Anda di halaman 1dari 9

Sejarah Kekhalifahan Umayyah, Kejayaan,

Hingga Keruntuhannya
Oleh: Yuda Prinada - 10 Desember 2020
Dibaca Normal 3 menit
Kekhalifahan Umayyah punya peran besar dalam sejarah Islam, namun runtuh karena
pergolakan sesama umat muslim sendiri.
tirto.id - Dinasti Umayyah merupakan kekhalifahan pertama setelah era Khulafaur
Rasyidin dalam sejarah Islam. Nama dinasti ini diambil dari Umayyah bin 'Abd asy-
Syams atau Muawiyah bin Abu Sufyan alias Muawiyah I, salah seorang sahabat Nabi
Muhammad, lalu menjadi khalifah yang memimpin pada 661-680 Masehi.

Secara garis besar, era Kekhalifahan Umayyah terbagi atas dari dua periode utama,
yakni tahun 661-750 M berpusat di Damaskus (kini ibu kota Suriah), kemudian periode
756-1031 M di Cordoba seiring berkuasanya kekuatan muslim di Spanyol, Andalusia.

Berdirinya Dinasti Umayyah bermula dari peristiwa Tahkim atau Perang Shiffin.
Dipaparkan oleh Abdussyafi Muhammad Abdul Lathif dalam Bangkit dan Runtuhnya
Khilafah Bani Umayyah (2016), ini adalah perang saudara antara kubu Muawiyah 1
kontra Ali bin Abi Thalib, khalifah ke-4 setelah wafatnya Nabi Muhammad.

Perang Shiffin terjadi usai kematian khalifah ketiga, Utsman bin Affan, pada 17 Juni
656, yang membuka peluang bagi Ali bin Abi Thalib, menantu Nabi Muhammad, untuk
memimpin.

Setelah Ali bin Abi Thalib wafat pada 29 Januari 661, kepemimpinan sempat dilanjutkan
oleh Hasan, putra Ali dan cucu Nabi Muhammad, selama beberapa bulan. Hasan
kemudian melepaskan jabatannya.

Usai Hasan bin Ali mundur, Muawiyah I tampil sebagai pemimpin meskipun diwarnai
dengan berbagai polemik di antara umat Islam sendiri. Dari sinilah sejarah Kekhalifahan
Umayyah dimulai.

Kejayaan Kekhalifahan Umayyah

Secara garis besar, pemerintahan Dinasti Umayyah yang berlangsung selama hampir
90 tahun terbagi dalam dua periode, yakni masa Kekhalifahan yang berpusat di
Damaskus (Suriah) dan era kejayaan di Spanyol, Andalusia, dengan pusatnya di
Cordoba.

Maka, wilayah kekuasaan Kekhalifahan Umayyah sangat luas. Dikutip dari History of


Islamic Civilization (2017) karya Muhammad Fathurrohman, wilayah tersebut meliputi
sebagian besar Timur-Tengah, Asia Selatan, Asia Tengah, pesisir Afrika Selatan hingga
Andalusia, yakni kawasan yang kini ditempati Portugal dan Spanyol.
Luasnya wilayah kekuasaan Kekhalifahan Umayyah tidak lepas dari serangkaian
penaklukan yang secara bersambung dilakukan dan dikomandani oleh para
pemimpinnya, dengan seabrek dinamika yang terjadi di kalangan Bani Umayyah
sendiri.

Rangkaian penaklukan ini merupakan embrio dari Perang Salib dalam misi melawan
Eropa. Misi tersebut dilakukan baik dari jalur timur menuju Konstantinopel maupun
lewat jalur barat yang akhirnya sampai di Spanyol.

Dinasti Umayyah memiliki peran penting dalam perkembangan Islam. Kekhalifahan ini
pernah dipimpin oleh tokoh-tokoh berpengaruh, di antaranya adalah Al-Walid bin Abdul-
Malik dan Umar bin Abdul Aziz.

Di masa pemerintahan Al Walid bin Abdul-Malik (705-715), kekuasaan Kekhalifahan


Umayyah meluas hingga ke Spanyol. Penaklukan Andalusia terjadi pada 711 Masehi.

Pembangunan diutamakan pada masa ini. Dibangunnya rumah sakit dan Masjid Al
Amawi di Damaskus, Masjid Al Aqsa di Yerussalem, perluasan Masjid Nabawi di
Madinah, merupakan sejarah penting dari peran Dinasti Umayyah.

Ketika Umar bin Abdul Aziz (717-720) menjadi khalifah, bidang keilmuan Islam
merupakan prioritas utama. Pengarsipan hadis, pengembangan bahasa Arab, ilmu
qiraah (membaca Alquran), fikih, hingga berbagai karya tulis maupun produk ilmiah
berkembang pesat pada masa ini.

Baca juga:

 Tragedi Karbala, Kematian Husein bin Ali, dan Terbelahnya Islam


 Ironi dalam Kematian Tak Terduga Sultan Utsmaniyah
 Turki Ottoman Melemah dan Bantuan Inggris, Lahirlah Arab Saudi

Keruntuhan Dinasti Umayyah

Kejayaan Dinasti Umayyah mulai menurun ketika kelompok yang tidak puas terhadap
pemerintahan mulai muncul. Bani Abbasiyyah memimpin upaya perlawanan ini dan
pada akhirnya melemahkan kekuasaan Bani Umayyah.

