Disusun oleh :
Anggi Ramadani
203302040020
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
Masase pada Bayi Kurang Bulan (Permatur) ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas pada mata kuliah Keterampilan Masase Bayi. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang Masase pada Bayi Kurang Bulan
(Permatur) bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Debora
Paninsari,SST,M.Keb , selaku dosen mata kuliah Keterampilan Masase Bayi yang
telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.
Anggi Ramadani
DAFTAR ISI
JUDUL.............................................................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................
B. Tujuan Pembahasan..........................................................................
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Anatomi Fisiologi........................................................................................
B. Definisi Penyakit..........................................................................................
C. Etiologi.........................................................................................................
D. Tanda Dan Gejala.........................................................................................
E. Klasifikasi Prematur.....................................................................................
F. Patofisiologi..................................................................................................
G. Komplikasi Umum Pada Bayi Prematur......................................................
H. Pemeriksaan Penunjang...............................................................................
I. Penatalaksanaan Medis..................................................................................
BAB III ASUHAN (TINDAKAN MASASE)
BAB IV PEMBAHASAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bayi Prematur adalah bayi yang lahir kurang dari usia kehamilan
yang normal (37 minggu) dan juga dimana bayi mengalami kelainan
penampilan fisik.
Prematuritas dan berat lahir rendah biasanya terjadi secara
bersamaan, terutama diantara bayi dengan badan 1500 gr atau kurang saat
lahir, sehingga keduanya berkaitan dengan terjadinya peningkatan
mordibitas dan mortalitas neonatus dan sering di anggap sebagai periode
kehamilan pendek (Nelson 1988 dan Sacharin 1996)
Sebagian besar bayi lahir prematur tumbuh dengan kesehatan yang
baik dan fungsi reproduksi yang normal. Namun, para peneliti menemukan
terjadinya peningkatan risiko dibandingkan dengan bayi prematur yang
lahir mulai 1967-1988. Ditemukan juga bahwa kondisi terbanyak yang
dialami bayi prematur adalah masalah lambung, cacat, gangguan mental,
dan terlambatnya usia sekolah.
Masalah Kesehatan pada bayi prematur, membutuhkan asuhan
keperawatan, dimana pada bayi prematur sebaiknya dirawat di rumah sakit
karena masih membutuhkan cairan-cairan dan pengobatan /serta
pemeriksaan Laboratorium yang bertujuan untuk meningkatkan derajat
kesehatan terapi pada bayi dan anak yang meliputi peran perawat sebagai
advokad, fasilitator, pelaksanaan dan pemberi asuhan keperawatan kepada
klien.
B. Tujuan Pembahasan
1. Tujuan Umum
Untuk mengidentifikasi dan memberikan asuhan keperawatan pada
bayi prematur
2. Tujuan Khusus
a) Mereview anatomi dan fisiologi pada bayi premature
b) Menjelaskan pengertian bayi premature
c) Menjelaskan etiologi bayi premature
d) Menjelaskan patofisiologi bayi premature
e) Menjelaskan penatalaksanaan bayi premature
f) Mengidentifikasi asuhan keperawatan bayi premature
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Anatomi dan fisiologi
1. Vital Statistik
a) Berat badan bayi baru lahir tergantung dari factor nutrisi,
genetic dan factor intrauterine selama kehamilan.
Pengelompokan berat badan bayi baru lahir membantu
dalam mengidebtifikasi risiko terhadap neonatus karena
berat badanyang kecil kemungkinan memiliki masa gestasi
yang kecil. Bayi matur memiliki berat badan kira – kira 3,4
kg pada perempuan dan 3,5kg pada laki – laki. Batas berat
badan terendah bagi bayi matur adalah 2,5 kg. bayi dengan
berat badan lahir sekitar 4,7 kg harus dicurigai terhadap
adanya diabetes mellitus pada ibunya. Sekitsr 75 % - 95 %
berat badan bayi merupakan cairan tubuhnya. Bayi akan
kehilangan cairan sekitar 5 % - 10 % pada beberapa hari
pertama setelah kelahiran. Setelah mengalami kehilangan
cairan yang inisial, maka bayi akan mengalami berat badan
yang stabildalam waktu 10 hari. Kemudian akan bertambah
sebanyak 6 – 8 ons/ minggu pada 6 bln pertama kelahiran.
b) Panjang badan bayi baru lahir kira – kira 53 cm pada
perempuan dan pada bayi laki – laki memiliki panjang
badan 54 cm.
