Anda di halaman 1dari 8

TUGAS KOMUNTAS 1

OLEH

NAMA : EMILIA ANA AWANG


NIM : 141702719

KELAS/ SEM : B/ V

PRODI : S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MARANATHA

KUPANG

2021
1. Jelaskan Konsep Epidemiologi dan Kependudukan, Pendekatan Segitiga
Epidemiologi!

 Jawaban:

A. Konsep Epidemiologi

1. Pengertian

Epidemiologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu epi atau upon yang berarti pada
atau tentang. Demos atau people berarti penduduk dan logia atau knowledge berarti
ilmu. Sehingga epidemiologi dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari kejadian
atau kasus yang terjadi pada penduduk.
Wabah Covid-19 menjadi salah satu konsentrasi kesehatan seluruh dunia.
Terlebih World Health Organization (WHO) menetapkan Covid-19 sebagai pendemi.
Hal ini masuk dalam konsep epidemiologi. Dalam buku Foundations of
Epidemiology (1994) karya David E Lilienfeld, definisi epidemiologi adalah ilmu
yang mempelajari tentang sifat, penyebab, pengendalian, dan faktor yang
memengaruhi frekuensi dan distribusi penyakit, kecacatan dan kematian dalam
poppulasi manusia.
Epidemiologi juga meliputi pemberian ciri pada distribusi status kesehatan,
penyakit, atau masalah kesehatan masyarakat lainnya berdasarkan usia, jenis
kelamin, ras, geografi, agama, pendidikan, pekerjaan, perilaku, dan sebagainya.
Karaktersitik ini dilakukan untuk menjelaskan distribusi suatu penyakit atau masalah
yang terkait dengan kesehatan jika dihubungkan dengan faktor penyebab.
Epidemiologi berguna untuk mengkaji dan menjelaskan dampak dari tindakan
pengendalian kesehatan masyarakat, program pencegahan, intervensi klinis, dan
pelayanan kesehatan terhadap penyakit.
2. Tujuan epidemiologi Terdapat tiga tujuan umum studi epidemiologi, yaitu:

 Menjelaskan etiologi Etiologi adalaj studi tentang penyebab penyakit. Dengan


epidemiologi bisa menjelaskan etiologi satu penyakit atau sekelompok
penyakit. Bagaimana kondisi, gangguan, efek, ketidakmampuan, atau
kematian melalui analisis terhadap data medis dan epidemiologi dengan
menggunakan manajemen informasi yang berasal dari setiap bidang.
 Menentukan data Apakah data epidemiologi yang ada, konsisten dengan
hipotesis yang diajukan dan dengan ilmu pengetahuan, ilmu perilaku, dan
ilmu biomedis yang terbaru.
 Menentukan pengendalian Untuk memberikan dasar bagi pengembangan
langkah pengendalian dan prosedur pencegahan bagi kelompok yang
beresiko. Selain itu sebagai langkah kesehatan masyarakat untuk
mengevaluasi keberhasilan langkah, kegiatan, dan program intervensi.
3. Pola penyakit

Dalam sejarahnya, epidemiologi dikembangkan dengan menggunakan epidemik


penyakit menular sebagai suatu model studi. Epidemiologi digunakan untuk
menentukan kebutuhan akan program pengendalian penyakit. Selain itu untuk
mengembangkan program pencegahan dan kegiatan perencanaan kesehatan.
Epidemiologi juga digunakan untuk menetapkan pola penyakit, yaitu:
 Endemi
Endemi adalah berlangsungnya suatu penyakit pada tingkatan yang sama.
Bisa dikatakan juga arti endemi, keberadaan suatu penyakit yang terus-
menerus di dalam populasi atau wilayah tertentu.
 Hiperendemi
Hiperendemi adalah menunjukkan keberadaan penyakit menular dengan
tingkat insidensi yang tinggi dan melebihi angka prevalensi normal dalam
populasi. Selain itu penyakit yang menyebar merata pada semua usia dan
kelompok.
 Holoendemi
Istilah holoendemi, menggambarkan suatu penyakit dalam populasi sangat
banyak dan umumnya didapat di awal kehidupan sebagian anak-anak.
Prevalensi penyakit menurun sejalan dengan pertambahan usia, sehingga
penyakit lebih sedikit muncul pada orang dewasa dibandingkan anak-anak.
 Epidemi
Epidemi adalah wabah atau munculnya penyakit tertentu yang berasal dari
satu sumber tunggal dalam satu kelompok, populasi masyarakat atau wilayah
yang melebihi tingkat kebiasaan yang diperkirakan. Epidemi terjadi jika kasus
baru melebihi prevalensi suatu penyakit. Kejaidan Luar Biasa (KLB) akut
biasanya juga disebut sebagai epidemi.
4. Manfaat epidemiologi
Bidang kesehatan mayarakat membuktikan bahwa epidemiologi sangat
membantu dalam melindungi kesehatan populasi maupun kelompok masyarakat.
Berikut manfaat epidemiologi:
a. Mempelajari riwayat penyakit. Epidemiologi mepelajari tren penyakit untuk
memprediksi tren penyakit yang mungkin akan terjadi.
b. Hasil penelitiannya dapat digunakan dalam perencanaan pelayanan
kesehatan masyarakat.
c. Diagnosis penyakit, gangguan, cedera dan lainnya, yang menyebabkan
kesakitan, masalah kesehatan, atau kematian dalam suatu wilayah.
d. Epidemiologi dibutuhkan untuk mengkaji risiko yang ada pada setiap
individu karena mereka dapat memengaruhi kelompok maupun populasi.
e. Pengkajian, evaluasi, dan penelitian ketersediaan layanan kesehatan.
f. Menentukan penyebab dan sumber penyakit dari temuan epidemiologi,
sehingga bisa dilakukan pengendalian, pencegahan, dan pemusnahan.

