STRATEGI PEMBELAJARAN
Suroto,S.Pd.,M.Pd
UNIVERSITAS LAMPUNG
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Strategi Pembelajaran” ini tepat
pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Bapak Drs.
I Komang Winatha, M.Si. dan Bapak Suroto, M.Pd. selaku dosen bidang studi Model dan
Inovasi Pembelajaran Ekonomi. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang “Strategi Pembelajaran” bagi para pembaca dan juga bagi kami selaku
kelompok 3.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian startegi pembelajaran menurut para ahli yaitu Menurut Kemp (1995)
menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus
dikerjakan guru dan peserta didik agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif
dan efisien. Sedangkan menurut J.R David (1976) strategi pembelajaran adalah
perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu.
Strategi pembelajaran langsung ialah strategi yang kadar berpusat pada gurunya
sangat tinggi, serta sangat kerap digunakan. Pada strategi ini tercantum didalamnya
metode- metode ceramah, persoalan didaktik, pengajaran eksplisit, praktek serta latihan,
dan demonstrasi. Strategi pendidikan langsung efisien digunakan buat memperluas data
ataupun mengembangankan ketrampilan langkah demi langkah.
2
3. Strategi Pembelajaran Interaktif( Interactive Intruction)
Strategi pembelajaran interaktif ialah bentuk diskusi antara peserta didik. Seaman
serta Fellenz( 1989) mengemukakan jika diskusi serta saling berbagi hendak membagikan
peluang kepada siswa guna membagikan respon terhadap gagasan, pengalaman,
pemikiran, serta pengetahuan guru ataupun kelompok, dan berupaya mencari alternatif
dalam berfikir.
Guru dapat memakai strategi ini dimanapun. Sebagai contoh, di dalam kelas bisa
digunakan tata cara simulasi, sebaliknya di luar kelas bisa dibesarkan tata cara observasi
buat mendapatkan cerminan komentar universal.
1. Pendekatan Pembelajaran
Istilah pendekatan berasal dari bahasa inggris“ approach” yang memiliki sebagian
makna, antara lain diartikan dengan“ pendekatan”. Dalam dunia pengajaran, kata
approach lebih tepat diartikan a way of begining something (cara memulai sesuatu). Oleh
sebab itu, sebutan pendekatan dapat diartikan sebagai“ cara memulai pendekatan”.
Pengertian pendekatan pembelajaran secara tegas belum ada kesepakatan dari para
ahli pendidikan. Namun pengertian menurut beberapa para ahli menjelaskan pendekatan
pembelajaran (instructional approach), menurut Gladene Robertson dan Hellmut Lang
(1984: 5). Pendekatan pembelajaran dapat dimaknai menjadi dua pengertian, yaitu
pendekatan pembelajaran sebagai dokumen tetap, dan pendekatan pembelajaran sebagai
3
kajian yang terus berkembang. Pendekatan pembelajaran adalah sebagai dokumen tetap
yang dimaknai suatu kerangka umum dalam praktek profesional guru, yaitu dokumen
yang dikembangkan untuk mendukung pencapaian kurikulum. Hal ini dapat berguna
untuk :
Pendekatan pembelajaran sebagai bahan kajian yang terus berkembang, oleh Gladene
Robertson dan Hellmet Lang dimaknai selain sebagai kerangka umum untuk praktek
profesional guru, pula dimaksudkan sebagai riset komperhensif tentang aplikasi
pembelajaran ataupun petunjuk penerapannya. Tidak hanya itu, dokumen tersebut pula
dimaksudkan buat mendesak para guru agar:
2. Model Pembelajaran
Model pembelajaran ialah kerangka dasar pembelajaran yang dapat diisi oleh
bermacam- macam muatan mata pelajaran, sesuai dengan karakteristik kerangka
dasarnya. Model pembelajaran ini bisa timbul dalam bermacam- macam wujud serta
variasinya sesuai dengan landasan filosofis serta pedagogis yang melatar belakanginya.
