Anda di halaman 1dari 57

LAPORAN PRAKTEK KLINIK KEBIDANAN KOMUNITAS

ANTENATAL CARE PADA IBU HAMIL TRIMESTER I


DI PUSKESMAS TABA KOTA LUBUKLINGGAU

OLEH:

MAYA RISA
NPM. 1826040197.P

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


TRI MANDIRI SAKTI BENGKULU
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
TA. 2018/2019
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan ini telah disahkan oleh Pembimbing Praktek Klinik Kebidanan


Diploma IV Kebidanan STIKES Tri Mandiri Sakti Bengkulu

Bengkulu, 2019

Preseptor Puskesmas Pembimbing Instansi

(Vera Yuartika, Am.Keb.SKM) ( )

Mengetahui,
Ketua Program Studi D IV Kebidanan
STIKES Tri Mandiri Sakti Bengkulu

Mika Oktarina, SST, M.Kes

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek
Klinik Kebidanan ini sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan. Tak lupa
pula, penulis kirimkan salam dan salawat kepada junjungan kita semua,
Rasulullah Muhammad SAW, keluarga, dan seluruh sahabatnya.
Laporan Praktek Klinik Kebidanan ini membahas tentang Antenatal Care
pada Ibu Hamil TM I. Banyak pihak yang telah membantu dalam proses
penyelesaian makalah ini. Oleh karena itu, penulis ucapkan banyak terimakasih.
Penulis menyadari, bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, olehnya itu
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca sekalian.
Besar harapan penulis, dengan hadirnya laporan ini dapat memberikan
sumbangsih yang berarti demi kemajuan ilmu pengetahuan.

Bengkulu, April 2019

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iv

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Tujuan.......................................................................................... 1
C. Manfaat........................................................................................ 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN KASUS


A. Data Subjektif.............................................................................. 22
B. Data Objektif............................................................................... 25
C. Assessment ................................................................................. 27
D. Planning ...................................................................................... 27

BAB IV PENUTUP
E. Kesimpulan ................................................................................. 29
F. Saran ........................................................................................... 29

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehamilan adalah peristiwa alamiah, yang akan dialami oleh seluruh ibu
yang mengharapkan anak. Namun demikian setiap kehamilan perlu perhatian
khusus, untuk mencegah dan mengetahui penyakit-penyakit yang dijumpai
pada persalinan, baik penyakit komplikasi dan lain-lain (Kusmiyati, 2013).
Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan
menghasilkan kehamilan sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu
pelayanan antenatal care merupakan cara penting untuk memonitor dan
mendukung kesehatan ibu hamil dan mendeteksi adanya kehamilan resiko
tinggi. Dengan adanya antenatal care sebagai deteksi dini adanya kehamilan
yang beresiko tinggi sebagai salah satu penyebab kematian ibu hamil,
sehingga antenatal care diharapkan dapat mengurangi angka kematian ibu
(Kusmiyati, 2013).
Ibu hamil tersebut harus sering dikunjungi jika terdapat masalah dan
hendaknya disarankan untuk menemui petugas kesehatan bila merasakan
tanda-tanda kehamilan. Untuk itu ibu hamil terutama trimester ini untuk lebih
sering memeriksakan diri sejak dini dengan tujuan untuk mengurangi penyulit
saat inpartu (Saifuddin, 2013).

B. Tujuan
1. Mengetahui tentang pengertian Kehamilan TM I
2. Mengetahui tentang kebutuhan ibu hamil TM I
3. Mengetahui tentang pengertian Antenatal Care (ANC)
4. Mengetahui tentang tujuan Antenatal Care (ANC)
5. Mengetahui tentang manfaat Antenatal Care (ANC)
6. Mengetahui tentang jadwal Kunjungan ANC (ANC)
7. Mengetahui tentang standar Antenatal Care (ANC)
8. Mengetahui tentang pelaksanaan Antenatal Care (ANC)

1
C. Manfaat
1. Dapat menjelaskan pengertian Kehamilan TM I
2. Dapat menjelaskan kebutuhan ibu hamil TM I
3. Dapat menjelaskan pengertian Antenatal Care (ANC)
4. Dapat menjelaskan tujuan Antenatal Care (ANC)
5. Dapat menjelaskan manfaat Antenatal Care (ANC)
6. Dapat menjelaskan jadwal Kunjungan ANC (ANC)
7. Dapat menjelaskan standar Antenatal Care (ANC)
8. Dapat menjelaskan pelaksanaan Antenatal Care (ANC)

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Kehamilan TM I
Kehamilan merupakan pertemuan sel telur dan sperma, nidasi, tumbuh
kembang dalam rahim merupakan mata rantai yang berkesinambungan. Masa
kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya hamil normal
adalah 250 hari (40 minggu/ 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid
terakhir (Prawiroharjo, 2010)
Kehamilan trimester pertama dimulai saat usia kehamilan 0 minggu –
hingga usia kehamilan 14 minggu (Kapita Selekta Kedokteran)

B. Perubahan Fisiologis Wanita Hamil TM I


Kusmiati (2009) menyebutkan perubahan fisiologis yang terjadi pada
wanita hamil TM 1 adalah:
1. Vulva dan Vagina
a. Karena pengaruh estrogen terjadi perubaha pada vulva dan vagina.
Akibatnya hiervaskularisasi, vagina dan vulva terlihat lebih merah atau
kebiruan yang sering disebut tanda chadwick.
b. Selama masa hamil pH sekresi vagina menjadi lebih asam, keasaman
berubah dari 4 minggu 6,5. Hal ini dapat menyebabkan keputihan.
2. Servik Uteri
a. Servik menjadi lunak yang disebut tanda Goodell.
b. Sekresi kelenjar menjadi lebih banyak dan meneluarkan pervaginam
lebih banyak. Sebab pelunankan servik karena pembuluh darah dalam
servik bertambah.
c. Keadaan serviks pada kehamilan TM I terjadi peningkatan hormone
estrogen sehingga terjadi Lochorea.
3. Uterus
a. Uterus membesar yang disebabkan oleh hipertrofi dan hiperplasi otot-
ptot polos rahim, serabus – serabut kologen yang ada menjadi
higrokopik.

3
b. Uterus yang mengalami perubahan berat, bentuk dan posisi menekan
kandung kemih menyebabkan wanita hamil nocturia (sering kencing)
c. Pada minggu ke 8 uterus membesar sebesar telur bebek.
d. Pada kehamilan 0 – 12 minggu, kavum uteri masih berisi gumpalan
darah/tegangan, besarnya kira-kira 2-3 jari di atas sympisis. Untuk
akomodasi pertumbuhan janin, rahim membesar akibat hipertrofi dan
hiperplasi otot polos rahim, serabut-serabut kelagennya menjadi
higroskopik. Endometrium menjadi desidua.
e. Pada bulan-bulan pertama kehamilan, bentuk rahim seperti buah
alpukat.
f. Berat uterus akan naik secara luas bisa dari 300 gram sampai 1000
gram pada akhir kehamilan (40 minggu).
g. Rahim pada kehamilan 2 bulan sebesar telur bebek dan kehamilan 3
bulan sebesar telur angsa.
h. Pada minggu pertama isthmus rahim mengadakan hipertrofi dan
bertambah panjang sehingga bila diraba terasa lunak, disebut tanda
hegar.
i. Posisi rahim dalam awal kehamilan dalam letak antefleksi atau
retrofleksi.
4. Ovarium
a. Ovulasi terhenti. Masih terdapat karpus luteum graviditas sampai
terbentuknya plasenta yang mengalami alih pengeluaran estrogen dan
progresteran
b. Terjadi pembentukan plasenta dan akan sempurna pada usia 16
minggu.
c. Corpus luteum menghasilkan hormon estrogen progesteron serta
relaxin mempunyai pengaruh menenangkan hingga pertumbuhan janin
menjadi baik hingga aterm.
5. Metabolisme
a. Pada wanita hamil Basal Metabolisme Rate (BMR) meningkat, sistem
endokrin juga meningkat.

4
b. Berat badan wanita hamil meningkat akan naik kira-kira 6,5 – 16,5 kg
rata-rata 12,5 kg. Pada triwulan I penambahan berat badan + 1 kg.
c. Metabolisme lemak juga terjadi kadar kolesterol meningkat sampai
350 mg/lebih per 100 cc.
d. Kalsium dibutuhkan rata-rata 1,5 mg per hari.
e. Fosfor : rata-rata 2 gram/hari
f. Zat besi + 800 mg atau 30-50 mg/hari
g. Air : wanita hamil cenderung mengalami retensi air.
6. Mammae
a. Terjadi peningkatan estrogen mempengaruhi pembesaran mammae
disebabkan hypertrofi dari alveoli.Hal ini sering menyebabkan
hypersentsitivitas pada mammae.
b. Terjadi hiperpigmentasi menyebabkan papila mammae membesar
lebih tegang dan hitam dan areola menjadi lebih hitam dan lebar serta
glandula montgomery lebih jelas dan menonjol.
c. Timbul strie pada payudara.Dapat teraba noduli-noduli akibat
hipertrofi kelenjar alveolus.
d. Bayangan vena-vena lebih membiru.
7. Sistem pencernaan
a. Pengeluaran asam lambung meningkat menyebabkan darah lambung
terasa panas.
b. Akibat peningkatan HC6 dan estrogen menyebabkan pengeluaran air
liur terasa berlebihan (hipersalivasi).
c. Tonus otot-otot saluran pencernaan melemah sehingga motilitas dan
makanan akan lebih lama berada dalam saluran pencernaan.
d. Resorbsi makanan baik, namun akan menimbulkan obstipasi.
e. Gejala muntah (emesis gravidarum) sering terjadi, biasanya pada pagi
hari disebut morning sickness.