B. Konsep Kependudukan
Ada dua aliran mengenai konsep kependudukan, yaitu aliran Malthusian dan
aliran Neo Malthusian. Aliran Malthusian menyatakan bahwa penduduk apabila
tidak ada pembatasan maka manusia akan terus berkembang biak dengan cepat dan
memenuhi beberapa bagian dari permukaan bumi. Aliran Malthusian ini tidak
berlaku lagi bagi negara-negara barat, tetapi masih berlaku bagi negara-negara Asia.
Dimana, dalam aliran ini ada beberapa faktor yang bisa dilakukan untuk mengurangi
penduduk dengan cara menunda pernikahan, menunda kehamilan, dan lain
sebagainya. Sayangnya aliran ini tidak memperhitungkan kemajuan teknologi di
bidang transportasi, pertanian dan kemungkinan adanya usaha-usaha pembatasan
kelahiran serta perbaikan ekonomi yang dapat mengurangi fertilitas.Sedangkan
aliran mengenai konsep kependudukan kedua adalah aliran Neo Malthusian yang
menguatkan aliran Malthusian dengan menyatakan penduduk akan terus bertambah
seiring berkembangnya zaman. Namun, pertambahan tersebut dapat dicegah dengan
menggunakan alat kontrasepsi. Di Indonesia sendiri sudah menerapkan beberapa
cara seperti yang dijelaskan pada aliran Neo Malthusian, salah satunya adalah
Program Keluarga Berencana (KB). Program tersebut, dianggap sebagai salah satu
solusi untuk menekan laju pertumbuhan penduduk. Dimana, dengan menggalakan
program KB maka menunjukan bahwa Indonesia memang cukup konsisten dalam
pembangunan pada bidang kependudukan.
C. Konsep Pendekatan Segitiga Epidemologi
EPIDEMIOLOGIC TRIANGLE biasa digunakanuntuk menganalisis terjadi-nya
penyakit infeksi. Segitiga ini terdiri dr AGEN (AGENT), PENJAMU (HOST), &
LINGKUNGAN (ENVIRONMENT)

Pada kondisi normal, ketiga komponen tsb berimbang. Perubahan pd satu (atau
lebih) komponen dpt menaikkan atau menurunkan risiko terjadinya penyakit infeksi.
Misal apabila kemampuan AGEN menginfeksi meningkat, atau kekebalan tubuh
PENJAMU rendah, atau sanitasi LINGKUNGAN buruk, maka risiko terjadinya
penyakit infeksi akan meningkat. o Karakteristik PENJAMU (Manusia) yg dpt
mempengaruhi pajanan, kerentanan, & respons thd agen (SARS-CoV-2) a.l adlh:
usia (lansia), status fisiologis (higienitas yg kurang baik), status imunologis
(penurunan sistem kekebalan tubuh), penyakit lain yg sdh ada sebelumnya (DM,
hipertensi, penyakit kardiovaskular, pneumonia), & perilaku manusia (kurang olah
raga, merokok, diet tdk sehat)

Karakteristik LINGKUNGAN (FAKTOR EKSTRINSIK) yg mempengaruhi


keberadaan agen & kerentanan thd agen a.l adlh: lingkungan fisik (sanitasi
lingkungan buruk), kepadatan penduduk, modus komunikasi (fenomena dlm
lingkungan yg mempertemukan penjamu dg agen) Berdararkan EPIDEMIOLOGIC
TRIANGLE, solusi utk mengendalikan kasus Covid-19 adlh dg memodifikasi
AGEN (AGENT), PENJAMU (HOST), & LINGKUNGAN (ENVIRONMENT)

