Anda di halaman 1dari 63

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

DENGAN HIPERTENSI

Untuk Memenuhi Tugas PBK 3 Keperawatan Komunitas


Dosen Pembimbing :

Bagus Sholeh A., S. Kep. Ns, M. Kep

Disusun Oleh :

Timing Dwi N S 10217060 Wilis Susanti 10217064

Vriyanka Oki N 10217061 Yona Oktavia I 10217065

Wahyu Ganda K 10217062 Yudhanto Nugroho 10217066

Whika Cofi A 10217063 Yuni Sulistyorini 10217067

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN

INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA

KEDIRI

2021
LAPORAN PENDAHULUAN

A. DEFINISI
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan
tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu
lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang (Kemenkes RI, 2013).
Penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah salah satu jenis penyakit yang
mematikan di dunia dan faktor risiko paling utama terjadinya hipertensi yaitu faktor usia
sehingga tidak heran penyakit hipertensi sering dijumpai pada usia senja/ usia lanjut (Fauzi,
2014).
Sedangkan menurut Setiati (2015), hipertensi merupakan tanda klinis
ketidakseimbangan hemodinamik suatu sistem kardiovaskular, di mana penyebab terjadinya
disebabkan oleh beberapa faktor/ multi faktor sehingga tidak bisa terdiagnosis dengan hanya
satu faktor tunggal (Setiati, 2015).
Hipertensi atau yang biasa disebut tekanan darah tinggi merupakan peningkatan
tekanan darah sistolik di atas batas normal yaitu lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah
diastolik lebih dari 90 mmHg (WHO, 2013; Ferri, 2017).
Menurut definisi Organisasi Kesehatan Dunia, hipertensi ditandai adalah pembacaan
tekanan darah yang melebihi nilai lebih dari 140 (tekanan darah tinggi) dan 90 (tekanan
darah rendah) mmHg dengan pengukuran berulang saat orang tersebut sedang dalam kondisi
istirahat (WHO, 2013).

B. ANATOMI FISIOLOGI

Jantung merupakan organ utama dalam sistem kardiovaskuler. Jantung dibentuk


oleh organ-organ muscular, apex dan basis cordis, atrium kanan dan kiri serta ventrikel
kanan dan kiri. Ukuran jantung panjangnya kira-kira 12 cm, lebar 8-9 cm seta tebal kira-
kira 6 cm. Berat jantung sekitar 7-15 ons atau 200 sampai 425 gram dan sedikit lebih
besar dari kepalan tangan. Setiap harinya jantung berdetak 100.000 kali dan dalam masa
periode itu jantung memompa 2000 galon darah atau setara dengan 7.571 liter . Sistem
kardiovaskuler terdiri dari jantung dan pembuluh – pembuluh darah, dan terletak di dalam
dada. Organ ini berhubungan dengan :
a. Sebelah atas dengan pembuluh – pembuluh darah besar (aorta asenden, arteri
pulmonal dan vena kava superior).
b. Sebelah bawah dengan diafragma.
c. Pada salah satu sisinya, dengan paru-paru.
d. Sebelah belakang dengan aorta desenden.
Jantung terbungkus oleh kantong yang longgar yang tidak elastis (pericardium) yang
terdiri dari dua lapis : lapisan sebelah dalam (pericardium visceral) dan lapisan luar
(pericardium parietal). Permukaan diantara dua pericardial pada keadaan normal berisi 10
sampai 20 ml cairan pericardial yang sedikit dan jernih. Cairan pelumas ini membasahi
permukaan lapisan dan mengurangi gesekan akibat gerakan memompa jantung.
Terdapat 3 lapisan jaringan jantung yaitu epicardium lapisan luar dari jantung,
struktur sama seperti pericardium, miocardium lapisan tengah dari jantung, terdiri dari
otot – otot berserat, yang bertanggung jawab atas kontraksi jantung. Endocardium lapisan
dalam yang terdiri dari lapisan jaringan endotel, melapisi sebelah dalam dari bilik – bilik
dan katup – katup jantung.
2. Bilik jantung ada 4 yaitu:
a. Atrium dextra
Dextra yang tipis dindingnya ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan darah dan
sebagai penyalur darah dari vena-vena sirkulasi sistemik ke dalam ventrikel kanan
dan kemudian ke paru- paru. Darah yang berasal dari pembuluh vena ini masuk ke
dalam atrium kanan melalui vena kava superior, inferior dan sinus koronarius.
b. Pada kontraksi ventrikel, maka tiap ventrikel harus menghasilkan kekuatan yang
cukup besar untuk dapat menampakkan darah yang diterimanya dari atrium ke
sirkulasi pulmonar ataupun sirkulasi sistemik. Ventrikel kanan berbentuk bulan
sabit yang unik, guna menghasilkan kontraksi bertekanan rendah, yang cukup untuk
mengalirkan darah ke dalam arteri pulmonalis.
c. Atrium sinistra
Atrium kiri menerima darah yang sudah dioksigenasi dari paru-paru melalui ke
empat vena pulmonalis. Antara vena pulmonalis dan atrium kiri tidak ada katup
sejati. Karena itu, perubahan tekanan dalam kiri mudah sekali membalik retrograd
ke dalam pembuluh darah paru-paru. Atrium kiri berdinding tipis dan bertekanan
rendah.
d. Ventrikel sinistra
Ventrikel kiri harus menghasilkan tekanan yang cukup tinggi untuk mengatasi
tahanan sirkulasi sistemik dan mempertahankan aliran darah ke jaringan - jaringan
perifer. Ventrikel kiri mempunyai otot - otot yang tebal dan bentuknya yang
menyerupai lingkaran, mempermudah pembentukan tekanan yang tinggi selama
ventrikel berkontraksi.
3. Katup – katup jantung
Keempat katup merupakan struktur cuping yang berfungsi untuk mempertahankan aliran
darah dari arus darah melalui bilik – bilik jantung. Katup-katup membuka dan menutup
sebagai respon terhadap tekanan dan volume dari dalam bilik – bilik jantung. Katup-
katup jantung dapat diklasifikasikan dalam dua jenis. Katup atrioventrikuler (AV) yang
memisahkan atrium dan ventrikel, katup semilunaris memisahkan arteri pulmonalis dan
aorta.
4. Arteri coronaria
Arteri coronaria keluar mulai dari permulaan aorta sebelah kanan dekat katup aorta.
Fungsi dari sistem arteri coronaria adalah untuk menyuplai darah kepada miocardium.
Terdapat dua arteri coronaria utama yang kiri dan yang kanan. Arteri coronaria
kiri mensuplai belahan jantung kiri yang akan terbagi dua menjadi cabang left anterior
descending (LAD)/cabang anterior yang menurun, dan the circumflex coronary arteri
(RCA)/arteri coronaria kanan mensuplai darah kepada belahan jantung kanan.
5. Siklus jantung
Siklus jantung adalah peristiwa yang terjadi pada jantung berawal dari permulaan sebuah
denyut jantung sampai berakhirnya denyut jantung berikutnya. Siklus ini terjadi dalam 2
fase yaitu fase diastole dan sistole. Relaksasi dan pengisian kedua bilik jantung terjadi
pada saat diastole sedangkan kontriksi dan pengosongan terjadi pada saat sistole.
6. Curah jantung
Curah jantung adalah jumlah darah yang dipompa oleh ventrikel selama satu satuan
waktu. Curah jantung pada orang dewasa normal sekitar 5 liter/menit. Namun sangat
bervariasi tergantung kebutuhan metabolisme tubuh. Curah jantung sebanding dengan
volume sekuncup kali frekuensi jantung.
Frekuensi jantung istirahat pada orang dewasa rata – rata 60 sampai 80 denyut/menit dan
rata – rata volume sekuncup sekitar 70 ml/denyut.
Perubahan frekuensi jantung dapat terjadi akibat kontrol refleks yang dimediasi oleh
sistem saraf otonom, meliputi bagian simpatis dan parasimpatis. Impuls parasimpatis
yang berjalan ke jantung melalui nervus vagus, dapat memperlambat frekuensi jantung
sementara impuls simpatis meningkatkannya.
7. Sirkulasi sistemik
Sifat - sifat struktural dari setiap bagian sistem sirkulasi darah sistemik menentukan peran
fisiologisnya dalam integrasi fungsi kardiovaskuler. Dinding pembuluh darah terdiri dari
3 bagian. Lapisan terluar disebut tunika adventisia, bagian tengah yang berotot disebut
tunika media, sedangkan bagian dalam yaitu lapisan endotelnya disebut tunika intima.
Sirkulasi sistemik dapat dibagi menjadi lima, dipandang dari sudut anatomi dan fungsi
yaitu arteria, arteriola, kapiler, venula dan vena.
8. Sirkulasi pulmonar
Pembuluh pulmonar mempunyai dinding – dinding yang lebih tipis dan sedikit otot polos,
karena itu sirkulasi pulmonar lebih mudah teregang dan resistensinya terhadap aliran
darah lebih kecil. Besarnya tekanan dalam sirkulasi pulmonar kira - kira seperlima
tekanan dalam sirkulasi sistemik.
9. Sirkulasi coroner
Efisiensi jantung sebagai pompa tergantung dari nutrisi dan oksigenasi otot jantung.
Sirkulasi koroner meliputi seluruh permukaan jantung, membawa oksigen dan nutrisi ke
miokardium melalui cabang-cabang intramiokardia yang kecil - kecil.

C. ETIOLOGI HIPERTENSI
Menurut Smeltzer (2013) berdasarkan penyebab terjadinya, hipertensi terbagi atas dua
bagian, yaitu :
a. Hipertensi Primer (Esensial)
Jenis hipertensi primer sering terjadi pada populasi dewasa antara 90% - 95%.
Hipertensi primer, tidak memiliki penyebab klinis yang dapat diidentifikasi, dan
juga kemungkinan kondisi ini bersifat multifaktor (Smeltzer, 2013; Lewis, Dirksen,
Heitkemper, & Bucher, 2014). Hipertensi primer tidak bisa disembuhkan, akan
tetapi bisa dikontrol dengan terapi yang tepat. Dalam hal ini, faktor genetik
mungkin berperan penting untuk pengembangan hipertensi primer dan bentuk
tekanan darah tinggi yang cenderung berkembang secara bertahap selama bertahun-
tahun (Bell, Twiggs, & Olin, 2015).
b. Hipertensi Sekunder
Hipertensi sekunder memiliki ciri dengan peningkatan tekanan darah dan
disertai penyebab yang spesifik, seperti penyempitan arteri renalis, kehamilan,
medikasi tertentu, dan penyebab lainnya. Hipertensi sekunder juga bisa bersifat
menjadi akut, yang menandakan bahwa adanya perubahan pada curah jantung
(Ignatavicius, Workman, & Rebar, 2017).

D. KLASIFIKASI
Klasifikasi hipertensi pada orang dewasa menurut badan kesehatan dunia WHO adalah
sebagai berikut:
Kategori Tekanan sistolik (mmHg) Tekanan diatolik (mmHg)
Optimal < 120 < 80
Normal < 130 >85
Normal – Tinggi 130 – 139 85 – 89
Tingkat 1 : hipertensi ringan 140 – 159 90 – 99
Subgroup : batas
140 – 149 90 – 94
160 – 179 100 – 109

E. MANIFESTASI KLINIS
Peninggian tekanan darah kadang- kadang maerupakan satu – satunya gejala. Bila
demikian, gejal baru muncul setelah komplikasi pada ginjal, mata, otak, atau jantung. Gejala
lain yang sering ditemukan adalah sakit kepala, epitaksis, suka marah, telinga berdengung,
rasa berat di tengkuk, sukar tidur, mata berkunang – kunang, dan pusing.
F. PATOFISIOLOGI
Tekanan darah arteri sistemik merupakan hasil perkalian total resistensi/ tahanan
perifer dengan curah jantung (cardiac output). Hasil Cardiac Output didapatkan melalui
perkalian antara stroke volume (volume darah yang dipompa dari ventrikel jantung) dengan
hearth rate (denyut jantung). Sistem otonom dan sirkulasi hormonal berfungsi untuk
mempertahankan pengaturan tahanan perifer. Hipertensi merupakan suatu abnormalitas dari
kedua faktor tersebut yang ditandai dengan adanya peningkatan curah jantung dan resistensi
perifer yang juga meningkat (Kowalak, 2011; Ardiansyah, 2012).
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak pada
pusat vasomotor pada medulla di otak. Dari vasomotor tersebut bermula jaras saraf simpatis
yang berlanjut ke bawah korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ke ganglia
simpatis di thorak dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk
impuls yang bergerak kebawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik
ini, neuron preganglion melepaskan asetikolin yang akan merangsang serabut saraf pasca
ganglion ke pembuluh darah. Dengan dilepaskannya norepineprin akan mengakibatkan
konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat
mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokontriktor (Ramadhani, 2014).
Seseorang dengan hipertensi sangat sensitive terhadap norepinefrin. Pada saat
bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respon
rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang mengakibatkan tambahan aktivitas
vasokontriksi. Medula adrenal mensekresi epinefrin yang menyebabkan vasokontriksi.
Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid linnya, yang dapat memperkuat respon
vasokontriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran darah
ke ginjal menyebabkan pelepasan rennin (Ramdhani,2014)
Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi
angiotensin II yang menyebabkan adanya sutu vasokontriktor yang kuat. Hal ini merangsang
sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air
oleh tubulus ginjal yang mengakibatkan volume intravaskuler. Semua faktor tersebut
cenderung menyebabkan hipertensi. Pada lansia, perubahan struktur dan fungsi pada system
pembuluh perifer bertanggung jawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi. Perubahan
tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam
relaksasi otot polos pembuluh darah yang akan menurunkan kemampuan distensi daya
regang pembuluh darah. Hal tersebut menyebabkan aorta dan arteri besar berkurang
kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung ( volume
sekuncup ) sehingga terjadi penurunan curah jantung dan peningkatan tahanan perifer
(Ramdhani, 2014).

G. WOC/ POHON MASALAH

H. PENATALAKSANAAN

1. Penatalaksanaan non farmakologi atau perubahan gaya hidup.

Pengurangan asupan garam serta upaya penurunan berat badan merupakan langkah
awal pengobatan hipertensi. Pembatasan asupan garam sampai 60 mmol/hari, berarti
tidak menambahkan garam pada waktu makan. Akan sulit dilaksanakan karena akan
mengurangi asupan garam secara ketat dan akan mempengaruhi kebiasaan makan pasien
secara drastis. Pada beberapa penyelidikan didapatkan bahwa diet rendah lemak jenuh
dapat mengurangi resiko penyakit kardiovaskuler. Dengan melakukan aktivitas fisik yang
teratur dapat menurunkan tahanan perifer sehingga dapat menurunkan tekanan darah.

Perubahan gaya hidup lain ialah menghindari faktor resiko seperti merokok, minum
alkohol, hiperlipidemia, stres. Merokok dapat meningkatkan tekanan darah, alkohol
diketahui dapat meningkatkan tekanan darah sehingga menghindari alkohol berarti
menghindari kemungkinan mendapat hipertensi. Relaksasi seperti meditasi, yoga atau
hipnosis dapat mengontrol sistem saraf autonom dengan kemungkinan dapat pula
menurunkan tekanan darah.

2. Penatalaksanaa farmakologi atau pengobatan hipertensi.

Keputusan untuk mulai memberikan obat antihipertensi berdasarkan beberapa faktor


seperti derajat peninggian tekanan darah, terdapatnya kerusakan organ target dan
terdapatnya manifetasi klinis penyakit kardiovaskuler atau faktor resiko lain.Apabila
penderita hipertensi ringan berada dalam risiko tinggi(pria, perokok) atau bila tekanan
darah diastoliknya menetap, diatas 85 atau 95 mmHg dan sistoliknya diatas 130 sampai
139 mmHg maka perlu dimulai terapi obat- obatan.(Smeltzer,2001).

Jenis-jenis obat hipertensi yaitu sebagai berikut :

a. Diuretik

Cara kerja obat ini yaitu dengan meningkatkan volume air seni dan pengeluaran
Natrium (garam) melalui air seni tersebut. Obat golongan diuretik yang lazim
diberikan adalah tiazid. Efek samping terjadinya penyakit “gout” dan kadar gula
pada DM sedikit meningkat.

b. Beta blocker

Bekerja dengan menghambat kerja hormon stres yaitu adrenalin terhadap jantung
dan pembuluh darah. Efek samping rasa lelah dan lesu, kaki lemah dan tangan
(kaki) terasa dingin. Yang termasuk yaitu asebutolol, alprenolol, propanolol,
timolol, pindolol,dll.

c. Antagonis kalsium

Antagonis kalsium bekerja dngan cara mengurangi jumlah kalsium yang masuk ke
sel otot dinding pembuluh darah dan jantung serta mengurangi ketegangan otot.
Berkurangnya tegangan otot ini mengakibatkan tekanan darah turun. Efek samping
adalah sakit kepala, muka merah dan pembengkakan pergelangan kaki. Golongan
obat ini seperti nifedipine, diltiazim, verapamil, amlodipin, felodipin dan
nikardipin.
d. Penghambat enzim konversi Angiotensin (Angiotensin Converting Enzyme
Inhibitor atau ACE Inhibitor).
ACE inhibitor menghambat substansi yang dihasilkan ginjal, yang bertugas
menyempitkan arteri kecil. Efek samping : terjadi penurunan tekanan darah yang
drastis, gangguan pengecap dan batuk yang menggelitik. contoh losartan,
valsartan dan irbesartan.
e. Vasodilator
Bekerja dengan melebarkan arteri secara langsung. Efek samping dari vasodilator
sedikit meningkatkan denyut jantung dan menyebabkan pembengkakan
pergelangan kaki. Yang temasuk golongan ini adalah doksazosin, prazosin,
hidralazin, minoksidil, diazosid dan sodium nitroprusid.
f. Golongan penghambat simpatetik
Penghambatan aktivitas simpatik dapat terjadi pada pusat vasomotor otak seperti
pada pemerian metildopa dan klonidin atau pada ujung saraf perifer seperti
reserpin dan guanetidine.

I. ASUHAN KEPERAWATAN SECARA TEORI


1. Pengakajian
a. Identitas klien, meliputi : Nama pasien, tanggal lahir,umur, agama, jenis kelamin,
status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, No rekam medis.
b. Keluhan Utama MRS : keluhan utama yang dirasakan atau dialami klien yeng
menyebabkan klien atau keluarga datang ke pelayanan kesehatan.
c. Keluhan utama saat pengkajian : keluhan yag dirasakan oleh klien saat pengkajian
dilakukan.
d. Riwayat kesehatan sekarang : kronologis dari penyakit yang diderita saat ini mulai
awal hingga di bawa ke RS secara lengkap. tindakan apa saja yang sudah dilakukan
oleh klien untuk mengobati sakitnya sebelum ke rs.
e. Riwayat Kesehatan yang lalu : riwayat penyakit yang pernah dialami klien beberapa
waktu sebelumnya.
f. Riwayat kesehatan keluarga : tanyakan pada klien atau keluarga mengenai penyakit
yang pernah diderita anggota keluarga.
2. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum : keadaan secara umum yang tampak dari fisik klien ketika perawat
melakukan pengkajian.
2. Pemeriksaan TTV,meliputi : tekanan darah, nadi, suhu,RR
3. Pemeriksaan Fisik
a. Aktivitas dan Istirahat
Gejala: lemah, letih, sulit bergerak atau berjalan, kram otot, tonus otot menurun,
gangguan istirahat dan tidur.
Tanda: takikardia dan takipnea pada keadaan istirahat atau dengan aktivitas,
letargi, disorientasi, koma
b. Sirkulasi
Gejala : adanya riwayat penyakit hipertensi, infark miokard akut, klaudikasi,
kebas, kesemutan pada ekstremitas, ulkus pada kaki, penyembuhan yang lama.
Tanda : takikardia, perubahan TD postural, nadi menurun, disritmia, krekels, kulit
panas, kering dan kemerahan, bola mata cekung.
c. Integritas ego
Gejala : stress, tergantung pada orang lain, masalah finansial yang berhubungan
dengan kondisi.
Tanda : ansietas, peka rangsang.
d. Eliminasi
Gejala : perubahan pola berkemih (poliuria), nokturia, rasa nyeri terbakar,
kesulitan berkemih, ISK, nyeri tekan abdomen, diare.
Tanda : urine encer, pucat, kuning, poliuri, bising usus lemah, hiperaktif pada
diare.
e. Makanan dan cairan
Gejala: hilang nafsu makan, mual muntah, tidak mengikuti diet, peningkatan
masukan glukosa atau karbohidrat, penurunan berat badan, haus, penggunaan
diuretik.
Tanda: kulit kering bersisik, turgor jelek, kekakuan, distensi abdomen, muntah,
pembesaran tiroid, napas bau aseton
f. Neurosensori
Gejala: pusing, kesemutan, kebas, kelemahan pada otot, parastesia, gangguan
penglihatan.
Tanda: disorientasi, mengantuk, letargi, stupor/koma, gangguan memori, refleks
tendon menurun, kejang.
g. Kardiovaskuler
Takikardia / nadi menurun atau tidak ada, perubahan TD postural, hipertensi
dysritmia, krekel, DVJ (GJK)
h. Pernapasan
Gejala: merasa kekurangan oksigen, batuk dengan atau tanpa sputum. Tanda:
pernapsan cepat dan dalam, frekuensi meningkat.
i. Seksualitas
Gejala: rabas vagina, impoten pada pria, kesulitan orgasme pada wanita
j. Gastro intestinal.
Muntah, penurunan BB, kekakuan/distensi abdomen, anseitas, wajah meringis
pada palpitasi, bising usus lemah/menurun.
k. Muskulo skeletal
Tonus otot menurun, penurunan kekuatan otot, ulkus pada kaki, reflek tendon
menurun kesemuatan/rasa berat pada tungkai.
l. Integumen
Kulit panas, kering dan kemerahan, bola mata cekung, turgor jelek, pembesaran

tiroid, demam, diaforesis (keringat banyak), kulit rusak, lesi/ulserasi/ulku.

3. Pemeriksaan Diagnostik
1. Glukosa darah : meningkat 200-100 mg/dl atau lebih
2. Asam lemak bebas : kadar lipid dan kolesterol meningkat
3. Osmolalitas serum : meningkat tetapi biasanya kurang dari 300 mOsm/l
4. Elektrolit:
a. Natrium: mungkin normal, meningkat atau menurun
b. Kalium: normal atau peningkatan semu (perpindahan seluler), selanjutnya akan
menurun
c. Fosfor: lebih sering menurun
d. Gas darah arteri: biasanya menunjukkan pH rendah dan penurunan pad HCO3
(asidosis metabolik) dengan kompensasi alkalosis respiratorik
e. Trombosit darah: hematokrit mungkin meningkat (dehidrasi), leukositosis,
hemokonsentrasi, merupakan respons terhadap stress atau infeksi.
f. Pemeriksaan fungsi tiroid: peningkatan aktivitas hormone tiroid dapat
meningkatkan glukosa darah dan kebutuhan akan insulin.
g. Urin: gula positif, berat jenis dan osmolalitas mungkin meningkat.
4. Diagnosa

1. Kesiapan Peningkatan Koping Komunitas

5. Intervensi

Dukungan Kelompok

- Observasi

1. Identifikasi masalah yang sebenarnya dialami kelompok

2. Identifikasi kelompok memiliki masalah yang sama

3. Identifikasi hambatan menghadiri sesi kelompok (mis, stigma, cemas, tidak

aman)

4. Identifikasi aturan norma yang perlu dimodifikasi pada sesi selanjutnya, jika

perlu

- Terapeutik

1. Siapkan lingkungan terapeutik dan rileks

2. Bentuk kelompok dengan pengalaman dan masalah yang sama

3. Mulai sesi kelompok dengan mengenakan semua anggota kelompok dan terapis

4. Mulai dengan percakapan ringan, bebagi informasi tentang diri masing-masing

dan alasan terlibat dalam kelompok

5. Buat aturan dan norma dalam kelompok, terutama kerahasiaan dalam kelompok
6. Sepakati jumlah sesi yang diperlukan dalam kelompok

7. Bangun rasa tanggung jawab dalam kelompok

8. Diskusikan penyelesaian masalah dalam kelompok

9. Berikan kesempatan individu untuk berhenti sejenak saat merasa distress akibat

topik tertentu sampai mampu berpartisipasi kembali

10. Berikan kesempatan istirahat disetiap sesi untuk memfasilitasi percakapan

individual dalam kelompok

- Edukasi

1. Anjurkan anggota kelompok mendengarkan dan memberi dukungan saat

mendiskusikan masalah dan perasaan

2. Anjurkan bersikap jujur dalam menceritakan perasaan dan masalah

3. Anjurkan setiap anggota kelompok mengemukakan ketidakpuasaan, keluhan,

kritik, dalam kelompok dengan cara santun

4. Anjurkan kelompok untuk menuntaskan ketidakpuasaan, keluhan, dan kritik

5. Ajarkan relaksasi pada setiap sesi, jika perlu


DAFTAR PUSTAKA

Ardiansyah, M. 2012. Medikal Bedah. Yogyakarta: DIVA Press.

Bell, Twiggs, & Olin. 2015.Hipertention : The silent killer : update JNC-8 Guideline recommendation.
Alabama pharmacy association.

Fauzi, Isma. 2014. Buku Pintar Deteksi Dini Gejala, & Pengobatan Asam Urat, Diabetes & Hipertensi.
Yogyakarta: Araska.

Ignatavicius, Workman, & Rebar. 2017. Medical Surgical Nursing: Concepts For Interprofessional
Collaborative Care (9 th ed.). St. Louis : Elsevier, Inc.

Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Stiyohadi B, Syam AF. 2014. Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid I. VI.
Jakarta: InternaPublishing; 2014:1132-53.

Smeltzer, S & Bare, B. (2013). Buku ajar keperawatan medikal bedah brunner & suddarth's edisi 8.
Volume 1. Jakarta: EGC.

Ramadhani. 2014. Pelayanan Keperawatan Bagi Penderita Hipertensi Secara Terpadu. Graha Ilmu:
Yogyakarta.

WHO. 2013. World Health Day 2013: Measure Your Blood Pressure, Reduce Your Risk. diambil dari:
http://www.who.int.
KASUS KEPERAWATAN KOMUNITAS PBK 3

Hasil pengkajian komunitas di Rt 01 Rw 02 Desa Suka Maju didapatkan bahwa jumlah

penduduk di Rt 01 sebanyak 150 orang yang terdiri dari 90 perempuan dan 60 laki-laki, 10 orang

berusia 0-5 th, 10 orang berusia 5-13 th, 10 orang berusia 13-18 th, 50 orang berusia 18-45 th,

45 orang berusia 45-59 th, dan terdapat 35 orang berusia 60-90 th, semua penduduk beragama

islam, semua tipe rumah sudah permanen dan milik sendiri, semua keluarga menggunakan air

bersih dai sumur mereka masing2, semua keluaga sudah memiliki Wc sebagai tempat BAB,

sistem pengolahan sampah semuanya diangkut ke TPS, seluruh warga berobat ke Puskesmas

apabila sakit. Di Rt 01 terdapat posyandu balita dan posyandu lanisa yang rutin dilaksanakan

setiap satu bulan sekali. Sebanyak 35 orang lansia hampir semua memiliki keluhan kesehatan,

sebanyak 25 lansia mengalami hipertensi, 10 lansia lainnya mengalami asam urat dan diabetes

melitus. Kader posyandu lansia mengatakan yang ikut secara rutin dalam posyandu lansia hanya

10 lansia, mereka tdk mengikuti posyandu karena takut dan sebagian mengatakan tidak penting.
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PRODI PENDIDIKAN PROFESI NERS

Jl. KH. Wachid Hasyim 65 Kediri 64114 Telp. (0354) 773299

FORMAT PENGKAJIAN DATA DASAR KEP. KOMUNITAS

Fasilitas Yankes : adanya puskesmas, posyandu lansia, posyandu balita No. Register :

Nama Perawat : Tanggal Pengkajian : 20 Januari 2021

Nama Komunitas : RT 01 RW 02 Desa Suka Maju

A. DATA INTI
I. DATA UMUM
a. Sejarah Komunitas : Tidak terkaji
b. Luas Wilayah
c. Batas Wilayah

II. Demografi (dikaji seluruh anggota keluarga)                

Inisial JK Umur dlm tahun Hub dlm KK Status Kawin


NO
No Anggota
KK
Keluarga
0- 5- 13- 18- 45- 60- 90
L P KK AK K TK J/D
<5 <13 <18 <45 <60 <90 >

 1.  Tn. A    1  1            1      1    1    
 2. Ny. A        1        1          1  1     
3.  Nn. A        1      1             1   1   
4.   An. A       1     1              1    1   
 5. Tn. B    2   1            1      1    1    
6.  Ny. B        1        1          1  1     
7.  Tn. B       1       1            1    1   
8.   Tn. C    3  1            1      1     1    
9.   Ny. C        1        1          1  1     
10.  Tn. C      1         1           1    1   
11.  Nn. C        1       1           1    1   
12. Tn. D  4  1            1      1    1     
13. Ny. D 1 1 1 1
14. An. D 1 1 1 1
15. An. D 1 1 1 1
16. Tn. E 5 1 1 1 1
17. Ny. E 1 1 1 1
18. Nn. E 1 1 1 1
19. Nn. E 1 1 1 1
20. Tn. S 6 1 1 1 1
21. Ny. S 1 1 1 1
22. Tn. N 1 1 1 1
23. Ny. M 1 1 1 1
24. Nn. Y 1 1 1 1
25. An. X 1 1 1
26. Tn. Y 7 1 1 1 1
27. Ny. Y 1 1 1 1
28. An. L 1 1 1 1
29. An. M 1 1 1 1
30. Tn. K 8 1 1 1 1
31. Ny. B 9 1 1 1 1
32. Ny. X 10 1 1 1 1
33. Nn. N 1 1 1 1
34. Nn. U 1 1 1 1
35. Tn. B 11 1 1 1 1
36. Ny. B 1 1 1
37. Nn. V 1 1 1
38. Nn. L 1 1 1
39. Tn.S 12 1 1 1 1
40. Ny.N 1 1 1 1
41. Nn.T 1 1 1 1
42. Tn.N 13 1 1 1 1
43. Ny.K 1 1 1 1
44. Tn.E 14 1 1 1 1
45. Ny.C 1 1 1 1
46. An.V 1 1 1 1
47. Tn.S 15 1 1 1 1
48. Ny.N 1 1 1 1
49. An.A 1 1 1 1
50. Tn.S 16 1 1 1 1
51. Ny.S 1 1 1 1
52. Nn.K 1 1 1 1
53. Ny.R 17 1 1 1 1
54. An.V 1 1 1 1
55. Tn.A 18 1 1 1 1
56. Ny.E 1 1 1 1
57. An.A 1 1 1 1
58. Tn.S 19 1 1 1 1
59. Ny.D 1 1 1 1
60. An.G 1 1 1 1
61. Tn.H 20 1 1 1 1
62. Ny.G 1 1 1 1
63. An.E 1 1 1 1
64. Tn.T 21 1 1 1 1
65. Ny.P 1 1 1 1
66. Tn.B 22 1 1 1 1
67. Ny.V 1 1 1 1
68. Tn.F 23 1 1 1 1
69. Ny.W 1 1 1 1
70. Tn.D 24 1 1 1 1
71. Ny.N 1 1 1 1
72. Tn.F 25 1 1 1 1
73. Ny.U 1 1 1 1
74. Tn.T 26 1 1 1 1
75. Ny.C 1 1 1 1
76. Nn.J 1 1 1 1
77. Tn.B 27 1 1 1 1
78. Ny.L 1 1 1 1
79. An.D 1 1 1 1
80. Tn.F 28 1 1 1 1
81. Ny.W 1 1 1 1
82. An.S 1 1 1 1
83. Tn.I 29 1 1 1 1
84. Ny.S 1 1 1 1
85. Tn.A 30 1 1 1 1
86. Ny.J 1 1 1 1
87. Tn.K 31 1 1 1 1
88. Ny.Q 1 1 1 1
89. Tn.K 32 1 1 1 1
90. Ny.E 1 1 1 1
91. Tn.S 33 1 1 1 1
92. Ny.U 1 1 1 1
93. Tn.P 34 1 1 1 1
94. Ny.H 1 1 1 1
95. Nn.J 1 1 1 1
96. Tn. S 35 1 1 1
97. Ny. T 1 1 1
98. Tn. P 36 1 1 1 1
99. Ny. W 1 1 1 1
100. Ny. K 1 1 1
101. Nn. I 1 1 1
102. Tn. O 37 1 1 1 1
103. Ny. U 1 1 1 1
104. Tn. B 38 1 1 1 1
105. Ny. Y 1 1 1 1
106. Tn. J 1 1 1 1
107. Tn. H 39 1 1 1 1
108. Tn. M 1 1 1 1
109. Tn. V 40 1 1 1 1
110. Ny. L 1 1 1 1
111. Tn. G 41 1 1 1 1
112. Ny. C 1 1 1 1
113. Ny. N 42 1 1 1 1
114. An. S 1 1 1 1
115. Tn. K 43 1 1 1 1
116. Ny. K 1 1 1 1
117. Tn. C 1 1 1 1
118. Ny. E 1 1 1 1
119. Nn. R 1 1 1 1
120. Tn. C 44 1 1 1 1
121. Ny. C 1 1 1 1
122. Nn. Y 1 1 1 1
123. An. O 1 1 1 1
124. Tn. P 45 1 1 1 1
125. Tn. C 1 1 1 1
126. Nn. M 1 1 1 1
127. Tn. W 46 1 1 1 1
128. Ny. W 1 1 1 1
129. Ny. F 1 1 1 1
130. Tn. C 1 1 1 1
131. Tn. Y 1 1 1 1
132. Ny. U 1 1 1 1
133. Tn. N 47 1 1 1 1
134. Ny. N 1 1 1 1

135. Tn. L 1 1 1 1
136. An. C 1 1 1 1
1.37 Tn. G 48 1 1 1 1
138. Ny. G 1 1 1 1
139. Tn. B 49 1 1 1 1
140. Ny. V 1 1 1 1
141. Ny. C 1 1 1 1
142. Ny. Z 50 1 1 1 1
143. An. D 1 1 1 1
144. An. H 1 1 1 1
145. Tn. I 51 1 1 1 1
146. Ny. J 1 1 1 1
147. Ny. C 1 1 1 1
148. Ny. X 1 1 1 1
149. An. V 1 1 1 1 1
150. An. B 1 1 1 1
Lanjutan..
II. Demografi (dikaji seluruh keluarga

Agama Suku Pendidikan

Non
I Krs H B Khc Lain2 Jawa Mdr Lain2 TS TK SD SMP SMA PT
Formal

1            1            1       
 1            1             1     
 1            1           1       
 1            1          1        
 1            1         1         
 1            1             1     
 1            1           1       
 1            1             1     
 1            1              1    
 1            1           1       
 1            1            1      
 1            1             1     
 1            1              1    
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1
1 1 1
1 1 1
1 1
1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1

1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
Lanjutan…
II. Demografi (dikaji seluruh anggota keluarga)

Pendapatan ( Pengeluaran
Pekerjaan per KK) (per KK)

1-
Brh < 3 < 1- 3
Peg. Wira Petan Tdk <
PNS/TNI/Polri Tan Nelayan Lain2 1 jt 1 <3 jt
Swst swasta i Bkj. 3
i jt > jt jt >
jt

       1           1      1   
              1             
             1              
             1              
       1           1      1   
            1               
            1               
    1                1    1   
 1                   1       
            1               
             1              
 1                  1     1   
  1                1         
1
1
1 1 1
1 1
1
1
1 1 1
1 1
1 1
1
1
1
1 1 1
1 1
1
1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1
1 1
1 1 1
1
1
1
1 1 1
1
1
1 1 1
1
1 1 1
1
1
1 1 1
1
1
1 1 1
1
1
1 1 1
1
1 1 1
1
1
-1 1 1
1
1
1 1 1
1
1
1 1 1
1
1 1 1
1
1 1 1
1
1 1 1
1
1 1 1
1
1 1 1
1
1
-1 1 1
1
1
1 1 1
1
1
1 1 1
1
1 1 1
1
1 1 1
1
1 1 1
1
1 1 1
1
1 1 1
1
1
1 1 1
1
1 1 1
1
1
1
1 1 1
1
1 1 1
1
1
1 1 1
1
1 1 1
1
1 1 1
1
Lanjutan..
III. Status Kesehatan          

Penyakit 6 bulan terakhir (tiap anggota keluarga)

Lain2 (Pegel
ISPA TBC HT Jtg Gnjl Strok DM DHF Diare Gatal Ggn Jiwa
Linu)

                      1 
                       1
                   1    
               1        
                      1 
                 1      
               1        
                 1     1 
                       1
                      1 
                       1
                       1
                       1
1 1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

1
1

1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1 1
1 1
1 1
1 1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

1
1
1
1
1
1 1
1 1
1 1
1 1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

1
1
1
1
1
1 1
1 1
1 1
1 1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

Ket :

Diisi apabila dalam keluarga terdapat anggota keluarga yang sesuai dengan kelompok ini.
Lanjutan..
III. Status Kesehatan
Pasangan Usia subur

KB Keluhan Alasan Tidak KB Penyakit Kelamin

IU MO Tk HI
Pil Stk Kdm Imp MOW Ya Tdk Dilrg lain2 Go Sph Lain2
D P t V

                               
      1          1               
                               
                               
                               
 
  1             1               
                               
                               
        1      1                 
                               
                               
                               
         1       1               

1 1

1 1
1 1

1
1 1

1 1

1 1

1 1

1 1

1 1

1
1

1 1

1 1

1 1

1 1

1 1
1 1

1 1

Ket :

Diisi apabila dalam keluarga terdapat anggota keluarga yang sesuai dengan kelompok ini.
Lanjutan..
III. Status Kesehatan
Ibu hamil
Buku Renc
ANC Imun TT Pil Fe Keluhan Gizi Lahir Penolong
KIA
An D
T T T T T T T P Lai Sp S Do Bi
R L P R e B C K u
R P L P P R P
mi
E n2 t C k d
k

                                           
                                           
                                           
                                           
                                           
                                           
                                           
                                           
                                           
                                           
                                           
                                           
                                           
                                           

Ket :

Diisi apabila dalam keluarga terdapat anggota keluarga yang sesuai dengan kelompok ini.
Lanjutan..
III. Satus Kesehatan
Bufas/But
Balita
eki
M
Kelu BB di ASI Imunisa Posyan P
ASI si Dsr
Vit. A
han KMS Eks du AS
I
L T T
T Y H K M Y L B T R T T R T T < >
c d d
R P
L a a k L L R P
r k

                                       
                                       
                                       
                                       
                                       
                                       
                                       
                                       
                                       
                                       
                                       
                                       
                                       

1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1
                                       

Ket :

Diisi apabila dalam keluarga terdapat anggota keluarga yang sesuai dengan kelompok ini.
Lanjutan..
III. Status kesehatan    
Anak Sekolah

Gizi Imuni sasi Gosok Gigi Sakit Gigi TN kelas

B C K L TL R TR TP Ya Tdk P TP

                       
                       
 1     1    1       1     1 
 1     1      1     1      1
                       
                       
 1     1      1     1     1 
                       
                       
 1     1    1        1    1 
1      1     1       1     1
 1     1      1     1      1
 1      1      1    1      1

1 1 1 1 1
1 1 1 1 1
1 1 1 1 1

1 1 1 1 1
-

1 1 1 1 1

1 1 1 1 1
1 1 1 1 1
-

1 1 1 1 1

1 1 1 1 1

1 1 1 1 1

Ket :

Diisi apabila dalam keluarga terdapat anggota keluarga yang sesuai dengan kelompok ini.
lanjutan..
III. Status Kesehatan
Remaja Lansia

Kenakalan Remaja Ikut Org Posyandu Px. Kesh Keg. Sosial

Seks Tdk Tdk


Rokok Napza Mrs Geng Mtr Aktif R TR TP R TR TP R TR TP
Bebas ada Aktif

                                 
                                 
          1    1                   
           1    1                  
                                 
                                 
 1             1                   
                                 
                                 
 1             1                   
          1                       
                                 
                                 
           1    1                  
1 1

1 1
1 1

1 1

1
1

1
1

1 1

Ket :

Diisi apabila dalam keluarga terdapat anggota keluarga yang sesuai dengan kelompok ini.
B. DATA SUBSISTEM
I. Lingkungan Fisik (diisi per KK)        
No. KK Status Rumah Jenis Rumah Lantai Ventilasi
L Rmh: 8m2/org
  Sendiri Sewa P SP TP KA TKA < 20% >20% Ya Tdk

1  1    1      1      1   1  
2   1    1     1       1 1   
 3  1    1      1      1  1  
 4  1    1      1      1  1  
 5  1   1       1     1   1  
6   1   1      1      1   1  
 7  1    1      1      1  1  
 8  1    1      1      1  1  
 9  1    1      1      1  1  
 10  1    1      1      1  1  
 11  1    1      1      1 1   
 12 1     1     1       1 1   
 13  1    1      1      1  1  
 14  1    1      1      1  1  
 15  1    1      1      1  1  
 16  1    1      1      1  1  
 17  1    1      1      1  1  
 18  1    1      1      1  1  
-19 1 1 1 1 1
20 1 1 1 1 1
21 1 1 1 1 1
22 1 1 1 1 1
23 1 1 1 1 1
24 1 1 1 1 1
25 1 1 1 1 1
 26  1    1      1      1  1  

27 1 1 1 1 1
28 1 1 1 1 1
29 1 1 1 1 1
30 1 1 1 1 1
31 1 1 1 1 1
32 1 1 1 1 1
33 1 1 1 1 1
34 1 1 1 1 1
35 1 1 1 1 1
35 1 1 1 1 1
36 1 1 1 1 1
37 1 1 1 1 1
38 1 1 1 1 1
39 1 1 1 1 1
40 1 1 1 1 1
41 1 1 1 1 1
42 1 1 1 1 1
43 1 1 1 1 1
44 1 1 1 1 1
45 1 1 1 1 1
46 1 1 1 1 1
47 1 1 1 1 1
48 1 1 1 1 1
49 1 1 1 1 1
 50  1    1      1      1  1  

Lanjutan..
I. Lingkungan Fisik (diisi per KK)
Sumber Air Sumber Air Jenis Tempat
bersih Minum Jamban BAB
L
Ti
e
Ai d
L Air Tdk h
P Su Su r Cem ak Su La
ai Mi dim ar W
A m ng M plun P ng da
n ner asa a C
M ur ai as g u ai ng
2 al k n
ak ny
gs
a
a

   
  1        1   1      1    
     
  1        1   1     1    
     
  1        1   1     1    
     
  1        1   1     1    
    1
  1       1    1          
  1
  1        1   1           
     
  1        1   1     1    
     
  1        1   1     1    
     
  1        1   1     1    
     
  1        1   1     1    
     
  1        1   1     1    
  1
  1        1   1           
     
  1        1   1     1    
     
  1        1   1     1    
     
  1        1   1     1    
     
  1        1   1     1    
     
  1        1   1     1    
     
  1        1   1     1    
- 1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
     
  1        1   1     1    
Lanjutan..
I. Lingkungan Fisik (diisi per KK)
Jentik Tempat Sampah Saluran Limbah Binatang Kandang Ternak
Td
Ad Ditim Dibaka Sun Tdk Piaraa Penger Serang k
Tdk TPA Got Bersih Kotor
a bun r gai ada n at ga ad
a

  1       1  1                
   1      1  1                
   1      1  1                
   1      1  1                
   1     1   1                
   1     1  1                 
   1      1  1                
   1      1  1                
   1      1  1                
   1      1  1                
   1      1  1                
   1     1  1                 
   1      1  1                
   1      1  1                
   1      1  1                
   1      1  1                
   1      1  1                
   1      1  1                
- 1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
   1      1  1                
- 1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 11 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
   1      1  1                
Lanjutan..
II. Perilaku terhadap kesehatan
Pemanfaatan Fasyankes Jaminan Kesehatan Kebiasaan CTPS

RS PKM Klinik Alternatif BPJS Mandiri Lain2 Ya Tdk

   1        1   1   
   1        1    1  
   1        1    1  
   1        1    1  
   1       1     1  
   1        1   1   
   1        1    1  
   1        1    1  
   1        1    1  
   1        1    1  
   1       1     1  
  1        1    1   
   1      1      1  
   1      1      1  
   1        1    1  
   1      1      1  
   1      1      1  
   1       1     1  
- 1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
   1      1      1  
- 1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
   1      1      1  
Lanjutan…
II. Perilaku thd Kes.
Konsumsi Lauk / hari Makan Sayur & buah /hari Tdk Merokok dlm Rmh Olah Raga/ hari

Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk

 1     1    1     1
 1    1      1    1
 1    1    1    1  
 1      1   1     1
 1     1     1   1 
 1    1   1    1   
 1    1     1    1 
 1    1      1    1
 1    1    1      1
 1    1    1    1  
 1    1    1     1 
1     1     1    1 
 1    1    1      1
 1    1    1    1  
 1    1     1   1  
 1    1      1    1
 1    1      1  1  
 1    1      1   1 
-1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
 1    1      1  1  
-1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
 1    1      1  1  
III. Fasilitas Umum (dalam satu komunitas)  
1. Fasilitas
2. Fasilitas Kesehatan
Pendidikan
       
N Jumla N Jenis Fasilitas Jumla
Jenis Pendidikan
o h o Kesehatan h
1 TK  1 1 RS  -
2 SD  1 2 PKM  1
3 SMP -  3 Klinik Swasta  -
Poskesdes/
4 SMA  - 4  1
Ponkesdes
5 PT  - 5 Posyandu Balita  1
      6 Posyandu Lansia  1
  7 Klinik Alternatif  -
Lain - lain (Bidan
  8  1
Praktek)

3. Sarana Kegiatan
 
Kelompok
 
No Jenis Kegiatan
Jumlah
. kelompok
1 Karang taruna  1
2 PKK  
3 TPA  
4 Kegiatan keagamaan  
5 Lain - lain  
4. Sarana Ibadah 5 Sarana Olah Raga
   
Jenis Tempat Jumla
No Jumlah No Tempat Olah Raga
Ibadah h
1 Masjid  1 1 Lap. Sepak Bola 1 
2 Mushola  1 2 Lap. Bola Volley  -
3 Gereja  - 3 Lap. Bulu Tangkis  -
4 Vihara  - 4 Lain - lain  -
5 Pura  -      
6 Lain - lain  -

6 Tempat Pertemuan  

No Tempat Pertemuan Jumlah

1 Balai desa 1 

2 Balai Dukuh  -

3 Balai RW  -

4 Balai RT  -

5 Lain - lain  -

7 Pusat Kegiatan Ekonomi 8 Industri  

   

N Jumla N Jumla
Jenis Jenis
o h o h

1 Pasar Tradisional  2 1 Makanan  

2 Pasar Swalayan  - 2 Pakaian  

3 Toko kelontong  5 3 Sepatu  

4 Warung  3 4 Lain - lain  

5 Lain - lain        
Keamanan &
IV.
Transortasi
 

1 Keamanan  

No Fasilitas Keamanan Jumlah

1 Pemadam Kebakaran - 

2 Pos Polisi  -

3 Poskamling  1

4 Lain - lain  -

V Politik & Pemerintahan VI. Komunikasi  


N Ada/ Ada/
Jenis No Fasilitas
o Tidak Tidak
1 Struktur Organisasi   1 Radio  Ada
2 PKK, LKMD, dll   2 TV  Ada
3 Kebijakan yankes   3 Telepon/Hp  Ada
      4 Internet  Ada
VII Rekreasi     5 Koran/Majalah  Ada
N Ada/
o
Fasilitas
Tidak
     
Ada/
1 Wisata alam     No Layanan Informasi
Tidak
2 Kolam renang     1 Radio ada 
3 Taman Kota     2 TV  Ada
4 Bioskop     3 Internet  Ada
Papan
5 Lain - lain     4  Ada
pengumuman
1.       5 Keliling  Tidak
2 Transportasi  
No Jenis Jumlah

1 Angkutan Umum - 
2 Angkutan Pribadi  

Mengetahui Perawat
Koordinator

........................................... ..............................................
...... ......

(Di buat oleh IPKKI Jatim)


ANALISA DATA dan PERUMUSAN DIAGNOSA

No DATA ETIOLOGI MASALAH


1. Do: lansia tidak Kurangnya Terpapar Defisit Kesehatan
mau datang ke Informasi
Komunitas
posyandu lansia

Ds: kader
posyandu lansia
mengatakan
hanya 10 lansia
yang mau datang
ke posyandu dan
25 lainnya takut
untuk datang ke
posyandu dan
menganggap tidak
penting.
PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN

Kriteria
Pentingnya Kemungkinan Peningkata
masalah perubahan positif n terhadap
untuk jika diatasi : kualitas
dipecahkan : hidup bila
0 tidak ada diatasi :
1 Rendah
No Diagnosa 0 tidak ada Total Prioritas
1 Rendah
2 Sedang
2 Sedang 1 Rendah
3 Tinggi
3 Tinggi 2 Sedang

3 Tinggi
1 Defisit Kesehatan 1
Komunitas b.d
Kurangnya Terpapar
Informasi d.d lansia tidak
mau datang ke posyandu
lansia dan kader
posyandu lansia
mengatakan hanya 10
lansia yang mau datang
ke posyandu dan 25
lainnya takut untuk
datang ke posyandu dan
menganggap tidak
penting.
A. INTERVENSI KEPERAWATAN

Diagnosa
SDKI SLKI SIKI
Keperawatan
Defisit Ditanda dengan: Dengan Kriteria Edukasi Perilaku Upaya
Kesehatan Gejala & Tanda Hasil: Kesehatan
Komunitas b.d Mayor Luaran Utama: Observasi
Kurangnya Subjektif status kesehatan  Identifikasi masalah
Terpapar (Tidak tersedia) komunitas atau isu kesehatan dan
Informasi d.d  Ketersediaan masalahnya
lansia tidak Objektif
program
1. Terjadi masalah  Identifikasi potensi atau
mau datang ke promosi
posyandu kesehatan yang asset dalam masyarakat
kesehatan
lansia dan dialami komunitas terkait isu yang
meningkat (5)
kader posyandu 2. Terdapat faktor dihadapi
 Ketersediaan
risiko fisiologis
lansia program  Identifikasi kekuatan
mengatakan dan/atau
proteksi dan partner dalam
hanya 10 lansia psikologis yang
kesehatan pengembangan
yang mau menyebabkan
meningkat (5) kesehatan
datang ke anggota komunitas
 Partisipasi
posyandu dan menjalani  Identifikasi pemimpin
perawatan dalam program
25 lainnya kesehatan atau tokoh dalam
takut untuk komunitas masyarakat
datang ke Ditanda dengan: meningkat (5)
posyandu dan Gejala & Tanda Terapeutik
Luaran
menganggap Minor Tambahan:  Berikan kesempatan
tidak penting. Subjektif Status koping kepada setiap anggota
(tidak tersedia) komunitas komunitas untuk
 Perilaku koping berpartisipasi sesuai
Objektif
adaptif asset yang dimiliki
1. Tidak tersedia
meningkat (5)  Libatkan anggota
program untuk
meningkatkan  Verbalisasi masyarakat untuk
kesejahteraan bagi kemampuan
meningkatkan
komunitas mengatasi
masalah kesadaran terhadap isu
2. Tidak tersedia dan masalah kesehatan
program untuk meningkat (5)
yang dihadapi
mencegah masalah  Tanggung
kesehatan jawab diri  Libatkan masyarakat
komunitas meningkat (5) dalam proses
3. Tidak tersedia perencanaan dan
program untuk implementasi serta
mengurangi revisinya
masalah kesehatan  Libatkan anggota
komunitas masyarakat dalam
4. Tidak tersedia mengembangkan
program untuk jaringan kesehatan
mengatasi masalah
 Kembangkan strategi
kesehatan
komunitas dalam manajemen
konflik
 Persatukan anggota
masyarakat dengan cita
cita komunitas yang
sama
 Bangun komitmen antar
anggota masyarakat
A. POA
Tempat Dan
No Diagnosa Jenis Kegiatan Persiapan Sasaran Penanggung Jawab
Waktu
1. Defisiensi kesehatan Sosialisasi 1. Mempersiapkan tempat dan Rumah Bu Sabar Semua lansia Wahyu Ganda K
komunitas pada agregat deteksi dini peralatan yang diperlukan. (RT 01) di RT 01 RW
lansia di RT 01 RW 02 penyakit tidak 2. Berkoordinasi dengan kader 02
b.d rendahnya kesadaran menular & pola posyandu lansia. Selasa, 17-03-2020
tentang pentingnya hidup sehat 3. Mengundang lansia RT 01
menjaga kesehatan lansia. RW 02 untuk mengikuti ( 09.00 )
ditandai oleh kader penyuluhan.
posyandu lansia 4. Menyampaikan tujuan dan
mengatakan “hanya manfaat dari posyandu lansia
sedikit lansia yang 5. Menyampaikan penyuluhan
mengikuti posyandu tentang nutrisi, penyebab,
alasannya karena takut komplikasi, pemeriksaan dan
dan sebagian mengatakan pengobatan pada lansia
tidak penting” dengan hipertensi di
posyandu lansia.
6. Memberikan penyuluhan
dengan media praktek leaflet.
Pemeriksaan 1. Mempersiapkan tempat dan Rumah Bu Sabar Semua lansia Whika Cofi A
Tekanan Darah, peralatan pemeriksaan (RT 01) di RT 01 RW
Gula darah, kesehatan. 02
Asam Urat dan 2. Mengundang semua lansia Rabu, 18-03-2020
Kolesterol RT 01 RW 02
3. Melakukan pemeriksaan dan ( 10.00 )
menyampaikan hasil
pemeriksaan.
Latihan senam 1. Mempersiapkan tempat dan Rumah Bu Sabar Semua lansia Yudhanto Nugroho
pada lansia peralatan pemeriksaan (RT 01) di RT 01 RW
dengan kesehatan. 02
hipertensi. 2. Melakukan latihan senam Kamis, 19-03-2020
pada lansia.
3. Mengundang semua lansia
RT 01 RW 02 ( 09.30. )

Anda mungkin juga menyukai