Komunikasi Dakwah - Unsur
Komunikasi Dakwah - Unsur
TINJAUAN PUSTAKA
dimana seorang dai mengkomunikasikan sebuah pesan dakwah kepada mad’u baik
perasaan, hingga prilaku dari kondisi yang buruk kekondisi yang lebih baik. Secara
atas segala pengaruh yang lainnya, maka dalam penelitian ini menjadi penting
berhubungan, bermasyarakat dan memiliki buah pikiran berbeda satu sama lain.
Setiap bentuk interaksi sosial dimulai dan berakhir dengan mempertimbangkan diri
dakwah, juga sering dikatakan sebagai komunikasi dialogis atau komunikasi yang
melihat yang lain atau mengalami pihak lain sehingga proses dasar dalam dialog
9
ialah konsep pengambilan peran, paradigma interaksional yang memberikan faktor
kehidupan. Secara etimologis, menurut para ahli bahasa, dakwah berakar kata da’a-
adalah mengajak atau menyeru manusia agar menempuh kehidupan ini di jalan
Allah Swt. Setiap perkataan, pemikiran, atau perbuatan yang secara eksplisit
ataupun implisit mengajak orang kearah kebaikan, perbuatan baik, amal saleh, atau
kegitan dakwah. Sama halnya dengan model komunikasi yang diperkenalkan oleh
Lasswell yaitu 5 unsur ; who , says what, in which, channel, to whom, with what
10
komunikator dakwah (da’i), objek dakwah atau komunikan (mad’u), materi
dakwah (maddah), media dakwah (wasilah), metode dakwah (thariqah), dan yang
komunikasi dalam kegiatan berdakwah baik secara formal maupun informal. Peran
sebuah proses komunikasi. Dalam pengertian yang khusus dalam islam ialah da'i.
Da’i adalah orang yang mengajak kepada orang lain dengan kata-kata, perbuatan
atau tingkah laku kearah keabaikan atau menjadi lebih baik menurut syariat Alquran
dan sunnah10.
Dalam komunikasi dakwah, seorang da'i bisa dikatakan juga tiap individu
manusia karena setiap manusia wajib mengarahkan sesamanya pada kebaikan, akan
yang disampaikan, attitude yaitu sokap tegas pada prinsip, intention yaitu tujuan
yang baik, personaliti yaitu kepribadian yang hangat dan bersahabat, dan dynamism
yaitu dinamika yang menunjukan cara penyajian yang menarik dan tidak
9 Moh Ali Aziz. Ilmu Dakwah. Jakarta. Prenada Media. 2004. Hlm.75.
10 Samsul Munir Amin. Ilmu Dakwah. Jakarta. Amzah. 2009. Hlm.68.
11 Anwar Arifin. Dakwah Kontemporer; Sebuah Study Komunikasi. Yogyakarta. Graha Ilmu. 2011. Hlm.236.
11
2.3.1.1. Tugas Dan Fungsi seorang Da'i
1. Meluruskan akidah.
12
6. Da'i harus tidak memiliki sifat egoisme.
menuju atau menjauhi nilai-nilai sosial. Maka dalam hal ini pada kajian
orang lain.
gagasan dari orang lain sebagai bahan dari pesan yang akan ia
miliki.
15
Wahyu Ilaihi. Komunikasi Dakwah. Bandung. PT Remaja Rosdakarya. 2010. Hlm.82.
13
5. Transmisif yaitu kemampuan da’i dalam mentransmisikan konsep
orang lain.
mad'u yang sifatnya untuk dipersuasifkan maka seorang da'i harus melihat
dan sebagainya.
b. Empati
harus bisa berempati agar dapat mengerti apa yang dirasakan oleh
16
Ibid. Hlm. 94-95.
14
dimana seorang da'i dituntut lebih tinggi daya empatinya dari pada
seorang mad'u.
c. Konotasi
atau segala sesuatu yang harus disampaikan subjek kepada objek dakwah, yang
ini. Keseluruhan materi dakwah pada dasarnya bersumber pada dua pokok ajaran
islam yang pertama bersumber dari Alquran dan yang kedua bersumber dari
Hadis17.
yang hendak dicapai. Namun secara umum materi dakwah dapat diklasifikasikan
15
merupakan I'tiqad bathiniyyah yang mencakup masalah-masalah yang
erat hubungannya dengan rukun iman. Masalah aqidah ini secara garis besar
rasulNya, hari akhir dan percaya adanya ketentuan Allah yang baik maupun yang buruk.
