Abortus merupakan suatu masalah kontroversi yang sudah ada sejak sejarah di tulis orang. Kontroversi karena di satu pihak abortus ada di masyarakat. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya jamu dan obat-obat peluntur serta dukun pijat untuk mereka yang terlambat bulan. Di pihak lain abortus tidak dibenarkan oleh agama. Bahkan dicaci, dimaki dan dikutuk sebagai perbuatan tidak bermoral. Pembicaraan tentang abortus dianggap tabu. Sulit ditemukan seorang wanita yang secara sukarela mengaku bahwa ia pernah diabortus, karena malu.
Istilah abortus dipakai untuk menunjukkan pengeluaran hasil kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Sampai saat ini janin yang terkecil, yang dilaporkan dapat hidup di luar kandungan, mempunyai berat badan 297 gram waktu lahir. Akan tetapi karena jarangnya janin yang dilahirkan dengan berat badan di bawah 500 gram dapat hidup terus, maka abortus dianggap sebagai pengakhiran kehamilan sebelum janin mencapai berat 500 gram atau usia kehamilan kurang dari 20 minggu. Abortus dapat berlangsung spontan secara alamiah atau buatan. Abortus buatan ialah pengakhiran kehamilan sebelum 20 minggu dengan obat-obatan atau dengan tindakan medik.
Frekuensi abortus sukar ditentukan karena abortus buatan
banyak
tidak dilaporkan, kecuali apabila terjadi komplikasi. Abortus
spontan kadang-kadang hanya disertai gejala dan tanda ringan, sehingga pertolongan medik tidak diperlukan dan kejadian ini dianggap sebagai
terlambat haid. Diperkirakan frekuensi abortus spo be
Frekuensi ini dapat mencapai angka 50% bil yang hamil sangat dini, terlambat haid be itu sendiri tidak mengetahui bahwa ia diperkirakan ada 5 juta kehamilan per-t tahun 500.000-750.000 abortus sponta
tentang abortus buatan (selanjutnya a Paling sedikit ada dua sebabnya. secara sembunyi. Yang kedua, bila tim komplikasinya saja, tidak abortusnya.
Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) diperkirakan 4,2 juta abortus dilakukan setiap tahun di Asia Tenggara, dengan perincian :
• 1,3 juta dilakukan di Vietnam dan Singapura
• antara 750.000 sampai 1,5 juta di Indonesia
• antara 155.000 sampai 750.000 di Filipina
• antara 300.000 sampai 900.000 di Thailand
Tidak dikemukakan perkiraan tentang abortus di Kamboja, Laos dan Myanmar. Hasil survei yang diselenggarakan oleh suatu lembaga penelitian di New York yang dimuat dalam International Family Planning Perspectives, Juni 1997, memberikan gambaran lebih lanjut tentang abortus di Asia Selatan dan Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Abortus di Indonesia dilakukan Baik di daerah perkotaan maupun pedesaan.
Di kalangan ahli kedokteran dikenal dua macam abortus (keguguran kandungan) yakni abortus spontan dan abortus buatan. Abortus spontan adalah merupakan mekanisme alamiah yang menyebabkan terhentinya proses kehamilan sebelum berumur 28 minggu. Penyebabnya dapat oleh karena penyakit yang diderita si ibu ataupun sebab-sebab lain yang pada umumnya berhubungan dengan kelainan pada sistem reproduksi.
Lain halnya dengan abortus buatan, abortus dengan jenis ini merupakan suatu upaya yang disengaja untuk menghentikan proses kehamilan sebelum berumur 28 minggu, dimana janin (hasil konsepsi) yang dikeluarkan tidak bisa bertahan hidup di dunia luar.
Abortus buatan, jika ditinjau dari aspek hukum dapat digolongkan kejadian yakni :
1. Abortus buatan legal
Yaitu pengguguran kandungan yang dilakukan menu cara-cara yang dibenarkan oleh disebut dengan abortus provocatus thera
yang sangat mendasar untuk
menyelamatkan nyawa/menyembuhka
REGISTERED % uannya it'ER3iOrfda
ibu, dilakukan oleh tenaga
nuhi syaAQD,ScaN-Qra
mrF}1~~~MJJr~"'K e CJO ~.
nt_dr\~e
2. Abortus buatan ilegal
Yaitu pengguguran kandungan ya untuk menyelamatkan/ menyembuh yang tidak kompeten serta tidak yang dibenarkan oleh undang-unda dapat dilakukan berdasarkan :
• Indikasi medis
Yaitu menghilangkan kehamilan atas indikasi untuk menyelamatkan
jiwa ibu. Indikasi tersebut diantaranya adalah penyakit jantung, ginjal, atau penyakit hati berat dengan pemeriksaan ultrasonografi, gangguan pertumbuhan dan perkembangan dalam rahim.
