Anda di halaman 1dari 13

2021/2022

ACARA III
TEGANGAN MUKA PIPA KAPILER
BAB III
PENDAHULUAN

I. Tujuan
A. Menentukan tegangan muka cairan dengan mengukur kenaikan atau
penurunan kapiler pipa kapiler.
II. Dasar Teori
Dalam ilmu pengetahuan, sifat- sifat cairan hanya berarti bila menampakkan
diri sebagai peristiwa yang dapat diamati. Pengamatan dari peristiwa itu
memberikan ukuran atau taksiran bagi peristiwa itu. Tegangan muka
menampakan diri dalam banyak petistiwa, maka sejumlah cara untuk mengukur
atau menaksir tegangan mukapun sangat banyak. Sebagai contoh, perahu
merupakan salah satu alat transportasi air yang biasa digunakan di perairan yang
kecil atau terbatas, seperti danau. Terkadang ketika sedang menaiki perahu kita
menemukan daun yang berguguran dari pohon mengapung diatas danau tersebut.
Kedua benda ini, perahu dan juga daun sama-sama mengapung diatas
permukaan air, namun keduanya mengapung karena alasan yang berbeda. Pada
perahu bagian bawahnya masuk ke dalam air sebagian dan gaya apung yang
dihasilkan akan menyeimbangkan berat dari perahu tersebut. Akan tetapi, pada
daun tidak ada bagian yang masuk ke dalam air, yang berarti bukan gaya apung
yang menyeimbangkan gaya berat pada daun. Tetapi ternyata, tegangan muka
pada air ini lah yang menyebabkan daun ini mengapung. Kenyataan ini
menunjukan betapa pentingnya tegangan muka dalam alam.
Tegangan muka ini adalah kecenderungan permukaan zat cair untuk
menegang, sehingga permukaannya seperti ditutupi oleh suatu lapisan elastis
(Sarwi dkk, 2012). Selain itu, tegangan permukaan juga diartikan sebagai suatu
kemampuan atau kecenderungan zat cair untuk selalu menuju ke keadaan yang
luas permukaannya lebih kecil yaitu permukaan datar atau bulat seperti bola atau
ringkasnya didefinisikan sebagai usaha yang membentuk luas permukaan baru.
Dengan sifat tersebut zat cair mampu untuk menahan benda-benda kecil di
permukaannya (Juliyanto, 2016).
2021/2022

Pengukuran tegangan muka dapat dilakukan dengan cara mengukur


kenaikan atau penurunan kapiler cairan dalam pipa, antara lernpeng sejajar dan
antara lempeng tidak sejajar. Alasan mengapa pipa kapiler yang dipilih, karena
kenaikan atau penurunan cairan pada pipa kapiler ini disebabkan oleh adanya
tegangan permukaan cairan yang menyentuh dinding sepanjang pipa kapiler.
Akibat tegangan permukaan ini pipa akan memberikan gaya reaksi pada
permukaan cairan yang sama tapi arahnya berlawanan. Jika kita amati pada
tingkat molekuler, pada molekul fluida atau cairan mereka mengalami gaya tarik
menarik dan tolak menolak dengan molekul-molekul disekelilingnya. Karena
gaya tolak menolak ini jangkauannya lebih kecil dibanding gaya tarik, serta gaya
tolak ini sangat penting hanya ketika mengalami tekanan eksternal yang sangat
tinggi, maka gaya tarik menarik akan lebih mendominasi. Interaksi antar
molekul ini akan mengakibatkan berkurangnya energi potensial yakni gaya
intermolekul yang berfungsi untuk menjaga stabilitas sistem. Gaya seperti itu
akan meningkatkan kohesi antar molekul fluida atau adhesi antara molekul
fluida dan molekul disekitarnya (Sophocleous, 2010). Jika kohesi lebih kecil dari
pada adhesi maka zat air akan naik (meniskus cekung) dan sebaliknya jika lebih
besar maka zat cair akan turun (meniskus cembung). Hal ini dapat dilihat pada
suatu pipa vertikal diameter kecil (pipa kapiler) yang dimasukkan ke dalam
suatu cairan. Pengukuran tegangan muka dapat dilakukan dengan mengukur
kenaikan atau penurunan kapiler cairan dalam pipa menurut penjelasan dari
Asrori, dkk (2019).
Kenaikan kapiler (h) dapat dihitung, berdasarkan penjelasan Irawan (2012),
dengan rumus Laplace serta tekanan hidrostatika, jika jari jari pipa kapiler sama
dengan r dan jari-jari miniskus R = r/cos a, dengan a adalah sudut sentuh cairan
pada dinding, maka tekanan di titik A adalah:

ρgh=
R

h=
ρg R
2 γ ×cos a
h=
ρg R
Jika sudut sentuh yang terbentuk a = 0 atau sangat kecil, maka a = 1, seperti
sudut sentuh pada air dalam pipa kaca, maka:
2021/2022


h=
ρgr
atau
h ρ gr
γ=
2

Dengan mengukur h , r dan a, maka tegangan muka γ dapat dihitung,


sedangkan sudut sentuh a antara cairan dan kaca dapat doperoleh dengan
mencelupkan lempeng kaca ke dalam cairan serta memiringkan sampai
terbentuk sudut a dengan permukaan cairan yang mana tinggi cairan di kedua
belah sisi lempeng sama
Terdapat beberapa metode pengukuran tegangan permukaan yang dapat
dilakukan antaralain :
1. Metode cincin de-Nouy
Cara ini dapat digunakan untuk mengukur tegangan permukaan dan tegangan
antar permukaan zat cair. Prinsip kerja alat ini berdasarkan pada kenyataan
bahwa gaya yang dibutuhkan untuk melepaskan cincin yang tercelup pada zat
cair sebanding dengan tegangan permukaan atau tegangan antar muka. Gaya
yang dibutuhkan untuk melepaskan cincin dalam hal ini diberikan oleh kawat
torsi yang dinyatakan dalam dyne.
2. Metode kenaikan kapiler.
Metode kenaikan pipa kapiler merupakan metode bila suatu pipa kapiler
dimasukkan kedalam cairan yang membasahi dinding maka cairan akan naik
kedalam kapiler karena adanya tegangan muka. Kenaikan cairan sampai suhu
tinggi tertentu sehingga terjadi keseimbangan antara gaya keatas dan
kebawah.
(Juliyanto, 2016)
Pada tegangan muka ini terdapat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi,
yaitu :
a. Suhu
Tegangan permukaan menurun dengan meningkatnya suhu, karena
meningkatnya energy kinetik molekul. Pada umumnya nilai tegangan
2021/2022

permukaan zat cair berkurang dengan adanya kenaikan suhu. Perhatikan


nilai tegangan permukaan berbagai zat cair.
b. Zat terlarut (solute)
Keberadaan zat terlarut dalam suatu cairan akan mempengaruhi
tegangan permukaan. Penambahan zat terlarut akan meningkatkan viskositas
larutan, sehingga tegangan permukaan akan bertambah besar. Tetapi apabila
zat yang berada dipermukaan cairan membentuk lapisan monomolecular,
maka akan menurunkan tegangan permukaan, zat tersebut biasa disebut
dengan surfaktan.
c. Surfaktan Surfaktan (surface active agents)
Zat yang dapat mengaktifkan permukaan cenderung untuk
terkonsentrasi pada permukaan atau antar muka. Surfaktan mempunyai
orientasi yang jelas sehingga cenderung pada rantai lurus. Sabun merupakan
salah satu contoh dari surfaktan.
d. Jenis Cairan
Pada umumnya cairan yang memiliki gaya tarik antara molekulnya
besar, seperti air, maka tegangan permukaannya juga besar. Sebaliknya pada
cairan seperti bensin karena gaya tarik antara molekulnya kecil, maka
tegangan permukaannya juga kecil.
e. Konsentrasi Zat Terlarut
Konsentrasi zat terlarut (solut) suatu larutan biner mempunyai pengaruh
terhadap sifat-sifat larutan termasuk tegangan muka dan adsorbsi pada
permukaan larutan. Telah diamati bahwa solut yang ditambahkan kedalam
larutan akan menurunkan tegangan muka, karena mempunyai konsentrasi
dipermukaan yang lebih besar daripada didalam larutan. Sebaliknya solut
yang penambahannya kedalam larutan menaikkan tegangan muka
mempunyai konsentrasi dipermukaan yang lebih kecil daripada didalam
larutan.
2021/2022

BAB II
METODOLOGI

I. Alat dan Bahan

Gambar 1.1 Fluida : Air, minyak, dan oli) Gambar 1.2. Pipa Kapiler
(Koleksi Pribadi) (Koleksi Pribadi)

Gambar 1.3 Piknometer Gambar 1.4 Penggaris & Busur derajat


(Koleksi Pribadi) (Koleksi Pribadi)

Gambar 1.5 Gelas Beker Gambar 1.6 Kaca Pembesar


(Koleksi Pribadi) (Koleksi Pribadi)
2021/2022

II. Langkah Kerja

1. Alat dan bahan yang akan digunakan


disiapkan sebelum praktikum tegangan muka
pipa kapiler dimulai.

Gambar 1.12 Menyiapkan


alat dan bahan
(Koleksi Pribadi)

2. Fluida dimasukkan kedalam gelas beker sesuai


dengan takaran volume yang ada, sebelumnya
air diukur densitasnya terlebih dahulu.

Gambar 1.13 Memasukan


fluida ke dalam gelas beker
(Koleksi Pribadi)

3. Pipa kapiler dimasukkan ke dalam gelas beker


yang berisi fluida kemudian ukur perbedaan
ketinggian air dalam pipa kapiler dengan gelas
be ker, dicatat

Gambar 1.14 Mengukur beda


ketinggian fluida dalam pipa kapiler
(Koleksi Pribadi)

4. Lalu sudut yang terbentuk antara air dalam


pipa kapiler dengan pipa kapilernya diukur
menggunakan busur derajat dibantu dengan
kaca pembesar dicatat.

Gambar 1.15 Mengukur sudut


(Koleksi Pribadi)
2021/2022

BAB III
ISI

I. Perhitungan
Diketahui :
 Pipa Kapiler 1 : d : 0,5 cm
a. AIR = Tinggi pada pipa kapiler (h) : 0,54 cm
Densitas (ρ) : 1 g/cm3
Gravitasi (g) : 980 cm/s2
Sudut Tegangan Permukaan pipa kapiler (α) : 77
b. MINYAK = Tinggi pada pipa kapiler (h) : 0,21 cm
Densitas (ρ) : 0,820 g/cm3
Gravitasi (g) : 980 cm/s2
Sudut Tegangan Permukaan pipa kapiler (α) : 67
c. OLI = Tinggi pada pipa kapiler (h) : 0,1 cm
Densitas (ρ) : 0,870 g/cm3
Gravitasi (g) : 980 cm/s2
Sudut Tegangan Permukaan pipa kapiler (α) : 25
 Pipa Kapiler : d : 0,3 cm
a. AIR = Tinggi pada pipa kapiler (h) : 0,78 cm
Densitas (ρ) : 1,2 g/cm3
Gravitasi (g) : 980 cm/s2
Sudut Tegangan Permukaan pipa kapiler (α) : 52
b. MINYAK = Tinggi pada pipa kapiler (h) : 0,26 cm
Densitas (ρ) : 0,824 g/cm3
Gravitasi (g) : 980 cm/s2
Sudut Tegangan Permukaan pipa kapiler (α) : 48
c. OLI = Tinggi pada pipa kapiler (h) : 0,08 cm
Densitas (ρ) : 0,880 g/cm3
Gravitasi (g) : 980 cm/s2
Sudut Tegangan Permukaan pipa kapiler (α) : 22
2021/2022

Penyelesaian :
2 γ ×cos a
h=
ρgr
h ρgr
γ=
2 ×cos a

1. Pipa Kapiler 1 : d : 0,5 cm


a. Air
2 γ × cos 77
h=
1 × 980× 0,25
dyne
γ =294,063
cm

b. Minyak
2 γ × cos 67
h=
0,820× 980 ×0,25

dyne
γ =53,987
cm

c. Oli
2 γ × cos 25
h=
0,870× 980 ×0,25
dyne
γ =11,759
cm
2. Pipa Kapiler : d : 0,3 cm
a. Air
2 γ × cos 52
h=
1,2 × 980× 0,15
dyne
γ =111,743
cm

b. Minyak
2 γ × cos 48
h=
0,824 ×980 × 0,15
dyne
γ =23,532
cm
2021/2022

c. Oli
2 γ ×cos 22
h=
0,880× 980 ×0,15
dyne
γ =5,580
cm

II. Pembahasan
2021/2022

BAB IV
PENUTUP

I. Kesimpulan
Dari acara 3 praktikum mekanika fluida ini yang membahas efflux time
dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu:
1.
II. Saran
1.
2021/2022

DAFTAR PUSTAKA
Asrori, dkk. 2019. Mekanika Fluida Dasar. Pasuruan : Qiara Media.

Dr. Sarwi, dkk. 2012. PROSIDING SEMINAR NASIONAL FISIKA III. Semarang:
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri
Semarang

Irawan. 2021. Buku Petunjuk Praktikum Mekanika Fluida. Yogyakarta : Program


Studi Teknik Lingkungan UPN “Veteran” Yogyakarta.

Julitanyo, E., dkk. 2016. Menentukan Tegangan Permukaan Zat Cair. Spektra :
Jurnal Kajian Pendidikan Sains, Universitas Sains Al-Qur’an, Wonosobo.
176-186.

Sophocleous, M. 2010. Understanding and explaining surface tension and


capillarity: An introduction to fundamental physics for water
professionals. Kansas: University of Kansas
2021/2022

LAMPIRAN
2021/2022

Jenis Densitas Jari-jari Tinggi Sudut Tegang

No. Fluida Fluida Pipa pada Pipa Permukaan Pipa


cm Kapiler Kapiler Kapiler
( )
s2 (cm) (cm) (˚)

1. Air 1,0 2,5 0,54 77


1,2 1,5 0,78 52

2. Minyak 0,820 2,5 0,21 67

0,824 1,5 0,26 48

3. Oli 0,870 2,5 0,1 25

0,880 1,5 0,08 22

TABEL PERCOBAAN TEGANGAN MUKA KAPILER

Anda mungkin juga menyukai