Canta Nandiwardhana
NPM : 19013010291
PENDAHULUAN
Bab ini dibagi menjadi dua bagian besar. Bagian pertama membahas siklus pemrosesan data dan
perannya dalam mengatur kegiatan bisnis dan memberikan informasi kepada pengguna. Ini
menjelaskan bagaimana organisasi menangkap dan memasukkan data tentang aktivitas bisnis ke
dalam sistem informasi akuntansi (AIS) mereka dan bagaimana perusahaan memproses data dan
mengubahnya menjadi informasi yang berguna. Ini juga membahas konsep penyimpanan data
dasar, menunjukkan bagaimana data disimpan untuk digunakan lebih lanjut. Akhirnya, keluaran
informasi dibahas, termasuk berbagai cara informasi diberikan kepada pengguna.
Bagian kedua membahas peran sistem informasi dalam organisasi modern dan memperkenalkan
konsep sistem perencanaan sumber daya perusahaan (ERP). ERP dapat membantu
mengintegrasikan semua aspek operasi perusahaan dengan AIS tradisionalnya. Bagian ini juga
menjelaskan keuntungan signifikan dari ERP serta tantangan signifikan yang harus diatasi untuk
menerapkan sistem ERP.
Input Data
Langkah pertama dalam memproses input adalah menangkap data transaksi dan memasukkannya
ke dalam sistem. Proses pengambilan data biasanya dipicu oleh aktivitas bisnis. Data harus
dikumpulkan tentang tiga aspek dari setiap aktivitas bisnis:
Langkah ketiga dalam memproses input adalah memastikan kebijakan perusahaan dipatuhi, seperti
menyetujui atau memverifikasi transaksi.
PENYIMPANAN DATA
Data perusahaan adalah salah satu sumber daya yang paling penting. Relevansi data tidak
menjamin bahwa data tersebut berguna. Agar data berfungsi sebagaimana mestinya, organisasi
harus siap dan bisa mengakses data tersebut dengan mudah. Oleh karena itu, akuntan perhlu
memahami bagaimana data diatur dan disimpan dalam SIA dan bagaimana data-data tersebut
dapat diakses. Esensinya, akuntan harus tahu bagaimana mengelola data untuk penggunan
perusahaan secara maksimum.
Bayangkan, seberapa sulit membaca buku teks ini jika tidak diatur ke dalam bab, bagian
paragraf, dan kalimat. Sekarang, bayangkan seberapa sulit bagi S&S untuk menemukan faktur
semua dokumen dimasukkan ke dalam file cabinet secara acak. Untungnya, informasi dalam SIA
diatur agar akses mudah dan efisien. Bab ini menjelaskan konsep dan definisi penyimpanan data
dasar
BUKU BESAR
Informasi akuntansi kumulatif disimpan dalam buku besar umum dan buku besar
pembantu. Buku besar umum (general ledger) berisi ringkasan level data untuk setiap akun
aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan, dan beban organisasi. Buku besar pembantu (subsidiary
ledger) berisi data mendetail untuk beberapa akun buku besar dengan banyak sub-akun terpisah.
Contohnya, buku besar memiliki akun piutang yang meringkas total jumlah yang dipinjamkan
perusahaan kepada semua pelanggannya. Buku besar pembantu piutang memiliki catatan
terpisah untuk setiap pelanggan, yang masing-masing berisi informasi detail seperti nama,
alamat, pembelian, pembayaran, saldo akun, dan batas kredit. buku besar pembantu sering
digunakan untuk piutang, persediaan, aktiva tetap, dan utang.
Akun buku besar umum berhubungan dengan buku besar pembantu yang disebut akun
kontrol (control account). Hubungan antara akun kontrol buku besar umum dan total saldo pada
tiap-tiap akun buku besar pembantu membantu menjaga keakuratan data SIA. Khususnya jumlah
dari semua saldo akun buku besar pembantu yang harus sama dengan jumlah akun control buku
besar umum yang terkait
TERNIK PENGODEAN
Data dalam buku besar disusun secara logis menggunakan teknik pengodean. Pengodean
(coding) adalah penetapan sistematis dari angka atau huruf pada item untuk mengklasifkasi dan
mengatur item-item tersebut.
Dengan kode urutan (sequence code), item yang diberi nomor secara berurutan untuk
akun semua item. Setiap item yang hilang menyebabkan perbedaan dalam urutan
numerik. contohnya, cek yang dinomori sebelumnya, faktur, dan pesanan pembeliar
Dengan kode blak (block code), blok angka dicadangkan antuk kategori data tertentu
Contohnya, S&S menyimpan angka berikut ini untuk kategori produk utama.
BAGAN AKUN
Contoh yang sangat baik terkait pengodean ini adalah bagan akun (chart of account),
yang merupakan daftar angka yang ditetapkan untuk setiap akun buku besar umum. Angka-
angka akun ini memungkinkan data transaksi dikodekan, diklasifikasikan, dan dimasukkan ke
dalam akun yang sesuai. Bagan akun juga mempermudah laporan persiapan dan laporan
keuangan, karena data yang disimpan dalam tiap-tiap akun dapat dengan mudah diringkas untuk
presentasi.