(HR. Muslim)
dua aspek hubungan manusia dengan tuhan (vertikal) yang disebut dengan
dengan amal lahir (nyata) dalam rangka menaati aturan atau hukum Allah.
Islam adalah bahwasanya engkau menyembah kepada Allah, dan janganlah engkau
yang wajib, berpuasa pada bulan ramadhan, dan menunaikan ibadah haji di Mekah
Ajaran akhlak atau budi pekerti termasuk materi yang penting untuk
16
tinggi nilai-nilai moralitas dalam kehidupan manusia. Dengan akhlak yang
1. Masalah kehidupan
2. Masalah Manusia
manusia pada posisi yang mulia yang harus dilindungi secara penuh. Dalam
hak berfikir sehat dan hak untuk menganut sebuah keyakinan imani.
yang mencakup :
SWT.
lingkungannya.
19
Moh Ali Aziz. Ilmu Dakwah. Jakarta. Prenada Media. 2004. Hlm.69-103.
17
3. Masalah Harta Benda
Materi dakwah dalam bentuk ini lebih pada pengunaan harta benda
untuk kehidupan manusia dan kemaslahatan umat. Ada hak tertentu yang
5. Masalah Akidah
adalah tuhan alam, bukan tuhan kelompok atau tuhan bangsa tertentu.
d. Ketuhanan antara iman dan islam atau antara iman dan amal perbuatan.
18
2.3.3. Objek Dakwah (Mad'u)
adalah akibat adanya sumber. Tidak ada penerima apabila tidak ada sumber dan
begitu pula sebaliknya. Dalam kajian komunikasi dakwah, objek dakwah sebagai
penerima pesan disebut mad'u. Mad'u dalam kajian komuniasi disebut sebagai
komponen yang penting dalam proses terjadinya komunikasi. Ialah yang akan
menjadi objek sasaran pesan yang akan dikirim oleh da'i. Objek dakwah bisa terdiri
yaitu21 :
20
Wahyu Ilaihi. Komunikasi Dakwah. Bandung. PT Remaja Rosdakarya. 2010. Hlm.87.
21
Moh Ali Aziz. Op.cit. Hlm.92.
19
Sedangkan adapula pengelompokkan mad'u berdasarkan tipologi
1. Tipe Inovator
2. Tipe Pengikut
22
Wahyu Ilahi. Op.cit. Hlm.101.
20
5. Tipe Kolot
lingkungannya.
terbelakang.
5. Mad'u yang ditinjau dari prioritas dakwah, dimulai dari diri sendiri,
pemberi pesan mengenali kondisi dan perilaku sasarannya yang akan dituju.
23
Ibid. Hlm.92.
21
Khususnya dalam kajian komunikasi dakwah ini sangat penting karena
mengenal siapa mad'unya yaitu faktor kerangka refrensi. Saat pesan dakwah
kasus penelitian ini didalam sebuah ruang kelas seorang muslim dan non
perbedaan.
sudut kerangka acuan internal individu mereka itu sendiri. Ada beberapa
24
Ibid. Hlm.93.
25
Ibid. Hlm.96.
22
1. Usia
2. Jenis Kelamin
3. Tingkat Pendidikan
4. Pekerjaan
6. Minat Khusus
memilih sebuah metode. Degan mengetahui sebuah metode maka sebuah pesan
akan lebih bisa diorganisir dengan baik guna mengena kesasaran dan dapat diterima
memiliki arti cara atau jalan. Jadi metode dakwah bisa disebut jalan atau cara untuk
dalam hal metodologi. Selain itu, pola berfikir dengan pendekatan sistem yang
dimana dakwah merupakan suatu sistem, dan metodologi merupakan salah satu
26
Samsul Munir Amin. Ilmu Dakwah. Jakarta. Amzah. 2009. Hlm.96.
27
Ibid. Hlm.95.
23
2.3.4.1. Macam-Macam Metode Dakwah
Artinya : Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang
baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang
lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih
An-Nahl ayat 125. Pada ayat tersebut disampaikan metode dakwah yang
akurat, yaitu28 :
1. Bi Al-Hikmah
2. Mau'izhah Hasanah
28
Moh Ali Aziz. Ilmu Dakwah. Jakarta. Prenada Media. 2004. Hlm.134-138.
24
perasaan, dapat diterima akal, menghindari sikap kasar, dan tidak
3. Mujadalah
dari segala cara yang ada (bertukar pikiran mencari jalan tengah).
bijaksana.
beberapa macam metode dakwah ditinjau dari sudut pandang yang lain.
Metode ini juga lazim digunakan oleh para pelaku dakwah dimasyarakat,
yaitu29 :
1. Metode Ceramah
29
Samsul Munir Amin. Op.cit. Hlm.101-103.
25
diskusi, dan faktor-faktor lain yang membuat pendengar merasa
3. Metode Diskusi
kreatif.
4. Metode Keteladanan
sijuru dakwah. Metode ini cukup efektif karena metode ini harus
26
5. Metode Propaganda (Di'ayah)
Kata media berasal dari bahasa latin Median (jamak : medium) berarti
perantara, yaitu alat atau sarana yang digunakan komunikator untuk menyampaikan
pesan30. Media komunikasi terdiri dari lambang lambang, kata, gambar, tindakan
atau prilaku, dan berbagai teknik serta media yang digunakan dalam proses
berkomunikasi.
Adapun yang dimaksud dengan media (wasilah) dalam kajian dakwah yaitu
suatu alat yang digunakan untuk menyampaikan meteri dakwah (ajaran Islam)
kepada komunikan dakwah (mad’u). Dengan banyaknya media yang ada, maka
seorang da’i harus memilih media yang efektif untuk mencapai tujuan dakwahnya.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk memilih media adalah sebagai
berikut31:
1. Tidak ada satu media pun yang paling baik untuk keseluruhan masalah atau
30
Ibid. Hlm.113.
31
Ibid. Hlm.114.
27
2. Media yang dipilih sesuai dengan tujuan dakwah yang hendak dicapai.
1. Media Massa
berjumlah banyak dan bertempat tinggal jauh. Media massa yang banyak
televisi, dan film bioskop yang beroperasi dalam bidang informasi dakwah.
diterima oleh komunikan yang jumlahnya relatif amat banyak. Jadi untuk
32
Wahyu Ilaihi. Komunikasi Dakwah. Bandung. PT Remaja Rosdakarya. 2010. Hlm.105.
28
2. Media Nonmassa
telegram, faks, papan pengumuman, CD, e-mail, dan lain-lain. Semua itu
dilakukan manusia dalam berbagai hal. Termasuk dalam hal ini tak ketinggalan
dakwah. Secara terperinci, Hamzah Ya’qub membagi media dakwah itu menjadi
lima33:
a. Lisan, inilah media dakwah yang paling sederhana yang menggunakan lidah
dan suara. Media ini dapat berbentuk pidato, ceramah, kuliah, bimbingan,
d. Audio visual, yaitu alat dakwah yang dapat merangsang indera pendengaran
33
Moh Ali Aziz. Ilmu Dakwah. Jakarta. Prenada Media. 2004. Hlm.120.
29
e. Akhlak, yaitu perbuatan-perbuatan nyata yang mencerminkan ajaran Islam
Sedangkan jika dilihat dari segi penyampaian pesan dakwah, dibagi menjadi
bunyi. Karena hanya dapat ditampak oleh telinga dan biasa disebut dengan
termasuk dalam kategori ini adalah film, video, DVD, CD, dan sebagainya.
34
Wahyu Ilahi. Op.cit. Hlm.107.
35
Moh Ali Aziz. Op.cit. Hlm.121.
36
Wahyu Ilahi. Op.cit. Hlm.107.
30
memiliki sifat komunikatif, seperti ludruk, wayang, drama, lenong dan
sebagainya.
media yang dilahirkan dari teknologi. Yang termasuk media modern ini
Efek adalah suatu pengaruh atau tindakan dan sikap setelah sasaran dakwah
menerima pesan tersebut. Dalam hal ini, efek dapat di bagi menjadi tiga yaitu37 :
1. Efek Kogntif
dakwah tersebut melalui proses berpikir. Efek kognitif ini bisa terjadi
apabila ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami, dan dimengeti
2. Efek Afektif
dakwah setelah menerima pesan dakwah. Pada tahap atau aspek ini pula
3. Efek Behavioral
37
Moh Ali Aziz. Op.cit. Hlm.138-139.
31
dakwah yang telah diterima dalam kehidupan sehari-hari. Efek ini muncul
setelah melalui proses kognitif, dan afektif. Dan dapat diambil pemahaman
bahwa seseorang akan bertindak dan bertingkah laku setelah orang itu
mengerti dan memahami apa yang telah diketauinya itu, kemudian masuk
bertingkah laku.
pesan dakwah, maka dakwah dapat dikatakan berjalan dengan baik, dan
2.4. PERSEPSI
lingkup fisik ataupun lingkup bersosialnya. Sejak dilahirkan kitra secara individu
langsung berinteraksi dengan dunia sekeliling kita. Mulai saat itu pula setiap orang
menerima stimulus dari luar dirinya. Hal inilah yang sangat berkaitan dengan
persepsi.
setelah menerima stimulus dari sekitarnya. Setiap individu bisa saja berbeda satu
sama lainnya dalam memaknai suatu hal. Peranan alat indra manusia sebagai proses
yang ada. Namun proses persepsi tidak berhenti disitu saja, proses sensoris yang
32
dilakukan oleh otak manusia akan mengatur dan mengartikan sebuah informasi agar
menjadi bermakna38.
arti adalah inti dari persepsi. Hal ini sangat identik dengan penyandian-balik
akurat persepsi menjadi inti dari seseorang untuk komunikasi. Persepsilah yang
yaitu40 :
a. Penerimaan.
b. Evaluasi
dievaluasi oleh individu. Evaluasi ini sangat subjektif. Individu yang satu
menilai suatu rangsang sebagai sesuatu yang sulit dan membosankan. Tetapi
individu yang lain menilai rangsang yang sama tersebut sebagai sesuatu
Dalam konteks persepsi, posisi benar dan salah itu akan terasa
memandang dan menyimpulkan, sehingga sangat diperlukan cara bagi kita untuk
38 Stephen P Robbins. Organizational Behaviour. United State Of America. Prentice Hall. 2013. Hlm.166.
39
Deddy Mulyana. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung. PT Remaja Rosdakarya. 2007. Hlm.180.
40
Stephen P Robbins. Op.cit. Hlm. 166-167.
33
memaksakan persepsi. Dari sinilah kemudian dapat dirasakan amat penting
terhadap anaknya. Dan begitu seterusnya. Tentu saja “memaksakan” persepsi disini
disamakan sama) antar personal dalam satu lingkungan. Disini tampak sekali
pentingnya pemaksaan dalam persepsi, dan terlepas dari baik atau buruknya
Dalam kajian persepsi manusia setidaknya dapat kita bagi menjadi dua
macam, yaitu41:
fisik terkadang indra kita melakukan kekeliruan. Indra kita tidak jarang
menipu kita, sihingga kita juga ragu seberapa dekat persepsi kita dengan
41
Deddy Mulyana. Op.cit. Hlm. 184-190.
34
2. Persepsi terhadap manusia (sosial)
sosial dan kejadian kejadian yang kita alami dalam lingkungan sekitar.
disekelilingnya.
kejadian serupa.
dan haus), faktor fisiologis (gemuk, kurus, tinggi, pendek, sehat, sakit),
menafsirkan suatu objek dengan makna yang lebih lengkap dari suatu sudat
42 Ibid. Hlm.191.
35
4. Persepsi bersifat evaluative
dalam persepsi, konteks merupakan salah satu pengaruh yang paling kuat.
Ada dua faktor yang menentukan kerja persepsi seseorang yaitu sebagai
berikut43 :
1. Faktor fungsional
dan hal-hal lain yang termasuk apa yang kita sebut sebagai faktor-faktor
personal. Yang menetukan persepsi bukan jenis atau bentuk stimulus tetapi
43Jalaluddin Rakhmat. Psikologi Komunikasi Edisi Revisi. Bandung. PT Remaja Rosadakarya. 2007. Hlm.54-
60)
36
komunikasi, kerangka rujukan mempengaruhi bagaimana orang memberi
2. Faktor struktural
efek-efek syaraf yang ditimbulkan pada sistem syaraf individu. Pada tahun
yang bersifat struktural, kemudian prinsip itu terkenal sebagai nama teori
Dengan kata lain seperti yang dijabarkan oleh kohler, jika kita ingin
membentuk dan kadang memutar balikan persepsi. Adapun tiga faktor yang
1. Pelaku persepsi
44
Stephen P Robbins. Organizational Behaviour. United State Of America. Prentice Hall. 2013. Hlm.167-
168.