Pertengahan abad ke-6 menjadi masa-masa krusial Kekhalifahan Umayyah. Pada


periode ini, Umayyah mulai mengalami kekalahan dari pasukan Abbasiyyah. Hingga
akhirnya, pada 750 M Damaskus berhasil direbut oleh Abbasiyyah yang praktis
membuat pemerintahan Umayyah jatuh.

Khalifah terakhir Dinasti Umayyah di Damaskus, tulis Imam Subchi dalam Pendidikan


Agama Islam: Sejarah Kebudayaan Islam (2015), adalah Marwan II bin Muhammad
(744-750). Sejak itu, berakhirlah era Umayyah di Damaskus dan dimulailah era baru di
Andalusia dengan pusatnya di Cordoba, Spanyol.

Pemerintahan Kekhalifahan Umayyah di Cordoba berlangsung cukup lama. Namun,


keruntuhan mulai terlihat pada perjalanan awal abad ke-9. Mulai muncul intrik dan
pergolakan di kalangan sendiri. Wilayah kekuasaan Umayyah pun sedikit demi sedikit
tercerai-berai.

Pada 1031, Hisyam III selaku Khalifah Umayyah di Cordoba saat itu, mengundurkan diri
dari jabatannya. Situasi semakin kacau lantaran mengalami krisis kepemimpinan. Tidak
adanya pemimpin yang mumpuni membuat dewan menteri terpaksa menghapus
jabatan khalifah.

Pemerintahan Umayyah di Andalusia pun terpecah-belah menjadi negara-negara kecil


hingga akhirnya kekuasaan Islam di Cordoba benar-benar musnah.

Baca juga:

 Sejarah Kejatuhan Pusat Perang Salib Konstantinopel


 Yazdegerd III, Penjaga Terakhir Persia Sebelum Era Islam
 Khalifah yang Membangun Gereja Suci & Makam Yesus

Garis Waktu Umayyah di Damaskus

661 M- Muawiyah I menjadi khalifah dan mendirikan Bani Umayyah


670 M- Perluasan ke Afrika Utara, penaklukan Kabul
677 M- Penaklukan Samarkand dan Tirmiz, serangan ke Konstantinopel
680 M- Kematian Muawiyah, Yazid I naik takhta, peristiwa Karbala
685 M- Khalifah Abdul-Malik menegaskan Bahasa Arab sebagai bahasa resmi
700 M- Kampanye menentang kaum Barbar di Afrika Utara
711 M- Penaklukan Spanyol, Sind, dan Transoxiana
713 M- Penaklukan Multan
716 M- Serangan ke Konstantinopel
717 M- Umar bin Abdul-Aziz menjadi khalifah, reformasi besar-besaran
749 M- Kekalahan tentara Umayyah di Irak dari pasukan Abbasiyyah
750 M- Damaskus direbut Abbasiyyah, Kekhalifahan Umayyah jatuh
756 M- Pisah dari Abbasiyyah, pindah ke Cordoba

Daftar Pemimpin Kekhalifahan Umayyah

Kekhalifahan Utama di Damaskus


 Muawiyah I bin Abu Sufyan, 661-680 M
 Yazid I bin Muawiyah, 680-683 M
 Muawiyah II bin Yazid, 683-684 M
 Marwan I bin al-Hakam, 684-685 M
 Abdullah bin Zubair bin Awwam, 685 M (transisi)
 Abdul-Malik bin Marwan, 685-705 M
 Al-Walid I bin Abdul-Malik, 705-715 M
 Sulaiman bin Abdul-Malik, 715-717 M
 Umar II bin Abdul-Aziz, 717-720 M
 Yazid II bin Abdul-Malik, 720-724 M
 Hisyam bin Abdul-Malik, 724-743 M
 Al-Walid II bin Yazid II, 743-744 M
 Yazid III bin al-Walid, 744 M
 Ibrahim bin al-Walid, 744 M
 Marwan II bin Muhammad, 744-750 M

Keamiran di Cordoba

 Abdur-rahman I, 756-788 M
 Hisyam I, 788-796 M
 Al-Hakam I, 796-822 M
 Abdur-rahman II, 822-888 M
 Abdullah bin Muhammad, 888-912 M
 Abdur-rahman III, 912-929 M

Kekhalifahan di Cordoba

 Abdur-rahman III, 929-961 M


 Al-Hakam II, 961-976 M
 Hisyam II, 976-1008 M
 Muhammad II, 1008-1009 M
 Sulaiman, 1009-1010 M
 Hisyam II, 1010-1012 M
 Sulaiman, 1012-1017 M
 Abdur-rahman IV, 1021-1022 M
 Abdur-rahman V, 1022-1023 M
 Muhammad III, 1023-1024 M
 Hisyam III, 1027-1031 M

Anda mungkin juga menyukai