5
8. Sirkulasi Darah
a. Volume plasma meningkat rata-rata 50% sementara masa RBC
meningkat hanya 18 – 30% maka terjadi penurunan hematokrit selama
kehamilan normal sehingga disebut anmeia fisiologis.
b. Tekanan darah akan turun selama 24 minggu pertama kehamilan akibat
terjadi penurunan dalam periver.
c. Hidung tersumbat / berdarah karena pengaruh hormon estrogen dan
progresteran. (Sinopsis Obsteri, 2008)
9. Sistem Integumen
a. Mulai muncul linea nigra.
b. Meningkatkan sirkulasi dan aktivitas vasomotor, jaringan elastis kulit
mudah pecah menyebabkan strie gravidarum.
c. Biasanya terdapat deposit pigmen pada dahi, pipi, hidung, dikenal
sebagai kloasma gravidarum.
d. Vulva terjadi hiperpigmentasi merah kebiruan disebut tanda Chadwick.
10. Tulang dan Gigi
a. Persendian panggul akan terasa lebih longgar.
b. Terjadi pelebaran pada ruang persendian.
c. Apabila pemberian makanan tidak dapat memenuhi kebutuhan kalsium
janin, kalsium maternal pada tulang-tulang panjang akan berkurang
untuk memenuhi kebutuhan ini.
d. Bila konsumsi kalsium cukup, gizi tidak akan kekurangan kalsium
menurunkan risiko gingivitis.
11. Sistem Pernapasan
a. Wanita hamil kadang-kadang mengeluh sesak dan pendek nafas.
b. Seorang wanita hamil selalu bernafas lebih dalam.
c. Yang lebih menonjol adalah pernafasan dada (thorack breathing).
12. Sistem Perkemihan
a. Ginjal bekerja lebih berat
b. Pada TM I ibu mengeluh sering kencing karena vesika urinaria
tertekan uterus.

6
C. Kebutuhan pada Ibu Hamil Trimester I
1. Oksigen (O2)
Konsumsi keseluruhan O2 meningkat sekitar 15% sampai 20%
dalam kehamilan sekitar setengah dari peningkatan ini disebabkan oleh
rahim dan isinya. Sisanya disebabkan terutama oleh peningkatan kerja
ginjal dan jantung ibu. Penambahan yang lebih kecil adalah akibat kerja
otot pernafasan dan payudara
2. Nutrisi
Untuk mengkondisikan perubahan yang terjadi selama kehamilan,
banyak nutrient yang digunakan dalam jumlah besar dari pada jumlah
yang dibutuhkan orang dewasa normal. Recomendasi untuk meningkatkan
asupan nutrisi tertentu selama kehamilan telah diatur oleh national
Research Concil (2009) dalam bentuk RDA. Nutrisi-nutrisi yang
dibutuhkan antara lain:
a. Energi
Sumber utama energi adalah karbohidrat.
b. Cairan
Asupan cairan yang cukup memperbaiki BAB yang kadang-kadang
menjadi masalah selama hamil. Jumlah masukan cairan yang
direkomendasikan dalam sehari sekitar 6-8 gelas (1500 sampai 2000
ml).
c. Vitamin
Terdapat peningkatan kebutuhan vitamin A, D, E, K selama hamil
serta B6 dan B12.
d. Zat Besi
Kebutuhan wanita hamil akan Fe meningkat (untuk pembentukan
plasenta dan sel darah merah) sebesar 200-300%. Perkiraan besaran zat
besi yang perlu ditimbun selama hamil adalah 1040 mg.
e. Kalsium
Asupan kalsium yang dianjurkan kurang lebih 1200 mg/hari. Bagi ibu
hamil yang berusia diantara 25 tahun cukup 800 mg.

7
f. Asam folat
Merupakan satu-satunya vitamin yang kebutuhannya selama hamil
berlipat dua kali.
g. Seng
Jumlah seng yang direkomendasikan selama hamil ialah 15 mg sehari.
Dapat diperoleh dari daging, kerang, roti, gandum utuh dan sereal.
h. Natrium
Selama hamil konsumsi natrium di bawah 35 gr/hari.
3. Personal Hygiene
a. Kebersihan tubuh
Memberikan rasa nyaman dan memberikan ketenangan karena tubuh
yang dirawat akan menghindari dari infeksi penyakit.
b. Mulut (gusi dan gigi)
Memeriksa gigi dengan teratur dan merawat dengan baik pada masa
hamil sangat penting karena perubahan hormonal selama kehamilan
dapat menyebabkan masalah gigi.
c. Payudara
Menjaga putting susu selama hamil sangat penting untuk persiapan
pada saat laktasi.
d. Mandi
Mandi minimal 2x sehari
e. Vulva
Merupakan pintu gerbang bagi kelahiran anak. Kebersihan vulva harus
dijaga betul-betul dengan lebih serius membersihkannya.
4. Kebutuhan istirahat.
Kebutuhan istirahat pada ibu hamil trimester I meningkat
dikarenakan pada kehamilan trimester I banyak ketidaknyamanan yang
menyebabkan kebutuhan istirahat bertambah. Untuk memenuhi kebutuhan
istirahat maka istirahat pada siang hari juga ditingkatkan.

8
D. Pengertian Antenatal Care (ANC)
Antenatal Care adalah perawatan yang ditujukan kepada ibu hamil, yang
bukan saja bila ibu sakit dan memerlukan perawatan, tetapi juga pengawasan
wanita hamil agar tidak terjadi kelainan sehingga ibu dan anak sehat (Mochtar,
2008). Pelayanan antenatal adalah untuk mencegah adanya komplikasi
obstretri dan memastikan bahwa komplikasi dideteksi sedini mungkin
(Saifuddin, dkk., 2002)
Pelayanan antenatal adalah pelayanan terhadap individu yang bersifat
preventif care untuk mencegah masalah yang kurang baik bagi ibu maupun
janin agar melalui persalinan dengan sehat dan aman, diperlukan kesiapan
fisik dan mental ibu sehingga ibu dalam keadaan status kesehatan optimal,
karena kesehatan ibu berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan
janinnya (Departemen Kesehatan, 2007)
Asuhan antenatal adalah suatu program yang terencana berupa
observasi, edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh
suatu proses kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan (Handaya,
2008).

E. Tujuan Antenatal Care (ANC)


1. Membantu kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang bayi.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, sosial ibu dan
bayi.
3. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang
mungkin terjadi selama ibu hamil, termasuk riwayat penyakit secara
umum, kebidanan, dan pembedahan.
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu
maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI
eksklusif.

9
6. Mempersiapkan peranan ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bagi
bayi.
7. Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit yang terdapat saat
kehamilan, saat persalinan, dan kala nifas.
8. Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai hamil, persalinan, dan
kala nifas.
9. Memberikan nasehat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan,
persalinan, kala nifas, laktasi, dan aspek keluarga berencana.
10. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal.
(Manuaba, 2009)

F. Manfaat Antenatal Care (ANC)


Manfaat pemeriksaan kehamilan secara dini adalah untuk memperoleh
gambaran dasar mengenai perubahan fisiologik yang terjadi selama kehamilan
dan berbagai kelainan yang menyertai kehamilan secara dini, sehingga dapat
diperhitungkan dan dipersiapkan langkah-langkah dalam pertolongan
persalinannya (Manuaba, 2009). Pemeriksaan antenatal juga memberikan
manfaat bagi ibu dan janin, antara lain:
1. Bagi ibu
a. Mengurangi dan menegakkan secara dini komplikasi kehamilan dan
mengobati secara dini komplikasi yang mempengaruhi kehamilan.
b. Mempertahankan dan meningkatkan kesehatan mental dan fisik ibu
hamil dalam menghadapi persalinan.
c. Meningkatkan kesehatan ibu setelah persalinan dan untuk dapat
memberikan ASI.
d. Memberikan konseling dalam memilih metode kontrasepsi.
2. Bagi janin
Manfaat untuk janin adalah memelihara kesehatan ibu sehingga
mengurangi persalinan prematur, BBLR, juga meningkatkan kesehatan
bayi sebagai titik awal kualitas sumber daya manusia.

10
G. Jadwal Kunjungan ANC
Kunjungan ibu hamil adalah kontak antara ibu hamil dan petugas
kesehatan yang memberi pelayanan antenatal untuk mendapatkan pemeriksaan
kehamilan. Menurut Dep Kes RI (2003) dalam pelaksanaan ANC terdapat
kesepakatan adanya standar adanya minimal yaitu dengan pemeriksaan ANC 4
kali selama kehamilan sebagai berikut:
1. Minimal satu kali pada trimester I (0-13 minggu)
2. Minimal satu kali pada trimester II (14-28 minggu)
3. Minimal dua kali pada trimester III (29-36 minggu).

