Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH MANAJEMEN SDM INTERNASIONAL

PENGELOLAAN KEBERAGAMAN TIM DAN TENAGA KERJA


INTERNASIONAL

OLEH :

NAMA KELOMPOK 3 :

1. PUTU DARA ARI SUANDARI (1902612010676 / 09)

2. NI GUSTI AYU PUTU LINDAYANI (1902612010677 / 10)

3. I PUTU GEDE ANANTA WIJAYA (1902612010680 / 11)

4. I PUTU AGUS APRIANA PUTRA (1902612010681 / 12)

KELAS MANAJEMEN MALAM SDM (G)

PROGRAM STUDI MANAJEMEM

i
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR 2020/2021

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah
satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca. Harapan kami semoga
makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini
sehingga kedepannya dapat lebih baik. Makalah ini kami akui masih banyak
kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh karena itu
harapan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Penulis,

ii
DAFTAR ISI

Cover.........................................................................................................................i

Kata Pengantar ........................................................................................................ii

Daftar Isi.................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

1.1 Latar Belakang...................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................2

1.3 Tujuan ...............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................3

2.1 Membangun Tim Internasional..........................................................................3

2.2 Mengelola Perbedaan – Perbedaan ...................................................................6

2.3 Karakteristik dan Elemen Budaya .....................................................................7

2.4 Perbedaan Individu Menurut Budaya ................................................................9

BAB III PENUTUP ...............................................................................................10

3.1 Kesimpulan......................................................................................................10

3.2 Saran.................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................i

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan suatu negara multikultural yang mempunyai banyak


keragaman yang dimana masyarakatnya berasal dari latar belakang yang berbeda
baik dari segi agama, bahasa, suku, ras, budaya, tradisi, usia, dan gender. Hal
tersebut pastinya sangat mempengaruhi nilai kehidupan dan pola pikir seseorang
dari berbagai latar belakang tersebut. Di sebuah organisasi (perusahaan) pasti
memiliki tenaga kerja (karyawan) yang memiliki latar belakang yang berbeda.
Dalam organisasi (perusahaan), manusia memiliki peran yang sangat
penting. Karena manusia merupakan penggerak dan penentu jalannya suatu
organisai. Dan pada saat ini yang menjadi permasalahan dalam suatu organisasi
adalah adanya keragaman. “Keragaman memunculkan isu etik dan tanggung
jawab sosial. Jika isu keragaman tidak dikelola dengan baik bisa mengalami
keruntuhan, khususnya di lingkungan dunia kerja atau organisasi. Keragaman
menjadi isu penting bagi para manajer dan perusahaan karena adanya kewajiban
yang etis yang kuat dalam masyrakat untuk memperlakukan seseorang secara
pantas dan adil”. Namun, dengan adanya keragaman pula dapat memberikan
pengaruh positif untuk beberapa perusahaan. Perusahaan yang memiliki karyawan
dengan latar belakang yang berbeda juga dapat membantu meraih keuntungan
kompetitif, dan juga dapat mendorong seorang manajer untuk memperlakukan
karyawannya secara pantas dan adil.
Keberagaman atau diversity adalah ketidaksamaan – perbedaan diantara
orang yang disebabkan oleh usia, jenis kelamin, ras, etnisitas, agama, social
ekonomi, pendidikan, pengalaman yang digunakan untuk membedakan antara
oang yang satu dengan orang yang lainnya. Keberagaman memunculkan isu etik
dan tanggung jawab social. Jika isu keberagaman ini tidak dikelola dengan baik
bisa mengalami keruntuhan, khususnya di lingkungan global. Keberagaman
menjadi isu penting bagi para manajer dan perusahaan karena adanya kewajiban
etis yang kuat dalam masyarakat untuk memperlakukan orang secara pantas dan
adil. Mengelola keberagaman secara efektif dapat memberbaiki efektifitas. Para