• I nd ikasi socia I
Pengguguran kandungan dilakukan atas dasar aspek social,
menginginkan jenis kelamin tertentu, tidak ingin punya anak, jarak kehamilan terlalu pendek, belum siap untuk hamil dan kehamilan yang tidak diinginkan.
3. Berdasarkan pelaksanaanya
a. Abortus buatan teraupetik. Dilakukan oleh tenaga medis secara legalitas berdasarkan indikasi medis
b. Abortus buatan illegal yang dilakukan tanpa dasar hokum atau melawan hokum (Abortus Kriminalis).
4. Berdasarkan gambaran klinis
a. Keguguran lengkap (abortus kompletus), semua hasil konsepsi dikeluarkan seluruhnya.
b. Keguguran tidak lengkap (abortus inkompletus), sebagian hasil konsepsi masih tersisa dalam rahim yang dapat menimbulkan penyulit.
c. Keguguran mengancam (abortus imminen), abortus ini baru dan masih ada harapan untuk dipertahankan.
d. Keguguran tak terhalangi (abortus insipien), abortus ini suadah berlangsung dan tidak dapat dicegah atau dihalangi lagi.
e. Keguguran habitualis, abortus yang telah berulang dan berturutturut terjadi sekurang-kurangnya 3 kali.
f. Keguguran dengan infeksi (abortus infeksiousus), keguguran yang disertai infeksi sebagian besar dalam bentuk tidak lengkap dan dilakukan dengan cara kurang legeartis.
g. Missed abortion, keadaan dimana janin telah mati ke 22, tetapi tertahan dalam rahim
setelah janin mati.
~S\E.RED v~
1-'0 ~~
~ REGISTERED 0 h~ak dike~Regjtflt' 't-
lainan pAtfJJrl)SaN9sil
dan cacat bawaan ~a~ ~
uL'V A;rufiRMrA~K 0'
~~ nt_dr\~e
B. ETIOLOGI
Penyebab keguguran sebagian tetapi beberapa faktor yang berpengaruh
a. Faktor pertumbuhan hasil konse konsepsi dapat menimbulkan kematia menyebabkan hasil konsepsi dikeluar konsepsi dapat terjadi karena :
1. Faktor kromosom terjadi sejak semula pertemuan kromosom, termasuk kromosom seks
2. Faktor lingkungan endometrium terjadi karena endometrium belum siap untuk menerima implantasi hasil konsepsi.selain itu juga karena gizi ibu yang kurang karena anemia atau terlalu pendeknya jarak kehamilan.
3. Pengaruh luar
• Infeksi endometrium
• Hasil konsepsi yang dipengaruhi oleh obat dan radiasi
• Faktor psikologis
• Kebiasaan ibu (merokok, alcohol, kecanduan obat)
b. Kelainan plasenta
1. Infeksi pada plasenta
2. Gangguan pembuluh darah
3. Hipertensi
c. Penyakit ibu
1. Penyakit infeksi seperti tifus abdominalis, malaria, pneumonia dan sifilis
2. Anemia
3. Penyakit menahun seperti hipertensi, penyakit ginjal, penyakit hati, DM
4. Kelainan rahim
C. PATOFISIOLOGI
Patofisiologi terjadinya keguguran mulai dari terlepasnya sebagian
atau seluruh jaringan plasenta, yang menyebabkan perdarahan sehingga janin kekurangan nutrisi dan O2•
Pengeluaran tersebut dapat terjadi spontan seluruhnya atau sebagian masih tertinggal, yang menyebabkan berbagai karena itu keguguran memberikan gejala umum sakit rahim, terjadi perdarahan, dan disertai pengelua hasil konsepsi. Bentuk perdarahan bervariasi diantaranya :
a. Sedikit-sedikit dan berlangsung lama
b. Sekaligus dalam jumlah besar dapat di
c. Akibat perdarahan, dapat menimbulka
darah turun, tampak anemis dan dae
D. TANDA DAN GEJALA
Tanda dan gejala pada abortus Imminen :
a. Terdapat keterlambatan dating bulan
b. Terdapat perdarahan, disertai sakit perut atau mules
c. Pada pemeriksaan dijumpai besarnya rahim sama dengan umur kehamilan dan terjadi kontraksi otot rahim
d. Hasil periksa dalam terdapat perdarahan dari kanalis servikalis, dan kanalis servikalis masih tertutup, dapat dirasakan kontraksi otot rahim
e. Hasil pemeriksaan tes kehamilan masih positif
Tanda dan gejala pada abortus Insipien :
a. Perdarahan lebih banyak
b. Perut mules atau sakit lebih he bat
c. Pada pemariksaan dijumpai perdarahan lebih banyak, kanalis servikalis terbuka dan jaringan atau hasil konsepsi dapat diraba
Tanda dan gejala abortus Inkomplit :
a. Perdarahan memanjang, sampai terjadi keadaan anemis
b. Perdarahan mendadak banyak menimbulkan keadaan gawat
c. Terjadi infeksi ditandai dengan suhu tinggi
d. Dapat terjadi degenerasi ganas (kario karsinoma)
Tanda dan gejala abortus Kompletus :
a. Uterus telah mengecil
b. Uerdarahan sedikit
c. Canalis servikalis telah tertutup
Tanda dan gejala Missed Abortion:
a. Rahim tidak membesar, malahan mengecil karena absorbsi air ketuban dan maserasi janin
b. Buah dada mengecil kembali
~S\E.RED V~
~0 ~
g;; ~
§ REGISTERED %
VERSION
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Pengumpulan data dasar pengkajian klien • Temuan-temuan umum
Sirkulasi :
Hipertensi / hipotensi mungkin ada Pucat
Pusing
• I ntregitas ego:
Ketakutan, cemas, gelisah • Makanan / cairan :
Mual, muntah • Keamanan:
Penyakit inflamasi pelvis Kejadian gonoroe berulang
• Sexualitas:
Multipara, ibu usia lanjut Section caesaria
Aborsi berulang pada rimester pertama atau kedua
jaringan parut servikal karena laserasi,konisasi servikal, aborsi elektif, atau dilatasi dan kuretase
Kondisi khusus dengan tanda dan gejala
b. Pengumpulan data diagnosa tambahan
• Hitumg darah lengkap (HDL)
Sel Darah Putih (SDP) meningkat Hemoglobin(Hb) menurun Hematokrit(Ht) menu run
• Titer HCG
Meningkat pada mola hidatidosa
Menurun pada kehamilan ektopik
• Masa tromboplastin teraktivasi parsial parsial(PTT}, masa protrombin(PT}, dan j
menunjukkan koagulasi memanjang.
• Kadar fibrinogen; menu run
• Kadar estrogen dan progesteron : menu
• USG:
Memastikan adanya janin
Menentukan usia janin
• Amniosentesis:
Menentukan rasio lesitin te plasenta previa.
~S\E.RED V~
~0 ~
g;; ~
§ REGISTERED %
VERSION
2. Diagnosa Keperawatan.
1. Gangguan keseimbangan cairan berhubungan dengan kehilangan cairan vascular berlebih
2. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan hipoksia
3. Nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus, trauma jaringan
3. Intervensi Keperawatan
Tujuan : (diagnosa 1) Gangguan keseimbangan cairan berhubungan dengan kehilangan cairan vascular berlebih
Mendemonstrasikan kestabilan / perbaikan keseimbangan cairan yang
dibuktikan oleh tanda-tanda vital stabil
Pengisian kapiler cepat
Sensorium tepat dan haluran serta berat jenis urin adekuat secara
individual.
INTERVENSI
RASIONAL
Mandiri
Evaluasi, laporkan dan catat jumlah Perkirakan kehilangan darah membantu serta sifat kehilangan darah. Lakukan membedakan diagnosa. Setiap gram penghitungan pembalut, timbang peningkatan berat pembalut sama
pembalut / pengalas
dengan kehilangan kira-kira 1ml darah.
Lakukan tirah baring. Instruksi klien Pendarahan dapat berhenti dengan
untuk
menghindari
valsavah
abdomen
manuver dan koitus.
Posisi klien dengan tepat, terlentang
keadekua'f.lEn~tONng uk otak, ~rz,,,S If'f8ul
dengan panggul ditinggikan atau te
posisi semi fowler pada plasenta
previa. Hindari posisi tenderlenberg. semi fowler's memungkinkan janin bertindak sebagai tampon. Posisi trenderlenberg dapat menurunkan pernapasan pada ibu.
Cacat tanda-tanda vital, pengisian Membantu menentukan beratnya kapiler pada dasar kuku, warna kehilangan darah, meskipun sianosis membran mukosa / kulit dan suhu. dan perubahan pada tekanan darah (TD)
Ukur tekanan vena sentral, bila ada.
dan nadi adalah tanda-tanda lanjut dari kehilangan sirkulasi dan atau terjadi syok. Juga pantau keadekuatan penggantian cairan.
Pantau aktivitas uterus, status janin Membantu menentukan sifat hemoragi dan adanya nyeri tekan abdomen. dan kemungkinan hasil dari peristiwa
hemoragi. Nyeri tekan biasanya ada pada kehamilan ektopik yang ruptur / abruptio plasenta. Catat pilihan religius : dapat menolak penggunaan produk darah dan menetapkan kebutuhan terapi alternatif. Klien mungkin menginginkan pembaptisan hasil konsepsi pada kejadian aborsi
Hindari pemeriksaan rektal / vaginal Dapat
khususnya total
Pantau masukan / haluran. Dapatkan sampel urin setiap jam : ukur berat men jenis
Auskultasi bunyi nafas
(overhidrasi)
Simpan jaringan / hasil konsepsi yang Dokter
perlu mengevaluasi
hipertensi jaringan /
keluar
kemungkinan
membran : pemeriksaan histologi yang mungkin perlu
Kolaborasi
Dapatkan / tinjau ulang pemeriksaan Menentukan jumlah darah yang hilang
darah cepat HDL, jenis dan dan dapat memberikan informasi
pencocokan silang, titer Rh, kadar mengenai penyebab. Ht harus
fibrinogen, hitung trombosit, APTI, dipertahankan diatas 30% untuk
PT dan HcG mendukung transport oksigen dan
nutrien.
Pasang kateter indwelling
Saluran kurang dari 30 ml/jam menandakan penurunan perfusi ginjal dan kemungkinan terjadinya nekrosis tubular. Haluran yang tepat ditentukan oleh derajat defisit individu dan kecepatan penggantian
Berikan larutan IV, ekspander Meningkatkan volume darah sirkulasi
plasma, darah lengkap / sel-sel dan mengatasi gejala-gejala syok
kemasan sesuai dengan indikasi
Siapkan untuk laparotomi pada kasus Pengangkatan
kehamilan ektopik yang ruptur dan
tuba obat
Siapkan untuk Dilatasi dan Kuretase
pada kasus mola hidatosa / aborsi produk konsepsi yang melekat pada
inkomplet (Rujuk pada MK endometrium
terminasi spontan)
Siapkan untuk kelahiran SC bila ada Hemoragi berhenti bila plasenta
diagnosa berikut : abrupsi plasenta diangkat dan sinus-sinus vena tertutup. berat bila janin hidup dan persalinan
tidak terjadi, DIC, plasenta previa bila
janin matur, kelahiran vagina yang
tidak mungkin, perdarahan
berlebihan / tidak teratasinya
dengan tirah baring
Tujuan : (diagnosa 2) Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan hipoksia Mendemonstrasikan perfusi adekuat, dibuktikan oleh DJJ dan aktivitas serta tes nonstres reaktif
INTERVENSI
RASIONAL
Mandiri
Perhatikan status fisiologis ibu, status sirkulasi dan volume darah
Kejadian perdarahan potensial merusak hasil kehamilan, kemungkinan menyebabkan hipovolemi / hipoksia uteroplasenta
Auskultasi dan laporkan DJJ, catat Mengkaji
bradikardi / takikardi. Catat perubahan pada aktivitas janin (hipoaktivitas /hiperaktivitas)
Catat kehilangan darah ibu mungkin
aktiv
adanya kontraksi uterus
servik, tirah baring dan medikasi mungkin tidak efektif dalam mempertahankan kehamilan. Kehilangan darah ibu secara berlebihan menurunkan perfusi plasenta
Catat Perkiraan Tanggal Kehilangan (PTK) dan tinggi fundus
PTK memberikan perkiraan untuk
menentukan viabilitas janin
Anjurkan tirah baring pada posisi miring kiri
Menghilangkan tekanan pada vena cava inferior dan meningkatkan sirkulasi plasenta / janin dan pertukaran oksigen
Kolaborasi
Berikan suplemen oksigen pada klien