Namun, data yang tersimpan dalam akun ringkasan tidak bisa dengan mudah dianalisis
dan dilaporkan dengan lebih detail. Akibatnya, penting bahwa bagan akun berisi data yang detail
untuk memenuhi kebutuhan informasi organisasi. Untuk mengilustrasikannya, pertimbangkan
akibatnya jika S&S hanya menggunakan satu akun buku besar umum untuk semua transaksi
penjualan. Itu akan mudah untuk menghasilkan Iaporan yang menunjukkan total jumlah
penjualan untuk periode waktu tertentu, tetapi akan sangat sulit untuk mempersiapkan laporan
terpisah antara penjualan tunai dan kredit. Memang, satu-satunya
cara untuk menghasilkan laporan terakhir adalah kembali pada catatan penjualan asli untuk
mengidentifikasi sifat dari setiap transaksi penjualan. Jika S&S menggunakan akun buku besar
umum yang terpisah untuk penjualan tunai dan kredit, maka laporan yang menunjukkan kedua
jenis penjualan tersebut akan dapat lebih mudah disusun. Total penjualan juga dapat dengan
mudah dilaporkan berdasarkan setiap jenis penjualan.
Tabel dibawah ini menunjukkan bagan akun Ashton yang dikembangkan untuk S&S.
Setiap nomor akun panjangnya tiga digit. Digit pertama merepresentasikan kategori akun utama
dan
Digit kedua merepresentasikan sub akun keuangan utama dalam setiap kategori. akun
diberikan angka untuk dicocokkan dengan urutan tampilannya pada laporan (untuk mengurangi
likuiditas). Oleh karena itu, akun 120 merepresentasilan piutang, dan akun 150
merepresentasikan persediaan.
Digit ketiga menunjukkan akun khusus tempat data transaksi akan dimasukkan.
Contohnya, akun 501 merepresentasikan penjualan tunai, dan akun 502 merepresentasikan
penjualan kredit. Sama halnya, akun 101 hingga 103 merepresentasikan berbagai akun kas yang
digunakan oleh S&S.
Bagan akun dibuat sesuai dengan sifat dan tujuan organisasi. Contohnya, bagan akun
untuk S&S mengindikasikan bahwa perusahaan adalah korporasi. Sebaliknya, kemitraan akan
memasukkan akun penarikan dan modal yang terpisah untuk setiap rekanan, beserta saham biasa
dan laba ditahan. Demikian juga, karena S&S adalah perusahaan ritel, ia hanya memiliki satu
jenis akun persediaan buku besar umum. Perusahaan manufaktur, sebaliknya, akan memiliki
akun buku besar umum yang terpisah untuk bahan baku, barang dalam proses (work in process--
WIP), dan persediaan barang jadi.
Ashton membuat jarak pada bagan akun S&S yang memungkinkan penambahan akun.
Contohnya, ketika S&S memiliki kelebihan kas untuk diinvestasikan dalam pasar saham yang
diperdagangkan, akun buku besar umum yang baru dapat dibuat dan diberi nomor 110. Ketika
S&S membuka toko di masa yang akan datang, ia akan menambahkan tiga digit ke tabel akun
untuk merepresentasikan setiap toko di dalam rantai, sehingga S&S dapat melacak item-item
pada setiap toko.
Akun buku besar pembantu sering kali memiliki kode akun yang lebih panjang
dibandingkan akun buku besar umum. Pada S&S, setiap piutang akan memiliki kode tujuh digit.
Tiga digit pertama adalah 120, kode untuk piutang. Empat digit selanjutnya mengidentifkasi
hingga 10.000 pelanggan.
JURNAL. Data transaksi sering kali dicatat dalam jurnal sebelum dientri ke dalam buku
besar. Entri jurnal menunjukkan akun dan jumlah untuk didebit dan dikredit, Jurnal umum
(general journal) digunakan untuk mencatat transaksi yang tidak sering atau tidak rutin seperti
pembayaran pinjaman dan penyesuaian akhir periode dan jurnal penutup. Jurnal khusus
(specialized journal) mencatat sejumlah besar transaksi yang berulang seperti penjualan,
peneriman kas, dan pengeluaran kas.
Semua informasi transaksi dicatat dalam satu baris, dengan setiap entri debit ke piutang
dan kredit ke penjualan. Tidak perlu menulis penjelasan pada setiap entri, seperti kas pada entri
jurnal umum. Untuk transaksi harian yang jumlahnya besar,waktu akan dapat dihemat dengan
mencatat transaksi ini pada jurnal penjualan dibandingkan di jurnal umum.
JEJAK AUDIT, Jejak audit (audit trail) adalah jalur transaksi yang dapat ditelusuri
melalui sistem pengolahan data dari titik asal ke output final, atau mundur dari output final ke
titik asal. Jejak audit ini digunakan untuk mengecek keakuratan dan validitas posting buku besar.
Sistem ERP bersifat modular, dengan setiap modul menggunakan praktik bisnis terbaik untuk
mengotomatisasi a
proses bisnis standar. Desain modular ini memungkinkan bisnis untuk menambah atau
menghapus modul sebagai
diperlukan. Modul ERP yang umum meliputi:
- Keuangan (buku besar dan sistem pelaporan)—buku besar, piutang, hutang, aset
tetap, penganggaran, manajemen kas, dan persiapan manajerial laporan dan laporan
keuangan
- Sumber daya manusia dan penggajian—sumber daya manusia, penggajian, tunjangan
karyawan, pelatihan, waktu dan kehadiran, tunjangan, dan pelaporan pemerintah.
- Order to cash (siklus pendapatan)—entri pesanan penjualan, pengiriman, persediaan,
penerimaan kas, perhitungan komisi
- Pembelian untuk membayar (siklus pengeluaran)—pembelian, penerimaan dan
pemeriksaan persediaan, manajemen persediaan dan gudang, dan pengeluaran kas.
- Manufaktur (siklus produksi)—engineering, penjadwalan produksi, bill of material,
- pekerjaan dalam proses, manajemen alur kerja, kontrol kualitas, manajemen biaya,
dan proses dan proyek manufaktur.
- Manajemen proyek—penghitungan biaya, penagihan, waktu dan pengeluaran, unit
kinerja, aktivitas pengelolaan.