Stefani (2106664133)
Diketahui
Spesi yi T 113 F
573 R
N2 0,0115 P 520 psia
CO2 0,2346 Flowrate 100 MMscfd
H2S 0,0015 11000 lbmol/hr
C1 0,7131
C2 0,0189
C3 0,0115
i-C4 0,0027
n-C4 0,0029
i-C5 0,0017
n-C5 0,0006
C6+ 0,0025
TOTAL 1,0015
Ditanya + Jawab
Gas sweetening merupakan proses penghilangan 'sour gas' atau gas CO2 dan H2S yang terkandung dalam
natural gas karena kehadirannya dapat mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan (LNG, LPG, CNG).
Adanya sour gas tersebut juga dapat menyebabkan korosi sehingga menambah biaya pemeliharaan. Gas
sweetening dapat dilakukan dengan absorbsi yang menggunakan larutan amine (biasanya MDEA). Karena
MDEA, CO2, dan H2S larut dalam air, maka akan mudah mengikat air sehingga absorben tersebut 'basah'
dan memungkinkan masih adanya kandungan air dalam gas. Oleh karena itu, absorbsi glikol sebaiknya
dilakukan setelah gas sweetening, sehingga kandungan air yang terbawa dari proses tersebut dapat
dihilangkan lagi di proses absorbsi glikol. Bila tidak dilakukan gas sweetening terlebih dahulu, maka adanya
CO2 dan H2S dalam jumlah yang masih cukup banyak tersebut dapat mendegradasi glikol (terutama pada
suhu tinggi / di regenerator) dan memperbanyak jumlah flash drum (separator) yang diperlukan (tidak cost
effective).
y1 0,2346
y2 0,0015
y 0,7639
Whc 125 lb/MMscf dari grafik 1
W1 200 lb/MMscf dari grafik 2
W2 240 lb/MMscf dari grafik 3
W 142,7675 lb/MMscf
14276,75 lb/d
3. Mencari konsentrasi minimum TEG yang menjadi lean TEG
Untuk dapat menghitung, maka ditentukan dahulu spesifikasi sales gas yang ingin dicapai dari hasil
dehidrasi ini
7 lb/MMscf Katz, 1959
Kadar air
117 kg/(10^6)std.m3 slide Prof Slamet
53 bar Ismail, 2014 (Kasus West EP
P
5,3 Mpa Pertamina Cikarang)
113 F dari soal
T in gas
45 C
Dengan mengetahui kadar air target dan suhu wet gas, maka dapat diketahui water dew point (aktual) dari
grafik 4
WDP (aktual) -4 C
Dengan pendekatan dimana WDP aktual 5-10 C lebih tinggi dari WDP equilibrium, maka WDP equilibrium
menjadi 8 C lebih rendah daripada WDP aktual
WDP (equilibrium) -12 C
Nilai circulation rate disini termasuk tidak optimum secara ekonomis. Untuk membuatnya menjadi
ekonomis, usaha yang dapat dilakukan adalah menambah tray absorber. Bila dilihat dari grafik, dengan
kondisi % TEG sebesar 99,5% dan water removal 0,95, maka penambahan jumlah tray akan membuat nilai
cirulation rate mendekati nilai optimum (15-40 L TEG/kg H2O). Tentu saja nilai keekonomisan disertai
konsiderasi dari aspek lainnya, karena penambahan trau akan menambah ketinggian kolom regenerasi
Karena glycol terdegradasi pada suhu lebih dari 204 C, maka suhu reboiler yang dipilih adalah 204 C untuk
memaksimalkan pengusiran air dari rich TEG
Ketika suhu boiler 204 C, maka kalau dari grafik 9, tekanan boiler harus di bawah 400 mmHg untuk
memperoleh % lean TEG minimum (99,2%)
Namun, selama rebiler tidak bekerja pada kondisi vakum, tekanan yang biasa digunakan adalah 760 mmHg,
yang mana dapat menghasilkan lean glikol sebesar 98,7%
Kondisi tentu belum mencukupi syarat minimum %glikol yang penulis dapatkan, yaitu 99,2%. Oleh karena
itu diperlukan adanya suplai stripping gas (gas inert)
Untuk meningkatkan %lean TEG, terdapat 2 opsi yang dapat dilakukan, yaitu memberikan suplai stripping
gas (gas inert) dan juga mendesain reboiler agar bekerja dalam kondisi vakum
Pengkondisian vakum menjadi pilihan terakhir yang dihindari karena memungkinkan terjadi kebocoran
sehingga udara masuk dan mendegradasi TEG
Oleh karena itu, usaha penambahan gas inert harus dimaksimalkan dahulu, yaitu maksimal pemberian
sebesar 10 scf/Usgal
Dengan melihat grafik 9, maka dapat diperkirakan bahwa penambahan stripping gas sebanyak 0,05 m3/L
dapat menghasilkan % lean glikol sebesar 99,2% sesuai yang diperlukan