Meningkatkan ketersediaan oksigen untuk ambilan janin. Janin mempunyai beberapa kapasitas perlekatan untuk mengatasi hipoksia dimana (1) disosiasi Hb janin (melepaskan oksigen pada tingkat seluler) lebih cepat daripada Hb dewasa dan (2) jumlah erytrosit janin lebih besar daripada dewasa, sehingga kapasitas oksigen yang dibawa janin meningkat
Lakukan / ulang NST sesuai indikasi
Mengevaluasi
(tes
Ganti kehilangan darah / cairan ibu Mem
maternal
mempengaruhi
Hemoragi
transfer oksigen uteroplasenta secara negatif, menimbulkan kemungkinan kehilangan kehamilan / memburuknya status janin. Bila penyimpanan oksigen menetap , janin kehabisan tenaga untuk melakukan mekanisme koping, dan kemungkinan SSP rusak / janin meninggal
dengan
dan
Menentukan maturitas janin dan usia gestasi. Membantu menentukan viabilitas dan perkiraan hasil secara realitas
Bantu
USG
Amniosentesis. Jelaskan prosedur
Dapatkan spesimen vagina untuk Membedakan darah ibu dari darah janin tes Apt / menggunakan tes dalam cairan amnion bila perdarahan Klihauer-Betke untuk mengevaluasi pervagina terjadi, memberikan perkiraan serum ibu, darah vagina / produk kasar dari jumlah darah janin yang hilang
lavase lambung
dan menunjukkan implikasi terhadap kapasitas pembawa oksigen, serta kebutuhan ibu terhadap injeksi RhigG bila kelahiran terjadi. Tes Betke-Kleihauer lebih sensitif dan secara kuantitatif lebih akurat daripada tes
Siapkan klien untuk intervensi
bedah dengan tepat plasenta
janin
previa
menvelarnatkan hidup janin
Tujuan : (diagnosa 3) Nveri berhubungan dengan kontraksi uterus, trauma jaringan
Melaporkan nveri atau ketidak nvarnanan hilang atau tidak terkontrol, Mendemomstrasikan penggunaan ketrampilan relaksasi /aktivitas hiburan.
INTERVENSI
RASIONAL
Mandiri
nveri,
Kaji
kontraksi
Tentukan sifat lokasi dan durasi Membantu dalam mendiagnosa dan
uterus, memilih tindakan. Ketidaknvamanan
hemoragi retroplasenta / nveri dihubungkan dengan aborsi spontan
tekan abdomen
Kaji stres psikologis klien / pasangan
dan respon emosional terhadap
dan mola hidatosa karena kontraksi
uterus, yang mungkin diperberat oleh
infus oksitoin. Ruptur kehamilan ektopik mengakibatkan nveri berat
aktivitas untuk mengalihkan rasa tingkat ansietas dan karenanya
nyeri. Instruksikan klien mereduksi ketidaknyamanan
menggunakan metode relaksasi
(mis nafas dalam, visua I isasi,
distraksi). Jelaskan prosedur
Kolaborasi
Berikan narkotik / sedatif, berikan Meningkatkan kenyamanan,
obat - obatan preoperatif bila menurunkan resiko komplikasi
prosedur pembedahan diindikasikan pembedahan
Siapkan untuk prosedur bedah, bila Tindakan terhadap penyimpangan
d iind ikasika n dasar, menghilangkan nyeri IMPLEMENTASI
Implementasi merupakan tindakan yang sesuai dengan yang telah direncanakan mencakup tindakan mandiri dan kolaborasi.
Tindakan mandiri adalah merupakan tindakan keperawatan berdasarkan analisis dan kesimpulan serta bukan atas petunjuk tenaga kesehatan lain.
Tindakan kolaborasi adalah tindakan keperawatan yang didasarkan oleh hasil keputusan bersama dengan dokter atau petugas kesehatan lain.
EVALUASI
Evaluasi merupakan penilaian perkembangan ibu hasil implementasi keperawatan dengan berpedoman kepada hasil dan tujuan
~S\E.RED V~
~0 ~
g;; ~
§ REGISTERED %
VERSION
DAFTAR PUSTAKA
Prof.dr.Abdul Bari Safuddin, SpOG, MPH, dkk, 2002. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Jakarta. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
dr. Hanifa Wiknjosastro, SpOG , dkk. 2007. Ilmu Kebidanan, Jakarta, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.
Prof.dr. Djanhoer Martaadisoebrata, SpOG (K), MSPH, dkk. 2005. Obstetri Patologi, Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC.