5 Bab I

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sistem muskuloskeletal merupakan penunjang bentuk tubuh dan
bertanggung jawab terhadap pergerakan. Komponen utama sistem utama
sistem muskuloskeletal adalah jaringan ikat. Sistem ini terdiri dari tulang,
sendi, otot rangka, tendon, ligamen, bursa, dan jaringan-jaringan khusus
yang menghubungkan struktur-struktur ini. Beragamnya jaringan dan
organ sistem muskuloskeletal dapat menimbulkan berbagai macam
gangguan. Beberapa gangguan tersebut timbul pada sistem itu sendiri,
sedangkan gangguan yang berasal dari bagian lain tubuh tetapi
menimbulkan efek pada sistem muskuloskeletal. Tanda utama gangguan
sistem muskuloskeletal adalah nyeri dan rasa tidak nyaman , yang dapat
bervariasi dari tingkat yang paling ringan sampai yang sangat berat (Price,
Wilson, 2005).
Salah satu gangguan pada sistem muskuloskletal adalah ruptur
tendon. Ruptur adalah robek atau koyaknya jaringan secara paksa. Ruptur
tendon adalah robek, pecah atau terputusnya tendon yang diakibatkan
karena tarikan yang melebihi kekuatan tendon. Ruptur tendon adalah robek,
pecah atau terputusnya tendon (Muttaqin, 2009)
Tendon adalah pita jaringan fibrosa yang fleksibel terletak di
bagian belakang pergelangan kaki, menghubungkan otot betis dengan
tulang tumit. Tumit adalah struktur dalam tubuh yang menghubungkan
otot ke tulang. Otot rangka dalam tubuh bertanggung jawab untuk
menggerakkan tulang, sehingga memungkinkan untuk berjalan, melompat,
angkat, dan bergerak dalam banyak cara. Ketika otot kontraksi, hal itu
menarik pada tulang menyebabkan gerakan ini. Struktur yang memancarkan
kekuatan kontraksi otot ke tulang disebut tendon.
Pada populasi umum, insidensi ruptur tendon dilaporkan berkisar
7-13 per 100.000 orang-tahun. Kejadian ruptur tendon dilaporkan terjadi
73% pada olahraga rekreasional dan 6-18% kasus terjadi pada atlet. Di
Amerika Utara, insidensi bervariasi dari 5,5 sampai 9,9 kasus per 100.000
orang, sedangkan di Eropa berkisar 6-37 kasus per 100.000 orang.
Kejadian ruptur tendon dilaporkan lebih banyak pada laki-laki
dibandingkan perempuan.
Ruptur tendon merupakan jejas akut terhadap tendon akibat faktor
dominan eksternal meskipun ada juga kontribusi faktor internal meski lebih kecil
(Griffin et al, 2012). Ruptur tendon adalah robek, pecah atau terputusnya
tendon yang diakibatkan karena tarikan yang melebihi kekuatan tendon.
(Muttaqin, 2009).
Komplikasi rupture tendon yaitu infeksi. Infeksi adalah adanya
suatu organisme pada jaringan atau cairan tubuh yang disertai dengan
gejala klinis, masuk dan berkembang biaknya bibit penyakit atau parasit,
mikroorganisme kedalam tubuh manusia. Penyakit yang disebabkan oleh
suatu bibit penyakit seperti bakteri, virus, jamur dan lain-lainnya.
(Anonym, 2011)
Jumlah pasien pembedahan di Rumah Sakit Airan Raya pada saat
penulis melakukan praktik klinik keperawatan perioperatif selama tiga
minggu sejak tanggal 10-29 Febuari 2020 adalah sebanyak 116 pasien
dengan kasus dan tindakan yang berbeda-beda. Selama tiga minggu hanya
terdapat satu pasien dengan dengan kasus Ruptur Tendon Cruris Dextra
dengan tindakan repair tendon, yang berarti kasus ini tidak terlalu banyak
ditemukan di Rumah Sakit Airan Raya. Berdasarkan uraian tersebut
penulis tertarik untuk membuat Laporan Tugas Akhir yang berjudul
“Asuhan Keperawatan Perioperatif Pasien dengan dengan Ruptur Tendon
Cruris Dextra dengan Tindakan Repair Tendon di Ruang Operasi Rumah
Sakit Airan Raya Tahun 2020.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
tugas akhir ini adalah “Bagaimana Asuhan Keperawatan Perioperatif pada
Pasien Ruptur Tendon Cruris Dextra Dengan Tindakan Repair Tendon di
Ruang Operasi Rumah Sakit Airan Raya Provinsi Lampung Tahun 2020”

C. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Memberikan gambaran tentang bagaimana asuhan keperawatan
perioperatif pada pasien dengan Ruptur Tendon Cruris Dextra dengan
tindakan operasi Repair Tendon di ruang Operasi Rumah Sakit Airan
Raya Provinsi Lampung tahun 2020.
2. Tujuan Khusus
a. Menggambarkan asuhan keperawatan pre operasi dengan tindakan
repair tendon atas indikasi rupture tendon cruris dextra di ruang
operasi Rumah Sakit Airan Raya Tahun 2020.
b. Menggambarkan asuhan keperawatan intra operasi dengan
tindakan repair tendon atas indikasi rupture tendon cruris dextra di
ruang operasi Rumah Sakit Airan Raya Tahun 2020.
c. Menggambarkan asuhan keperawatan post operasi dengan
tindakan repair tendon atas indikasi rupture tendon cruris dextra di
ruang operasi Rumah Sakit Airan Raya Tahun 2020.

D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Teoritis
Pemberian asuhan keperawatan ini diharapkan dapat memberikan
suatu masukan dan menambah informasi yang berkaitan dengan
asuhan keperawatan pada pasien dengan rupture tendon dengan
tindakan repair tendon sehingga dapat diaplikasikan dalam memberi
asuhan keperawatan kepada pasien
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis
Penulis dapat melaksanakan proses asuhan keperawatan
perioperatif pada kasus ruptur tendon dan dapat menambah ilmu
pengetahuan tentang asuhan keperawatan perioperatif pada kasus
ruptur tendon dengan tindakan operasi repair tendon

b. Bagi Institusi Pendidikan


Studi kasus ini nantinya dapat dijadikan bahan masukan alam
proses pembelajaran tentang asuhan keperawatan perioperatif pada
kasus ruptur tendon dengan tindakan operasi repair tendon serta
dijadikan bahan bacaan di Poltekkes Tanjunng Karang

c. Bagi Rumah Sakit


Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan
sebagai masukan bahan pertimbangan untuk alternatif tindakan
yang tepat untuk meningkatkan pelayanan di rumah sakit tentang
asuhan keperawatan pada pasien Ruptur Tendon dengan tindakan
repair tendon.

E. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup penulisan studi kasus ini meliputi: Asuhan
keperawatan perioperatif pada pasien ruptur tendon cruris dextra dengan
tindakan operasi repair tendon di ruang operasi rumah sakit airan raya
provinsi lampung pada tanggal 15 Februari 2020. Subjek pada penulisan
asuhan keperawatan pada pasien yang mengalami masalah ruptur tendon
cruris dextra dengan melakukan asuhan keperawatan pada pasien pre
operasi, intra operasi, dan post operasi yang akan dilakukan operasi repair
tendon.

Anda mungkin juga menyukai