c) Lingkar kepala baru lahir adalah 34 – 35 cm. Bayi baru
lahir dengan lingkar kepala lebih dari 37 cm atau kurang
dari 33 cm harus diidentifikasi mengenai adanya kelainan
neurology. Pengukuran lingkar kepala menggunakan pita
ukur yang dilakukan pada tengah – tengah dahi sehingga
kepala belakang dapat terukur.
d) Lingkar dad pada bayi baru lahir adalah 2 cm kurang dari
lingkar kepala. Pengukuran dilakukan tepat diatas nipple,
yakni tonjolan berpigmen pada permukaan anterior kelenjar
mamae. Dikelilingi oleh areola, tempat keluarnya air susu
dari payudara.
2. Tanda Vital
a. Temperature
Suhu tubuh bayi baru lahir adalah 37,2 ˚C, suhu tubuh ini
dapat menurun dengan cepat karena kehilangan panas.
Kehilangan panas pada bayi baru lahir melalui 4 cara,
yaitu :
1) Konfeksi
Adalah kehilangan panas dari permukaan tubuh
menuju udara sekitar yang lebih dingin.
2) Konduksi
Adalah transfer panas pada obyek/ benda yang lebih
dingin tanpa kontak denagn tubuh bayi.
3) Radiasi
Adalah transfer panas pada obyek yang lebih dingin
tanpa kontak dengan tubuh bayi.
4) Evaporasi
Adalah kehilangan panas karena ada penguapan.
b. Nadi
Tekanan nadi fetus yang masih dalam kandungan adalah
120 – 160 bpm. Segera setelah lahir, dimana bayi akan
berjuang untuk bernafas, maka denyut jantung menjadi
cepat sekitar 180 bpm. Beberapa jam setelah lahir, denyut
jantung akan stabil sekitar 120 – 140 bpm. Denyut jantung
pada bayi baru lahir biasanya irregular karena
kardiolegulator di medulla belum matang.Murmur biasanya
terjadi akibat penutupan inkomplit pada sirkulasi. Pada saat
menangis, denyut jantung menjadi 180 bpm dan pada saat
tidur 90 – 110 bpm.
c. Pernafasan
Pernafasan pada bayi baru lahir adalah 80X/ mnt, setelah
beberapa menit kehidupan. Setelah aktivitas pernafasan
dipertahankan, maka menjadi stabil sekitar 30 – 60X/ mnt
dalam keadaan istirahat. Kedalaman ritme masih irreguler
dan terjadi apnea yang singkat tanpa sianosi yang disebut
pernafasan periodik dan merupakan keadaan normal.
Reflek batuk dan bersin pada bayi baru lahir dilakukan
untuk membersihkan saluran nafas.
d. Tekanan darah
Tekanan darah bayi baru lahir adalah 80/ 46 mmHg. Setelah
10 hari akan meningkat ketika bayi menangis.
B. Definisi Penyakit
Bayi prematur adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan kurang
atau sama dengan 37 minggu, tanpa memperhatikan berat badan lahir.
(Donna L Wong 2004)
Bayi premature adalah bayi yang lahir sebelu minggu ke 37,
dihitung dari mulai hari pertama menstruasi terakhir, dianggap sebagai
periode kehamilan memendek. (Nelson. 1998 dan Sacharin, 1996)
Bayi premature adalah bayi yang lahir belum cukup bulan.
Berasarkan kesepakatan WHO, belum cukup bulan ini dibagi lagi menjadi
3, yaitu :
1) Kurang bulan adalah bayi yang lahir pada usia kurang dari 37
minggu.
2) Sangat kurang bulan adalah bayi yang lahir pada usia kurang
dari 34 minggu.
3) Amat sangat kurang bulan adalah bayi yang lahir pada usia
kurang dari 28 minggu.
(Martono, Hari. 2007)
Prematoritas dan berat lahir rendah biasanya terjadi secara
bersamaan, terutama diantara bayi dengan berat 1500 gr atau kurang saat
lahir. Keduanya berkaitan dengan terjadinya peningkatan morbilitas dan
mortalitas neonatus.
C. Etiologi
Penyebab terjadinya kelahiran prematur biasanya tidak diketahui.
15% dari kelahiran prematur ditemukan pada kehamilan ganda (di dalam
rahim terdapat lebih dari 1 janin). Di negeri maju angka kejadian kelahiran
bayi prematur ialah sekitar 6% - 7%, sedangkan di negeri yang sedang
berkembang angka kematian ini kurang lebih 3X lipat.
1. Faktor Maternal
Toksenia, hipertensi, malnutrisi / penyakit kronik, misalnya
diabetes mellitus kelahiran premature ini berkaitan dengan adanya
kondisi dimana uterus tidak mampu untuk menahan fetus, misalnya
pada pemisahan premature, pelepasan plasenta dan infark dari
plasenta
2. Faktor Fetal
Kelainan Kromosomal (misalnya trisomi antosomal), fetus multi
ganda, cidera radiasi (Sacharin. 1996)
Faktor yang berhubungan dengan kelahiran premature :
a) Kehamilan
Malformasi Uterus
Kehamilan ganda
TI. Servik Inkompeten
KPD
Pre eklamsia
Riwayat kelahiran premature
Kelainan Rh
b) Penyakit
Diabetes Maternal
Hipertensi Kronik
UTI
Penyakit akut lain
c) Sosial Ekonomi
Tidak melakukan perawatan prenatal
Status sosial ekonomi rendah
Mal nutrisi
Kehamilan remaja
Faktor Resiko Persalinan Prematur :
a) Resiko Demografik
Ras
Usia (<> 40 tahun)
Status sosio ekonomi rendah
Belum menikah
Tingkat pendidikan rendah
b) Resiko Medis
Persalinan dan kelahiran premature sebelumnya
Abortus trimester kedua (lebih dari 2x abortus spontan
atau elektif)
Anomali uterus
Penyakit-penyakit medis (diabetes, hipertensi)
Resiko kehamilan saat ini :
Kehamilan multi janin, Hidramnion, kenaikan BB
kecil, masalah-masalah plasenta (misal : plasenta
previa, solusio plasenta), pembedahan abdomen,
infeksi (misal : pielonefritis, UTI), inkompetensia
serviks, KPD, anomaly janin
c) Resiko Perilaku dan Lingkungan
Nutrisi buruk
Merokok (lebih dari 10 rokok sehari)
Penyalahgunaan alkohol dan zat lainnya (mis. kokain)
Jarang / tidak mendapat perawatan prenatal
d) Faktor Resiko Potensial
Stres
Iritabilitas uterus
Perestiwa yang mencetuskan kontraksi uterus
Perubahan serviks sebelum awitan persalinan
Ekspansi volume plasma yang tidak adekuat
Defisiensi progesteron
Infeksi
(Bobak, Ed 4. 2005)
E. Klasifikasi Prematur
1. Persalinan prematur murni sesuai dengan definisi WHO
Pengolong
Criteria Keterangan
an
Golongan Dapat terjadi prematur Kejadian persalinan
1 teratur tidak prematur sangat jarang
menimbulkan berulang dengan sebab
proses “rekuren” yang sama
solusio plasenta
plasenta previa
hidramnion
/oligohidromnio
n
kehamilan ganda
Golongan resiko kejadian sebagian masih
2 persalinan prematur dapat diupayakan
tidak dapat dikontrol untuk
oleh penderita sendiri dikendalikan
hamil usia muda ,tua anomali alat
(umur kurang 18 tahun reproduksi
atau diatas 40tahun ) sebagian sulit
terdapat anomali alat dikendalikan
reproduksi sekalipun dengan
tindakan operasi
Golongan faktor yang Permasalahan
3 menimbulkan pesalinan yang dihadapi
prematur dapat golongan 3,
dikendalikan sehinga sebagian besar
kejadian prematur dapat beraspek sosial
diturunkan : sehingga perannya
1) KEBIASAAN : sebagai faktor
Merokok pemicu persalinan
ketagin obat prematur dapat
Kebiasaan kerja dikendalikan:
keras ,kurang Kemampuan
tdur dan istirahat pengendalian
2) Keadaan social faktor sosial
ekonomi yang yang berada
menyebabkan ditengah
konsumsi gizi masyarakat ,
nutrisi rendah merupakan
3) Kenali berat badan program
ibu hamil yang obstetr social
kurang Keberhasilann
4) Anomali serviks, ya akan dapat
serviks inkompeten dirasakan
masyarakan
dan
mempunyai
nilai untuk
meningkatkan
kemampuan
memberikan
pelayanan
bermutu dan
menyeluruh ,
sebagai
stategi sosial.
F. Patofisiologi
Penyebab terjadinya kelahiran bayi prmatur belum diketahui secara
jelas. Data statistik menunjukkan bahwa bayi lahir prematur terjadi pada
ibu yang memiliki sosial ekonomi rendah. Kejadian ini dengan kurangnya
perawatan pada ibu hamil karena tidak melakukan antenatal care selama
kehamilan. Asupan nutrisi yang tidak adekuat selama kehamilan, infeksi
pada uterus dan komplikasi obstetrik yang lain merupakan pencetus
kelahiran bayi prematur. Ibu hamil dengan usia yamg masih muda,
mempunyai kebiasaan merokok dan mengkonsumsi alkohol juga
menyebabkan terjadinya bayi prematur. Faktor tersebut bisa menyebabkan
terganggunya fungsi plasenta menurun dan memaksa bayiuntuk keluar
sebelum waktunya. Karena bayi lahir sebelum masa gestasi yang cukup
maka organ tubuh bayi belum matur sehingga bayi lahir prematur
memerlukan perawatan yang sangat khusus untuk memungkinkan bayi
beradaptasi dengan lingkungan luar.
H. Pemeriksaan penunjang
1. Pemantauan glukosa darah terhadap hipoglikemia
Nilai normal glukosa serum : 45 mg/dl
2. Pemantauan gas darah arteri
Normal untuk analisa gas darah apabila kadar PaO2 50 – 70 mmHg
dan kadar PaCO2 35 – 45 mmHg dan saturasi oksigen harus 92 –
94 %.
3. Kimia darah sesuai kebutuhan
Hb (Hemoglobin)
Hb darah lengkap bayi 1 – 3 hari adalah 14,5 – 22,5 gr/dl
Ht (Hematokrit)
Ht normal berkisar 45% - 53%
LED darah lengkap untuk anak – anak
Menurut :
Westerfreen : 0 – 10 mm/jam
Wintrobe : 0 – 13 mm/jam
Leukosit (SDP)
Normalnya 10.000/ mm³. pada bayi preterm jumlah SDP
bervariasi dari 6.000 – 225.000/ mm³.
Trombosit
Rentang normalnya antara 60.000 – 100.000/ mm³.
Kadar serum / plasma pada bayi premature (1 minggu)
Adalah 14 – 27 mEq/ L
Jumlah eritrosit (SDM) darah lengkap bayi (1 – 3 hari)
Adalah 4,0 – 6,6 juta/mm³.
MCHC darah lengkap : 30% - 36% Hb/ sel atau gr Hb/ dl
SDM
MCH darah lengkap : 31 – 37 pg/ sel
MCV darah lengkap : 95 – 121 µm³
Ph darah lengkap arterial prematur (48 jam) : 7,35 – 7,5
4. Pemeriksaan sinar sesuai kebutuhan
5. Penyimpangan darah tali pusat
I. Penatalaksanaan medis
1. Perawatan di Rumah Sakit
Mengingat belum sempurnanya kerja alat – alat tubuh yang perlu
untuk pertumbuhan dan perkembangan dan penyesuaian diri
dengan lingkungan hidup di luar uterus maka perlu diperhatikan
pengaturan suhu lingkungan, pemberian makanan dan bila perlu
pemberian oksigen, mencegah infeksi sertamencegah kekurangan
vitamin dan zat besi.
a. Pengaturan suhu
Bayi prematur mudah dan cepat sekali menderita
hipotermia bila berada di lingkungan yang dingin.
Kehilangan panas disebabkan oleh permukaan tubuh bai
yang relative lebih luas bila dibandingkan dengan berat
badan, kurangnya jaringan lemak di bawah kulit dan
kekurangan lemak coklat (brown flat). Untuk mencegah
hipotermia perlu diusahakan lingkunagn yang cukup hangat
untuk bayi dan dalam keadaan istirahat konsumsi okigen
paling sedikit, sehingga suhu tubuh bayi tetap normal. Bila
bayi di rawat di dalam incubator maka suhu untuk bayi
dengan berat badan kurang dari 2 kg adalah 35 ˚C dan
untuk bayi dengan berat badan 2 – 2,5 kg adalah 34 ˚C agar
ia dapta mempertahankan suhu tubuh sekitar 37 ˚C.
Kelembapan incubator berkisar antara 50% - 60%.
Kelembapan yang lebih tinggi diperlukan pada bayi dengan
sindroma gangguan pernafasan. Suhu incubator dapat
diturunkan 1˚C perminggu untuk bayi dengan berat badan 2
kg dan secara berangsur – angsur ia dapat di letakkan di
dalam tempat tidur bayi dengan suhu lingkungan 27˚C -
29˚C. Bila incubator tidak ada, pemanasan dapat dilakukan
dengan membungkus bayi dan meletakkan botol – botol
hangat disekitarnya atau dengan memasang lampu
petromaks di dekat tempat tidur bayi. Cara lain untuk
mempertahankan suhu tubuh bayi sekitar 36˚C - 37˚C
adalah dengan memakai alat “perspexheat shield” yang
diselimutkan pada bayi dalam incubator. Alat ini digunakan
untuk menghilangkan panas karena radiasi. Akhir – akhir
ini telah mulai digunakan incubator yang dilengkapi dengan
alat temperature sensor (thermistor probe). Alat ini
ditempelkan di kulit bayi. Suhu incubator dikontrol oleh
alat servomechanism. Dengan cara ini suhu kulit bayi dapat
dipertahankan pada derajat yang telah ditetapkan
sebelumnya. Alat ini sangat bermanfaat untuk bayi dengan
lahir yang rendah.
Bayi dalam incubator hanya dipakaikan popok. Hal ini
mungkin untuk pengawasan mengenai keadaan umum,
perubahan tingkah laku, warna kulit, pernafasan, kejang
dan sebagainya sehingga penyakit yang diderita dapat
dikenal sedini – dininya dan tindakan serta pengobatan
dapat dilaksanakan secepatnya.
b. Pemberian ASI pada bayi premature
Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan yang terbaik
yang dapat diberikan oleh ibu pada bayinya, juga untuk
bayi premature. Komposisi ASI yang dihasilkan ibu yang
melahirkan premature berbeda dengan komposisi ASI yang
dihasilkan oleh ibu yang melahirkan cukup bulan dan
perbedaan ini berlangsung selama kurang lebih 4 minggu.
Jadi apabila bayi lahir sangant premature.
Sering kali terjadi kegagalan menyusui pada ibu
yang melahirkan premature. Hal ini disebabkan oleh karena
ibu stres, ada perasaan bersalah, kurang percaya diri, tidak
tahu memerah ASI pada bayi prematur refleks hisap dan
menelan belum ada atau kurang, energi untuk menghisap
kurang, volume gaster kurang, sering terjadi refluks,
peristaltik lambat.
Agar ibu yang melahirkan prematur dapat berhasil
memberikan ASI perlu dukungan dari keluarga dan petugas,
diajarkan cara memeras ASI dan menyimpan ASI perah dan
cara memberikan ASI perah kepada bayi prematur dengan
sendok, pipet ataupun pipa lambung.
1) Bayi prematur dengan berat lahir >1800 gram (> 34
minggu gestasi) dapat langsung disusukan kepada
ibu. Mungkin untuk hari – hari pertama kalau ASI
belum mencukupi dapat diberikan ASI donor
dengan sendok / cangkir 8 – 10 kali sehari.
2) Bayi prematur dengan berat lahir 1500- 1800 gram
(32 – 34 minggu), refleks hisap belum baik, tetapi
refleks menelan sudah ada, diberikan ASI perah
dengan sendok / cangkir, 10 – 12 kali sehari. Bayi
prematur dengan berat lahir 1250 – 1500 gram (30 –
31 minggu), refleks hisap dan menelan belum ada,
perlu diberikan ASI perah melalui pipa orogastrik
12X sehari.
3) Bayi prematur dengan berat lahir <1250>
c. Makanan bayi
Pada bayi prematur, reflek hisap, telan dan batuk
belum sempurna, kapasitas lambung masih sedikit, daya
enzim pencernaan terutama lipase masih kurang disamping
itu kebutuhan protein 3 – 5 gram/ hari dan tinggi kalori
(110 kal/ kg/ hari), agar berat badan bertambah sebaik –
baiknya. Jumlah ini lebih tinggi dari yang diperlukan bayi
cukup bulan. Pemberian minum dimulai pada waktu bayi
berumur 3 jam agar bayi tidak menderita hipoglikemia dan
hiperbilirubinemia.
Sebelum pemberian minum pertama harus
dilakukan penghisapan cairan lambung. Hal ini perlu untuk
mengetahui ada tidaknya atresia esophagus dan mencegah
muntah. Penghisapan cairan lambung juga dilakukan setiap
sebelum pemberian minum berikutnya. Pada umumnya
bayi denagn berat lahir 2000 gram atau lebih dapat
menyusu pada ibunya. Bayi dengan berat lahir kurang dari
1500 gram kurang mampu menghisap air susu ibu atau susu
botol, terutama pada hari – hari pertama, maka bayi diberi
minum melalui sonde lambung (orogastrik intubation).
Jumlah cairan yang diberikan untuk pertama kali
adalah 1 – 5 ml/jam dan jumlahnya dapat ditambah sedikit
demi sedikit setiap 12 jam. Banyaknya cairan yang
diberikan adalah 60mg/kg/hari dan setiap hari dinaikkan
sampai 200mg/kg/hari pada akhir minggu kedua.
d. Mencegah infeksi
Bayi prematur mudah sekali terserang infeksi. Ini
disebabkan oleh karena daya tahan tubuh terhadap infeksi
kurang, relatif belum sanggup membentuk antibodi dan
daya fagositosis serta reaksi terhadap peradangan belum
baik oleh karena itu perlu dilakukan tindakan pencegahan
yang dimulai pada masa perinatal memperbaiki keadaan
sosial ekonomi, program pendidikan (nutrisi, kebersihan
dan kesehatan, keluarga berencana, perawatan antenatal dan
post natal), screening (TORCH, Hepatitis, AIDS), vaksinasi
tetanus serta tempat kelahiran dan perawatan yang terjamin
kebersihannya. Tindakan aseptik antiseptik harus selalu
digalakkan, baik dirawat gabung maupun dibangsal
neonatus. Infeksi yang sering terjadi adalah infeksi silang
melalui para dokter, perawat, bidan, dan petugas lain yang
berhubungan dengan bayi.
Untuk mencegah itu maka perlu dilakukan :
Diadakan pemisahan antara bayi yang
terkena infeksi dengan bayi yang tidak
terkena infeksi
Mencuci tangan setiap kali sebelum dan
sesudah memegang bayi
Membersihkan temapat tidur bayi segera
setelah tidak dipakai lagi (paling lama
seorang bayi memakai tempat tidur selama 1
minggu untuk kemudian dibersihkan dengan
cairan antisptik)
Membersihkan ruangan pada waktu – waktu
tertentu
Setiap bayi memiliki peralatan sendiri
Setiap petugas di bangsal bayi harus
menggunakan pakaian yang telah disediakan
Petugas yang mempunyai penyakit menular
dilarang merawat bayi
Kulit dan tali pusat bayi harus dibersihkan
sebaik – baiknya
Para pengunjung hanya boleh melihat bayi
dari belakang kaca
e. Minum cukup
Selama dirawat, pihak rumah sakit harus memastikan bayi
mengkonsumsi susu sesuai kebutuhan tubuhnya. Selama
belum bisa menghisap denagn benar, minum susu dilakukan
dengan menggunakan pipet.
f. Memberikan sentuhan
Ibu sangat disarankan untuk terus memberikan sentuhan
pada bayinya. Bayi prematur yang mendapat banyak
sentuhan ibu menurut penelitian menunjukkan kenaikan
berat badan yang lebih cepat daripada jika si bayi jarang
disentuh.
g. Membantu beradaptasi
Bila memang tidak ada komplikasi, perawatan di RS
bertujuan membantu bayi beradaptasi dengan limgkungan
barunya. Setelah suhunya stabil dan dipastikan tidak ada
infeksi, bayi biasanya sudah boleh dibawa pulang.
Namunada juga sejmlah RS yang menggunakan patokan
berat badan. Misalnya bayi baru boleh pulang kalau
beratnya mencapai 2kg kendati sebenarnya berat badan
tidak berbanding lurus dengan kondisi kesehatan bayi
secara umum.(Didinkaem, 2007).
2. Perawatan di rumah
a) Minum susu
Bayi prematur membutuhkan susu yang berprotein tinggi.
Namun dengan kuasa Tuhan, ibu – ibu hamil yang
melahirkan bayi prematur dengan sendirinya akan
memproduksi ASI yang proteinnya lebih tinggi
dibandingkan dengan ibu yang melahirkan bayi cukup
bulan. Sehingga diusahakan untuk selalu memberikan ASI
eksklusif, karena zat gizi yang terkandung didalamnya
belum ada yang menandinginya dan ASI dapat
mempercepat pertumbuhan berat anak.
b) Jaga suhu tubuhnya
Salah satu masalah yang dihadapi bayi prematur adalah
suhu tubuh yang belum stabil. Oleh karena itu, orang tua
harus mengusahakan supaya lingkungan sekitarnya tidak
memicu kenaikan atau penurunan suhu tubuh bayi. Bisa
dilakukan dengan menempati kamar yang tidak terlalu
panas ataupun dingin.
c) Pastikan semuanya bersih
Bayi prematur lebih rentan terserang penyakit dan infeksi.
Karenanya orang tua harus berhati – hati menjaga keadaan
si kecil supaya tetap bersih sekaligus meminimalisir
kemungkinan terserang infeksi. Maka sebaiknya cuci
tangan sebelum memberikan susu, memperhatikan
kebersihan kamar.
d) BAB dan BAK
BAB dan BAK bayi prematur masih terhitung wajar kalau
setelah disusui lalu dikeluarkan dalam bentuk pipis atau
pup. Menjadi tidak wajar apabila tanpa diberi susu pun bayi
terus BAB dan BAK. Untuk kasus seperti ini tak ada jalan
lain kecuali segera membawanya ke dokter.
e) Berikan stimulus yang sesuai
Bisa dilakukan dengan mengajak berbicara, membelai,
memijat, mengajak bermain, menimang, menggendong,
menunjukkan perbedaan warna gelap dan terang, gambar –
gambar dan mainan berwarna cerah.
BAB III
ASUHAN ( Tindakan Masase )
Bayi baru lahir secara Seksio Sesarea dengan usia kehamilan 36 minggu di tolong
oleh dr Spesialis kandungan pada tgl 01 September, Pkl 13.35 wibdengan:
Jk : Perempuan
Berat Badan Lahir : 2000 Gr Kelainan Kongenital: -
Panjang Badan : 44 CM Apgar Score : 8/9
Lingkar Kepala: 29 CM Tali Pusat: segar
Lingkar Dada : 28 CM Ketuban (+) Jernih
Lingkar Lengan : 9CM Meconium/miksi : (-/-)
Bayi segera menangis, gerak (+), sesak (-), syanosis( ringan ) di bagian
ekstremitas atas dan bawah.
Dari ruang kamar bedah bayi segera di bawa ke Kamar bayi untuk dirawat.
Bayi berat lahir rendah menunjukan belum sempurna fungsi organ tubuh dengan
keadaannya lemah, yaitu sebagai berikut :
6.Pada bayi laki-laki, skrotum belum banyak lipatan, testis kadang belum
turun
7.Raja telapak tangan kurang dari 1/3 bagian atau belum terbentuk
a. Umur bayi dapat cukup, kurang atau lebih bulan, tetapi beratnya kurang
dari 2500 gram
e.Bayi perempuan bila cukup bulan labia mayora menutupi labia minora
Bayi berat lahir rendah dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu :
a. Faktor Ibu
2. Usia Ibu
Usia < 16 tahun, usia > 35 tahun, multigravida yang jarak kehamilan terlalu
dekat.
3. Keadaan Sosial
4. Penyebab lain:
b. Faktor Janin
c. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan meliputi : pengaruh radiasi, zat-zat racun dan lain-lain.
BAB IV
PEMBAHASAN
Baby massage atau pijat bayi biasa disebut dengan stimulus touch. Pijat bayi
dapat diartikan sentuhan komunikasi yang nyaman antara ibu dan bayi). Pijat bayi
juga disebut dengan touch therapy yang artinya adalah salah satu teknik yang
mengombinasi manfaat fisik sentuhan manusia dengan manfaat emosional seperti
ikatan batin (bonding). Pijat bayi juga merupakan satu alternatif upaya untuk
meraih
derajat kesehatan yang paling sederhana yang bisa dilakukan di rumah, selain itu
pijat bayi juga dapat menimbulkan suatu kontak batin antara anak dan orang tua.
Hal ini disebabkan pijatan dapat mengubah gelombang otak. Umumnya bayi yang
di pijat akan tertidur lebih lelap, meningkatkan alertness atau konsentrasi.
Perubahan ini terjadi dengan cara menurunkan gelombang alpha dan
meningkatkan gelombang beta serta tetha yang dapat di buktikan dengan
penggunaan EEG (Elektro Enchepalogram).
Sentuhan dan pandangan kasih orang tua dan anak (bonding) akan mengalirkan
kekuatan jalinan kasih sayang di antara keduanya. Pada perkembangan anak,
sentuhan orang tua adalah dasar perkembangan komunikasi yang akan memupuk
cinta kasih secara timbal balik. Semua ini akan menjadi penentu bagi anak untuk
secara potensial menjadi anak berbudi pakerti baik dan percaya diri.
Teknik pemijatan bayi yang tepat akan meningkatkan beberapa hormon saluran
cerna. Oleh sebab itu bayi akan cepat lapar dan sering minum ASI. Ibu yang
memijat bayinya mampu memproduksi ASI peras lebih banyak di bandingkan
kelompok control Pada saat menyusui bayinya, mereka merasa kewalahan karena
ASI terus menerus menetes dari payudara yang tidak di susukan. Jadi, pijat bayi
dapat meningkatkan volume ASI peras sehingga periode waktu pemberian Asi
secara eksklusif dapat di tingkatkan.
Terapi pijat memiliki efektifitas tinggi bila di lihat dari aspek fisiologis, klinis, dan
biokimia. Terapi pemijatan ini memiliki mekanisme kerja yang sangat sederhana
yaitu memperbaiki sirkulasi darah sehingga memperlancar distribusi oksigen dan
nutrisi. Terapi pemijatan menghasilkan tekanan pada area tubuh tertentu yang
kemudian menghasilkan stimulasi ke sistem syaraf secara reflek sehingga
berdampak pada optimalisasi kerja tubuh
Persiapan Pemijatan
g. Baringkan bayi di atas permukaan kain yang rata, lembut dan bersih
h. Siapkan handuk, popok, baju ganti dan minyak bayi (baby oil/ lotion)
e. Sebaiknya, pemijatan di mulai dari kaki bayi karena umumnya bayi lebih
menerima apabila di pijat pada daerah kaki. Dengan demikian akan memberi
kesempatan pada bayi untuk membiasakan di pijat sebelum bagian lain dari
badannya di sentuh
f. Tanggaplah pada isyarat yang di berikan oleh bayi. Jika bayi menangis
cobalah untuk menenangkannya sebelum melanjutkan pemijatan. Jika bayi
menangis lebih keras, hentikanlah pemijatan karena mungkin bayi mengharapkan
untuk digendong, di susu, atau sudah mengantuk
g. Mandikan bayi segera setelah pemijatan berakhir agar bayi merasa segar dan
bersih setelah terlumuri minyak bayi (baby oil)
Gerakan harus lambat dan lembut, tetapi jangan terlalu halus sehingga terasa
seperti menggelitik. Juga harus di ingat jangan memberi sentuhan yang
berlebihankarena bayi prematur telah begitu banyak mengalami sentuhan
peralatan yang menyakitkannya. Setiap gerakan dikerjakan 2 x 5 detik dan diulang
enam (6) kali padasetiap bagian.
III. Punggung: dengan jari kedua tangan usaplah leher ke pantat, lalu kembali
keleher.
IV. Kaki: dengan jari kedua tangan usaplah kedua kaki secara bersamaan,dari
pangkal paha ke pergelangan kaki, kemudian kembali lagi ke pangkal paha.
V. Lengan: dengan jari kedua tangan usaplah kedua lengan secara bersamaan
dari pangkal bahu ke pergelangan tangan, kemudian kembali ke pangkal bahu.
I. Lengan: gerakan pada tiap lengan, pegang lengan pada pergelangan
tangan kemudian tekuklah pada siku, dikerjakan satu persatu.
II. Kaki: gerakan tiap kaki, pegang daerah pergelangan kaki kemudian
tekuk didaerah lutut dan pinggul, dikerjakan satu persatu.
Sindroma ini disebabkan ada tidaknya atau belum matangnya paru sehingga
gelembung paru-paru ( alveoli ) mudah sekali menguncup atau kolaps. Rendahnya
kadar surfaktan yang memelihara fungsi ini merupakan penyebab utama. Pada
keadaan paru-paru yang kolaps akan membuat bayi memerlukan mesin bantu
nafas untuk membuka dan dapat membantu memberikan surfaktan. Namun sering
dengan peningkatan teknologi dewasa ini,keadaan tersebut dapat diminimalkan
dengan pemberian udara (tanpa oksigen) untukmembuka paru yang ternyata dapat
menurunkan kebutuhan bayi terhadap mesinbantu nafas dan memberikan
surfaktan. Henti bernafas (apnea), banyak hal yang berperan dalam kejadian henti
bernafas ini. Dengan semakin bertambah usia bayiresiko untuk henti bernafas
akan semakin kecil.
B. Saran
Penulis mengharapkan agar makalah ini dapat bermanfaat bagi kita, menambah
ilmu pengetahuan serta wawasan bagi para pembaca khususnya bagi mahasiswa
keperawatan, namun penulis menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan,
maka penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi perbaikan
makalah selanjutnya
DAFTAR PUSTAKA