Arends( 1997) menyatakan “ the term teaching model refers to a particural approach
to instruction that includes its goals, syntax environment, and management system”
(istilah model pengajaran mengarah pada suatu pendekatan pembelajaran tertentu
termasuk tujuannya, sintaksnya, lingkungan, serta sistem pengelolaannya). Dengan
demikian, maka model pembelajaran memiliki makna yang lebih luas daripada
pendekatan, strategi, metode atau prosedur. Model pembelajaran merupakan sesuatu
perencanaan ataupun sesuatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merancang
pembelajaran di kelas ataupun pembelajaran dalam bimbingan serta untuk memastikan
4
perangkat- perangkat pendidikan tercantum di dalamnya buku- buku, film, pc,
kurikulum, dan lain- lain.
1. Rasional teoritis logis yang disusun oleh para pencipta ataupun pengembangnya.
2. Landasan pemikiran tentang apa serta bagaimana peserta didik belajar.
3. Tingkah laku pembelajaran yang dibutuhkan agar model tsb dapat dilaksanakan
dengan sukses.
4. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai.
3. Metode Pembelajaran
Metode menurut J. R. david dalam Teaching Strategies for College Class Room
(1976) yakni “a way in achieving something” (cara guna menggapai sesuatu). Untuk
melakukan suatu strategi, digunakan seperangkat metode pengajaran tertentu. Dalam
pengertian demikian maka metode pengajaran menjadi salah satu faktor dalam strategi
pembelajaran. Faktor semacam sumber belajar, keahlian guru serta siswa, media
pembelajaran, modul pengajaran, organisasi, waktu tersedia, kondisi kelas, serta
lingkungan merupakan unsur- unsur yang menunjang strategi pembelajaran. Dalam
bahasa Arab, metode diketahui dengan istilah at- thariq (jalan- cara).
4. Teknik Pembelajaran
5
Keterampilan merupakan perilaku pembelajaran yang sangat spesifik. Di dalamnya
ada teknik- teknik pembelajaran seperti bertanya, diskusi, pembelajaran langsung, teknik
menjelaskan, serta mendemonstrasikan. Dalam keterampilan- keterampilan pembelajaran
ini pula mencakup kegiatan perencanaan yang dikembangkan guru, struktur serta fokus
pembelajaran, dan pengelolaan pembelajaran.
5. Taktik pembelajaran
Apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik, dan bahkan taktik pembelajaran
sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh, maka terbentuklah apa yang disebut
dengan model pembelajaran. Jadi, model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk
pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh
guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari
penerapan suatu pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa suatu strategi pembelajaran yang
diterapkan guru akan tergantung pada pendekatan yang digunakan, sedangkan bagaimana
menjalankan strategi itu dapat ditetapkan melalui berbagai metode pembelajaran. Dalam
upaya menjalankan metode pembelajaran, guru dapat menentukan teknik yang dianggap
relevan dengan metode, dan pengunaan teknik itu setiap guru memiliki taktik yang
mungkin berbeda anta guru yang satu dengan yang lain.
6
dengan pengalaman mengenai peserta didik serta tujuan pembelajaran. Dalam pembuatan
strategi pembelajaran ini Dick dan Carey menjelaskan ada 4 elemen strategi
pembelajaran:
Rangkaian/ keurutan konten ialah komponen awal yang wajib dilakukan dalam
pembuatan strategi pembelajaran. Dalam elemen ini pengajar mengelompokan konten
yang merujuk pada keurutan sistem. Pengelompokan diawali dari yang rendah ke tinggi.
Diawali dari kiri ke kanan semakin meninggi tingkatannya.
b. Pengelompokkan Pembelajaran
2. Komponen Belajar
a) Memperoleh Perhatian
Untuk memperoleh perhatian dari siswa ini tidak mudah namun tidak susah. Akan
jadi mudah bila guru telah tahu benar apa yang disukai siswa dan akan jadi sulit ketika
guru tidak tahu tentang siswanya. Cara untuk memperoleh perhatian ini dapat dengan cara
pemutaran video yang berhubungan dengan materi pelajaran yang sedang disampaikan
ataupun dengan mengenakan persoalan menyelidik. Hal ini hendak menarik
keingintahuan dari para siswa serta pada akhirnya siswa akan berminat dalam mengikuti
pelajaran. Selain itu John Keller menjelaskan bagaimana memotivasi siswa agar menjadi
tertarik ke bahan ajar, yaitu dengan model motivasi ARCS( Attention= perhatian,
Relevance= relevan, Confidence= kepercayaan, Satisfaction=( kepuasan).
