Artikel B. Indonesia
Artikel B. Indonesia
Maka, demi menjaga keselamatan dan kesehatan para siswa, sejumlah sekolah
menerapkan sistem online atau virtual tanpa tatap muka langsung. Sistem ini
juga dikenal dengan sistem pembelajaran daring.
Belajar secara daring tentu memiliki tantangannya sendiri. Siswa tidak hanya
membutuhkan suasana di rumah yang mendukung untuk belajar, tetapi juga
koneksi internet yang memadai. Namun, proses pembelajaran yang efektif juga
tak kalah penting. Berikut ini tips agar siswa dapat bejalar daring dengan efektif:
Komunikasi antar tenaga pengajar dan siswa harus berjalan dengan baik pada
saat melakukan video call.
Managemen waktu bagi para siswa sangat penting. Meski belajar di rumah,
pastikan siswa membuat catatan mana saja tugas yang sudah dikerjakan, dan
mana tugas yang harus segera kamu selesaikan.
Jangan lupa untuk tetap bersosialisasi dengan orang lain, termasuk anggota
keluarga di rumah, serta teman-teman sekelas di luar sesi video call untuk
mengasah kemampuan bersosialisasi.
Jaringan internet yang lemot. Sistem pembelajaran daring dan luring dapat
berjalan efektif jika jaringan internetnya bagus. Sebaliknya, ketika jaringan
internetnya jelek/buruk, maka secara otomatis proses Kegiatan Belajar Mengajar
(KBM) online pasti terhambat.
Kuota internet terbatas. Orang tua yang terkena dampak COVID-19 pasti akan
kesulitan untuk membeli kuota internet. Terutama orang tua yang secara
ekonomi tidak memadai. Hal ini perlu dipikirkan secara matang oleh pihak
sekolah dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kasihan juga orang tua.
Mereka sudah terbebani karena di-PHK oleh perusahaan, ditimpal lagi oleh
beban keharusan membeli kuota internet.
KBM tidak efektif. Sistem pembelajaran daring dan luring tentu tidak seefektif
pembelajaran di sekolah. Hal ini terjadi karena beberapa faktor. Misalnya
pengurangan jam mengajar. Guru-guru yang biasanya mengajar 4 jam di
sekolah, terpaksa hanya mengajar selama satu jam. Dampak lanjutnya, peserta
didik akan kesulitan memahami materi yang banyak dalam waktu yang relatif
singkat. Apalagi berhadapan dengan mata pelajaran program MIPA:
Matematika, Fisika dan Kimia dan Biologi. Keempat pelajaran ini tentunya
membutuhkan waktu yang cukup lama karena banyak penurunan rumus. Itu
artinya, waktu satu jam sangat tidak cukup.
Kesulitan diatas harus segera dicarikan solusinya agar mutu pendidikan tidak
menurun, berikut ini solusi yang mungkin dapat diterapkan untuk mengurangi
tiga kesulitan di atas:
Bantuan pemerintah dan sekolah. Terkaitnya dengan orang tua yang kesulitan
mendapatkan kuota internet, saya kira pemerintah perlu hadir dan bahkan
memberikan suntikan dana. Maksudnya, pemerintah tidak hanya membuat
regulasi dan kebijakan pembelajaran melalui sistem Daring dan Luring di setiap
sekolah. Akan tetapi, pemerintah mau tidak mau harus menyediakan anggaran
khusus untuk pembelian kuota internet bagi peserta didik yang orang tuanya
tidak mampu. Demikian juga sekolah. Perlu ada bantuan khusus bagi orang tua
yang secara ekonomi tidak mampu. Terlebih lagi untuk peserta didik yang orang
tuanya terkena dampak corona. Semisal di-PHK oleh perusahaan, tempat di
mana mereka mencari nahkah.
Masalah KBM yang kurang efektif. Sekolah dan para staffnya perlu menemukan
cara tersendiri agar materi yang dipelajari sebisa mungkin dapat dipahami oleh
peserta didik. Tidak harus memaksa peserta didik untuk memami materi
pembelajaran secara 100 %, 50-70 % saja sudah cukup. Setidaknya mereka tetap
memahami materi yang sedang dipelajari.
Pandemi Covid-19 yang tidak terduga menyebabkan para siswa, guru, dan orang
tua mengalami kendala karena ketidaksiapan dalam melakukan sistem
pembelajaran Daring.
Pembelajaran jarak jauh yang dilakukan secara online membuat banyak sekali
perubahan, baik dari segi metode pembelajaran maupun dari segi penilaian. Hal
itu juga tentunya memiliki banyak kendala yang dialami oleh guru maupun
siswanya. Selama menjalani proses pembelajaran jarak jauh, banyak para siswa
yang mengalami kesulitan ketika melakukan pembelajaran secara online. Di
antaranya yaitu akses internet yang kurang memadai, pemahaman materi yang
kurang maksimal, dan melawan rasa malas yang semakin meningkat.
Anak-anak yang terbilang aktif saat melakukan pembelajaran langsung di kelas,
perubahan interaksi dalam pembelajaran daring merupakan salah satu hal yang
membuat sejumlah siswa kesulitan.
Misalnya anak yang tergolong aktif kerap kali merespon berbagai pertanyaan
yang dilontarkan guru dan juga melakukan presentasi di kelas. Selama
melaksanakan pembelajaran daring, banyak anak yang merasa kesulitan untuk
berinteraksi langsung secara aktif dengan guru karena seluruh pembelajaran
dilakukan menggunakan gawai.
Keresahan lainnya adalah tidak dapat bertemu teman baru, dengan sistem daring
ini memaksa para siswa yang dituntut untuk dapat bersekolah secara individu
dari rumah. Segala interaksi baik dengan guru dan juga teman dilakukan secara
tidak langsung atau secara daring.
Begitu pula dengan kesulitan akses jaringan internet. Akses internet merupakan
salah satu kendala yang cukup banyak dialami bagi para siswa ketika melakukan
pembelajaran secara online. Salah satu faktornya adalah ketersediaan sinyal
yang kurang bagus di berbagai daerah, terlebih bagi siswa yang berada di daerah
pedalaman yang masih susah sinyal. Buruknya jaringan internet di dalam rumah
membuat harus keluar rumah untuk mengumpulkan tugas melalui internet, atau
bahkan harus mencari tempat di luar rumah yang memiliki jaringan bagus.
Selain itu, bagi para siswa jenjang SMP dan SMA yang rata-rata sudah memiliki
gawai, kuota merupakan sumber masalah berikutnya, di mana jika tidak
menggunakan wifi di rumahnya, maka siswa harus mengeluarkan uang lebih
untuk membeli kuota internet.
Pembelian kuota internet memiliki kendala apabila orang tua dari siswa tersebut
sedang kesusahan, sehingga siswa kesulitan juga untuk membeli kuota internet.
Proses untuk mengikuti pembelajaran secara online pun menjadi terkendala dan
siswa menjadi tidak bisa fokus mengikuti pembelajaran jika sinyal terganggu
akibat cuaca buruk dan lain sebagainya.
Selain itu, ada ketidakseimbangan dalam pemberian tugas, di mana waktu
belajar minim, namun tugas menumpuk. Dengan dilakukannya sistem
pembelajaran secara daring, para guru juga mengalami kesulitan dalam proses
penyampaian materi pelajaran. Banyak para siswa yang berkata "Belajar secara
luring saja susah, apalagi belajar daring". Jika siswa ketika belajar secara tatap
muka langsung saja masih belum paham, apalagi jika belajar yang dilakukan
dengan sistem online. Maka dari itu, siswa harus inisiatif belajar mandiri dan
juga mencari sumber-sumber lain di internet untuk menambah pemahaman
terhadap materi yang diajarkan.
Dari hasil survey tersebut membuktikan bahwa belajar online ternyata tidak
membuat siswa senang, tetapi malah sebaliknya. Siswa tidak suka belajar online
karena guru lebih banyak memberikan tugas tetapi minim penjelasan dan juga
materi.
Belajar secara online justru malah menambah rasa malas dan juga sulit untuk
berkonsentrasi bagi siswa. Selain karena sudah pusing dengan tugas-tugas yang
diberikan, siswa juga menjadi lebih banyak waktu untuk bermain gawai. Seperti
bermain game, membuka instagram, twitter, youtube, dan sosial media lainnya
dibandingkan dengan belajar. Akibatnya muncul rasa malas yang sangat susah
untuk dilawan dan juga sulitnya berkonsentrasi ketika belajar, terlebih ketika
guru malah sering memberikan banyak tugas yang malah akan membuat siswa
semakin bosan dan stress ketika belajar.
Lalu, permasalahan lainnya adalah jenuh dalam menghadapi gawai terlalu lama.
Kejenuhan serta diiringi sakit mata, dialami siswa apabila terlalu lama
berhadapan dengan handphone selama sekolah daring.
Berbagai kendala tersebut membuat anak dan juga orang tua harus dapat
memikirkan strategi dan mencari alternatif pembelajaran lain yang dapat
digunakan untuk membantu para siswa untuk belajar.
Selain hal di atas, masih banyak lagi kendala yang dihadapi siswa saat mengikuti
proses pembelajaran secara online. Hal tersebut tergantung dari kondisi siswa
dan juga daerah tempat tinggal siswa tersebut. Namun, apapun kendala yang
dihadapi semoga pandemi ini segera berakhir dan seluruh kegiatan dapat
kembali normal termasuk proses kegiatan belajar mengajar di sekolah.
Adapun tantangan yang dihadapi saat pembelajaran daring. Pertama, guru harus
mampu memanfaatkan media teknologi dengan presentasi zoom, penugasan via
google classroom, pre-test atau post-test dengan quizizz, dan pemberian tugas
proyek dengan pemanfaatan Google Drive, presentasi interaktif dengan
peardeck, dan lain-lain. Hal itu mutlak dilakukan untuk mentransfer knowledge
kepada peserta didik secara menarik dan efektif.
Di samping peran orang tua siswa, guru juga memiliki peran strategis untuk
membuat tangguh siswa dengan berusaha memotivasi mereka untuk disiplin
belajar, semangat dalam melaksanakan tugas, aktif dalam sesi presentasi.
Kelima, mendorong kolaborasi antara orang tua dan pihak sekolah. Guru harus
kreatif dalam meramu materi, menggunakan metode menyenangkan, dan
memberikan tugas-tugas yang dapat menstimulasi siswa untuk bertanya. Baik
kepada guru, teman sekelas maupun orang tua mereka.
Hal ini dapat mendorong kolaborasi antara orang tua dan siswa dalam membantu
kebutuhan belajar siswa. "Pembelajaran dan penugasan online menuntut orang
tua ikut aktif melihat bagaimana aktivitas anak-anak mereka bahkan bisa
menjadi teman dan motivator dalam belajar anak," jelasnya.
Di sisi lain, guru terus melakukan kontrol dan follow up melalui media online
untuk memastikan semua siswa melaksanakan tugas yang diberikan dengan
baik. Berharap pembelajaran online ini meninggalkan pengalaman positif untuk
para siswa, tenaga pendidik dan orang tua yang memiliki peran utama dalam
men-support sistem belajar dari rumah ini.
1. Sulit untuk mengontrol mana siswa yang serius mengikuti pelajaran dan mana
yang tidak.
2. Pembelajaran lebih banyak bersifat teoretis dan minim praktik karena tidak
dimungkinkan adanya interaksi langsung dengan siswa.
1. Waktu dan tempat lebih efektif. Siswa bisa langsung mengikuti proses belajar
dari rumah.
2. Siswa tidak hanya bergantung pada guru, tapi juga bisa belajar untuk
melakukan riset sendiri melalui internet.
3. Otomatis siswa dilatih untuk lebih menguasai teknologi informasi yang terus
berkembang.
4. Menumbuhkan kesadaran pada siswa bahwa gawai bisa digunakan untuk hal-
hal yang lebih produktif dan mencerdaskan, tidak hanya untuk bermain sosial
media dan game.
1. Atur jadwal belajar dengan tepat dan disiplin dengan waktu yang telah
ditentukan.
4. Pastikan peralatan yang diperlukan untuk belajar daring dalam kondisi prima,
agar konsentrasi belajar terjaga.
5. Tutup akses sosial media, layanan video, atau aplikasi yang bisa mengganggu
konsentrasi saat belajar daring.