1
manajer mengelola keberagaman secara efektif, tidak hanya mendorong manajer
lainnya untuk meperlakukan anggota secara pantas dan adil namun juga
menyadari bahwa keberagaman sumber daya yang penting yang dapat membantu
meraih keuntungan kompetitif.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Membangun Tim Internasional?
2. Apa yang dimaksud dengan Mengelola Perbedaan – Perbedaan?
3. Apa yang dimaksud dengan Karakteristik dan Elemen Budaya?
4. Apa yang dimaksud dengan Perbedaan Individu Menurut Budaya?
1.3 Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui Membangun Tim Internasional
2. Untuk mengetahui Mengelola Perbedaan – Perbedaan
3. Untuk mengetahui Karakteristik dan Elemen Budaya
4. Untuk mengetahui Perbedaan Individu Menurut Budaya

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Membangun Tim Internasional

Membangun tim (team building) merupakan berbagai aktivitas yang


digunakan untuk meningkatkan hubungan sosial dengan mendefinisikan peran
masing-masing individu dalam suatu tim yaitu dengan melakukan kolaborasi dari
berbagai tugas. Satu aspek dinamika tim adalah peran dan cara para anggotanya
berinteraksi dalam melaksanakan tugas. Anggota tim berperan dalam memberi
informasi, mencari informasi, memprakarsai, menetapkan standar atau aturan,
menjelaskan, merangkum, dan menguji kesepakatan. Kegiatan mana biasanya
dilakukan melalui pertemuan, rapat dan diskusi. Melalui rapat-pertemuan para
anggota berbagi informasi, memperoleh informasi, menghasikan gagasan baru,
menganalisis dan memecahkan masalah, mencapai kesimpulan, menjelaskan
masalah atau tujuan serta menghimpun dukungan. Oleh karena itu, kerjasama tim
(teamwork) mutlak diperlukan. Teamwork tidak akan terjadi bila, kita para
anggota tim, tidak mampu dan mau bekerja sama. Untuk itulah, kemampuan
“sederhana” untuk bekerja sama seperti:
a. menghargai orang lain,

b. memperluas wawasan pengetahuan,

c. mengungkapkan ide, pendapat dan tanggapan, serta

d. bernegosiasi, menjadi sangat-sangat penting.


Untuk itu, usahakan meningkatkan kemampuan “sederhana” , namun sangat
berharga. Gunakan tiga mulai :
1. mulai dari diri sendiri,

3
2. mulai dari yang paling gampang, dan
3. mulailah sekarang.
Tim yang sukses mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Tim mempunyai misi dan tujuann yang ternyatakan dengan jelas
2. Mampu bekerja secara kreatif
3. Memfokus pada hasil
4. Jelas peran dan tanggung jawab jawab baik tim maupun para anggotanya
5. Diorganisasikan dengan baik
6. Dibangun di atas kekuatan individu
7. Saling mendukung kepempimpinan anggota yang lain
8. Mengembangkan iklim kondusif di dalam tim
9. Mampu menyelesaikan ketidaksepakatan
10. Mampu berkomunikasi secara terbuka, (11) Mampu membuat keputusan secara
objektif, dan
11. Mampu mengevaluasi efektivitasnya sendiri
Tim yang solid dalam sebuah organisasi, tidak lepas dari karakteristik yang
membangun soliditasnya. Menurut Burn (2004), tim didefinisikan sebagai sebuah
kelompok kerja yang terdiri dari beberapa orang dengan kompetensi yang setara,
di mana mereka bekerja secara interdependen/ketergantungan dalam
melaksanakan pekerjaan di suatu organisasi. Sedangkan soliditas mencakup tiga
hal, yaitu: pikiran, perasaan dan tindakan. Artinya dalam sebuah tim yang solid
terdapat kesepahaman dalam pemikiran, keterikatan perasaan dan tindakan nyata
untuk mencapai tujuan.
Tim yang solid bukan hanya memerlukan keahlian dan wawasan, akan tetapi juga
memerlukan kemampuan setiap anggotanya membangun hubungan emosional dan
didukung oleh karakteristik sebagai berikut:
1. Visi yang sama
Visi yang sama dibentuk sebelum tim mulai bekerja sama. Visi ibarat peta
dengan arah yang jelas dan menuntun anggota tim ke mana harus berjalan.
Walaupun dalam perjalanannya anggota tim mengerjakan tugas yang
berbeda-beda, akan tetapi pencapaian akhir akan menuju satu tujuan yang
sama.
2. Saling menghargai
Keberagaman dan perbedaan dalam tim menjadi dasar utama anggota tim
untuk saling menghargai. Keberagaman dan perbedaan menyebabkan cara
pandang yang berbeda dalam berbagai permasalahan. Saling menghargai
dalam wujud sikap toleransi akan memperkuat persatuan dalam tim.
Keberagaman dan perbedaan bahkan menjadi modal utama tim untuk lebih
dinamis dan adaptif dengan berbagai perubahan yang terjadi.
3. Komunikasi efektif

4
Komunikasi efektif ditandai dengan adanya saling pengertian,
meningkatnya hubungan baik, dan pada akhirnya menimbulkan suatu
tindakan positif dari setiap anggota tim. Komunikasi efektif antara
pemimpin dengan anggota tim dan antara anggota tim satu dengan yang
lain, akan menumbuhkan rasa saling percaya dan kerja sama yang baik.
Semua anggota tim diberikan kesempatan untuk berpendapat,
berpartisipasi dalam pengambilan keputusan, dan diberikan umpan balik.
Komunikasi efektif juga ditandai dengan keterbukaan informasi, yang
akan membuat lingkungan kerja tim menjadi lebih sehat.
4. Kepercayaan satu sama lain
Dampak dari komunikasi efektif adalah rasa saling percaya antar anggota
tim. Saling percaya dibangun melalui proses interaksi yang intens antar
anggota tim. Anggota tim mempunyai kepercayaan satu sama lain untuk
menyelesaikan tugas bersama. Anggota tim juga mempunyai kepercayaan
kepada pemimpinnya untuk membawa mereka pada tujuan yang telah
ditentukan. Partisipasi semua anggota tim, pendapat, gagasan, ide-ide,
kreativitas dan inovasi dihargai sebagaimana mestinya untuk kemajuan
tim.
5. Kemauan bekerja sama
Kerja sama membuat tim mampu menyelesaikan tugas sesuai target yang
telah ditentukan. Semua anggota tim berkontribusi aktif dalam tugas sesuai
dengan kapasitasnya masing-masing. Anggota tim dapat saling bantu dan
saling melengkapi kekurangan satu sama lain. Kerja sama juga membuat
tim lebih kuat mengatasi berbagai rintangan. Anggota tim yang paling
lemah sekalipun dapat diberdayakan untuk membantu tim mencapai
tujuan.
6. Rasa tanggung jawab
Anggota tim harus memahami dan bertanggung jawab terhadap tugasnya
masing-masing. Tanggung jawab merupakan bentuk komitmen yang kuat
terhadap tim dan tugas yang diberikan. Semua anggota tim berperan aktif
sesuai tugas dan fungsinya masing-masing. Rasa tanggung jawab
menghindarkan anggota tim dari sikap saling menyalahkan ketika terjadi
masalah. Tanggung jawab menyebabkan beban yang dipikul tim menjadi
lebih ringan, karena semua orang mengambil bagian untuk memikulnya.
7. Disiplin, integritas dan kejujuran