Angka transmission rate (R0) Covid-19 diperkirakan sekitar 2-4 (setiap satu
orang yg terinfeksi Covid-19 dpt menyebarkan kpd 2-4 orang lain yg rentan).
Berdararkan EPIDEMIOLOGIC TRIANGLE, angka R0 ini dpt diantisipasi dg
MELINDUNGI ORANG SEHAT JANGAN JATUH SAKIT, DENGAN CARA
PROMOTIF & PREVENTIF
Angka fatality rate (CFR) Covid-19 diperkirakan antara 0,52% – 8,75%, dg
median sekitar 4%. Berarti sekitar 4 kasus kematian setiap 100 kasus Covid-19 yg
terdeteksi. CFR bervariasi & berbeda2 di tiap2 wilayah (negara), a.l dipengaruhi ol:
 Alat skrining & Alat diagnosis. Tingkat kemampuan mendeteksi kasus
Covid-19
 Bias seleksi. Pemeriksaan hanya dilakukan pd orang2 ttt sj. Perbedaan
kriteria siapa yg diperiksa.
 Periode waktu antara mulai timbulnya gejala dg wkt tjd kematian
 Sistem kesehatan yg kurang baik
 Banyaknya infeksi penyerta yg lain, atau penyakit penyerta yg lain, atau
faktor pemberat yg lain (misal: banyaknya perokok)
 Faktor demografi penduduk (a.l proporsi lansia di suatu wilayah)
 Penentuan penyebab kematian. Apakah kematian benar2 akibat oleh Covid-
19, atau kematian terjadi pada orang dg sakit lain namun kebetulan positif
Covid-19
Data terakhir (28 Maret 2020) di Indonesia tdpt 102 pasien positif Covid-19 yang
meninggal dunia.
 Apabila asumsi CFR di Indonesia sama dg rata2 dunia (sktr 4%), mk sbnrnya
saat ini ada sktr 2550 penderita Covid-19 di Indonesia
 Apabila asumsi tingkat penyebaran (Angka transmission rate = R0) sktr 2,
mk setiap 4 hari, jumlah tsb akan meningkat mjd dua kali lipat. Dalam 4 hari
ke dpn (1 bln sejak pertamakali kasus Covid-19 di Indonesia diumumkan),
jumlah penderita dpt mencapai sktr 5100 orang. Apabila R0 = 4, jumlahnya
akan lebih besar lg.
 Apabila 14% pasien memerlukan rawat inap di RS & 5% dlm kondisi kritis,
brp banyak ruang rawat inap & rawat inap khusus yg harus disiapkan oleh
RS?
 Apabila CFR 4%, brp banyak kasus kematian akibat Covid-19 yg akan
terjadi dlm minggu2 ke depan? Apabila ternyata CFR di Indonesia
meningkat sampai sktr 8% (akibat ketidakmampuan RS menangani jumlah
pasien yg tll banyak), mk kasus kematian akibat Covid-19 akan lebih banyak
juga.
 Dpt dibayangkan bgmn perkiraan yg hrs dihadapi dlm minggu2 ke dpn
apabila tidak dilakukan pengendalian yg optimal, a.l dg memodifikasi
faktor2 PENJAMU & LINGKUNGAN.
Saat ini teknologi kedokteran di Indonesia utk memodifikasi AGEN
INFEKSIUS penyebab Covid-19 blm cukup baik (khususnya blm ditemukan obat
anti-virus SARS-CoV-2 atau vaksin SARS-CoV-2), shg berdasarkan
EPIDEMIOLOGIC TRIANGLE, solusi terbaik saat ini utk mengendalikan kasus
Covid-19 adlh dg memodifikasi PENJAMU & LINGKUNGAN, a.l dengan cara:

(1) memodifikasi PENJAMU


 meningkatkan daya tahan tubuh,
 menjaga higienitas,
 pola hidup bersih sehat,
 megendalikan penyakit lain yg memperberat,
 mengatur diet sehat,
 olah raga teratur,
 tidak merokok
(2) memodifikasi LINGKUNGAN
 memelihara sanitasi lingkungan,
 etika batuk-bersin yg benar,
 meminimalisir kontak (menghindari kerumunan, memodifikasi mode
interaksi antar-orang, isolasi orang yg terinfeksi),
 monitoring ketat mobilitas orang yg berisiko menyebarkan infeksi. Semakin
bnyk orang yg mengetahui bgmn kondisinya (positif Covid-19 atau tidak),
akan semakin dpt menjaga diri spy tidak menularkan atau tidak tertular,
 identifikasi orang yg rentan terinfeksi.
 (3) Dan usaha utk menurunkan angka fatality rate (CFR) a.l dg cara:
 memperbaiki metode skrining & diagnosis,
 memperluas cakupan pemeriksaan,
 mengendalikan faktor2 pemberat, dan
 memperbaiki sistem kesehatan, a.l memperbaiki sistem komunikasi & alur
pelayanan, melengkapi sarana-prasarana RS (termasuk ruang rawat khusus,
laboratorium khusus, APD, obat2an, dll), memilah mana pasien2 yg harus
dirawat & yg dpt dirawat di rumah, menyediakan tenaga kesehatan yg
terlatih, kemungkinan menyediakan RS darurat.

Anda mungkin juga menyukai