37
Kebutuhan atau motif yang tidak dipuaskan akan mempunyai pengaruh
2. Target
dan atribut-atribut lain dari target akan membentuk cara kita dalam
memandangnya. Misalnya saja suatu objek dapat dilihat dari berbagai sudut
pandang oleh orang yang berbeda. Hal lain pabila sebuah objek beredekatan
3. Situasi
Contohnya saja, jika seseorang wanita yang berparas cantik, mungkin tidak
akan terlihat oleh laki-laki bila ia berada di mall, namun jika ia berada di
persepsi ada dua indikator utama yaitu proses penerimaan dan proses penilaian atau
memberikan makna pada sebuah objek. Sebuah objek akan selalu menimbulkan
proses fisik. Stimulus yang diterima oleh alat indera diteruskan oleh syaraf sensoris
ke otal. Proses ini yang disebut sebagai proses fisiologis. Kemudian terjadilah
proses di otak sebagai pusat kesadaran sehingga individu menyadari apa yang
38
dilihat, atau apa yang didengar, atau apa yang diraba. Proses yang terjadi dalam
otak atau dalam pusat kesadaran inilah yang disebut sebagai proses psikologis.
otak kemudian disimpan dan dipelajari. Semua indra turut andil dalam
diri kita, tentunya ada proses pemilihan terhadap stimulus tertentu dari
sekian banyak stimulus yang akan ditangkap oleh indra manusia. Ketika
seseorang hanya dapat fokus pada salah satu rangsangan saja dan
mengindahkan stimulus yang lain47. Hal ini yang dinamakan atensi atau
suatu objek untuk dipersepsi, termasuk orang lain ataupun diri sendiri48.
46
Jalaluddin Rakhmat. Psikologi Komunikasi Edisi Revisi. Bandung. PT Remaja Rosadakarya. 2007. Hlm.49.
47
Alo Liliweri. Komunikasi Antar Personal. Jakarta. Kencana. 2015. Hlm.190.
48
Deddy Mulyana. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung. PT Remaja Rosdakarya. 2007. Hlm.181.
39
Dalam banyak kasus rangsangan yang menarik perhatian cenderung
dianggap lebih penting dari pada yang tidak menarik perhatian. Rangsangan
sebab orang yang paling kita perhatikan cenderung dianggap orang yang
3. Kebaruan, hal-hal baru, hal-hal yang luar biasa, hal-hal yang berbeda
49
Jalaluddin Rakhmat. Psikologi Komunikasi Edisi Revisi. Bandung. PT Remaja Rosadakarya. 2007.
Hlm.52-54.
40
4. Faktor Psikologis (ketertarikan, motivasi, kebiasaan, keinginan,
1. Perhatian
a. Perhatian selektif
50
Ibid. Hlm.51.
41
informasi mengharapkan sebuah sumber tertentu
b. Perhatian terfokus
dihadapan si penerima.
c. Perhatian terbagi
kehilangan sinyal.
42
e. Kurang perhatian
sekitarnya.
51
Julia T Wood. Komunikasi : Teori dan Praktik (Komunikasi Dalam Kehidupan Kita). Jakarta. Salemba
Humanika. 2013. Hlm.28.
43
Para peneliti psikologi juga menyatakan bahwa seseorang memiliki
1. Skema
52
Alo Liliweri. Komunikasi Antar Personal. Jakarta. Kencana. 2015. Hlm.217.
53
Ibid. Hlm.219.
44
membangun kode-kode pesan kedalam memori untuk
2. Similaritas
45
sikap dan cara berpikir, cara memahami sesuatu, dan cara
mengambil keputusan54.
3. Proksimitas
4. Closure
informasi dari fitur yang mirip atau dekat agar dapat membentuk
54
Ibid. Hlm.220.
55
Ibid. Hlm.221.
56
Ibid. Hlm.222.
46
5. Kontinuitas
sama lain57.
6. Familiaritas
7. Good Form
lain59.
57
Ibid. Hlm.223.
58
Ibid. Hlm.224.
59
Ibid. Hlm.225.