7
Attention( perhatian): mendapat perhatian dari siswa ialah prasyarat dalam aktivitas
belajar mengajar. Memperoleh perhatian mungkin akan mudah namun
mempertahankannya mungkin akan lebih sulit.
Relevance( relevan): bagaimana membuat pengajaran menjadi relevan dengan
kebutuhan peserta didik baik di masa saat ini ataupun di masa yang akan datang,
mungkin dengan memakai kata- kata“ Kalian akan membutuhkna ini di masa yang
akan datang” sebab siswa yang muda mayoritas bersifat acuh dan tidak ingin tahu di
masa yang akan datang yang penting masa saat ini.
Confidence( kepercayaan): kepercayaan akan menambah daya dobrak peserta didik
dalam belajar akan semakin tinggi. Membuat suatu kepercayaan jika usaha dan hasil
yang di peroleh siswa merupakan hasil dari kerja kerasnya bukan merupakan suatu
keberuntungan semata.
Satisfaction( kepuasan): Orang akan lebih percaya diri apabila dibuat sadar akan tugas
dan hadiah dari kesuksesan.
Siswa perlu diberitahukan tentang tujuan pembelajaran. Perihal ini digunakan untuk
mengetahui apakah pembelajaran dari siswa sudah sesuai dengan tujuan atau belum.
Dalam sebagian permasalahan mungkin tidak perlu diberitahukan tujuan pembelajarannya
sebab siswa sudah tahu sendiri seperti dalam pelajaran sepakbola pasti siswa akan tahu
tujuan dari pelajaran itu merupakan agar mereka sanggup untuk bermain sepakbola.
Tetapi ada juga yang harus diberitahukan ke siswa tujuan dari pembelajaran yang hendak
dilakukan.
Peristiwa ini terjadi ketika ada informasi baru yang akan disampaikan ke siswa.
Misalnya ada fakta-fakta baru yang terdapat dalam materi baru maka fakta tersebut harus
dikomunikasikan ke peserta didik dalam berbagai bentuk. Jika mereka harus belajar
ketrampilan motorik, maka keterampilan tersebut harus dilakukan. Hal ini penting sebab
rangsangan yang disajikan dengan tepat merupakan bagian dari peristiwa pembelajaran.
Misalnya dalam mata pelajaran bahasa inggris siswa diminta untuk menjawab pertanyaan
dalam bahasa inggris maka tidak perlu guru memberikan pertanyaan dalam bahasa
Indonesia ataupun menuliskannya dalam bahasa Inggris. Jika menggunakan rangsangan
yang kurang tepat guru akan berakhir dengan mengajarkan keterampilan yang salah.
8
Elemen yang penting dalam mengajar adalah menyajikan contoh dan non-contoh.
Dimana contoh adalah hal yang berkaitan dengan materi ajar sementara non-contoh
adalah sesuatu yang tidak ada keterkaitannya dengan konsep materi yang akan disajikan.
Terkadang ada siswa yang sama sekali tidak memerlukan masukkan dalam bimbingan
konseling karena sudah bisa mengatasi masalahnya sendiri namun ada juga siswa yang
setres bila tidak diberi bimbingan konseling dalam menghadapi masalahnya. Maka dari
itu guru harus berperan penting disini dalam memberikan bimbingan konseling agar
siswanya tidak terjadi setres.
Peristiwa berikutnya adalah bagaimana siswa dalam mempraktikkan apa yang telah
dia pelajari dalam materi yang diajarkan. Praktik pertama biasanya akan sama persis
dengan materi yang telah disampaikan untuk kemudian dalam praktik berikutnya akan
ada pengembangan-pengembangan yang lebih luas dari materi.
Peserta didik tidak hanya dibekali dengan keterampilan praktik namun juga harus
diberikan umpan balik atas kinerja yang mereka lakukan. Umpan balik dapat berupa lisan,
tulisan, maupun komputerisasi. Umpan balik berguna bagi siswa untuk mengetahui
bagaimana kinerjanya untuk kemudian akan di tingkatkan lagi bila belum memuaskan
dan untuk dipertahankan apabila sudah sangat memuaskan. Umpan balik yang baik harus
mencakup unsur-unsur:
9
4) Harus mempertimbangkan penggunaan umpan balik; pengetahuan tentang hasil,
pengetahuan tentang hasil yang benar, analisis (berkaitan dengan kriteria), dan
pemberian motivasi (reinforcement).
h) Menilai Kinerja
Dalam peristiwa ini guru memunculkan kinerja dari peserta didik untuk menentukan
apakah pembelajaran yang diinginkan telah terjadi. Siswa dinilai untuk menentukan
apakah instruksi tersebut telah memenuhi rencana tujuan juga untuk mengetahui apakah
setiap siswa telah mencapai tujuan yang diinginkan atau belum.