5
Kualitas kinerja tim diukur dengan keberhasilan pencapaian target, yang
berlandaskan pada nilai-nilai disiplin, integritas dan kejujuran. Nilai-nilai
ini akan membuat tim lebih akuntabel, sehingga dapat
mempertanggungjawabkan tugas-tugasnya dengan baik. Tim dapat
menyelesaikan tugas dengan tepat waktu, dan mengelola sumber daya
dengan efektif dan efisien. Tim akan berjalan di jalur yang semestinya
dengan taat azas dan taat aturan.
8. Mendukung kemajuan bersama
Anggota tim bisa jadi memiliki kompetensi yang setara, tetapi memiliki
kapasitas yang berbeda-beda. Perbedaan itu semestinya dapat membuat
anggota tim saling mendukung kemajuan bersama. Anggota tim yang kuat
akan mendukung anggota tim yang lemah, untuk bisa survive dan
meningkatkan kapasitasnya. Transfer knowledge antar anggota tim dan
berbagai kegiatan pelatihan dapat dilakukan untuk meningkatkan
kompetensi dan kapasitas bersama.
9. Jiwa kepemimpinan
Tim yang solid tidak lepas dari peran pemimpin yang mempunyai jiwa
kepemimpinan. Pemimpin ibarat nakhoda yang akan membawa tim
menuju satu tujuan. Pemimpin membentuk visi dari mulai awal tim
bekerja sama. Membagi tugas secara proporsional, serta melakukan
monitoring dan evaluasi. Menerima umpan balik dari semua anggota untuk
perbaikan dan memberikan keputusan atas semua permasalahan.
Merangkul semua anggota tim untuk maju dan mencapai tujuan bersama.
10. Adaptasi dengan perubahan
Tim yang solid mampu beradaptasi dengan berbagai perubahan yang
mempengaruhi tim, baik yang disebabkan oleh faktor internal maupun
eksternal. Faktor internal berasal dari dalam tim sendiri, misalnya terjadi
pergantian personel atau perubahan tugas. Sedangkan faktor eksternal
berasal dari luar tim misalnya terjadi perubahan pada organisasi, aturan,
jejaring kerja dan lain-lain. Adaptasi dengan perubahan menyebabkan tim
mampu berkompetisi secara sehat. Adaptasi dengan perubahan juga
menyebabkan tim

6
2.2 Mengelola Perbedaan-Perbedaan

Di dalam tipologi yang dikembangkan oleh Kohlberg, tentang tingkat


perkembangan moral kognitif, bahwa rasa penerimaan manusia terhadap
perbedaan sebagai prinsip moral universal adalah pada tingkat postconventional.
Yaitu pada level tertinggi, Karena itu, jangan suka menyensor diri sendiri,
berpikir besarlah, sebesar yang anda mau dan anda bisa karena ketika kita
mengembangkan kemampuan untuk menerima lebih banyak perbedaan dari yang
kita inginkan, bukan saja hidup dalam harmoni yang kita capai, akan tetapi kita
sekaligus mampu menyebarkan harmoni kepada lingkungan sekitar, mendukung
kekayaan emosional, mental fisik dan spiritual yang benar-benar utuh.

Kemampuan menerima perbedaan sesungguhnya sangat mendukung


perkembangan diri seseorang. Orang yang tak mampu menerima perbedaan
cenderung menutup jalan kearah perkembangan dirinya sendiri yang lebih baik.
Kebijaksanaan dan kedewasaan hidup justru bersembunyi di balik penerimaan
kita akan perbedaan. selanjutnya menerima perbedaan dan mengelola perbedaan
itu sendiri adalah kekayaan batin, dan inilah esensi paling dasa

2.3 Karaktersistik Budaya Dan Element Budaya


Karateristik Budaya Organisasi. Penelitian menunjukkan bahwa ada tujuh
karakteristik utama yang, secara keseluruhan, merupakan hakikat budaya
organisasi.

1. Inovasi dan keberanian mengambil risiko. Sejauh mana karyawan


didorong untuk bersikap inovatif dan berani mengambil risiko.

2. Perhatian pada hal-hal rinci. Sejauh mana karyawan diharapkan


menjalankan presisi, analisis, d perhatian pada hal-hal detail.

3. Orientasi hasil. Sejauh mana manajemen berfokus lebih pada hasil


ketimbang pada teknik dan proses yang digunakan untuk mencapai hasil
tersebut.

7
4. Orientasi orang. Sejauh mana keputusan-keputusan manajemen
mempertimbangkan efek dari hasil tersebut atas orang yang ada di dalam
organisasi.