47
2.4.4.2. Proses Penilaian Atau Interpretasi
adalah proses memberikan makna atau penilaian, biasa juga disebut proses
amat penting. Proses ini tergantung pada cara belajar (learning), motivasi
informasi yang sama akan berbeda dengan yang lainnya. Proses yang
berfikir kita melibatkan semua proses termasuk persepsi. Berpikir kita dapat
tersebut60.
(sebagai simbol verbal) dan manusia, makna tidak dapat melekat pada kata-
tidak ada hubungan langsung antara suatu objek dan simbol yang digunakan
proses pengungkapan gagasan atau perasaan dari diri seseorang baik berupa
60
Deddy Mulyana. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung. PT Remaja Rosdakarya. 2007. Hlm.182.
48
Interpretasi merupakan proses dimana penerima memberi arti
a. Sistem nilai
c. Pengetahuan
61
Jalaluddin Rakhmat. Psikologi Komunikasi Edisi Revisi. Bandung. PT Remaja Rosadakarya. 2007. Hlm.51.
62 Soekidjo Notoadmodjo. Pendidikan dan perilaku kesehatan. Jakarta. Rineka cipta. 2003. Hlm.24-25.
49
a. Tahu (know), tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi
50
suatu bentuk keseluruhan yang baru dan dengan kata lain
langkah pertama untuk mengadakan persepsi, adanya alat indra sebagai reseptor
penerima strimulus yakni saraf sensorik sebagai alat untuk meneruskan stimulus ke
otak dan dari otak dibawa memalui syaraf motoris sebagai alat untuk menciptakan
respon.
Secara umum terdapat beberapa sifat persepsi , antara lain bahwa persepsi
timbul secara spontan terhadap manusia , yaitu ketika seseorang berhadapan dengan
dunia yang penuh dengan rangsangan63. Persepsi merupakan sifat paling asli yang
berdiri sendiri, tetapi dipengaruhi atau bergantung pada konteks dan pengalaman.
63
Jalaluddin Rakhmat. Op.cit. Hlm.67.
51
2.4.6. Pengukuran Persepsi
yang diukur bersifat abstrak , tetapi secara ilmiah persepsi dan sikap dapt diukur,
dimana sikap terhadap objek diterjemahkan dalam sistem angka. Dua metode
pengukuran sikap terdiri dari metode Self Report dan pengukuran Involuntary
Behavior.
Self Report merupakan suatu metode dimana jawaban yang diberikan dapat
bahwa mengukur persepsi hampir sama dengan mengukur sikap, maka skala
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori SOR. Adapun teori
SOR adalah singkatan dari Stimulus, Organism, Response. Teori ini berasal dari
kajian psikologi yang digagas oleh Melvin DeFleur. Objek materi dari psikologi
52
dan komunikasi adalah sama yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen
Menurut teori ini efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap
stimulus khusus karena komunikasi merupakan proses aksi reaksi. Artinya teori ini
mengasumsikan bahwa kata kata verbal, simbol simbol tertentu akan merangsasang
seseorang memberikan respon dengan cara tertentu dan dapat berlangsung secara
positif ataupun negatif. Pada initinya teori ini fokus pada proses seseorang dalam
menerima sebuah pesan dan pada perubahan sikap sebagai ukuran perubahan
prilaku seseorang65. Didalam teori ini terdapat tiga buah unsur yang meliputinya,
yaitu pesan sebagai stimulus, Komunikan sebagai organism, dan efek sebagai
respons.
Tabel 2.1
Muhammadiyah Malang
mempersepsikan
stimulus.
64
Burhan Bungin. Sosiologi Komunikasi : Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di
Masyarakat. Jakarta. Kencana. 2006. Hlm.284.
65
Hamidi. Metode Penelitian dan Teori Komunikasi : Pendekatan Praktis Penulisan Proposal dan Laporan
Penelitian. Malang. UMM Press. 2010. Hlm.70.
53
Pada gambaran diatas menyatakan bahwa perubahan sikap tergantung pada
proses terjadinya yang dialami setiap individu. Sebuah stimulus atau pesan yang
diberikan mungkin bisa saja diterima ataupun ditolak. Komunikasi akan berjalan
dapat memahami maka ia akan mengolah pesan tersebut hingga pada proses
menerima stimulus tersebut didalam dirinya. Semua proses itu akan dialami setiap
tentang perkuliahan keislaman pada program AIK II maka dalam penelitian ini
54