Banyak orang merasa bahwa ketika sudah test proses pembelajaran itu juga selesai.
Namun sebagai langkah terakhir adalah dengan mengetahui bagaimana cara
mengimplementasikan apa yang dipelajari dalam proses belajar mengajar itu di dalam
kehidupan nyata. Siswa kebanyakan akan bingung ketika harus mengimplementasikan
pelajaran yang telah dipelajari ke kehidupan dunia nyata meskipun nilai dalam
pelajarannya bagus. Cara terbaik untuk membantu dalam retensi dan transfer adalah
menyediakan konteks yang berarti untuk menyajikan pengajaran. Ciptakan sebuah “ruang
kelas” lingkungan belajar yang mendekati konteks dunia nyata sedekat mungkin,
sehingga ketika peserta didik masuk ke dunia nyata, perubahannya tidak akan terlalu
besar.
Unsur berikutnya dari strategi pembelajaran adalah deskripsi tentang bagaimana siswa
akan dikielompokkan dalam pembelajaran. Hal utama yang dipertimbangkan adalah
apakah ada persyaratan untuk interaksi sosial yang secara eksplisit dinyatakan pada
tujuan, di lingkungan kinerja, dalam komponen tertentu pembelajaran yang direncanakan,
atau dalam pandangan pribadi.
10
2.5 Tahapan Kegiatan Pembelajaran
1. Tahapan Prainstruksional
Tahap prainstruksional adalah tahapan yang ditempuh guru saat ia memulai proses
belajar dan mengajar. Berikut ini merupakan beberapa kegiatan yang dapat dilakukan
oleh guru atau oleh siswa pada tahapan prainstruksional :
a. Guru menanyakan kehadiran siswa dan mencatat siapa saja yang tidak hadir
b. Bertanya kepada siswa sampai dimana pembahasan pembelajaran sebelumnya
c. Mengajukan pertanyaan kepada siswa dikelas, atau siswa tertentu tentang baha
pelajaran yang diberikan sebelumnya
d. Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai bahan pelajaran yang
belum dikuasinya dari pengajaran yang telah dilaksanakan sebelumnya
e. Mengulang kembali bahan pelajaran yang sebelumnya secara singkat
2. Tahap Instruksional
Tahap instruksional adalah tahap pengajaran atau tahap inti, yakni tahapan memberikan
bahan pelajaran yang telah disusun guru sebelumnya. Secara umum dapat diidentifikasi
beberapa kegiatan dalam tahap inti seperti:
Tahap evaluasi atau penilaian dan tindak lanjut dalam kegiatan memiliki tujuan ialah
untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari tahapan kedua (Instruksional).
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Strategi adalah suatu pola yang direncanakan dan ditetapkan secara sengaja untuk
melakukan kegiatan atau tindakan. Dimana pembelajaran adalah upaya pendidik untuk
membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar. Dengan demikian strategi
pembelajaran mencakup penggunaan pendekatan, metode dan teknik, bentuk media,
sumber belajar, pengelompokan peserta didik, untuk mewujudkan interaksi edukasi antara
pendidik dengan peserta didik, antar peserta didik, dan terhadap proses, hasil, dan/atau
dampak kegiatan pembelajaran. Dalam hal ini, strategi pembelajaran di artikan sebagai
perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang di desain untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu.
3.2 Saran
12
DAFTAR PUSTAKA
http://belajaruntukberbagi28.blogspot.co.id/2013/12/strategi-pembelajaran.html
https://lenovialola.wordpress.com/2017/01/14/32/
https://gapurakampus.blogspot.com/2017/12/makalah-pengertian-
strategipembelajaran.html?m=1
https://pintek.id/blog/strategi-
pembelajaran/#:~:text=Strategi%20pembelajaran%20merupakan%20gabungan%20dari,kegia
tan%20pembelajaran%20yang%20telah%20ditentukan.
https://www.duniapgmi.com/2019/08/apa-saja-strategi-pembelajaran.html?m=1
13