Laporan Praktikum Etanol
Laporan Praktikum Etanol
I PENDAHULUAN
Dasar teori
Fermentasi merupakan proses yang menghasilkan alkohol atau asam
organik, misalnya terjadi pada bahan yang mengandung karbohidrat. Secara
fisiologis adanya fermentasi dapat digunakan untuk mengetahui beberapa hal.
Proses fermentasi mengandung kapasitas mikroba untuk mengoksidasi tergantung
dari jumlah akseptor elektron terakhir yang dapat dipakai. Sel-sel melakukan
fermentasi menggunakan enzim-enzim yang akan mengubah hasil dari reaksi
oksidasi, dalam hal ini asam menjadi senyawa yang memiliki muatan positif,
sehingga dapat menangkap elektron terakhir dan menghasilkan energi (Lestari dan
Hartati 2017). Fermentasi alkohol membutuhkan kondisi anaerob (Azizah et al.
2012). Untuk memaksimalkan produksi alkohol, maka proses peragian harus
dijauhkan dari kontak gas oksigen (O2) atau dalam kondisi anaerob. Proses
fermentasi alkohol terdiri atas tiga tahap, yaitu glikolisis, reduksi asam piruvat,
dan reduksi asetaldehid. Tahap pertama, Glikolisis merupakan rangkaian reaksi
kimia penguraian glukosa (yang mempunyai 6 atom C) menjadi asam piruvat
(yang mempunyai 3 atom C), NADH dan ATP. Setiap 1 molekul glukosa diubah
menjadi 2 molekul asam piruvat, 2 NADH, dan 2 ATP. Tahap kedua, mengubah
piruvat menjadi alkohol melalui didekarboksilasi menjadi asetaldehid oleh piruvat
dekarboksilase, melibatkan tiamin pirofosfat. Tahap terakhir, yaitu tahap ketiga,
mereduksi asetaldehid dengan alkohol dehidrogenase dan NADH2 menjadi
alkohol (Handayani et al. 2016). Fermentasi alkohol memecah gula (glukosa)
menjadi alkohol dan gas karbon dioksida, contohnya pada produk roti dan
bioetanol (Ivanesthi et al. 2016).
Tujuan praktikum
Praktikum ini bertujuan untuk lebih memahami proses fermentasi dan
organisme yang berperannya, serta menghitung jumlah dan laju pembentukan
alkohol/etanol dengan menggunakan substrat gula dan jus nenas.
Pengolahan data untuk perhitungan jumlah molekul CO2 pada larutan gula:
𝑝. 𝑉 = 𝑛. 𝑅. 𝑇
1 × 0.002 = 𝑛 × 0.082507 × 300
0.002 = 𝑛 × 24.6171
𝑛 = 0.00008 𝑚𝑜𝑙
Jumlah molekul etanol :
𝑛𝐶2𝐻5𝑂𝐻 =
=
= 0.00008 𝑚𝑜𝑙
B. Percobaan 2: Larutan jus nenas
Waktu Jumlah
Volume Jumlah Molekul
No pengamatan Molekul CO2
CO2 (ml) alkohol/etanol (mol)
(menit) (mol)
1 0 0 0 0
2 15 2,5 0.00001 0.00001
3 30 5 0.00002 0.00002
4 45 7 0.00003 0.00003
5 60 8 0.00003 0.00003
6 75 8 0.00003 0.00003
7 90 8 0.00003 0.00003
Gambar 1
Grafik Laju Pembentukan Etanol
Gambar 2
Saccharomyces cerevisiae dengan perbesaran 1000X (www.uwyo.edu)
SIMPULAN
Mikroorganisme yang umumnya digunakan dalam proses produksi
bioethanol adalah Saccharomyces cerevisiae. Saccharomyces cerevisiae memiliki
beberapa kelebihan dibandingkan dengan mikroorganisme lain yang dapat
memproduksi bioetanol. Kelebihan tersebut antara lain lebih mudah beradaptasi
dengan lingkungan, lebih tahan terhadap kadar alkohol tinggi, dan lebih mudah
didapat. Oleh karena itu dibutuhkan lama fermentasi yang tepat untuk proses
fermentasi bioetanol agar didapatkan kadar etanol dalam jumlah yang tinggi, nilai
pH rendah, dan produksi gas yang tinggi tetapi tidak mengganggu pertumbuhan
Saccharomyces cerevisiae.
DAFTAR PUSTAKA
Azizah N, Al-Barrii AN, Mulyani S. 2012. Pengaruh lama fermentasi terhadap
kadar alkohol, pH, dan produksi gas pada fermentasi bioetanol dari whey
dengan substitusi kulit nanas. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan. 1(3): 72–
77.
Handayani SS, Hadi S, Patmala H. 2016. Fermentasi glukosa hasil hidrolisis buah
kumbi untuk baku bioethanol. Jurnal Pijar MIPA. 11(1): 28–33.
Siregar NS. 2014. Karbohidrat. Jurnal Ilmu Keolahragaan. 13(2): 38–44. doi:
https://doi.org/10.24114/jik.v13i2.6094.
Widyantara IWA, Nocianitri KA, Hapsari NMI. 2020. Pengaruh lama fermentasi
terhadap karakteristik minuman probiotik sari buah sirsak (Annona muricata
Linn). Jurnal Itepa. 9(2): 151–160.