5. Orientasi tim. Sejauh mana kegiatan-kegiatan kerja di organisasi pada tim


ketimbang pada indvidu-individu.

6. Keagresifanejauh mana orang bersikap agresif dan kompetitif ketimbang


santai.

7. Stabilitasejauh mana kegiatan-kegiatan organisasi menekankan

Ada beberapa pendapat mengenai elemen yang mempengaruhi budaya, berikut ini adalah
elemen inti yang menurut kami menjadi kunci dari budaya yang kuat:

1. Tujuan (Purpose). Sering kali terdefinisikan dalam pernyataan visi dan


misi. Untuk apa perusahaan atau organisasi ada? Perubahan apa yang
ditawarkan oleh perusahaan ini? Atau, apa yang akan hilang dari dunia
jika perusahaan ini berhenti beroperasi? Visi dan misi memberi arah yang
jelas ke mana sebuah perusahaan bergerak, sekaligus sebagai dasar
evaluasi apakah selama ini kita melakukan hal yang tepat. Visi dan misi
yang jelas juga memberikan fokus pada apa yang penting dan tidak. Tanpa
kejelasan visi dan misi sebagai panduan, sebuah perusahaan akan
kehilangan identitasnya.

2. Nilai-nilai inti (Core values). Tidak hanya serangkaian kata-kata yang


terpasang di dinding sebagai artefak, namun prinsip dasar mengapa setiap
orang dalam perusahaan menunjukkan perilaku tertentu. Nilai-nilai ini
akan berperan sebagai penuntun yang jelas jika dilaksanakan dengan
konsisten, khususnya jika diteladankan oleh para pemimpin. Sebaliknya,
pernyataan nilai-nilai inti akan menjadi bumerang jika para pemimpin
perusahaan dinilai tidak menghidupi nilai-nilai tersebut. Nilai-nilai inti
perusahaan menjabarkan sebuah perilaku mulai dari tataran idealisme
hingga tindakan yang teramati.

8
3. Komunikasi (Communication). Bagaimana sebuah harapan, standar, dan
tujuan dikomunikasikan menjadi sangat penting dalam membangun
budaya. Tidak hanya tentang isi, namun juga bagaimana pesan tersebut
disampaikan. Cara kita memberikan respons atau menyampaikan sesuatu
dapat dengan mudah membentuk sebuah perilaku tertentu. Misalnya
respons negatif ketika menanggapi gagasan yang di luar kebiasaan
cenderung akan mengurangi inisiatif dan menghambat keterbukaan.
Komunikasi yang dimaksud melingkupi konteks normal maupun informal.
Pembicaraan yang hanya terfokus pada pekerjaan juga cenderung tidak
memperkuat empati dan bonding antar karyawan.

4. Hubungan (Relationship). Menjadi elemen yang krusial karena kualitas


hubungan adalah salah satu hal yang kita kelola dalam bekerja, baik
dengan sesama karyawan (peer), atasan, bawahan, dan pelanggan. Relasi
yang sehat membangun budaya yang sehat pula. Rasa memiliki akan visi,
misi, dan nilai-nilai inti perusahaan lebih mudah merata jika hubungan
interpersonal dalam perusahaan terjalin dengan baik. Sebaliknya, jika
kualitas hubungan buruk, maka fenomena yang kontraproduktif akan
muncul seperti ego-sektoral, persaingan yang destruktif, dan terbentuknya
“suku-suku” kecil yang merasa memiliki musuh bersama.

5. Komitmen Pemimpin (Leadership). Melakukan transformasi budaya


sering kali berarti menambah kebiasaan baru tanpa komitmen sehingga hal
ini akan dianggap membuang-buang waktu. Pada elemen ini penting bagi
seorang pemimpin menunjukkan standar tentang apa yang relevan. Jika
seorang pemimpin memberikan kesan bahwa program-program budaya
tidak terlalu penting, maka karyawan juga akan memberikan bobot yang
ringan sehingga kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan
budaya tidak menjadi prioritas.

