DENGAN HIPERTENSI
Disusun Oleh :
FAKULTAS KESEHATAN
KEDIRI
2021
LAPORAN PENDAHULUAN
A. DEFINISI
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan
tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu
lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang (Kemenkes RI, 2013).
Penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah salah satu jenis penyakit yang
mematikan di dunia dan faktor risiko paling utama terjadinya hipertensi yaitu faktor usia
sehingga tidak heran penyakit hipertensi sering dijumpai pada usia senja/ usia lanjut (Fauzi,
2014).
Sedangkan menurut Setiati (2015), hipertensi merupakan tanda klinis
ketidakseimbangan hemodinamik suatu sistem kardiovaskular, di mana penyebab terjadinya
disebabkan oleh beberapa faktor/ multi faktor sehingga tidak bisa terdiagnosis dengan hanya
satu faktor tunggal (Setiati, 2015).
Hipertensi atau yang biasa disebut tekanan darah tinggi merupakan peningkatan
tekanan darah sistolik di atas batas normal yaitu lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah
diastolik lebih dari 90 mmHg (WHO, 2013; Ferri, 2017).
Menurut definisi Organisasi Kesehatan Dunia, hipertensi ditandai adalah pembacaan
tekanan darah yang melebihi nilai lebih dari 140 (tekanan darah tinggi) dan 90 (tekanan
darah rendah) mmHg dengan pengukuran berulang saat orang tersebut sedang dalam kondisi
istirahat (WHO, 2013).
B. ANATOMI FISIOLOGI
C. ETIOLOGI HIPERTENSI
Menurut Smeltzer (2013) berdasarkan penyebab terjadinya, hipertensi terbagi atas dua
bagian, yaitu :
a. Hipertensi Primer (Esensial)
Jenis hipertensi primer sering terjadi pada populasi dewasa antara 90% - 95%.
Hipertensi primer, tidak memiliki penyebab klinis yang dapat diidentifikasi, dan
juga kemungkinan kondisi ini bersifat multifaktor (Smeltzer, 2013; Lewis, Dirksen,
Heitkemper, & Bucher, 2014). Hipertensi primer tidak bisa disembuhkan, akan
tetapi bisa dikontrol dengan terapi yang tepat. Dalam hal ini, faktor genetik
mungkin berperan penting untuk pengembangan hipertensi primer dan bentuk
tekanan darah tinggi yang cenderung berkembang secara bertahap selama bertahun-
tahun (Bell, Twiggs, & Olin, 2015).
b. Hipertensi Sekunder
Hipertensi sekunder memiliki ciri dengan peningkatan tekanan darah dan
disertai penyebab yang spesifik, seperti penyempitan arteri renalis, kehamilan,
medikasi tertentu, dan penyebab lainnya. Hipertensi sekunder juga bisa bersifat
menjadi akut, yang menandakan bahwa adanya perubahan pada curah jantung
(Ignatavicius, Workman, & Rebar, 2017).
D. KLASIFIKASI
Klasifikasi hipertensi pada orang dewasa menurut badan kesehatan dunia WHO adalah
sebagai berikut:
Kategori Tekanan sistolik (mmHg) Tekanan diatolik (mmHg)
Optimal < 120 < 80
Normal < 130 >85
Normal – Tinggi 130 – 139 85 – 89
Tingkat 1 : hipertensi ringan 140 – 159 90 – 99
Subgroup : batas
140 – 149 90 – 94
160 – 179 100 – 109
E. MANIFESTASI KLINIS
Peninggian tekanan darah kadang- kadang maerupakan satu – satunya gejala. Bila
demikian, gejal baru muncul setelah komplikasi pada ginjal, mata, otak, atau jantung. Gejala
lain yang sering ditemukan adalah sakit kepala, epitaksis, suka marah, telinga berdengung,
rasa berat di tengkuk, sukar tidur, mata berkunang – kunang, dan pusing.
F. PATOFISIOLOGI
Tekanan darah arteri sistemik merupakan hasil perkalian total resistensi/ tahanan
perifer dengan curah jantung (cardiac output). Hasil Cardiac Output didapatkan melalui
perkalian antara stroke volume (volume darah yang dipompa dari ventrikel jantung) dengan
hearth rate (denyut jantung). Sistem otonom dan sirkulasi hormonal berfungsi untuk
mempertahankan pengaturan tahanan perifer. Hipertensi merupakan suatu abnormalitas dari
kedua faktor tersebut yang ditandai dengan adanya peningkatan curah jantung dan resistensi
perifer yang juga meningkat (Kowalak, 2011; Ardiansyah, 2012).
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak pada
pusat vasomotor pada medulla di otak. Dari vasomotor tersebut bermula jaras saraf simpatis
yang berlanjut ke bawah korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ke ganglia
simpatis di thorak dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk
impuls yang bergerak kebawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik
ini, neuron preganglion melepaskan asetikolin yang akan merangsang serabut saraf pasca
ganglion ke pembuluh darah. Dengan dilepaskannya norepineprin akan mengakibatkan
konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat
mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokontriktor (Ramadhani, 2014).
Seseorang dengan hipertensi sangat sensitive terhadap norepinefrin. Pada saat
bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respon
rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang mengakibatkan tambahan aktivitas
vasokontriksi. Medula adrenal mensekresi epinefrin yang menyebabkan vasokontriksi.
Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid linnya, yang dapat memperkuat respon
vasokontriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran darah
ke ginjal menyebabkan pelepasan rennin (Ramdhani,2014)
Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi
angiotensin II yang menyebabkan adanya sutu vasokontriktor yang kuat. Hal ini merangsang
sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air
oleh tubulus ginjal yang mengakibatkan volume intravaskuler. Semua faktor tersebut
cenderung menyebabkan hipertensi. Pada lansia, perubahan struktur dan fungsi pada system
pembuluh perifer bertanggung jawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi. Perubahan
tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam
relaksasi otot polos pembuluh darah yang akan menurunkan kemampuan distensi daya
regang pembuluh darah. Hal tersebut menyebabkan aorta dan arteri besar berkurang
kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung ( volume
sekuncup ) sehingga terjadi penurunan curah jantung dan peningkatan tahanan perifer
(Ramdhani, 2014).
H. PENATALAKSANAAN
Pengurangan asupan garam serta upaya penurunan berat badan merupakan langkah
awal pengobatan hipertensi. Pembatasan asupan garam sampai 60 mmol/hari, berarti
tidak menambahkan garam pada waktu makan. Akan sulit dilaksanakan karena akan
mengurangi asupan garam secara ketat dan akan mempengaruhi kebiasaan makan pasien
secara drastis. Pada beberapa penyelidikan didapatkan bahwa diet rendah lemak jenuh
dapat mengurangi resiko penyakit kardiovaskuler. Dengan melakukan aktivitas fisik yang
teratur dapat menurunkan tahanan perifer sehingga dapat menurunkan tekanan darah.
Perubahan gaya hidup lain ialah menghindari faktor resiko seperti merokok, minum
alkohol, hiperlipidemia, stres. Merokok dapat meningkatkan tekanan darah, alkohol
diketahui dapat meningkatkan tekanan darah sehingga menghindari alkohol berarti
menghindari kemungkinan mendapat hipertensi. Relaksasi seperti meditasi, yoga atau
hipnosis dapat mengontrol sistem saraf autonom dengan kemungkinan dapat pula
menurunkan tekanan darah.
a. Diuretik
Cara kerja obat ini yaitu dengan meningkatkan volume air seni dan pengeluaran
Natrium (garam) melalui air seni tersebut. Obat golongan diuretik yang lazim
diberikan adalah tiazid. Efek samping terjadinya penyakit “gout” dan kadar gula
pada DM sedikit meningkat.
b. Beta blocker
Bekerja dengan menghambat kerja hormon stres yaitu adrenalin terhadap jantung
dan pembuluh darah. Efek samping rasa lelah dan lesu, kaki lemah dan tangan
(kaki) terasa dingin. Yang termasuk yaitu asebutolol, alprenolol, propanolol,
timolol, pindolol,dll.
c. Antagonis kalsium
Antagonis kalsium bekerja dngan cara mengurangi jumlah kalsium yang masuk ke
sel otot dinding pembuluh darah dan jantung serta mengurangi ketegangan otot.
Berkurangnya tegangan otot ini mengakibatkan tekanan darah turun. Efek samping
adalah sakit kepala, muka merah dan pembengkakan pergelangan kaki. Golongan
obat ini seperti nifedipine, diltiazim, verapamil, amlodipin, felodipin dan
nikardipin.
d. Penghambat enzim konversi Angiotensin (Angiotensin Converting Enzyme
Inhibitor atau ACE Inhibitor).
ACE inhibitor menghambat substansi yang dihasilkan ginjal, yang bertugas
menyempitkan arteri kecil. Efek samping : terjadi penurunan tekanan darah yang
drastis, gangguan pengecap dan batuk yang menggelitik. contoh losartan,
valsartan dan irbesartan.
e. Vasodilator
Bekerja dengan melebarkan arteri secara langsung. Efek samping dari vasodilator
sedikit meningkatkan denyut jantung dan menyebabkan pembengkakan
pergelangan kaki. Yang temasuk golongan ini adalah doksazosin, prazosin,
hidralazin, minoksidil, diazosid dan sodium nitroprusid.
f. Golongan penghambat simpatetik
Penghambatan aktivitas simpatik dapat terjadi pada pusat vasomotor otak seperti
pada pemerian metildopa dan klonidin atau pada ujung saraf perifer seperti
reserpin dan guanetidine.
3. Pemeriksaan Diagnostik
1. Glukosa darah : meningkat 200-100 mg/dl atau lebih
2. Asam lemak bebas : kadar lipid dan kolesterol meningkat
3. Osmolalitas serum : meningkat tetapi biasanya kurang dari 300 mOsm/l
4. Elektrolit:
a. Natrium: mungkin normal, meningkat atau menurun
b. Kalium: normal atau peningkatan semu (perpindahan seluler), selanjutnya akan
menurun
c. Fosfor: lebih sering menurun
d. Gas darah arteri: biasanya menunjukkan pH rendah dan penurunan pad HCO3
(asidosis metabolik) dengan kompensasi alkalosis respiratorik
e. Trombosit darah: hematokrit mungkin meningkat (dehidrasi), leukositosis,
hemokonsentrasi, merupakan respons terhadap stress atau infeksi.
f. Pemeriksaan fungsi tiroid: peningkatan aktivitas hormone tiroid dapat
meningkatkan glukosa darah dan kebutuhan akan insulin.
g. Urin: gula positif, berat jenis dan osmolalitas mungkin meningkat.
4. Diagnosa
5. Intervensi
Dukungan Kelompok
- Observasi
aman)
4. Identifikasi aturan norma yang perlu dimodifikasi pada sesi selanjutnya, jika
perlu
- Terapeutik
3. Mulai sesi kelompok dengan mengenakan semua anggota kelompok dan terapis
5. Buat aturan dan norma dalam kelompok, terutama kerahasiaan dalam kelompok
6. Sepakati jumlah sesi yang diperlukan dalam kelompok
9. Berikan kesempatan individu untuk berhenti sejenak saat merasa distress akibat
- Edukasi
Bell, Twiggs, & Olin. 2015.Hipertention : The silent killer : update JNC-8 Guideline recommendation.
Alabama pharmacy association.
Fauzi, Isma. 2014. Buku Pintar Deteksi Dini Gejala, & Pengobatan Asam Urat, Diabetes & Hipertensi.
Yogyakarta: Araska.
Ignatavicius, Workman, & Rebar. 2017. Medical Surgical Nursing: Concepts For Interprofessional
Collaborative Care (9 th ed.). St. Louis : Elsevier, Inc.
Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Stiyohadi B, Syam AF. 2014. Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid I. VI.
Jakarta: InternaPublishing; 2014:1132-53.
Smeltzer, S & Bare, B. (2013). Buku ajar keperawatan medikal bedah brunner & suddarth's edisi 8.
Volume 1. Jakarta: EGC.
Ramadhani. 2014. Pelayanan Keperawatan Bagi Penderita Hipertensi Secara Terpadu. Graha Ilmu:
Yogyakarta.
WHO. 2013. World Health Day 2013: Measure Your Blood Pressure, Reduce Your Risk. diambil dari:
http://www.who.int.
KASUS KEPERAWATAN KOMUNITAS PBK 3
penduduk di Rt 01 sebanyak 150 orang yang terdiri dari 90 perempuan dan 60 laki-laki, 10 orang
berusia 0-5 th, 10 orang berusia 5-13 th, 10 orang berusia 13-18 th, 50 orang berusia 18-45 th,
45 orang berusia 45-59 th, dan terdapat 35 orang berusia 60-90 th, semua penduduk beragama
islam, semua tipe rumah sudah permanen dan milik sendiri, semua keluarga menggunakan air
bersih dai sumur mereka masing2, semua keluaga sudah memiliki Wc sebagai tempat BAB,
sistem pengolahan sampah semuanya diangkut ke TPS, seluruh warga berobat ke Puskesmas
apabila sakit. Di Rt 01 terdapat posyandu balita dan posyandu lanisa yang rutin dilaksanakan
setiap satu bulan sekali. Sebanyak 35 orang lansia hampir semua memiliki keluhan kesehatan,
sebanyak 25 lansia mengalami hipertensi, 10 lansia lainnya mengalami asam urat dan diabetes
melitus. Kader posyandu lansia mengatakan yang ikut secara rutin dalam posyandu lansia hanya
10 lansia, mereka tdk mengikuti posyandu karena takut dan sebagian mengatakan tidak penting.
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PRODI PENDIDIKAN PROFESI NERS
Fasilitas Yankes : adanya puskesmas, posyandu lansia, posyandu balita No. Register :
A. DATA INTI
I. DATA UMUM
a. Sejarah Komunitas : Tidak terkaji
b. Luas Wilayah
c. Batas Wilayah
1. Tn. A 1 1 1 1 1
2. Ny. A 1 1 1 1
3. Nn. A 1 1 1 1
4. An. A 1 1 1 1
5. Tn. B 2 1 1 1 1
6. Ny. B 1 1 1 1
7. Tn. B 1 1 1 1
8. Tn. C 3 1 1 1 1
9. Ny. C 1 1 1 1
10. Tn. C 1 1 1 1
11. Nn. C 1 1 1 1
12. Tn. D 4 1 1 1 1
13. Ny. D 1 1 1 1
14. An. D 1 1 1 1
15. An. D 1 1 1 1
16. Tn. E 5 1 1 1 1
17. Ny. E 1 1 1 1
18. Nn. E 1 1 1 1
19. Nn. E 1 1 1 1
20. Tn. S 6 1 1 1 1
21. Ny. S 1 1 1 1
22. Tn. N 1 1 1 1
23. Ny. M 1 1 1 1
24. Nn. Y 1 1 1 1
25. An. X 1 1 1
26. Tn. Y 7 1 1 1 1
27. Ny. Y 1 1 1 1
28. An. L 1 1 1 1
29. An. M 1 1 1 1
30. Tn. K 8 1 1 1 1
31. Ny. B 9 1 1 1 1
32. Ny. X 10 1 1 1 1
33. Nn. N 1 1 1 1
34. Nn. U 1 1 1 1
35. Tn. B 11 1 1 1 1
36. Ny. B 1 1 1
37. Nn. V 1 1 1
38. Nn. L 1 1 1
39. Tn.S 12 1 1 1 1
40. Ny.N 1 1 1 1
41. Nn.T 1 1 1 1
42. Tn.N 13 1 1 1 1
43. Ny.K 1 1 1 1
44. Tn.E 14 1 1 1 1
45. Ny.C 1 1 1 1
46. An.V 1 1 1 1
47. Tn.S 15 1 1 1 1
48. Ny.N 1 1 1 1
49. An.A 1 1 1 1
50. Tn.S 16 1 1 1 1
51. Ny.S 1 1 1 1
52. Nn.K 1 1 1 1
53. Ny.R 17 1 1 1 1
54. An.V 1 1 1 1
55. Tn.A 18 1 1 1 1
56. Ny.E 1 1 1 1
57. An.A 1 1 1 1
58. Tn.S 19 1 1 1 1
59. Ny.D 1 1 1 1
60. An.G 1 1 1 1
61. Tn.H 20 1 1 1 1
62. Ny.G 1 1 1 1
63. An.E 1 1 1 1
64. Tn.T 21 1 1 1 1
65. Ny.P 1 1 1 1
66. Tn.B 22 1 1 1 1
67. Ny.V 1 1 1 1
68. Tn.F 23 1 1 1 1
69. Ny.W 1 1 1 1
70. Tn.D 24 1 1 1 1
71. Ny.N 1 1 1 1
72. Tn.F 25 1 1 1 1
73. Ny.U 1 1 1 1
74. Tn.T 26 1 1 1 1
75. Ny.C 1 1 1 1
76. Nn.J 1 1 1 1
77. Tn.B 27 1 1 1 1
78. Ny.L 1 1 1 1
79. An.D 1 1 1 1
80. Tn.F 28 1 1 1 1
81. Ny.W 1 1 1 1
82. An.S 1 1 1 1
83. Tn.I 29 1 1 1 1
84. Ny.S 1 1 1 1
85. Tn.A 30 1 1 1 1
86. Ny.J 1 1 1 1
87. Tn.K 31 1 1 1 1
88. Ny.Q 1 1 1 1
89. Tn.K 32 1 1 1 1
90. Ny.E 1 1 1 1
91. Tn.S 33 1 1 1 1
92. Ny.U 1 1 1 1
93. Tn.P 34 1 1 1 1
94. Ny.H 1 1 1 1
95. Nn.J 1 1 1 1
96. Tn. S 35 1 1 1
97. Ny. T 1 1 1
98. Tn. P 36 1 1 1 1
99. Ny. W 1 1 1 1
100. Ny. K 1 1 1
101. Nn. I 1 1 1
102. Tn. O 37 1 1 1 1
103. Ny. U 1 1 1 1
104. Tn. B 38 1 1 1 1
105. Ny. Y 1 1 1 1
106. Tn. J 1 1 1 1
107. Tn. H 39 1 1 1 1
108. Tn. M 1 1 1 1
109. Tn. V 40 1 1 1 1
110. Ny. L 1 1 1 1
111. Tn. G 41 1 1 1 1
112. Ny. C 1 1 1 1
113. Ny. N 42 1 1 1 1
114. An. S 1 1 1 1
115. Tn. K 43 1 1 1 1
116. Ny. K 1 1 1 1
117. Tn. C 1 1 1 1
118. Ny. E 1 1 1 1
119. Nn. R 1 1 1 1
120. Tn. C 44 1 1 1 1
121. Ny. C 1 1 1 1
122. Nn. Y 1 1 1 1
123. An. O 1 1 1 1
124. Tn. P 45 1 1 1 1
125. Tn. C 1 1 1 1
126. Nn. M 1 1 1 1
127. Tn. W 46 1 1 1 1
128. Ny. W 1 1 1 1
129. Ny. F 1 1 1 1
130. Tn. C 1 1 1 1
131. Tn. Y 1 1 1 1
132. Ny. U 1 1 1 1
133. Tn. N 47 1 1 1 1
134. Ny. N 1 1 1 1
135. Tn. L 1 1 1 1
136. An. C 1 1 1 1
1.37 Tn. G 48 1 1 1 1
138. Ny. G 1 1 1 1
139. Tn. B 49 1 1 1 1
140. Ny. V 1 1 1 1
141. Ny. C 1 1 1 1
142. Ny. Z 50 1 1 1 1
143. An. D 1 1 1 1
144. An. H 1 1 1 1
145. Tn. I 51 1 1 1 1
146. Ny. J 1 1 1 1
147. Ny. C 1 1 1 1
148. Ny. X 1 1 1 1
149. An. V 1 1 1 1 1
150. An. B 1 1 1 1
Lanjutan..
II. Demografi (dikaji seluruh keluarga
Non
I Krs H B Khc Lain2 Jawa Mdr Lain2 TS TK SD SMP SMA PT
Formal
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1
1 1 1
1 1 1
1 1
1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
Lanjutan…
II. Demografi (dikaji seluruh anggota keluarga)
Pendapatan ( Pengeluaran
Pekerjaan per KK) (per KK)
1-
Brh < 3 < 1- 3
Peg. Wira Petan Tdk <
PNS/TNI/Polri Tan Nelayan Lain2 1 jt 1 <3 jt
Swst swasta i Bkj. 3
i jt > jt jt >
jt
1 1 1
1
1
1
1 1 1
1
1
1 1 1
1 1
1
1
1 1 1
1 1
1
1
1 1 1
1 1
1
1
1 1 1
1 1
1 1
1
1
1
1 1 1
1 1
1
1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1
1 1
1 1 1
1
1
1
1 1 1
1
1
1 1 1
1
1 1 1
1
1
1 1 1
1
1
1 1 1
1
1
1 1 1
1
1 1 1
1
1
-1 1 1
1
1
1 1 1
1
1
1 1 1
1
1 1 1
1
1 1 1
1
1 1 1
1
1 1 1
1
1 1 1
1
1
-1 1 1
1
1
1 1 1
1
1
1 1 1
1
1 1 1
1
1 1 1
1
1 1 1
1
1 1 1
1
1 1 1
1
1
1 1 1
1
1 1 1
1
1
1
1 1 1
1
1 1 1
1
1
1 1 1
1
1 1 1
1
1 1 1
1
Lanjutan..
III. Status Kesehatan
Lain2 (Pegel
ISPA TBC HT Jtg Gnjl Strok DM DHF Diare Gatal Ggn Jiwa
Linu)
1
1
1
1
1
1
1
1 1
1
1
1
1
1
1 1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1 1
1 1
1 1
1 1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1 1
1 1
1 1
1 1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1 1
1 1
1 1
1 1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
Ket :
Diisi apabila dalam keluarga terdapat anggota keluarga yang sesuai dengan kelompok ini.
Lanjutan..
III. Status Kesehatan
Pasangan Usia subur
IU MO Tk HI
Pil Stk Kdm Imp MOW Ya Tdk Dilrg lain2 Go Sph Lain2
D P t V
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1
1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
Ket :
Diisi apabila dalam keluarga terdapat anggota keluarga yang sesuai dengan kelompok ini.
Lanjutan..
III. Status Kesehatan
Ibu hamil
Buku Renc
ANC Imun TT Pil Fe Keluhan Gizi Lahir Penolong
KIA
An D
T T T T T T T P Lai Sp S Do Bi
R L P R e B C K u
R P L P P R P
mi
E n2 t C k d
k
Ket :
Diisi apabila dalam keluarga terdapat anggota keluarga yang sesuai dengan kelompok ini.
Lanjutan..
III. Satus Kesehatan
Bufas/But
Balita
eki
M
Kelu BB di ASI Imunisa Posyan P
ASI si Dsr
Vit. A
han KMS Eks du AS
I
L T T
T Y H K M Y L B T R T T R T T < >
c d d
R P
L a a k L L R P
r k
1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1
Ket :
Diisi apabila dalam keluarga terdapat anggota keluarga yang sesuai dengan kelompok ini.
Lanjutan..
III. Status kesehatan
Anak Sekolah
B C K L TL R TR TP Ya Tdk P TP
1 1 1 1 1
1 1 1 1 1
1 1 1 1 1
1 1 1 1 1
1 1 1 1 1
1 1 1 1 1
1 1 1 1 1
1 1 1 1 1
1 1 1 1 1
1 1 1 1 1
1 1 1 1 1
-
1 1 1 1 1
1 1 1 1 1
1 1 1 1 1
-
1 1 1 1 1
1 1 1 1 1
1 1 1 1 1
Ket :
Diisi apabila dalam keluarga terdapat anggota keluarga yang sesuai dengan kelompok ini.
lanjutan..
III. Status Kesehatan
Remaja Lansia
1 1
1 1
1 1
1 1
1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1
1
1
1
1 1
Ket :
Diisi apabila dalam keluarga terdapat anggota keluarga yang sesuai dengan kelompok ini.
B. DATA SUBSISTEM
I. Lingkungan Fisik (diisi per KK)
No. KK Status Rumah Jenis Rumah Lantai Ventilasi
L Rmh: 8m2/org
Sendiri Sewa P SP TP KA TKA < 20% >20% Ya Tdk
1 1 1 1 1 1
2 1 1 1 1 1
3 1 1 1 1 1
4 1 1 1 1 1
5 1 1 1 1 1
6 1 1 1 1 1
7 1 1 1 1 1
8 1 1 1 1 1
9 1 1 1 1 1
10 1 1 1 1 1
11 1 1 1 1 1
12 1 1 1 1 1
13 1 1 1 1 1
14 1 1 1 1 1
15 1 1 1 1 1
16 1 1 1 1 1
17 1 1 1 1 1
18 1 1 1 1 1
-19 1 1 1 1 1
20 1 1 1 1 1
21 1 1 1 1 1
22 1 1 1 1 1
23 1 1 1 1 1
24 1 1 1 1 1
25 1 1 1 1 1
26 1 1 1 1 1
27 1 1 1 1 1
28 1 1 1 1 1
29 1 1 1 1 1
30 1 1 1 1 1
31 1 1 1 1 1
32 1 1 1 1 1
33 1 1 1 1 1
34 1 1 1 1 1
35 1 1 1 1 1
35 1 1 1 1 1
36 1 1 1 1 1
37 1 1 1 1 1
38 1 1 1 1 1
39 1 1 1 1 1
40 1 1 1 1 1
41 1 1 1 1 1
42 1 1 1 1 1
43 1 1 1 1 1
44 1 1 1 1 1
45 1 1 1 1 1
46 1 1 1 1 1
47 1 1 1 1 1
48 1 1 1 1 1
49 1 1 1 1 1
50 1 1 1 1 1
Lanjutan..
I. Lingkungan Fisik (diisi per KK)
Sumber Air Sumber Air Jenis Tempat
bersih Minum Jamban BAB
L
Ti
e
Ai d
L Air Tdk h
P Su Su r Cem ak Su La
ai Mi dim ar W
A m ng M plun P ng da
n ner asa a C
M ur ai as g u ai ng
2 al k n
ak ny
gs
a
a
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1
1 1 1
1
1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1
1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
- 1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
Lanjutan..
I. Lingkungan Fisik (diisi per KK)
Jentik Tempat Sampah Saluran Limbah Binatang Kandang Ternak
Td
Ad Ditim Dibaka Sun Tdk Piaraa Penger Serang k
Tdk TPA Got Bersih Kotor
a bun r gai ada n at ga ad
a
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
- 1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
- 1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 11 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
Lanjutan..
II. Perilaku terhadap kesehatan
Pemanfaatan Fasyankes Jaminan Kesehatan Kebiasaan CTPS
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
- 1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
- 1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
Lanjutan…
II. Perilaku thd Kes.
Konsumsi Lauk / hari Makan Sayur & buah /hari Tdk Merokok dlm Rmh Olah Raga/ hari
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
-1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
-1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
III. Fasilitas Umum (dalam satu komunitas)
1. Fasilitas
2. Fasilitas Kesehatan
Pendidikan
N Jumla N Jenis Fasilitas Jumla
Jenis Pendidikan
o h o Kesehatan h
1 TK 1 1 RS -
2 SD 1 2 PKM 1
3 SMP - 3 Klinik Swasta -
Poskesdes/
4 SMA - 4 1
Ponkesdes
5 PT - 5 Posyandu Balita 1
6 Posyandu Lansia 1
7 Klinik Alternatif -
Lain - lain (Bidan
8 1
Praktek)
3. Sarana Kegiatan
Kelompok
No Jenis Kegiatan
Jumlah
. kelompok
1 Karang taruna 1
2 PKK
3 TPA
4 Kegiatan keagamaan
5 Lain - lain
4. Sarana Ibadah 5 Sarana Olah Raga
Jenis Tempat Jumla
No Jumlah No Tempat Olah Raga
Ibadah h
1 Masjid 1 1 Lap. Sepak Bola 1
2 Mushola 1 2 Lap. Bola Volley -
3 Gereja - 3 Lap. Bulu Tangkis -
4 Vihara - 4 Lain - lain -
5 Pura -
6 Lain - lain -
6 Tempat Pertemuan
1 Balai desa 1
2 Balai Dukuh -
3 Balai RW -
4 Balai RT -
5 Lain - lain -
N Jumla N Jumla
Jenis Jenis
o h o h
5 Lain - lain
Keamanan &
IV.
Transortasi
1 Keamanan
1 Pemadam Kebakaran -
2 Pos Polisi -
3 Poskamling 1
4 Lain - lain -
1 Angkutan Umum -
2 Angkutan Pribadi
Mengetahui Perawat
Koordinator
........................................... ..............................................
...... ......
Ds: kader
posyandu lansia
mengatakan
hanya 10 lansia
yang mau datang
ke posyandu dan
25 lainnya takut
untuk datang ke
posyandu dan
menganggap tidak
penting.
PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN
Kriteria
Pentingnya Kemungkinan Peningkata
masalah perubahan positif n terhadap
untuk jika diatasi : kualitas
dipecahkan : hidup bila
0 tidak ada diatasi :
1 Rendah
No Diagnosa 0 tidak ada Total Prioritas
1 Rendah
2 Sedang
2 Sedang 1 Rendah
3 Tinggi
3 Tinggi 2 Sedang
3 Tinggi
1 Defisit Kesehatan 1
Komunitas b.d
Kurangnya Terpapar
Informasi d.d lansia tidak
mau datang ke posyandu
lansia dan kader
posyandu lansia
mengatakan hanya 10
lansia yang mau datang
ke posyandu dan 25
lainnya takut untuk
datang ke posyandu dan
menganggap tidak
penting.
A. INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa
SDKI SLKI SIKI
Keperawatan
Defisit Ditanda dengan: Dengan Kriteria Edukasi Perilaku Upaya
Kesehatan Gejala & Tanda Hasil: Kesehatan
Komunitas b.d Mayor Luaran Utama: Observasi
Kurangnya Subjektif status kesehatan Identifikasi masalah
Terpapar (Tidak tersedia) komunitas atau isu kesehatan dan
Informasi d.d Ketersediaan masalahnya
lansia tidak Objektif
program
1. Terjadi masalah Identifikasi potensi atau
mau datang ke promosi
posyandu kesehatan yang asset dalam masyarakat
kesehatan
lansia dan dialami komunitas terkait isu yang
meningkat (5)
kader posyandu 2. Terdapat faktor dihadapi
Ketersediaan
risiko fisiologis
lansia program Identifikasi kekuatan
mengatakan dan/atau
proteksi dan partner dalam
hanya 10 lansia psikologis yang
kesehatan pengembangan
yang mau menyebabkan
meningkat (5) kesehatan
datang ke anggota komunitas
Partisipasi
posyandu dan menjalani Identifikasi pemimpin
perawatan dalam program
25 lainnya kesehatan atau tokoh dalam
takut untuk komunitas masyarakat
datang ke Ditanda dengan: meningkat (5)
posyandu dan Gejala & Tanda Terapeutik
Luaran
menganggap Minor Tambahan: Berikan kesempatan
tidak penting. Subjektif Status koping kepada setiap anggota
(tidak tersedia) komunitas komunitas untuk
Perilaku koping berpartisipasi sesuai
Objektif
adaptif asset yang dimiliki
1. Tidak tersedia
meningkat (5) Libatkan anggota
program untuk
meningkatkan Verbalisasi masyarakat untuk
kesejahteraan bagi kemampuan
meningkatkan
komunitas mengatasi
masalah kesadaran terhadap isu
2. Tidak tersedia dan masalah kesehatan
program untuk meningkat (5)
yang dihadapi
mencegah masalah Tanggung
kesehatan jawab diri Libatkan masyarakat
komunitas meningkat (5) dalam proses
3. Tidak tersedia perencanaan dan
program untuk implementasi serta
mengurangi revisinya
masalah kesehatan Libatkan anggota
komunitas masyarakat dalam
4. Tidak tersedia mengembangkan
program untuk jaringan kesehatan
mengatasi masalah
Kembangkan strategi
kesehatan
komunitas dalam manajemen
konflik
Persatukan anggota
masyarakat dengan cita
cita komunitas yang
sama
Bangun komitmen antar
anggota masyarakat
A. POA
Tempat Dan
No Diagnosa Jenis Kegiatan Persiapan Sasaran Penanggung Jawab
Waktu
1. Defisiensi kesehatan Sosialisasi 1. Mempersiapkan tempat dan Rumah Bu Sabar Semua lansia Wahyu Ganda K
komunitas pada agregat deteksi dini peralatan yang diperlukan. (RT 01) di RT 01 RW
lansia di RT 01 RW 02 penyakit tidak 2. Berkoordinasi dengan kader 02
b.d rendahnya kesadaran menular & pola posyandu lansia. Selasa, 17-03-2020
tentang pentingnya hidup sehat 3. Mengundang lansia RT 01
menjaga kesehatan lansia. RW 02 untuk mengikuti ( 09.00 )
ditandai oleh kader penyuluhan.
posyandu lansia 4. Menyampaikan tujuan dan
mengatakan “hanya manfaat dari posyandu lansia
sedikit lansia yang 5. Menyampaikan penyuluhan
mengikuti posyandu tentang nutrisi, penyebab,
alasannya karena takut komplikasi, pemeriksaan dan
dan sebagian mengatakan pengobatan pada lansia
tidak penting” dengan hipertensi di
posyandu lansia.
6. Memberikan penyuluhan
dengan media praktek leaflet.
Pemeriksaan 1. Mempersiapkan tempat dan Rumah Bu Sabar Semua lansia Whika Cofi A
Tekanan Darah, peralatan pemeriksaan (RT 01) di RT 01 RW
Gula darah, kesehatan. 02
Asam Urat dan 2. Mengundang semua lansia Rabu, 18-03-2020
Kolesterol RT 01 RW 02
3. Melakukan pemeriksaan dan ( 10.00 )
menyampaikan hasil
pemeriksaan.
Latihan senam 1. Mempersiapkan tempat dan Rumah Bu Sabar Semua lansia Yudhanto Nugroho
pada lansia peralatan pemeriksaan (RT 01) di RT 01 RW
dengan kesehatan. 02
hipertensi. 2. Melakukan latihan senam Kamis, 19-03-2020
pada lansia.
3. Mengundang semua lansia
RT 01 RW 02 ( 09.30. )