Kesalahan-Kesalahan Dalam Pengukuran: 1. Internal (Alat Itu Sendiri) 2. Eksternal (Manusia, Lingkungan)
Kesalahan-Kesalahan Dalam Pengukuran: 1. Internal (Alat Itu Sendiri) 2. Eksternal (Manusia, Lingkungan)
1. Ketelitian (accuracy)
Istilah dalam pengukuran 2. Presisi
3. Sensivitas
4. Kesalahan (error)
Ketelitian (accurancy) :
Pendekatan dengan harga yang ditunjukan sebenarnya dari pada besaran yg diukur
Presisi :
Kemampuan dari alat ukur dalam pengukurannya.
Presisi tinggi = kesalahan kecil
Kesalahan (error) :
Penyimpangan dari harga sebenarnya dari pengukuran.
a. Relatif Error adalah perbandingan antara besaran kesalahan thd harga yang
sebenarnya.
Kesalahan dari alat ukur (ε) = M-T
M = harga yang didapat dari alat ukur.
T = harga yang sebenarnya dari kebesaran yang diukur.
Kesalahan relatif adalah hasil bagi dari kesalahan terhadap harga sebenarnya (ε/τ)
atau disebut ratio kesalahan dan harga numeriknya dinyatakan dengan %
b. Systematic error adalah kesalahan karena konstruksi alat :
- Kesalahan karena konstruksi besarnya ditentukan oleh pabrik.
- Kesalahan karena pembacaan jarum penunjuk (secara konstruksi kurang runcing,
kurang tipis, bayangan jarum sehingga menyebabkan kesalahan paralax)
Jawab :
R = V/I
V = 100 ± 1
I = 90 ± 0,9
Maka :
Relatif error : (1/100) x 100%=1%
Relatif error : (0,9/90)x 100 %=1%
Jadi :
∂R/R = (∂V/V)+(∂I/I)
= (1/100)+(0,9/90)
= 0,01 + 0,01 = 0,02
∂R = 0,02 (100/90)
= 0,0222 kΩ
R = (V/I) ± ∂R
= (100/90) ± 0,0222
= 1,11 ± 0,0222 kΩ
Temperatur keliling
Suhu jauh berbeda maka ada pemuaian dan penyusutan, sehingga kesalahan terjadi.
Pemanasan sendiri
Arus pada pengukuran menyebabkan terjadinya perubahan nilai pada alat kumparan
Gesekan-gesekan
Terbuat dari bantalan dan sumbu, maka penggunaan berulang kali mengakibatkan kesalahan
karena rugi-rugi gesek makin besar.
Umur
Kemungkinan besar akan berubah, dan sebaiknya dilakukan kalibrasi secara berkala
(0,5 sampai 1 tahun sekali)
Tegak simbulnya
Datar
Miring 60o 60 o
A B C D
Contoh :
Sebuah tahanan dengan warna merah, jingga, biru dan emas, maka cara mengetahui
nilainya adalah :
R = A, B, 106 ± D %
R = A, B, 106 ± 5 %
= 23000000 ± 5 %
= 23 MΩ dengan toleransi 5 %
A
V
Rx Rx Volt / Amp
A
V
1 Rx
S
A
2
E R
Kontak S pada posisi 1 dibaca nilai A (Amperemeter), maka kontak S pada posisi 2 nilai A harus
sama dengan cara mengatur R (variabel / potensiometer ) sehingga didapat nilai Rx.
a
Dalam Keadaan setimbang :
P Q Vad = Vab
Vcd = Vcb
I1P = I2Q
d G b E
I1R = I2Rx
R RX Maka :
P R i2
Q RX i1
c QR
Rx
P
RX = Tahanan yang akan diukur
P,Q,R = Tahanan-tahanan yang besar
nilainya diketahui
G = Galvanometer
E = Tegangan
V A V2
V0
V1
P1 X
P2
P1 P3 P2
Tegangan antara P1 dan P2 = V0; jarak P1 ke P2 > 10 meter, P3 terletak dekat P1 atau P2, maka
potensial antara P1 dan P2 naiknya sangat cepat (lihat grafik). Jika P3 diletakkan pada potensial
konstan (P3 terletak jauh dari P1 dan P2) maka;
VP1P2=V1 dan VP3P2=V2
Maka tahanan-tahanan pentanahan diberikan adalah :
V V
R1 1 dan R 2 2
I I
Kesalahan relatifnya :
Y U V U V
Y Y UV
4L 2L 2 2 2 s 2 4L2
R ln 1 ln
2 L 2 L ()
2L a s L
Dimana :
L = (s+a) panjang elektroda pentanahan (m)
a = Panjang sisi pelat tegak lurus permukaan tanah (m)
b = panjang sisi pelat sejajar permukaan tanah (m)
s = jarak pelat dari permukaan tanah