar
97%. Dengan demikian, PAD mempengaruhi tiga komponen kinerja
keuangan yang diukur dengan derajat desentralisasi, rasio
ketergantungan keuangan daerah dan rasio kemandirian keuangan
daerah dalam rangka pengelolaan keuangan yang transparan, efektif,
efisien, dan akuntabel. terhitung.
PEMBAHASAN:
Pengaruh PAD terhadap kinerja keuangan yang diukur dengan derajat
rasio desentralisasi menunjukkan kinerja keuangan di Kabupaten
Lamongan, Jawa Timur. Rasio derajat desentralisasi menunjukkan
kontribusi PAD terhadap total pendapatan daerah. Pada tahun 2010-2015
terlihat bahwa tingkat derajat desentralisasi di Kabupaten Lamongan
masih fluktuatif dimana rasio derajat desentralisasi tertinggi pada tahun
2017 sebesar 16%, dan terendah pada tahun 2011 sebesar 8%.
Implikasinya, semakin tinggi kontribusi PAD maka semakin tinggi pula
kapasitas pemerintah daerah dalam melaksanakan desentralisasi.
Berdasarkan peningkatan rasio derajat desentralisasi selama 5 (lima)
tahun terakhir menunjukkan bahwa kemampuan Kabupaten Lamongan
dalam menjalankan otonomi daerah mengalami penurunan dengan rata-
rata 12% yang menunjukkan peran/kontribusi pendapatan daerah dalam
pendanaan keuangan. di Kabupaten Lamongan secara agregat.
Sebagaimana ditunjukkan oleh teori keagenan, hubungan antara
masyarakat dan pemerintah seperti hubungan antara prinsipal dan agen.
Masyarakat yang diwakili DPRD adalah prinsipal, dan pemerintah sebagai
agen. Agen diharapkan mengambil kebijakan keuangan untuk
kepentingan prinsipal. Ketika pemerintah daerah sebagai agen dapat
mengelola sumber keuangannya untuk pertumbuhan masyarakat lokal,
maka pemerintah daerah telah berhasil mengelola otonomi daerahnya.
Oleh karena itu, semakin tinggi PAD, maka derajat desentralisasi juga
akan semakin tinggi.
Kesimpulan PAD mempengaruhi tiga komponen kinerja keuangan daerah yang diukur
denga derajat desentralisasi, rasio ketergantungan keuangan daerah dan
rasio kemandirian keuangan daerah yang transparan, efektif, efisien dan
akuntabel di Lamongan. Rasio pertumbuhan digunakan untuk mengetahui
tingkat pertumbuhan PAD dan pertumbuhan pendapatan daerah. Pada
tahun 2010-2017 terlihat rasio pertumbuhan PAD Kabupaten Lamongan
masih fluktuatif, dengan rasio pertumbuhan PAD tertinggi pada tahun
2014 sebesar 41% dan terendah pada tahun 2011 sebesar 4%. Artinya
berdasarkan fluktuasi proporsi pertumbuhan pendapatan selama 8
(delapan) tahun dengan nilai rata-rata 20% pemerintah Kabupaten
Lamongan dapat mempertahankan dan meningkatkan keberhasilan yang
dicapai dan telah efektif dalam melakukan penggalian sumber – sumber
pendapatan asli daerah.
Kekuatan 1. Menggunakan banyak refrensi buku, jurnal, dan artikel.
2. Pokok pembahasan jelas.
3. Pokok pembahasan cukup menarik.
4. Keseluruhan isi sudah lengkap.

kelemahan Terdapat pembahasan yang dibahas berulang

Anda mungkin juga menyukai