H. Standar Antenatal Care


1. Identifikasi Ibu Hamil
Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan
masyarakat secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan memotivasi
ibu, suami, anggota keluarganya agar mendorong ibu untuk memeriksakan
kehamilannya sejak dini dan secara teratur.
2. Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal
Bidan memberikan sedikitnya 4 kali pelayanan antenatal.
Pemeriksaan meliputi anamnesis dan pemantauan ibu dan janin dengan
seksama untuk menilai apakah perkembangan berlangsung normal. Bidan
juga harus mengenal kehamilan resiko tinggi atau kelainan, khususnya
anemia, kurang gizi, hipertensi, PMS / infeksi HIV, memberikan
pelayanan imunisasi, nasehat dan penyuluhan kesehatan serta tugas terkait
lainnya yang diberikan oleh puskesmas. Mereka harus mencatat data yang
tepat pada setiap kunjungan. Bila ditemukan kelainan, mereka harus
mampu mengambil tindakan yang diperlukan dan merujuknya untuk
tindakan selanjutnya.
3. Palpasi Abdominal
Bidan melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama dan
melakukan palpasi untuk memperkirakan usia kehamilan, serta bila
kehamilan bertambah memeriksa posisi, bagian terendah janin dan

11
masuknya kepala janin ke dalam rongga panggul, untuk mencari kelainan
serta melakukan rujukan tepat waktu.
4. Pengelolaan Anemia pada Kehamilan
Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan dan
atau rujukan semua kasus anemia pada kehamilan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
5. Pengelolaan Dini Hipertensi pada Kehamilan
Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada
kehamilan dan mengenali tanda serta gejala pre eklampsia lainnya, serta
mengambil tindakan yang tepat serta merujuknya.
6. Persiapan Persalinan
Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta
keluarganya pada trimester ketiga, untuk memastikan bahwa persiapan
persalinan yang bersih dan aman serta suasana yang menyenangkan akan
direncanakan dengan baik, disamping persiapan transportasi dan biaya
untuk merujuk, bila tiba-tiba terjadi keadaan gawat darurat. Bidan
hendaknya melakukan kunjungan rumah untuk hal ini. (Standar Pelayanan
Kebidanan. DepKes RI. 2010).

Menurut Saifuddin, B.A (2006), pelayanan/ asuhan standar minimal ”7


T” adalah sebagai berikut:
1. Timbang Berat Badan
Selama kehamilan antara 0,3 – 0,5 kg per minggu. Bila dikaitkan
dengan umur kehamilan kenaikan berat badan selama hamil muda ± 1 kg,
selanjutnya pada trimester II dan III masing-masing bertambah 5 kg. Pada
akhir kehamilan pertambahan berat total adalah 9 – 12 kg. Bila ada
kenaikan berat badan yang berlebihan perlu dipikirkan ke arah adanya
resiko seperti bengkak, kehamilan kembar, hidramnion, dan anak besar
(Depkes, 1997).

12
2. Ukur tekanan darah
Selama hamil tekanan darah dikatakan tinggi bila lebih dari 140/90
mmHg. Bila tekanan darah meningkat, yaitu sistolik 30 mmHg atau lebih
dan atau diastolik 15 mmHg atau lebih. Kelainan ini dapat berlanjut
menjadi preeklamsia dan eklamsia kalau tidak ditangani dengan tepat
(Depkes, 2007).
3. Ukur tinggi fundus uteri
Ukuran tinggi fundus uteri normal adalah sebagai berikut:
12 Minggu : Tinggi fundus uteri 1 – 2 jari di atas symphysis.
16 Minggu : Tinggi fundus uteri pertengahan antara symphysis–pusat.
20 Minggu : Tinggi fundus uteri 3 jari di bawah pusat.
24 Minggu : Tinggi fundus uteri setinggi pusat.
28 Minggu : Tinggi fundus uteri 3 jari di atas pusat.
32 Minggu : Tinggi fundus uteri pertengahan pusat-Proc.xyphoideus.
36 Minggu : Tinggi fundus uteri 3 jari di bawah Proc.xyphoideus.
40 Minggu : Tinggi fundus uteri pertengahan antara Proc.xyphoideus-
pusat
(Mochtar, 2008).
4. Pemberian imunisasi TT
Pemberian TT baru akan menimbulkan efek perlindungan apabila
diberikan sekurang-kurangnya dua kali dengan interval minimal 4 minggu.
Kecuali jika sebelumnya ibu pernah mendapat TT dua kali pada kehamilan
yang lalu atau pada masa calon pengantin maka TT cukup diberikan satu
kali saja. Dosis pemberian imunisasi TT yaitu 0,5 cc IM pada lengan atas.
Adapun syarat pemberian imunisasi TT adalah sebagai berikut:
a. Bila ibu belum pernah mendapat imunisasi TT atau meragukan
diberikan II sedini mungkin sebanyak dua kali dengan jarak minimal
dua minggu.
b. Bila ibu pernah mendapat imunisasi TT dua kali, diberikan suntikan
ulang/ booster satu kali pada kunjungan antenatal yang pertama
(Depkes RI, 2007).

13
5. Pemberian tablet zat besi
Pada dasarnya pemberian tablet zat besi dimulai dengan pemberian
satu tablet sehari sesegera mungkin setelah rasa mual hilang.
Tiap tablet mengandung FeSO4 320 mg (zat besi 60 mg) dan asam
folat 500 ug, minimal 90 tablet. Tablet besi sebaiknya tidak diminum
bersama kopi atau teh karena akan mengganggu penyerapan. Sebaiknya
tablet besi diminum bersama air putih ataupun air jeruk. Selain itu perlu
diberitahukan juga bahwa ada kemungkinan tinja menjadi berwarna hitam
setelah ibu minum obat ini, hal tersebut adalah normal (Saifuddin, 2002).
6. Tes terhadap penyakit menular seksual.
Selama kehamilan, ibu perlu dilakukan tes terhadap penyakit
menular seksual seperti HIV/AIDS, Gonorrhoe, Siphilis. Hal tersebut
dikarenakan sangat berpengaruh pada janin yang dikandungnya. Apabila
ditemukan penyakit – penyakit menular seksual harus segera ditangani.
7. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan
Persiapan rujukan perlu disiapkan karena kematian ibu dan bayi
disebabkan keterlambatan dalam mencapai fasilitas pelayanan kesehatan
(Saifuddin, 2002). Perlu diingat juga bahwa pelayanan antenatal hanya
dapat diberikan oleh tenaga kesehatan profesional dan tidak dapat
dilakukan oleh dukun bayi.

I. Pelaksanaan Antenatal Care


Menurut Kusmiyati, Wahyuningsi & Sujiyatini (2008) bahwa
pemeriksaan yang sering dilakukan di rumah sakit atau puskesmas yaitu:
1. Inspeksi
a. Muka: adalah kloasma gravidarum, keadaan selaput mata pucat atau
merah, udem, lidah dan gigi.
b. Leher: apakah ada bendungan vena di leher, kelenjar gondok
membesar atau kelenjar limfe membengkak.
c. Dada: bentuk buah dada, pigmentasi putting susu dan gelanggang susu,
keadaan putting susu, kolustrum.

14
d. Perut: Perut membesar ke depan atau ke samping, keadaan pusat,
pigmentasi linea alba, nampakkah gerakan anak atau kontraksi rahim,
adakah striae gravidarum atau bekas luka
e. Vulva: keadaan perineum, varises, tanda Chadwick, kondylomata,
fluor.
f. Anggota bawah: adalah varises, edema, luka dan sikatris pada lipatan
paha
2. Palpasi
a. Untuk menentukan besarnya rahim, konsistensinya
b. Bagian-bagian janin, letak, presentasi
c. Gerakan janin
Cara palpasi menurut Leopold (Prawiroharjo & Wiknjosastro, 2005) yaitu:
a. Leopold I Tujuan untuk menentukan tinggi fundus uteri dan untuk
menemukan - presentasi dengan cara mengidentifikasi bagian tubuh
fetus apa yang berada di fundus.
b. Leopold II Tujuan untuk menentukan batas samping rahim kiri-kanan
dan untuk menentukan letak punggung janin dan letak bagian-bagian
kecil.
Caranya: Letakkan kedua tangan pada sisi uterus, dan tentukan
dimanakan bagian terkecil bayi .(Hidayat, A.Aziz Alimul, 2008).
c. Leopold III Tujuan untuk menentukan bagian terbawah sudah atau
belum terpegang pada pintu atas panggul.
Caranya: Tekan dengan ibu jari dan jari tengah pada salah satu tangan
secara lembut dan masuk ke dalam abdomen pasien di atas simpisis
pubis.
Kemudian peganglah bagian presentasi bayi, lalu bagian apakah yang
menjadi presentasi tersebut. (Hidayat, A.Aziz Alimul, 2008).
Caranya:
1) Letakkan kedua tangan di sisi bawah uterus lalu