2.4 Perbedaan Individu Menurut Budaya


Perbedaan individu dalam kepribadian dan budaya membentuk preferensi atas
imbalan, gaya komunikasi, reaksi kepada pemimpin, gaya negoisasi, dan banyak

9
aspek lainnya dari perilaku dalam organisasi. Meskipun keragaman memberikan
banyak peluang bagi organisasi, manajemen keragaman yang efektif juga berarti
berupaya mengeliminasi diskriminasi hal lainnya, yang sebenarnya tidak selalu
buruk. Memperhatikan apakah seseorang lebih memenuhi syarat merupakan hal
penting dalam pengambilan keputusan untuk menerimanya sebagai pegawai,
dalam memutuskan promosi kita perlu memperhatikan apakah pekerja itu mampu
mengambil tanggung jawab kepemimpinan dengan luar biasa. Saat bicara
mengenai diskriminasi, biasanya kita mengizinkan perilaku kita dipengaruhi oleh
stereotip mengenai kelompok masyarakat. Diskriminasi ini sering kali berbahaya
bagi organisasi dan para pekerja.
Seperti yang dapat anda lihat, diskriminasi dapat terjadi dalam banyak cara,
dan efeknyapun bervariasi bergantung pada konteks organisasi dan pemahaman
pribadi anggota-anggotanya. Beberapa bentuk, seperti pengucilan atau
ketidaksopanan, sulit untuk dihilangkan sepenuhnya sebab sukar untuk diamati
dapat dengan mudah terjadi sebab pelakunya tidak menyadari efek dari
tindakannya.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Indonesia merupakan suatu negara multikultural yang mempunyai banyak
keragaman yang dimana masyarakatnya berasal dari latar belakang yang berbeda
baik dari segi agama, bahasa, suku, ras, budaya, tradisi, usia, dan gender. Hal
tersebut pastinya sangat mempengaruhi nilai kehidupan dan pola pikir seseorang
dari berbagai latar belakang tersebut. Maka dalam hal ini perlu dilakukan
penyatuan antar elemen budaya yaitu dengan membangun hubungan organisasi
internasional,tantangan dalam membuat organisasi/tim nasional adalah penyatuan
elemen budaya individu yang berbeda-beda, memahami dan beradaptasi dengan

10
karakteristik antar budaya individu serta menjaga konsistensi dalam
pengembangan antar budaya

3.2 Saran
Dalam makalah ini kami selaku penulis mengharapkan bagi pembaca serta
khususnya pemerintah yang bersangkutan agar lebih memperhatikan tentang
budaya-budaya yang ada di Indonesia karena tidak bisa kita pungkiri jika banyak
oknum-oknum yang mendiskriminasi budaya seseorang.Maka dari itu kami selaku
penulis ingin pemerintah agar bisa secepatnya menyelesaikan masalah serta
mencegah terjadinya gesekan antar masyarakat yang masih mempermasalahkan
tentang ras,etnis,suku dan lainnya.

Soal

1. Apakah seseorang yang tidak menghargai atau mengormati perbedaan budaya


bisa dikatakan kuper(kurang pergaulan) ?

2. Jelaskan pengaruh budaya terhadap perilaku manusia di dalam organisasi ?

11
DAFTAR PUSTAKA

http://aisyahskyungsoo.blogspot.com/2019/12/srategi-manajemen-dalam-
mengelola.html

https://kumparan.com/ika-susanti-1602824683517173180/karakteristik-tim-
yang-solid-1v6rk8i8ZgJ/full

https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&ved=2ahUKEwjrk-
m_7pzzAhWVaCsKHRMXCPgQFnoECCAQAQ&url=http%3A%2F
%2Fsuhardjono.lecture.ub.ac.id%2Ffiles%2F2012%2F07%2FTOP-Team-
Building.doc&usg=AOvVaw2-mb-8xx_d1T40O862ME4A

https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/11422/Mengelola-
Perbedaan.html

https://www.dosenpendidikan.co.id/budaya-organisasi/

iv
v

Anda mungkin juga menyukai