Anda di halaman 1dari 4

Rangkuman Pemeriksaan Akuntansi I Bab 3

“Jenis-jenis Audit dan Laporannya ”

Nama : Canta Nandiwardhana


NPM : 1901301029

Jenis-jenis Audit

Pengauditan dapat dibagi dalam beberapa jenis. Pembagian ini dimaksudkan


untuk menentukan tujuan atau sasaran yang ingin dicapai dengan adanya
pengauditan tersebut. Dibawah ini akan dipaparkan beberapa jenis audit menurut
ahli:
Menurut Sukrisno Agoes (2004:9), ditinjau dari luasnya
pemeriksaan, maka jenis-jenis audit dapat dibedakan atas:

1. Pemeriksaan Umum (General Audit)


yaitu suatu pemeriksaan umum atas laporan keuangan yang dilakukan oleh Kantor
Akuntan Publik (KAP) yang independen dengan maksud untuk memberikan opini
mengenai kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan.
2. Pemeriksaan Khusus (Special Audit)
yaitu suatu bentuk pemeriksaan yang hanya terbatas pada permintaan auditee yang
dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) dengan memberikan opini terhadap
bagian dari laporan keuangan yang diaudit, misalnya pemeriksaan terhadap
penerimaan kas perusahaan.

Masih menurut sumber yang sama, menurut Sukrisno Agoes


(2004:9), ditinjau dari jenis pemeriksaan maka jenis-jenis audit
dapat dibedakan atas:

1. Audit Operasional (Management Audit)


yaitu suatu pemeriksaan terhadap kegiatan operasi suatu perusahaan, termasuk
kebijakan akuntansi dan kebijakan operasional yang telah ditetapkan oleh
manajemen dengan maksud untuk mengetahui apakah kegiatan operasi telah
dilakukan secara efektif, efisien dan ekonomis.
2. Pemeriksaan Ketaatan (Complience Audit)
yaitu suatu pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui apakah perusahaan telah
mentaati peraturan-peraturan dan kebijakan kebijakan yang berlaku, baik yang
ditetapkan oleh pihak intern perusahaan maupun pihak ekstern perusahaan.
3. Pemeriksaan Intern (Internal Audit)
yaitu pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal audit perusahaan yang
mencakup laporan keuangan dan catatan akuntansi perusahaan yang bersangkutan
serta ketaatan terhadap kebijakan manajemen yang
telah ditentukan.
4. Audit Komputer (Computer Audit)
yaitu pemeriksaan yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) terhadap 9
perusahaan yang melakukan proses data akuntansi dengan menggunakan sistem
Elektronic Data Processing (EDP).
Menurut Arens (2008:16-18) terdapat tiga tipe audit yaitu:

1. Audit Operasional (Operational Audit)


Audit operasional bertujuan mengevaluasi efisiensi dan efektivitas setiap bagian dari
prosedur dan metode operasi organisasi. Pada akhir audit operasional, manajemen
biasanya mengharapkan saran-saran untuk memperbaiki operasi.
2. Audit Ketaatan (Compliance Audit)
Audit ketaatan bertujuan untuk menentukan apakah pihak yang diaudit mengikuti
prosedur, aturan, atau ketentuan tertentu yang ditetapkan oleh otoritas yang lebih
tinggi. Hasil audit ketaatan biasanya disampaikan kepada manajemen, bukan
kepada pemakai luar, karena manajemen adalah kelompok utama yang
berkepentingan dengan tingkat ketaatan terhadap prosedur dan peraturan yang
digariskan.
3. Audit atas Laporan Keuangan (Financial Statement Audit)
Jenis audit ini bertujuan untuk menentukan apakah laporan keuangan (informasi
yang diverifikasi) telah sesuai dengan kriteria-kriteria tertentu. Umumnya, kriteria
yang berlaku adalah prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum, walaupun auditor
mungkin saja melakukan audit atas laporan keuangan yang disusun dengan
menggunakan akuntansi dasar kas atau beberapa dasar lainnya yang cocok untuk
organisasi itu.

Jenis-Jenis Opini Audit


Opini audit terdiri dari 5 (empat) jenis, yaitu sebagai berikut:

Opini Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion)

Opini wajar tanpa pengecualian diberikan oleh auditor jika auditor tidak menemukan
kesalahan yang material secara keseluruhan dari laporan keuangan dan laporan
keuangan dibuat sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku (SAK).

Dengan kata lain, laporan keuangan akan mendapatkan opini wajar tanpa
pengecualian jika memenuhi kondisi seperti berikut:

1. Laporan keuangan lengkap


2. Bukti audit yang dibutuhkan lengkap
3. Ketiga standar umum telah diikuti sepenuhnya dalam perikatan kerja
4. Laporan keuangan disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku dan
konsisten
5. Tidak terdapat ketidakpastian yang cukup berarti mengenai perkembangan di
masa depan (going concern)
Opini wajar tanpa pengecualian dapat dimodifikasi menjadi opini wajar tanpa
pengecualian dengan paragraf penjelasan (modified unqualified opinion) ketika
auditor harus menambah suatu paragraf penjelasan dalam laporan auditnya.

Keadaan yang membuat modifikasi ini, apabila terjadi seperti:

I. Ada keraguan dari auditor atas konsep going concern perusahaan / entitas.
II. Kurang konsisten perusahaan dalam menerapkan prinsip atau standar akuntansi
yang digunakan.
III. Auditor ingin menekankan suatu hal.

Opini Wajar Dengan Pengecualian (Qualified Opinion)

Auditor harus menyatakan opini wajar dengan pengecualian ketika:

1. Auditor setelah memperoleh bukti yang cukup dan tepat menyimpulkan


bahwa kesalahan penyajian, baik secara individual maupun secara agregasi adalah
material tetapi tidak pervasif terhadap laporan keuangan, atau
2. Auditor tidak memperoleh bukti yang cukup dan tepat yang mendasari opini
audit, tetapi auditor menyimpulkan bahwa pengaruh kesalahan penyajian yang tidak
terdeteksi yang mungkin timbul terhadap laporan keuangan, jika ada, dapat menjadi
material tetapi tidak pervasif.

Opini Wajar Tanpa Pengecualian dengan Paragraf Penjelasan (Modified

Unqualified Opinion)

Jenis opini yang satu ini diberikan oleh auditor atas dasar keadaan tertentu yang
tidak memiliki dampak secara langsung terhadap pendapat wajar.

Perbedaan dari kenis opini ini terletak pada paragraph penjelasan yang diberikan
oleh auditor terkait dengan keadaan tertentu yang telah dinyatakan sebelumnya.

Beberapa jenis keadaan yang dapat memicu modified unqualified opinion adalah:

1. Sebagian dari pendapat auditor ditarik dari pendapat auditor independen


lainnya
2. Tidak tersedianya aturan yang jelas terkait dengan laporan keuangan
sehingga berpotensi dianggap menyimpang dari SAK (Standar Akuntansi Keuangan).
3. Adanya pengaruh ketidakpastian peristiwa masa yang akan datang dan
hasilnya tidak dapat diperkirakan.
Opini Tidak Wajar (Adverse Opinion)

Audit harus menyatakan opini tidak wajar ketika auditor setelah melakukan
pemeriksaan memperoleh bukti yang cukup dan tepat kemudian menyimpulkan
bahwa ada kesalahan penyajian.
Baik secara individual maupun secara agregasi adalah material dan pervasif
terhadap laporan keuangan.
Pervasif sendiri diartikan sebagai kesalahan yang akan membawa dampak kemana-
mana atau mendalam.

Opini Tidak Menyatakan Pendapat (Disclaimer of Opinion)

Opini tidak menyatakan pendapat diberikan auditor ketika auditor tidak memperoleh
bukti yang cukup dan tepat untuk mendasari opini audit, dan auditor tidak
menyimpulkan bahwa pengaruh kesalahan penyajian material yang tidak terdeteksi
yang mungkin timbul terhadap laporan keuangan, jika ada, dapat bersifat material
dan pervasif.

Itulah jenis-jenis opini audit. Melakukan audit terhadap laporan keuangan dapat
memberikan manfaat yang banyak untuk bisnis atau perusahaan Anda, seperti
meningkatkan kredibilitas perusahaan, meningkatkan transparansi, dan efisien.

Untuk itu, Anda perlu membuat laporan keuangan dengan tepat, baik, dan benar
sehingga dapat memperoleh opini wajar tanpa pengecualian dari auditor.

Anda mungkin juga menyukai