15
2) Tekan ke dalam dan gerakkan jari-jari kearah romgga panggul,
dimanakah tonjolan sefalik dan apakah bagian presentasi telah
masuk .
Pemeriksaan ini dilakukan bila kepala masih tinggi, pemeriksaan
leopold lengkap dapat dilakukan bila janin cukup besar, kira-kira bulan
ke VI le atas. (Hidayat, A.Aziz Alimul, 2008)
d. Leopold IV Tujuan untuk menentukan bagian terbawah janin apa dan
berapa jauh janin sudah masuk pintu atas panggul.
3. Auskultasi
Uliyah dan Hidayat (2008) mengindikasikan bahwa auskultasi dilakukan
menggunakan stetoskop monoaural untuk mendengarkan:
a. Denyut jantung janin
b. Bising tali pusat, bising rahim, bising usus
c. Gerakan dan tendangan janin

J. Standar 10T Pelayanan Antenatal Care


Dalam melaksanakan pelayanan Antenatal Care, ada sepuluh standar
pelayanan yang harus dilakukan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang
dikenal dengan 10 T. Pelayanan atau asuhan standar minimal 10 T adalah
sebagai berikut (Depkes RI, 2009) :
1. Timbang Berat Badan dan Tinggi Badan
Pertambahan berat badan yang normal pada ibu hamil yaitu
berdasarkan masa tubuh (BMI: Body Mass Index) dimana metode ini
untuk menentukan pertambahan berat badan yang optimal selama masa
kehamilan, karena merupakan hal yang penting mengetahui BMI wanita
hamil. Total pertambahan berat badan pada kehamilan yang normal 11,5-
16 kg. adapun tinggi badan menentukan ukuran panggul ibu, ukuran
normal tinggi badan yang baik untuk ibu hamil antara lain >145 cm.
Rekomendasi WHO pada wanita dinegara berkembang, kenaikan BB
selama kehamilan 5-9 kg atau minimal 1 kg setiap bulan selama 2
trimester terakhir kehamilan.

16
2. Ukur Tekanan Darah
Pengukuran tekanan darah/tensi dilakukan secara rutin setiap ANC,
diharapkan tenakan darah selama kehamilan tetap dalam keadaan normal
(120 / 80 mmHg). Hal yang harus diwaspadai adalah apabila selama
kehamilan terjadi peningkatan tekanan darah (hipertensi) yang tidak
terkontrol, karena dikhawatirkan dapat terjadinya preeklamsia atau
eklamsia (keracunan dalam masa kehamilan) dan dapat menyebabkan
ancaman kematian bagi ibu dan janin / bayinya. Hal yang juga harus
menjadi perhatian adalah tekanan darah rendah (hipotensi), seringkali
disertai dengan keluhan pusing dan kurang istirahat.

3. Ukur Tinggi Fundus Uteri


Pada seorang ibu hamil untuk menentukan usia kehamilan dilakukan
pemeriksaan abdominal/perut secara seksama. Pemeriksaan dilakukan
dengan cara melakukan palpasi (sentuhan tangan secara langsung di perut
ibu hamil) dan dilakukan pengukuran secara langsung untuk
memperkirakan usia kehamilan, serta bila umur kehamilan bertambah.
Usia Kehamilan TFU dalam cm Tinggi Fundus Uteri
28 Minggu 25 cm 3 Jari diatas pusat
32Minggu 27 cm Pertengahan pusat dengan
processus xyphoideus
36 Minggu 30 cm 1 jari dibawah processus
xyphoideus
40 Minggu 33 cm 3 jari dibawah processus
xyphoideus

Pemeriksaan ini dilakukan pula untuk menentukan posisi, bagian


terendah janin dan masuknya kepala janin ke dalam rongga panggul, untuk
mencari kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu. Pemantauan ini
bertujuan untuk melihat indikator kesejahteraan ibu dan janin selama masa
kehamilan.

17
4. Pemberian Tablet Zat Besi (min 90 tablet)
Wanita hamil cenderung terkena anemia (kadar Hb darah rendah)
pada 3 bulan terakhir masa kehamilannya, karena pada masa itu janin
menimbun cadangan zat besi untuk dirinya sendiri sebagai persediaan
bulan pertama sesudah lahir. Anemia pada kehamilan dapat disebabkan
oleh meningkatnya kebutuhan zat besi untuk pertumbuhan janin,
kurangnya asupan zat besi pada makanan yang dikonsumsi ibu hamil, pola
makan ibu terganggu akibat mual selama kehamilan, dan adanya
kecenderungan rendahnya cadangan zat besi (Fe) pada wanita akibat
persalinan sebelumnya dan menstruasi.
Kekurangan zat besi dapat mengakibatkan hambatan pada
pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun sel otak, kematian janin,
abortus, cacat bawaan, BBLR (Berat Badan Lahir Rendah), anemia pada
bayi yang dilahirkan, lahir prematur, pendarahan, rentan infeksi. Defisiensi
besi bukan satu-satunya penyebab anemia, tetapi apabila prevalensi
anemia tinggi, defisiensi besi biasanya dianggap sebagai penyebab yang
paling dominan. Pertimbangan itu membuat suplementasi tablet besi folat
selama ini dianggap sebagai salah satu cara yang sangat bermanfaat dalam
mengatasi masalah anemia. Anemia dapat diatasi dengan meminum tablet
besi atau Tablet Tambah Darah (TTD). Kepada ibu hamil umumnya
diberikan sebanyak satu tablet setiap hari berturut-turut selama 90 hari
selama masa kehamilan. TTD mengandung 200 mg ferrosulfat, setara
dengan 60 miligram besi elemental dan 0.25 mg asam folat.

5. Pemberian imunisasi Tetanus Toxoid


Salah satu kebijakan pemerintah yang bertujuan untuk menurunkan
angka kematian bayi atau neonatus yang disebabkan oleh penyakit tetanus,
maka dilakukan kegiatan pemberian imunisasi TT.
Manfaat dari imunisasi TT ibu hamil diantaranya:
a. Melindungi bayi yang baru lahir dari penyakit tetanus neonatorum.
Tetanus neonatorum adalah penyakit tetanus yang terjadi pada

18
neonatus (bayi berusia kurang 1 bulan) yang disebabkan oleh
clostridium tetani, yaitu kuman yang mengeluarkan toksin (racun) dan
menyerang sistim saraf pusat.
b. Melindungi ibu terhadap kemungkinan tetanus apabila terluka.
Kedua manfaat tersebut adalah cara untuk mencapai salah satu
tujuan dari program imunisasi secara nasional yaitu eliminasi tetanus
maternal (pada ibu hamil) dan tetanus neonatorum (bayi berusia kurang
dari 1 bulan).
Pemberian imunisasi TT untuk ibu hamil diberikan 2 kali, dengan
dosis 0,5 cc di injeksikan intramuskuler/subkutan (dalam otot atau
dibawah kulit). Imunisasi TT sebaiknya diberikan sebelum kehamilan 8
bulan untuk mendapatkan imunisasi TT lengkap. TT1 dapat diberikan
sejak di ketahui postif hamil dimana biasanya di berikan pada kunjungan
pertama ibu hamil ke sarana kesehatan. Jarak pemberian (interval)
imunisasi TT1 dengan TT2 adalah minimal 4 minggu.
Pemberian imunisasi tetanus toxoid pada kehamilan umumnya
diberikan 2 kali saja, imunisasi pertama diberikan pada usia kehamilan 16
minggu untuk yang kedua diberikan 4 minggu kemudian.. akan tetapi
untuk memaksimalkan perlindungan maka dibentuk program jadwal
pemberian imunisasi pada ibu hamil.
Imunisasi TT 0,5 cc

Interval (Selang Lama %


Antigen
Waktu Minimal) Perlindungan Perlindungan

Pada kunjungan
TT 1 – –
antenatal pertama

4 minggu setelah
TT2 3 tahun* 80
TT1

6 bulan setelah
TT3 5 tahun 95
TT2

19
1 tahun setelah
TT4 10 tahun 99
TT3

1 tahun setelah
TT5 25 tahun 99
TT4

6. Tes Laboratorium
Tes laboratorium sederhana yang dilakukan saat pemeriksaan
kehamilan adalah pemeriksaan Hb untuk menilai status anemia atau tidak
pada ibu hamil. Sebaiknya pemeriksaan Hb ini dilakukan sejak trimester I,
sehingga apabila ditemukan kondisi anemia akan dapat segera diterapi
dengan tepat.
Apabila didapatkan resiko penyakit lainnya saat kehamilan seperti
darah tinggi/hipertensi dan kencing manis/diabetes melitus, maka dapat
dilakukan tes laboratorium lainnya seperti tes fungsi ginjal, kadar protein
(albumin dan globulin), kadar gula darah dan urin lengkap.
Tes laboratorium dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi ibu
hamil saat melakukan pemeriksaan kehamilan dan bertujuan untuk
mengatasi risiko penyakit lain selama kehamilan. Sehingga ketika waktu
persalinan dapat berlangsung dengan aman dan sehat.

7. Tes Terhadap Penyakit Menular Seksual (PMS)


Ibu hamil resiko tinggi terhadap PMS, sehingga dapat mengganggu
saluran perkemihan dan reproduksi. Upaya diagnosis kehamilan dengan
PMS di komunitas adalah melakukan diagnosis pendekatan gejala,
memberikan terapi, dan konseling untuk rujukan. Hal ini bertujuan untuk
melakukan pemantauan terhadap adanya PMS agar perkembangan janin
berlangsung normal.

20
8. Status gizi ibu
Untuk mengetahui status gizi ibu hamil, haruslah dilakukan beberapa
pengukuran. Bidan / dokter saat pemeriksaan masa kehamilan akan
melakukan pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA).Pengukuran LILA
dilakukan pada wanita usia subur (15-45 tahun) dan ibu hamiluntuk
memprediksi adanya kekurangan energi dan protein yang bersifat kronis
atau sudah terjadi dalam waktu lama.
Pengukuran LILA dilakukan dengan melingkarkan pita LILA
sepanjang 33 cm, atau meteran kain dengan ketelitian 1 desimal (0,1 cm).
Saat dilakukan pengukuran, ibuhamil pada posisi berdiri dan dilakukan
pada titik tengah antara pangkal bahu dan ujung siku lengan kiri, jika ibu
hamil yang bersangkutan tidak kidal.
Sebaliknya jika dia kidal, pengukuran dilakukan pada lengan kanan.
Hal ini dilakukan untuk memperkecil bias yang terjadi, karena adanya
pembesaran otot akibat aktivitas, bukan karena penimbunan lemak.
Demikian juga jika lengan kiri lumpuh, pengukuran dilakukan pada lengan
kanan.
Dengan pengukuran LILA dapat digunakan untuk deteksi dini dan
menapis risiko bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR). Setelah
melalui penelitian khusus untuk perempuan Indonesia, diperoleh standar
LILA sebagai berikut :

a. Jika LILA kurang dari 23,5 cm, berarti status gizi ibuhamil kurang,
misalnya kemungkinan mengalami KEK (Kurang Energi Kronis) atau
anemia kronis, dan berisiko lebih tinggi melahirkan bayi BBLR.
b. Jika LILA sama atau lebih dari 23,5 cm, berarti status gizi ibuhamil
baik, dan risiko melahirkan bayi BBLR lebih rendah.

9. Letak presentase bayi dan djj


Dalam melakukan pemeriksaan fisik saat kehamilan, bidan / dokter
akan melakukan suatu pemeriksaan untuk menentukan posisi janin,

21
terutama saat trimester III atau menjelang waktu prediksi persalinan.
Selain itu, akan dilakukan pula pemeriksaan denyut jantung janin (DJJ)
sebagai acuan untuk mengetahui kesehatan ibu dan perkembangan janin,
khususnya denyut jantung janin dalam rahim. Denyut jantung janin normal
permenit adalah sebanyak 120-160 kali. Pemeriksaan denyut jantung janin
harus dilakukan pada ibu hamil, dan denyut jantung janin baru dapat
didengar pada usia kehamilan 16 minggu / 4 bulan.
Alat yang sering digunakan dalam menentukan posisi janin dan
denyut jantung janin saat ini adalah USG (Ultra Sono Grafi). USG adalah
suatu alat dalam dunia kedokteran yang memanfaatkan gelombang
ultrasonik (gelombang yang memiliki frekuensi yang tinggi yaitu 250 kHz
– 2.000 kHz) yang kemudian hasilnya ditampilkan dalam layar monitor.
USG ini aman untuk janin dan sang ibu.

10. Temu wicara dan Tata Laksana Kasus


Memberikan konsultasi atau melakukan kerjasama penanganan
tindakan yang harus dilakukan oleh bidan atau dokter dalam temu wicara,
antara lain :
a. Merujuk ke dokter untuk konsultasi, menolong ibu menentukan pilihan
yang tepat.
b. Melampirkan kartu kesehatan ibu beserta surat rujukan
c. Meminta ibu untuk kembali setelah konsultasi dan membawa surat
hasil rujukan
d. Meneruskan pemantauan kondisi ibu dan bayi selama kehamilan
e. Memberikan asuhan Antenatal (selama masa kehamilan)
f. Perencanaan dini jika tidak aman melahirkan dirumah
g. Menyepakati diantara pengambil keputusan dalam keluarga tentang
rencana proses kelahiran
h. Persiapan dan biaya persalinan

22
BAB III
TINJAUAN KASUS

ANTENATAL CARE PADA IBU HAMIL TM I DI PUSKESMAS TABA


KOTA LUBUKLINGGAU

Pengkajian
Tanggal :
Jam :
Tempat :
Nama Mahasiswa :

A. Data Subyektif
1. Identitas
Pasien Suami
Nama :
Umur :
Agama :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Suku/ Bangsa :
Alamat :

2. Alasan Datang
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya
3. Keluhan Utama
Ibu mengatakan sedang merasa sehat tidak ada masalah
4. Riwayat Perkawinan
a. Status Perkawinan : Sah
b. Usia Kawin : 24 tahun
c. Kawin ke : Pertama
d. Lama Kawin : 1 tahun
5. Riwayat Kesehatan

23
a. Riwayat Kesehatan yang Lalu
1) Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti
TBC, Hepatitis, Campak, HV/AIDS
2) Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit keturunan seperti
asma, jantung, diabetes, hipertensi
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
1) Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit menular seperti
TBC, HEPATITIS, Campak, HIV/AIDS
2) Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit keturunan seperti
asma, jantung, diabetes, hipertensi
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan keluarga tidak pernah menderita penyakit menular
seperti TBC, Hepatitis, Campak, HIV/AIDS dan penyakit keturunan
seperti asma, jantung diabetes, maupun hipertensi
6. Riwayat Obstetri Ginekologi
a. Riwayat Menstruasi
Menarche : 12 tahun
Siklus : 28 hari
Lama : 7 hari
Jumlah : 3-4 kali ganti pembalut
Keluhan : Tak ada
HPHT : 25 Januari 2019
b. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang Lalu
Ibu mengatakan ini adalah kehamilan pertamanya
c. Riwayat Kehamilan Sekarang
Hamil ke :1
Umur Kehamilan : 12 minggu
HPL : 2 November 2014
Rencana Persalinan : Di bidan

24
7. Riwayat KB
Ibu mengatakan belum pernah menggunakan KB apapun
8. Pola Kebiasaan Sehari-hari
Pola Sebelum hamil Selama hamil Keluhan
kebiasaan
Nutrisi
Makan dan : Makan 3 kali/ hari, Makan 3-4 kali/ hari, Tak ada
minum nasi, lauk pauk, nasi, lauk pauk, sayur, masalah
sayur. Minum 8 sedikit ngemil. Minum
gelas air putih, teh 8 gelas air putih, teh
manis manis, dan susu
Eliminasi
BAB : 2-3 kali, padat, 1 kali, agak lembek, Tak ada
berwarna kuning kecoklatan masalah
kecoklatan
BAK : 7-8 kali, banyak, 6-7 kali, banyak,
warna jernih warna jernih kadang
agak kuning
Aktivitas : Melakukan Melakukan pekerjaan Tak ada
pekerjaan rumah rumah tangga seperti masalah
tangga biasa, namun
mengurangi kerja
berat
Personal : Mandi 2 kali/hari, Mandi 2 kali/hari, Tak ada
hygiene gosok gigi 2 kali, gosok gigi 2 kali, masalah
keramas 3 kali keramas 3 kali
seminggu, ganti seminggu, ganti baju
baju 2 kali 2-3 kali
Istirahat : Tidur siang kadang- Tidur siang 1-2 jam Tak ada
kadang, tidur malam tidur malam 7-8 jam masalah
7-8 jam
Pola : 3-4 kali dalam 1-2 kali dalam Tak ada
seksual seminggu seminggu masalah

9. Data Psikososial, Kultural dan Spiritual


a. Psikososial
Ibu mengatakan kehamilan ini sudah direncanakan dan dinantikan
b. Kultural
Ibu mengatakan pengambilan ke[utusan dilakukan secara musyawarah
c. Spiritual
Ibu mengatakan taat dalam menjalankan ibadah sholat 5 waktu

25
10. Data Pengetahuan Klien
Ibu mengatakan belum begitu paham dengan kehamilan karena baru
pertama kali
11. Lingkungan
Lingkungan tempat tinggal : Bersih dan rapi, jauh dari keramaian
Tinggal bersama : Suami
Jenis tempat tinggal : Bangunan permanen

B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos mantis/ sadar penuh
Tekanan Darah : 110/80
Nadi : 82 kali/ menit
Suhu : 36,5oC
Pernafasan : 20 kali/ menit
Berat Badan : 50 kg
Tinggi Badan : 160 cm
Lingkar Lengan Atas (lila) : 24 cm
2. Status Present
a. Kepala
Rambut : warna hitam mengkilat, tidak ada ketombe, tida rontok
Muka : simetris, tidak odema, tidak pucat
Mata : simetris, sclera bening, konjungtiva merah muda, tidak
ada kelainan mata
Mulut : simetris, bersih, tidak pecah-pecah, tidak sariawan, gigi
rapi dan bersih dan tidak berlubang
Hidung : simetris, tidak ada polip, tidak keluar lender/ cairan
Telinga : simetris, bersih, tidak ada OMA/OMP, tidak ada
kelainan

26
b. Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid, tidak ada
limfadenitis
c. Dada : Simetris, kulit normal tidak kering
d. Payudara : Simetris, tidak ada benjolan, areola kehitaman, belum
ada pengeluaran ASI
e. Perut : Normal, tidak ada bekas luka operasi/ jahitan
f. Punggung : Normal, tidak ada kelainan bentuk tulang
g. Genetalia : Tidak oedema, tidak ada varises, tidak ada
pembengkakan kelenjar bartholini
h. Anus : Tidak ada haemoroid
i. Ekstremitas
Atas : Simetris, jari tanagn normal, tidak oedema, telapak
tangan tidak pucat
Bawah : Simetris, jari kaki normal, tidak oedema, tidak ada
kelainan bentuk, reflek patela +
3. Status Obstetri
a. Inspeksi
Muka : Tidak ada cloasma gravidarum
Mamae : Payudara membesar, putting menonjol, areola kehitaman
Perut : Ada linea nigra, tidak ada striae gravidarum
b. Palpasi
TFU : 3 jari di atas simpisis
c. Auskultasi
DJJ : Belum terdengar
4. Pemeriksaan Penunjang
PP Test : positif, tanggal
5. Pemeriksaan Panggul Luar
Tidak dilakukan

27
C. Assessment
Ny. … G…P…A… Usia … tahun Umur Kehamilan 12 Minggu dengan
Kehamilan Normal pada Trimester Pertama

D. Planning
1. Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa kondisi kesehatan ibu dan janinnya
dalam keadaan sehat. Tekanan darah ibu 110/80 termasuk normal, berat
badan 50 kg, dan denyut jantung belum terdeteksi bukanlah hal yang
membahayakan karena memang belum jelas dan ibu tidak perlu khawatir.
Evaluasi: ibu tahu kondisi kesehatannya dan merasa senang
2. Memberikan KIE pada ibu tentang perubahan psikologis yang biasanya
dan mungkin terjadi selama kehamilan, terutama pada kehamilan pertama
di Trimester I.
Evaluasi: ibu mengerti dan akan tetap menjaga kondisinya secara
psikologis
3. Memberikan KIE pada ibu tentang tanda bahaya pada kehamilan yaitu
perdarahan tiba-tiba dari jalan lahir, rasa pusing yang hebat disertai nyeri,
nyeri perut yang hebat, muntah-muntah sehingga ibu tidak mau makan.
Memberitahu ibu untuk segera menghubungi bidan dan memeriksakan diri
jika mengalami hal di atas.
Evaluasi: ibu mengerti tentang tanda bahaya pada kehamilan dan akan
periksa jika mengalaminya
4. Memberikan KIE tentang makanan bergizi pada ibu, seperti nasi, lauk
pauk tahu, tempe, ikan, telur, daging, keju, sayur mayur dan serat serta
buah.
Evaluasi: ibu sudah mengerti dan akan memperbanyak variasi menu
makannya
5. Memberitahu pada ibu pantangan selama hamil yaitu:
a. Tidak mengkonsumsi makanan dan minuman yang pahit, membuat
perut mulas atau panas, seperti sawi pahit, kopi, petai, durian, tape,
nanas, daun singkong, jengkol, minuman soda, dll

28
b. Tidak boleh minum jamu, minuman beralkohol, dan merokok
c. Tidak mengkonsumsi makanan dan minuman yang berpengawet
seperti mi instan dan minuman kaleng
d. Kurangi konsumsi gula dan garam
e. Tidak boleh memijat bagian perut/,kandungan
f. Hindari kegiatan yang menyakitkan seperti perawatan wajah dan
kurangi kerja berat
g. Tidak boleh sembarangan minum obat, harus dengan pengawasan
bidan atau dokter
Evaluasi: ibu sudah tahu dan mengerti tentang pantangan yang tidak boleh
dilakukan selama hamil
6. Menganjurkan ibu dan suami untuk membaca dan mempelajari buku KIA
yang diberikan supaya pengetahuan ibu tentang kehamilan bertambah
Evaluasi: ibu akan sering membaca buku KIA di rumah
7. Memberikan vitamin pada ibu berupa asam folat untuk kecerdasan janin
dan tablet besi Fe untuk memenuhi kebutuhan zat besi harian ibu untuk
mencegah anemia selama hamil, dengan aturan minum sehari 1 kali
minum..
Evaluasi: ibu mengerti dan tahu aturan minum vitaminnya
8. Memberitahu ibu untuk kontrol kehamilan 1 bulan lagi atau sebelum 1
bulan jika ibu mengalami masalah kesehatan/ keluhan segera periksa.
Evaluasi: ibu tahu kapan harus kontrol ke bidan

29
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada umumnya kehamilan berkembang secara normal dan menghasilkan
kelahiran bayi sehat cukup bulan melalui jalan lahir, namun ini tidak sesuai
dengan yang diinginkan. Sulit sekali diketahui sebelumnya bahwa kehamilan
akan menjadi masalah, oleh karena itu asuhan antenatal merupakan cara
penting untuk memperhatikan ibu dan kehamilannya.
Manfaat pemeriksaan kehamilan secara dini adalah untuk memperoleh
gambaran dasar mengenai perubahan fisiologik dan psikologis yang terjadi
selama kehamilan dan berbagai kelainan yang menyertai kehamilan secara
dini, sehingga dapat diperhitungkan dan dipersiapkan langkah-langkah dalam
pertolongan persalinannya.

B. Saran
Mahasiswa kebidanan diharapkan mengetahui dan memahami tentang
konsep dasar kehamilan TM I, yang akan sangat bermanfaat dalam
memberikan pelayanan yang terbaik bagi ibu hamil.

30
DAFTAR PUSTAKA

Aryani. 2013. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani

Bartini, I. 2014. Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Normal. Yogyakarta: Nuha
Medika

Hasibuan. 2012. Proses Belajar Mengajar. Malang: Remaja Rosda Karya

Ika, dkk. 2015. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Yogyakarta: nuha medika.

Kusmiyati. 2013. Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta: Fitramaya

Majid. 2013. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosda

Saifuddin, Abdul Bari. 2013. Ilmu Kebidanan. Edisi 4. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono prawirohardjo.

Sriningsih. 2016. Modul Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal dan


Neonatal. Ponorogo: Unmuh Ponorogo Press.

31
LAMPIRAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

A. Identitas Mata Kuliah


Mata Kuliah : Asuhan Kebidanan Kehamilan
Kode MK : BD. 301
Program Studi : D III Kebidanan
Penempatan : Semester III
SKS : 5 SKS (T: 3; P: 2)
Pokok Bahasan : Asuhan Kebidanan pada Kehamilan
Sub Pokok Bahasan : Antenatal Care (ANC) TM I
Waktu Pertemuan : 1 x 50 Menit

B. Standar Kompetensi
Mahasiswa mampu memahami dan melakukan tindakan Antenatal Care
(ANC) TM I

C. Kompetensi Dasar
Pada akhir pembelajaran diharapkan mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan pengertian Kehamilan TM I
2. Menjelaskan kebutuhan ibu hamil TM I
3. Menjelaskan pengertian Antenatal Care (ANC)
4. Menjelaskan tujuan Antenatal Care (ANC)
5. Menjelaskan manfaat Antenatal Care (ANC)
6. Menjelaskan jadwal Kunjungan ANC (ANC)
7. Menjelaskan standar Antenatal Care (ANC)
8. Menjelaskan pelaksanaan Antenatal Care (ANC)

D. Pokok-pokok Materi
1. Pengertian Kehamilan TM I
2. Kebutuhan ibu hamil TM I
3. Pengertian Antenatal Care (ANC)
4. Tujuan Antenatal Care (ANC)
5. Manfaat Antenatal Care (ANC)
6. Jadwal Kunjungan ANC (ANC)
7. Standar Antenatal Care (ANC)
8. Pelaksanaan Antenatal Care (ANC)

E. Kegiatan Belajar Mengajar


Tahap/ Kegiatan Pengajar Kegiatan Media Metode
waktu Mahasiswa
Pendahuluan - Memberi salam - Menjawab - Ceramah
5 menit salam
- Perkenalan - Memperhatika - Ceramah
- Menginformasikan n LCD Ceramah
materi yang akan - Memperhatika dan
disampaikan n laptop
- Menjelaskan LCD Ceramah
tujuan dari materi dan
yang disampaikan - Memperhatika laptop
- Melakukan n - Tanya
apersepsi jawab
(kegiatan timbal
balik) - Menjawab
- Melakukan - Tanya
relevansi materi jawab
dengan pokok
bahasan (menggali - Menjawab
pengetahuan
mahasiswa)
Penyajian - Menjelaskan - Memperhatika Laptop Ceramah
25 menit kepada mahasiswa n dan
tentang pengertian LCD
kehamilan TM I
- Menjelaskan Laptop Ceramah
kepada mahasiswa - Memperhatika dan
tentang kebutuhan n LCD
ibu hamil TM I
- Menjelaskan Laptop Ceramah
kepada mahasiswa dan
tentang Pengertian - Memperhatika LCD
Antenatal Care n
(ANC)
- Menjelaskan Laptop Ceramah
kepada mahasiswa dan
tentang Tujuan LCD
Antenatal Care - Memperhatika
(ANC) n
- Menjelaskan Laptop Ceramah
kepada mahasiswa dan
tentang Manfaat LCD
Antenatal Care
(ANC) - Memperhatika
- Menjelaskan n Laptop Ceramah
kepada mahasiswa dan
tentang Jadwal LCD
Kunjungan ANC
(ANC)
- Menjelaskan - Memperhatika Laptop Ceramah
kepada mahasiswa n dan
tentang Standar LCD
Antenatal Care
(ANC)
- Menjelaskan Laptop Ceramah
kepada mahasiswa - Memperhatika dan
tentang n LCD
Pelaksanaan
Antenatal Care
(ANC)
- Memberikan - Tanya
pertanyaan kepada - Memperhatika jawab
mahasiswa n
- Memberi - Tanya
kesempatan jawab
mahasiswa untuk
bertanya

- Mahasiswa
menjawab
pertanyaan
- Mahasiswa
bertanya
Penutup - Mengevaluasi - Mahasiswa Laptop Ceramah
10 menit materi yang telah menyimpulkan dan
disampaikan materi yang LCD
dengan cara disampaikan
memberikan
pertanyaan kepada
mahasiswa
- Umpan balik - Mahasiswa - Tanya
menjawab jawab
pertanyaan dari
dosen
- Salam penutup - Menjawab - Ceramah
salam

F. Evaluasi
1. Prosedur : Peragaan
2. Jenis : Lisan
3. Bentuk : Subyektif
4. Soal : Terlampir

G. Materi Ajar
Terlampir

H. Referensi
Aryani. 2013. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani

Bartini, I. 2014. Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Normal. Yogyakarta:


Nuha Medika

Hasibuan. 2012. Proses Belajar Mengajar. Malang: Remaja Rosda Karya

Ika, dkk. 2015. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Yogyakarta: nuha medika.

Kusmiyati. 2013. Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta: Fitramaya

Majid. 2013. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosda

Saifuddin, Abdul Bari. 2013. Ilmu Kebidanan. Edisi 4. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono prawirohardjo.

Sriningsih. 2016. Modul Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal dan


Neonatal. Ponorogo: Unmuh Ponorogo Press.
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)

Fakultas/ Program Studi : D III Kebidanan


Mata Kuliah : Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil
Materi : Antenatal Care (ANC) TM I
Semester : III
Waktu Pertemuan : 30 Menit

A. Deskripsi
Pembahasan mata kuliah ini difokuskan pada konsep dasar, prinsip dan
penerapan Antenatal Care (ANC) pada ibu hamil TM I

B. Standar Kompetensi
Mampu memahami dan memberikan asuhan ANC pada ibu hamil TM I

C. Kompetesi Dasar
Mahasiswa mampu memahami tentang pengertian, tujuan, manfaat, jadwal
kunjungan, standar dan prosedur pelaksanaan ANC pada ibu hamil TM I

D. Indikator
Memahami konsep dasar Antenatal Care (ANC) pada ibu hamil TM I

E. Tujuan Pembelajaran
1. Tujuan Instruksional Umum
Dapat ANC pada ibu hamil TM I
2. Tujuan Instruksional Khusus
Pada akhir pembelajaran diharapkan mahasiswa mampu :
a. Pengertian Kehamilan TM I
b. Kebutuhan ibu hamil TM I
c. Pengertian Antenatal Care (ANC)
d. Tujuan Antenatal Care (ANC)
e. Manfaat Antenatal Care (ANC)
f. Jadwal Kunjungan ANC (ANC)
g. Standar Antenatal Care (ANC)
h. Pelaksanaan Antenatal Care (ANC)

F. Strategi Pembelajaran
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3. Demonstrasi

G. Langkah-langkah Penyuluhan
Tahapan Kegiatan Penyuluh Media/ Metode Kegiatan Ibu
Alat
Pendahulua - Mengucapkan Laptop, Diskusi - Menjawab salam
n salam dan LCD dan
(5 menit) menginformasikan memperhatikan
pokok bahasan penjelasan
yang akan
diberikan
- Menjelaskan - Memperhatikan
tujuan penyuluhan penjelasan
- Melakukan - Menjawab
apersepsi pertanyaan
Penyajian - Memberikan Laptop, Diskusi, - Menjawab
(20 menit) pertanyaan untuk LCD Tanya pertanyaan sesuai
mengetahui sejauh Jawab dengan
mana pengetahuan pengetahuan
ibu tentang
pelaksanaan
kegiatan ANC
pada ibu hamil TM
I
- Menjelaskan - Memperhatikan
materi tentang penjelasan
pelaksanaan
kegiatan ANC
pada ibu hamil TM
I
- Melakukan feed - Mengajukan
back pertanyaan
Penutup - Menyimpulkan Laptop, Diskusi, - Memperhatikan
(5 menit) materi tentang LCD Tanya kesimpulan dari
pelaksanaan Jawab penyuluh
kegiatan ANC
pada ibu hamil TM
I
- Mengevaluasi - Menjawab
pemahaman lansia pertanyaan dari
setelah penyuluh
disampaikannya
materi tentang
pelaksanaan
kegiatan ANC
pada ibu hamil TM
I
- Menutup - Ibu menjawab
pertemuan dengan salam
mengucapkan
salam
JOB SHEET

Program Studi : D III Kebidanan


Mata Kuliah : Asuhan Kebidanan Kehamilan
Pokok Bahasan : Melaksanakan Asuhan Kebidanan Ibu Hamil
Sub Pokok Bahasan : Antenatal Care (ANC) TM I

Obyektif Perilaku Siswa


1. Mempersiapkan peralatan, bahan dan perlengkapan yang digunakan untuk
tindakan Antenatal Care (ANC) TM I dengan tepat dan ergonomis.
2. Mendemonstrasikan langkah-langkah dalam tindakan penanganan pemantauan
tindakan Antenatal Care (ANC) TM I dengan sistematis sesuai dengan
prosedur dan daftar tilik serta memperhatikan keselamatan kerja.

Petunjuk
1. Baca dan pelajari lembaran kerja yang tersedia.
2. Siapkan alat dan bahan secara lengkap sebelum tindakan dimulai.
3. Ikutilah petunjuk instruktur.
4. Tanyakan pada instruktur bila terdapat hal-hal yang kurang dimengerti.

Keselamatan Kerja
1. Pusatkan perhatian dan konsentrasi pada prosedur tindakan
2. Sebelum prosedur, dekatkan alat dan bahan
3. Gunakan alat sesuai dengan kegunaannya
4. Perhatikan teknik septik dan aseptik dalam melakukan prosedur

Alat dan Bahan


1. Tensimeter
2. Stetoskop
3. Termometer
4. Penlight
5. Kom tissue
6. Kom kapas DTT
7. Alkohol swab
8. Metline
9. Leanec
10. Bak instrumen
11. Handscoen
12. Bengkok
13. Reflek hummer
14. Timbangan badan
15. Pengukur tinggi badan
16. Jam tangan dengan detik
17. Baskom berisi larutan klorin 0,5%
18. Baskom berisi air DTT
19. Pakaian pasien
20. Tempat sampah medis dan non medis
21. Alat pemeriksaan hemoglobin lengkap
22. Alat pemeriksaan protein dan reduksi urine lengkap.
23. Larutan dekontaminasi sudah dalam tempatnya
24. Sabun cuci tangan

Dasar Teori
Asuhan antenatal adalah suatu program yang terencana berupa observasi,
edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses
kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan (Handaya, 2008).
Manfaat pemeriksaan kehamilan secara dini adalah untuk memperoleh
gambaran dasar mengenai perubahan fisiologik yang terjadi selama kehamilan dan
berbagai kelainan yang menyertai kehamilan secara dini, sehingga dapat
diperhitungkan dan dipersiapkan langkah-langkah dalam pertolongan
persalinannya (Manuaba, 2009).
Prosedur Pelaksanaan

No Langkah Ilustrasi Gambar


1. Memperkenalkan diri
“sapa klien dengan ramah”

2. Lakukan inform consent


“inform consent jangan sampai
ketinggalan dalam memberikan asuhan,
gunakan kata – kata yang mudah
dimengerti”

3. Jelaskan prosedur pemeriksaan


“dijelaskan secara rinci prosedur yang
akan dilakukan”

4. Lakukan anamnesa klien


“tanyakan keluhan, data subjektif dari
klien”

5. Ganti baju klien


“jangan lupa informasikan untuk
mengambil urine (jelaskan pada ibu
untuk membuang urine yang pertama
laki keluar lalu menampung urine yang
keluar selanjutnya)”
6. Persiapan alat
“susun secara ergonomis, sesuai waktu
penggunaanya”
7. Lakukan timbang dan tinggi badan
“pastikan mengukur dengan benar”

8. Antar ibu ketempat periksa


“minta ibu untuk berbaring di tempat
tidur (ibu tidak boleh terlentang lebih
dari 10 menit)”

9. Selimuti ibu
“selimuti ibu dan janga lupa anjurkan
untuk miring kiri”

10. Pasang sampiran atau tirai


“agar privasi klien terjaga”

11. Lakukan cuci tangan


“cuci tangan dengan 7 langkah efektif
dibawah air mengalir dan keringkan
dengan handuk bersih”

12. Lakukan pemeriksaan TTV


“ukur mulai dari suhu, tekanan darah,
nadi, dan pernafasan”
13. Lakukan pemeriksaan kepala sampai
leher
“pemeriksaan mulai dari rambut, mata,
hidung, mulut, telingga dan leher”

14. Lakukan pemeriksaan payudara


“inspeksi kebersihannya, palpasi untuk
memeriksa benjolan, dan periksa apakah
sudah ada pengeluaran ASI”

15. Lakukan pemeriksaan dada


“gunakan stetoskop untuk
mendengarkan bunyi jantung dan
pernafasan”

16. Lakukan pemeriksaan ekstremitas atas


“periksa kebersihan kuku”

17. Lakukan inspeksi abdomen


“lihat apakah ada luka bekas operasi”
18. Lakukan palpasi abdomen
“untuk memeriksa posisi janin”

19. Lakukan pemeriksaan ekstremitas


bawah
“periksa kebersihan kaki, dan raba kaki
untuk mengetahui adanya varieses dan
oedema”

20. Dekatkan alat


“dekatkan alat yang akan digunakan
untuk melakukan vulva hygiene”

21. Pakai sarung tangan


“gunakan sarung tanga steril”

22. Lakukan vulva hygiene


“gunakan air dan kapas DTT unt7uk
vulva hygiene mulai dari labia mayora ,
minora, klitoris sampai anus”

23. Lakukan pemeriksaan Hb


“Pemeriksaan HB dengan metode Sahli
dilakukan untuk mengetahui kadar
hemoglobin dalam darah sebagai
langkah awal mendeteksi ada tidaknya
anemia pada ibu hamil”
24. Pemeriksaan protein urin (albumin)
“Pemeriksaan dilakukan untuk
mengetahui kadar protein dalam urin.
Pemeriksaan ini dapat dijadikan sebagai
dasar diagnosa awal adanya proteinuria
pada ibu hamil (penyakit ginjal, demam,
hipertensi, multiple myeloma, keracunan
kehamilan, ISK)”
25. Pemeriksaan glukosa urin (reduksi)
“Pemeriksaan dilakukan untuk
memeriksa kadar glukosa dalam urin
(glukosuria) sebagai diagnosa awal
adanya penyakit diabetes”

26. Bereskan alat


“rapikan alat yang sudah digunakan
untuk vuulva hygiene”

27. Cuci sarung tangan


“celupkan sarung tangan dalam larutan
klorin 0,5% dan lepas secara terbalik”

28. Lakukan pemeriksaan pinggang


“periksa apakah ada nyeri ketuk atau
tidak”

29. Lakukan pemeriksaan reflek patella


“pastikan mengetuk pada daerah yang
tepat”
30. Cuci tangan
“cuci tangan dengan 7 langkah efektif
dibawah air mengalir dan keringkan
dengan handuk bersih”

31. Jelaskan hasil pemeriksaan


“semua hasil pemeriksaan dijelaskan
sampai ibu mengerti”

32. Berikan pendidikan kesehatan


“gunakan bahasa yang mudah
dimengerti, dan berikan pendidikan
kesehatan sesuai kebutuhan dan usia
kehamilan”

33. Lakukan dokumentasi


“dokumentasikan yang telah dikerjakan”

Evaluasi
1. Mahasiswa mendemonstrasikan tindakan Antenatal Care pada ibu hamil TM I
2. Setiap langkah dilakukan secara sistematis dan memperhatikan keamanan
serta kenyamanan klien setiap prosedur tindakan
3. Memperhatikan privasi klien setiap tindakan
4. Penempatan alat-alat yang digunakan mudah terjangkau dan telah diketahui
fungsinya
5. Pembimbing klinik menilai langkah-langkah Antenatal Care pada ibu hamil
TM I dengan menggunakan daftar tilik (checklist)
DAFTAR TILIK

Nama Keterampilan : Antenatal Care (ANC) TM I


Nama Mahasiswa :
Tanggal Penilaian :
Nama Pembimbing :

Petunjuk
Nilailah setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut:
Nilai 0 : Langkah tidak dikerjakan atau tidak sesuai
(tidak dikerjakan) dengan yang seharusnya
Nilai 1 : Langkah yang harus dilakukan dikerjakan
(dilakukan tidak sesuai prosedur) namun tidak sesuai dengan prosedur
checklist
Nilai 2 : Langkah dikerjakan dengan benar, sesuai
(dilakukan sesuai prosedur) urutannya dan waktu kerja yang sangat
efisien
Beri tanda () dalam kolom yang tersedia di sebelah kanan sesuai dengan
tindakan yang dilakukan oleh mahasiswa

SKOR
No Penilaian
0 1 2
1 Memperkenalkan diri
“sapa klien dengan ramah”
2 Lakukan inform consent
“inform consent jangan sampai ketinggalan dalam
memberikan asuhan, gunakan kata – kata yang mudah
dimengerti”
3 Jelaskan prosedur pemeriksaan
“dijelaskan secara rinci prosedur yang akan dilakukan”
4 Lakukan anamnesa klien
“tanyakan keluhan, data subjektif dari klien”
5 Ganti baju klien
“jangan lupa informasikan untuk mengambil urine
(jelaskan pada ibu untuk membuang urine yang pertama
laki keluar lalu menampung urine yang keluar
selanjutnya)”
6 Persiapan alat
“susun secara ergonomis, sesuai waktu penggunaanya”
7 Lakukan timbang dan tinggi badan “pastikan mengukur
dengan benar”
8 Antar ibu ketempat periksa
“minta ibu untuk berbaring di tempat tidur (ibu tidak
boleh terlentang lebih dari 10 menit)”
9 Selimuti ibu
“selimuti ibu dan janga lupa anjurkan untuk miring kiri”
10 Pasang sampiran atau tirai
“agar privasi klien terjaga”
11 Lakukan cuci tangan
“cuci tangan dengan 7 langkah efektif dibawah air
mengalir dan keringkan dengan handuk bersih”
12 Lakukan pemeriksaan TTV
“ukur mulai dari suhu, tekanan darah, nadi, dan
pernafasan”
13 Lakukan pemeriksaan kepala sampai leher
“pemeriksaan mulai dari rambut, mata, hidung, mulut,
telinga dan leher”
14 Lakukan pemeriksaan payudara
“inspeksi kebersihannya, palpasi untuk memeriksa
benjolan, dan periksa apakah sudah ada pengeluaran
ASI”
15 Lakukan pemeriksaan dada
“gunakan stetoskop untuk mendengarkan bunyi jantung
dan pernafasan”
16 Lakukan pemeriksaan ekstremitas atas
“periksa kebersihan kuku”
17 Lakukan inspeksi abdomen
“lihat apakah ada luka bekas operasi”
18 Lakukan palpasi abdomen
“untuk memeriksa posisi janin”
19 Lakukan pemeriksaan ekstremitas bawah
“periksa kebersihan kaki, dan raba kaki untuk
mengetahui adanya varieses dan oedema”

20 Dekatkan alat
“dekatkan alat yang akan digunakan untuk melakukan
vulva hygiene”
21 Pakai sarung tangan
“gunakan sarung tanga steril”
22 Lakukan vulva hygiene
“gunakan air dan kapas DTT unt7uk vulva hygiene
mulai dari labia mayora , minora, klitoris sampai anus”
23 Lakukan pemeriksaan Hb
“Pemeriksaan HB dengan metode Sahli dilakukan untuk
mengetahui kadar hemoglobin dalam darah sebagai
langkah awal mendeteksi ada tidaknya anemia pada ibu
hamil”
24 Pemeriksaan protein urin (albumin)
“Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui kadar
protein dalam urin. Pemeriksaan ini dapat dijadikan
sebagai dasar diagnosa awal adanya proteinuria pada ibu
hamil (penyakit ginjal, demam, hipertensi, multiple
myeloma, keracunan kehamilan, ISK)”
25 Pemeriksaan glukosa urin (reduksi)
“Pemeriksaan dilakukan untuk memeriksa kadar
glukosa dalam urin (glukosuria) sebagai diagnosa awal
adanya penyakit diabetes”
26 Bereskan alat
“rapikan alat yang sudah digunakan untuk vuulva
hygiene”
27 Cuci sarung tangan
“celupkan sarung tangan dalam larutan klorin 0,5% dan
lepas secara terbalik”
28 Lakukan pemeriksaan pinggang
“periksa apakah ada nyeri ketuk atau tidak”
29 Lakukan pemeriksaan reflek patella
“pastikan mengetuk pada daerah yang tepat”
30 Cuci tangan
“cuci tangan dengan 7 langkah efektif dibawah air
mengalir dan keringkan dengan handuk bersih”
31 Jelaskan hasil pemeriksaan
“semua hasil pemeriksaan dijelaskan sampai ibu
mengerti”

32 Berikan pendidikan kesehatan


“gunakan bahasa yang mudah dimengerti, dan berikan
pendidikan kesehatan sesuai kebutuhan dan usia
kehamilan”
33 Lakukan dokumentasi
“dokumentasikan yang telah dikerjakan”
JUMLAH

Total seluruhnya
Nilai Akhir = 66 x 100 =
Nilai Batas Lulus = 71

Bengkulu, April 2019


Pembimbing Praktik

(………………………)
BERITA ACARA BIMBINGAN KLINIK

NAMA : MAYA RISA


NPM : 1826040197.P
PRODI : D IV KEBIDANAN

Paraf
No Tanggal Materi Keterangan
Pembimbing

Bengkulu, 2019
Pembimbing Lahan

Vera Yuartika, Am.Keb., SKM


DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai