Oleh
FREBUMI ARI
922.10.047
1
PENGARUH LIKUIDITAS, SOLVABILITAS,
PROFITABILITAS, PERTUMBUHAN ASSET DAN
UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP DIVIDEN PER
SHARE PERUSAHAAN MANUFAKTUR
DI BURSA EFEK INDONESIA
Oleh :
FREBUMI ARI
922.10.047
Pembimbing
Tanggal : .........................................
KETUA ANGGOTA
……………………… ………………………..
Mengetahui,
…………………………
2
1. Latar Belakang Penelitian
macam resiko dan ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para
melakukan aktivitas investasi sedangkan ketidakpastian adalah suatu hal yang dapat
menunjukkan trend negatif dalam pergerakan saham akibat dari faktor makro
diperoleh dari kinerja perusahaan maupun informasi lain yang relevan seperti kondisi
ekonomi dan politik dalam suatu negara. Informasi yang diperoleh dari perusahaan
keuangan.
baik laporan keuangan interim/ quarter (unaudit) maupun laporan keuangan tahunan/
annual (audited). Laporan keuangan tahunan (yang telah di audit) antara lain
laporan neraca dan laporan laba rugi, serta catatan yang berhubungan dengan laporan
selalu dihadapkan pada tiga permasalahan penting yang saling berkaitan. Ketiga
3
permasalahan tersebut adalah keputusan investasi, keputusan pendanaan dan
kebijakan untuk menentukan berapa banyak dividen yang harus dibagikan kepada
Kebijakan dividen yang diambil merupakan suatu hal yang penting, bukan
pegawai dan masyarakat juga terkait di dalamnya. Ini menunjukkan adanya suatu
sumber dana digunakan untuk berbagai aspek dan tujuan ekonomis sendiri-sendiri.
Oleh karena itu selalu akan terjadi tarik menarik agar memperoleh porsi yang lebih
besar.
hakikatnya adalah menentukan porsi keuntungan yang akan dibagikan kepada para
pemegang saham dan yang akan ditahan sebagai bagian dari laba ditahan untuk
kebijakan manajemen hanya dapat diketahui oleh pihak interen perusahaan. Lagi
dividen yang harus dibagikan kepada para pemegang saham. Kebijakan ini bermula
perusahaan yang pada umumnya sebagian dari penghasilan bersih setelah pajak
4
(EAT) dibagikan kepada para investor dalam bentuk dividen dan sebagian lagi
Laba ditahan merupakan salah satu dari sumber dana yang paling penting
membayarkan dividen kepada para investor di lain pihak, tetapi kedua tujuan tersebut
dananya di suatu perusahaan. Besar kecilnya dividend per share suatu perusahaan
ditentukan oleh beberapa faktor diantaranya current ratio dan debt to equity ratio.
faktor yang perlu dipertimbangkan dalam kebijakan deviden antara lain : preferensi
dan stabilitas dividen. Preferensi investor antara lain tercermin dalam pembayaran
dividen di mana dividen dapat dibayarkan dalam bentuk dividen tunai (cash
mempengaruhi penentuan dividen yaitu: (1) profitabilitas, (2) stabilitas dividen dan
earning, (3) likuiditas dan cash flow, (4) investasi, dan (5) pembiayaan. Ia
menunjukkan bukti bahwa stabilitas dividen dan earning merupakan variabel yang
5
dimasa mendatang pada level signifikansi 0,001 (kurang dari 1%). Sementara variabel
stabilitas dividen dan earning yang berpengaruh terhadap pendapatan dividen dimasa
depan. Sementara variable cash-flow (kas bersih yang diperoleh dari Aktifitas
tentang pengaruh financial ratio dan dividen tahun sebelumnya terhadap DPS.
bahwa secara simultan dapat menjelaskan pengaruh perubhan DPS, akan tetapi secara
parsial variabel yang mempengaruhi DPS secara signifikan hanya EPS dan dividen
tahun sebelumnya.
signifikan terhadap Dividend Payout Ratio secara bersama-sama dan secara parsial
6
Tesdi (2006) menguji pengaruh rasio keuangan, pertumbuhan asset dan
ROI, DTA, EPS dan pertumbuhan asset secara parsial signifikan terhadap DPS
rata-rata variabel independen ( Cash Ratio, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Net
Profit Margin, ROI, EPS, pertumbuhan asset dan ukuran perusahaan) dan variabel
dependen (DPS) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama periode
Tabel 1
Rata-rata dari cash ratio, current ratio, debt to equity ratio, net profit margin,
ROI, EPS, Pertumbuhan Asset, Ukuran Perusahaan dan DPS pada perusahaan
Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa rasio DPS menunjukkan hasil yang
fluktuatif dari tahun ke tahun, dimana tahun 2005 dan 2006 menurun, sedangkan
tahun 2007 menunjukkan trend yang meningkat. Hasil yang sama ditunjukkan juga
7
ditunjukkan oleh variabel cash ratio, EPS dan pertumbuhan asset. Sementara
variabel current ratio dan net profit margin, menunjukkan trend yang menurun dan
sebaliknya variabel debt to equity ratio dan ukuran perusahaan menunjukkan trend
yang meningkat. Sedangkan variabel ROI justru mengalami stagnan sejak tahun
2005.
industri di Indonesia saat ini telah mengalami penurunan. Hal ini dibuktikan dengan
turunnya kontibusi industri teknologi menengah (seperti karet dan plastic, semen,
metal dasar dan fabrikasi metal sederhana) dari 38% menjadi 34% (Devy, 2009).
Pada kwartal III tahun 2009, hampir semua sektor industri pengolahan
ditopang oleh kenaikan sektor industri makanan, minuman dan tembakau yang
tumbuh masih tinggi yaitu sebesar 13,3%. Sedangkan sektor industri alat angkut yang
pertumbuhannya paling tinggi tahun 2008 yaitu sebesar 9.79%, ternyata sampai
kwartal III tahun 2009 mengalami penurunan sebesar -5,3%. Selain itu, industri yang
mengalami pertumbuhan negatif adalah industri tekstil, barang kulit dan alas kaki
yaitu -0,7%, industri semen dan barang galian bukan logam -2,8% dan industri baja
8
2. Perumusan Masalah
a. Identifikasi Masalah
adalah :
2). Rata-rata cash ratio yang flukuatif tidak konsisten dengan rata-rata current
4). Debt to equity ratio yang meningkat tidak menujukkan hasil yang sama
dengan DPS.
dividen
b. Batasan Masalah
Ruang lingkup dan batasan-batasan yang akan menjadi fokus penelitian ini
ada, yaitu : cash ratio, current ratio, debt to equity ratio, net profit margin, ROI,
c. Rumusan Masalah
9
1. Bagaimana pengaruh cash ratio, current ratio, debt to equity ratio, net
profit margin, ROI, EPS, pertumbuhan asset dan ukuran perusahaan secara
2. Bagaimana pengaruh cash ratio, current ratio, debt to equity ratio, net
profit margin, ROI, EPS, Pertumbuhan Asset dan Ukuran Perusahaan secara
3. Tujuan Penelitian
1. Menganalisis pengaruh cash ratio, current ratio, debt to equity ratio, net
profit margin, ROI, EPS, pertumbuhan asset dan ukuran perusahaan secara
2. Menganalisis pengaruh cash ratio, current ratio, debt to equity ratio, net
profit margin, ROI, EPS, Pertumbuhan Asset dan Ukuran Perusahaan secara
10
4. Manfaat penelitian
1. Manfaat Teoritis
dividen.
2. Manfaat Praktis
11
5. Kajian pustaka dan Kerangka penelitian
a. Penelitian sebelumnya
inflasi tidak berpengaruh, baik secara simultan maupun parsial terhadap kebijakan
dividen.
ratio, current ratio, DTA, ROI dan EPS terhadap DPS pada 34 perusahaan yang
hanya EPS yang berpengaruh signifikan terhadap DPS sementara empat variabel
independen lainnya yaitu: cash ratio, current ratio, DTA, dan ROI tidak
pada hasil/kinerja yang telah dicapai oleh perusahaan yang tercermin dalam laporan
Chang dan Rhee (1990), meneliti 508 perusahaan dengan menggunakan lima
variabel yang terdiri dari: Growth potential, Earning variability, Nondebt Tax
shields, Firm size dan Profitability selama 19 tahun pada periode 1969 – 1987. Hasil
penelitian yang dilakukan oleh Chang dan Rhee ini menemukan bahwa pada variabel
12
growth potential mengemukakan bahwa estimation coefficient pada variabel growth
tidak selalu signifikan tetapi selalu berpengaruh negatif pada pembayaran dividen.
pertumbuhan tinggi lebih menyukai rasio pembayaran dividen yang rendah atau
dividend yield yang rendah. Variabel size menunjukkan pengaruh positif pada
dividend payout ratio atau dividend yield. Earning variability menunjukkan hubungan
positif dengan dividend payout ratio. Nondebt tax shields menunjukkan pengaruh
positif terhadap dividend payout ratio. Dengan menggunakan model regresi diperoleh
hasil ; koefisien positif pada nondebt tax shields mengidikasikan bahwa semakin
perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia dengan periode penelitian 1999.
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa dari empat variabel independen yaitu current
ratio, debt ratio, ROE, dan ROI menunjukkan bahwa hanya debt ratio dan ROE yang
signifikan terhadap dividen, sedangkan current ratio dan ROI tidak signifikan
terhadap dividen. Keempat variabel tersebut secara simultan memiliki pengaruh yang
free cash flow dan Ukuran perusahaan terhadap Dividen Payout Ratio (DPR), dimana
signifikan terhadap DPR pada perusahaan manufaktur yang listed di BEJ periode
1993-1999, sementara ketiga variabel lainnya yaitu insider ownership, free cash flow
13
Salwa (2008) dalam penelitiannya dengan jumlah sampel 30 perusahaan di JII
yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh cash ratio EFAR, DER, ROI, terhadap
DPS pada periode 2000 - 2004. Hasil penelitian menunjukkan bahwa CR, EFAR,
DER, ROI, EPS dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap DPS secara bersama
sama.
keuangan terhadap deviden pada perusahaan manufaktur tahun 2003 – 2007. Dengan
penelitian tentang faktor – faktor yang mempengaruhi DPR terhadap 500 laporan
keuangan perusahaan jasa dan manufaktur yang go public di Amerika Serikat pada
tahun 2007. Hasil penelitian menunjukkan bahwa DPR untuk industri jasa di
pengaruhi oleh proft margin, sales growth dan DER. DPR untuk perusahaan
manufaktur di pengaruhi oleh profit margin, TAX dan Market to book ratio.
likuiditas, EPS, cash ratio terhadap dividend per share (DPS) pada lembaga keuangan
14
bahwa likuiditas memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen tapi tidak signifikan.
b. Landasan teori
1) Kebijakan Dividen
bersih perusahaan setelah pajak dikurangi dengan laba ditahan (retained earnings)
yang ditahan sebagai cadangan bagi perusahaan. Deviden ini untuk dibagikan kepada
para pemegang saham sebagai keuntungan dari laba perusahaan. Cadangan yang
diambil dari EAT dilakukan sampai cadangan mencapai minimum dua puluh persen
dari modal yang ditempatkan. Modal yang ditempatkan adalah modal yang disetor
penuh ditambah dengan modal yang belum disetor sehubungan dengan penerbitan
saham baru seperti rights dan warrant. Keputusan mengenai jumlah laba yang ditahan
dan deviden yang akan dibagikan diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS).
investor yaitu:
maupun biaya modalnya. Teori ini mengikuti pendapat Modigliani dan Miller
(M-M) yang menyatakan bahwa nilai suatu perusahaan tidak ditentukan oleh
besar kecilnya Devidend Payout Ratio (DPR) tetapi ditentukan oleh laba
15
bersih sebelum pajak (EBIT) dan risiko bisnis. Dengan demikian kebijakan
menyatakan bahwa biaya modal sendiri akan naik jika Devidend Payout Ratio
(DPR) rendah. Hal ini dikarenakan investor lebih suka menerima deviden
3. Tax preference theory adalah suatu teori yang menyatakan bahwa karena
adanya pajak terhadap keuntungan dividen dan capital gains maka para
pajak.
1. Jika manajemen percaya bahwa dividend irrelevance theory dari M-M itu
harus dibagikan.
DPR=0%.
membagikan dividen kepada para pemegang saham terbatas tidak sebesar jumlah laba
yang ditahan saja, dimana dividend irrelevance theory menyebutkan bahwa kebijakan
16
dividen perusahaan tidak relevan dalam mempengaruhi nilai perusahaan, dengan kata
kemakmuran pemegang saham. Nilai perusahaan ditentukan oleh earnings power dari
Dua teori yang lain dapat membantu untuk memahami kebijakan dividen
Di dalam teori ini M-M berpendapat bahwa suatu kenaikan dividen yang di atas
kenaikan normal biasanya merupakan suatu sinyal kepada para investor bahwa
akan datang. Sebaliknya, suatu penurunan atau kenaikan dividen yang dibawah
apakah kenaikan atau penurunan harga setelah adanya kenaikan atau penurunan
dividen semata-mata disebabkan oleh efek sinyal atau mungkin disebabkan oleh
2. Clientele effect
Yang menyatakan bahwa pemegang saham yang berbeda akan memiliki preferensi
membutuhkan penghasilan saat ini lebih menyukai suatu Devidend Payout Ratio
(DPR) yang tinggi, sebaliknya kelompok investor yang tidak begitu membutuhkan
uang saat ini lebih senang jika perusahaan menahan sebagian besar laba bersih
perusahaan.
17
Dengan demikian kebijakan dividen merupakan keputusan pembayaran
dividen yang mempertimbangkan maksimalisasi harga saham saat ini dan periode
mendatang. Dalam penentuan besar kecilnya dividen yang akan dibayarkan ada
Ratio didasarkan atas perhitungan keuntungan yang diperoleh setelah dikurangi pajak.
Untuk dapat membayar dividen dapat dibuat suatu rencana pembayarannya. John
absolut.
kecilnya laba yang ditahan. Setiap ada penambahan laba yang ditahan berarti
ada penambahan modal sendiri dalam perusahaan yang diperoleh dengan biaya
murah.
haknya yang sama. Pembagian dividen untuk saham biasa dapat dilakukan jika
18
perusahaan sudah membayar dividen untuk saham preferen (Jogiyanto, H.M, 1998:
pp. 58).
pemegang saham. Cadangan yang dimbil dari EAT dilakukan sampai cadangan
mencapai minimal dua puluh persen dari modal yang ditempatkan. Modal yang
ditempatkan adalah modal yang disetor penuh ditambah dengan modal yang belum
disetor sehubungan dengan penerbitan saham baru. Keputusan mengenai jumlah laba
yang ditahan dan dividen yang akan dibagikan diputuskan dalam Rapat Umum
factor. Faktor yang mempengaruhi besarnya dividen telah banyak dikemukakan para
laba yang diberikan emiten kepada para pemegang saham, baik dalam bentuk dividen
tunai (DPS) dan dividen saham (stock dividend). Dividen tunai (DPS) merupakan
dividen yang dibayar oleh emiten kepada para pemegang saham secara tunai untuk
19
setiap lembarnya (dividend per share). Sedangkan dividen saham (stock dividend)
merupakan dividen yang dibayar atau dibagi dalam bentuk saham, yang
diungkapkan dalam basis per saham. Ke-tujuh rasio pasar tersebut meliputi: dividend
yield, dividend per share, earnings per share, dividend pay out ratio, price earning
Robbert Ang (1997) juga menyatakan bahwa dividen tunai (DPS) merupakan
dividen yang dibayarkan dalam bentuk uang tunai. Sedangkan dividen saham (stock
dividend) merupakan dividen yang dibayarkan dalam bentuk saham dengan proporsi
tertentu. Nilai dari suatu dividen tunai sesuai dengan nilai tunai yang diberikan,
sedangkan nilai suatu dividen saham dapat dihitung dengan rumusan sebagai berikut:
Vd = (Ps / Rd); dimana Vd adalah nilai suatu dividen saham per lembar saham (value
of stock dividend per share), Ps merupakan harga wajar dividen saham (declaration
price), dan Rd adalah rasio dividen saham (stock dividend ratio). Harga wajar dividen
saham merupakan harga yang diputuskan di dalam rapat umum pemegang saham
(RUPS), dan merupakan harga penutupan yang tersedia sebelum RUPS yang akan
memutuskan dividen saham (umumnya pada sesi terakhir hari bursa sebelumnya atau
Dividen
DPS =
Jumlah Saham
20
Return on investment diukur dari profitabilitas/ laba bersih setelah pajak
oleh manajemen dalam kebijakan dividen (dalam hal ini PS), demikian pula investasi
yang diukur dari aktiva (bersih) operasi. Aktiva (bersih) operasi merupakan aktiva
diperhitungkan.
digunakan untuk operasi. Semakin besar ROI menunjukkan kinerja perusahaan yang
semakin baik, karena tingkat kembalian investasi (return) semakin besar. Seperti
diuraikan sebelumnya, bahwa return yang diterima oleh investor dapat berupa
pendapatan dividen dan capital gain. Dengan demikian meningkatnya ROI juga akan
(Mamduh,2004.hal 375)
Kedua variabel yang digunakan untuk mengukur ROI tersebut (EAT dan total
investasi aktiva operasi) tercermin dalam laporan keuangan tahunan, dimana besarnya
EAT diperoleh dari laporan laba rugi, sedangkan total investasi yang digunakan
dalam penelitian ini adalah total aktiva tetap (bersih) yang digunakan untuk aktivitas
operasi perusahaan yang tercermin dalam laporan neraca (sisi aktiva/ asset). Investasi
21
yang diukur dari aktiva tetap (bersih) operasi ini didasarkan pada isi literatur (teoritis)
dan praktis yang digunakan oleh Partington (1989) untuk memprediksikan besarnya
4) Cash Ratio
Cash ratio merupakan salah satu ukuran dari rasio likuiditas (liquidity ratio)
(current liability) melalui sejumlah kas (dan setara kas, seperti giro atau simpanan
lain di bank yang dapat ditarik setiap saat) yang dimiliki perusahaan. Semakin tinggi
meningkatnya cash ratio juga dapat meningkatkan keyakinan para investor untuk
Cash + Equivalent
Cash Ratio =
Current Liability
dan setara kas (giro dan simpanan lain yang pengambilannya tidak dibatasi oleh
waktu) yang tercermin dalam neraca (sisi assets/ current assets). Sedangkan current
5) Current Ratio
Current ratio juga merupakan salah satu ukuran rasio likuiditas (liquidity
ratios) yang dihitung dengan membagi aktiva lancar (curent assets) dengan hutang/
22
kewajiban lancar (current liability). Semakin besar current ratio menunjukkan
Sebagaimana cash ratio, maka tingginya current ratio juga menunjukkan keyakinan
Current Assets
Current Ratio =
Current Liability
likuiditas ke dalam cash ratio dan current ratio dimaksudkan untuk mengetahui mana
yang lebih berpengaruh terhadap pendapatan dividen per lembar saham (dividend per
share).
utang-utang kepada pihak luar. Rasio ini sering disebut rasio leverage untuk
mengukur solvabilitas, karena bagi pemegang saham atau manajemen rasio ini
sebaiknya besar. Semakin banyak hutang yang harus dibayar semakin besar dana
yang harus disediakan, karena perusahaan haru membayar bunga pinjaman yang
selanjutnya akan mengurangi besarnya laba prusahaan, sehingga pada akhirnya akan
23
negative ( Bambang Riyanto,2001 hal 267). Secara matematis DER dapat dirumuskan
sebagai berikut:
Total Debt
DER =
Total Equity
Margin laba (profit margin) adalah rasio atau angka yang menunjukkan berapa
besar persentase pendapatan bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. NPM
margin laba yang rendah mungkin akan mendapatkan tingkat pengembalian yang
leverage keuangan (Brigham, 2001 hal. 107) Rumus yang digunakan untuk
mencari angka atau rasio ini adalah dengan membagi pendapatan bersih yang
EAT
NPM =
Net Sales
keuntungan yang diperoleh investor untuk setiap lembar sahamnya. Total keuntungan
tersebut diukur dari rasio antara laba bersih setelah pajak (earnings after tax - EAT)
terhadap jumlah lembar saham yang beredar (outstanding share). Laba bersih yang
24
EPS merupakan ukuran profitabilitas perusahaan, sebagaimana dikatakan
dividen, karena semakin besar keuntungan bersih maka akan semakin besar pula
EAT
EPS =
Jumlah Saham
Semakin besar earning after tax maka pendapatan DPS per lembar saham
(DPS per share) yang akan diterima oleh para pemegang saham biasa (common stock)
juga semakin besar. Hal tersebut dengan asumsi jika dividen bagi para pemegang
saham minoritas dan jumlah saham yang beredar (saham biasa) relatif tetap.
9) Pertumbuhan Asset
perusahaan. Semakin besar asset diharapkan semakin besar hasil operasional yang
dihasilkan oleh perusahaan. Peningkatan asset yang diikuti peningkatan hasil operasi
hutang semakin lebih besar daripada modal sendiri. Hal ini didasarkan pada
keyakinan kreditor atas dana yang ditanamkan ke dalam perusahaan dijamin oleh
Teori free cash flow hypothesis yang disampaikan oleh Jensen (1986)
memiliki free cash flow yang rendah karena sebagian besar dana yang ada digunakan
untuk investasi pada proyek yang memiliki nilai NPV yang positif. Manajer dalam
25
bisnis perusahaan dengan memperhatikan pertumbuhan lebih menyukai untuk
baik dalam pertumbuhan perusahaan secara keseluruhan (Charitou dan Vafeas, 1998).
Menurut teori residual dividend, perusahaan akan membayar dividennya jika hanya
peluang dan kemampuan untuk masuk ke pasar modal dan jenis pembiayaan
eksternal lainnya. Menurut Agus Sartono (2001, hal 293), perusahaan yang semakin
besar akan memiliki akses yang lebih baik di pasar modal. Kemampuan meminjam
yang lebih besar, fleksibilitas yang lebih besar akan memperbesar kemampuan
membayar dividen. Hal ini menunjukkan hubungan dividen dan ukuran perusahaan
adalah positif
Suatu perusahaan besar dan mapan akan mudah untuk menuju ke pasar
modal. Karena kemudahan untuk berhubungan dengan pasar modal maka berarti
fleksibilitas lebih besar dan kemampuan untuk mendapatkan dana dalam jangka
pendek, perusahaan besar dapat mengusahakan pembayaran dividen yang lebih besar
26
adalah dengan log natural dari net sales (Hatta, 2002). Secara matematis ukuran
c. Kerangka Pemikiran
Gambar 2
ROI
Cash Ratio
Current Ratio
DPS
NPM
DER
EPS
Pertumbuhan Asset
Ukuran Perusahaan
independen terdiri dari ROI (X1), Cash Ratio (X2), Current Ratio (X3), NPM (X4),
27
DER (X5), EPS (X6), Pertumbuhan Asset (X7) dan Ukuran Perusahaan (X8) serta
variabel dependennya dividen per lembar saham (dividend per share) (Y).
6. Perumusan Hipotesis
penelitian dan penjelasan dari faktor-faktor yang mempengaruhi dividend per share,
H1 : ROI, Cash Ratio, Current Ratio, NPM, DER, EPS, pertumbuhan asset dan
per share
H2 : ROI, Cash Ratio, Current Ratio, NPM, DER, EPS, pertumbuhan asset dan
per share
a. Tempat Penelitian
b. Metode Penelitian
1) Desain Penelitian
28
Desain penelitian dalam penelitian ini meliputi :
a) Tujuan Studi
Tipe hubungan antar variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah
per share.
c) Setting Penelitian
Setting penelitian adalah suatu studi empiris yang datanya didapat dari
d) Unit Analisis
Data yang diperoleh merupakan data time series yaitu dari tahun
berganda.
29
2) Operasionalisasi Variabel
N
VARIABEL DEFINISI INDIKATOR SKALA
O
1 Perbandingan antara Earning
ROI EAT dan TOTAL ASSET RASIO
after tax terhadap total investasi
2 Perbandingan antara kas dan
KAS dan CURRENT
Cash Ratio setara kas terhadap current RASIO
LIABILITY
liability
3 Current Perbandingan antara current CURRENT ASSET dan
RASIO
Ratio assets terhadap current liability CURRENT LIABILITY
4 Perbandingan antara Earning
NPM EAT dan SALES RASIO
after tax terhadap penjualan
5 Perbandingan antara total hutang
TOTAL DEBT dan TOTAL
DER dengan modal sendiri perusahaan RASIO
EQUITY
manufaktur di BEI
6 Perbandingan antara laba bersih
EAT dan JUMLAH
EPS setelah pajak terhadap jumlah RASIO
SAHAM
lembar saham
7 Perbandingan antara total asset(t)
TOTAL ASSET TAHUN
Pertumbuhan sekarang dikurangi dengan total
INI dan TOTAL ASSET RASIO
Asset asset sebelumnya (t-1) terhadap
TAHUN SEBELUMNYA
total asset sebelumnya (t-1)
8 Ukuran
Natural Logarithm dari net sales NET SALES RASIO
Perusahaan
9 Besarnya dividen yang
DIVIDEN dan JUMLAH
DPS dibayarkan dibandingkan dengan RASIO
SAHAM
jumlah saham yang beredar
30
3) Populasi dan Sampel
tahun 2006 dan 2007 menunjukkan bahwa jumlah perusahaan manufaktur yang
berdasarkan kriteria : (1) saham perusahaan yang selalu terdaftar pada periode
tahun 2004-2007; dan (2) perusahaan yang selalu membagikan dividen pada
studi documenter dari Indonesian Capital Market Directory 2006 dan 2007.
Data keuangan diambil dari Indonesian Capital Market Directory 2006 dan
5) Metode analisis
31
yang digunakan dalam penelitian ini meliputi uji normalitas,
1). Normalitas
Skewness
=
Rasio skewness S tan dard error of skewness
2). Multikolinearitas
VIF =1 / Tolerance
Jika VIF lebih besar dari 5, maka antar variabel bebas (independent
3). Heteroskedastisitas
32
Pengujian ketiga adalah heteroskedastisitas (heteroscedasticity)
[ei] = β1Xi + vi
dimana:
ei : residuals
vi : unsur kesalahan.
4). Autokorelasi
33
b. Teknik Analisis
Investasi;
Cash Ratio : Rasio kas dan setara kas terhadap hutang lancar (jangka
pendek);
Current Ratio : Rasio kas dan setara kas terhadap hutang lancar (jangka
pendek);
DER : Rasio antara total hutang (total debt) terhadap total ekuitas
(total equity);
Pertumb Asset: Rasio antara total aset (t) sekarang dikurangi dengan total
e : variabel residual.
34
Besarnya konstanta tercermin dalam “a”, dan besarnya koefisien
regresi dari masing-masing variable independen ditunjukkan dengan b1, b2, b3,
b4, b5 , b6, b7 dan b8. Kedelapan variabel bebas tersebut merupakan faktor-faktor
a. Uji t-statistik
Hal ini digunakan untuk menguji koefisien regresi secara parsial dari
berikut:
35
b. Uji F-statistik
R (k −1)
2
F hitung
=
(1 − R2) ( N − k )
36
ECFIN. 2006. Indonesia Capital Market Dirctory 2006. Jakarta: ECFIN.
———. 2007. Indonesia Capital Market Dirctory 2007. Jakarta: ECFIN.
Ghozali, Imam. 2004. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS Edisi
Kedua. Yogyakarta: Universitas Diponegoro.
Gujarati, Damodar dan Sumarno Zain. 1993. Ekonometrika Dasar. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Tjahjono, Setijo. Analisa Pengaruh Pengelolaan Perusahaan yang Baik
terhadap Kebijaksanaan
Pembayaran Dividen dan Nilai Perusahaan.”2006. Universitas Brawijaya:
Program Doktor
Ilmu Ekonomi Kekhususan Sains Akuntansi.
Van Horne, James C. dan Maranus Sinaga. 1994. DasarDasar
Manajemen Keuangan Jilid 2.
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Wardani, Laila. 2005. Pengaruh Biaya Agency terhadap Kebijakan Dividen
pada Perusahaan
Manufaktur yang Listed di Bursa Efek Jakarta. JRM Vol.5 No.1: 20 – 37.
Wirachman, Tutang. “Analisis Pengaruh GDP, Laju Inflasi, Bunga SBI, dan Kurs
US$ terhadap Imbal
Hasil Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta dalam
Rentang Waktu
Tahun 1997 – 2001.” www.google.co.id. (27 Desember 2006).
Arifin, Zaenal. 2005. Teori Keuangan & Pasar Modal. Yogyakarta: Penerbit
Ekonisia.
Daryatno, Arief. “Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan
Institusional, Kebijakan
Hutang dan DPR Terhadap Penciptaan Nilai Perusahaan : Sebuah Perspektif
Teori Keagenan“
www.google.co.id. (8 November 2006).
Dewi, Ike Janita. 2004. Aksi Teori dalam Praktik Manajemen Keuangan.
Yogyakarta: Penerbit Amara
Books.
ECFIN. 2002. Indonesia Capital Market Dirctory 2002. Jakarta: ECFIN.
———. 2005. Indonesia Capital Market Dirctory 2005. Jakarta: ECFIN.
Ghozali, Imam. 2002. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS Edisi
Kedua. Yogyakarta:
Universitas Diponegoro.
Gujarati, Damodar dan Sumarno Zain. 1978. Ekonometrika Dasar. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Husnan, Suad, dkk. 2002. Bunga Rampai Kajian Teori Keuangan. Yogyakarta:
BPFE.
Ismiyanti, Fitri dan Mamduh M.Hanafi. 2004. Struktur Kepemilikan, Risiko, dan
Kebijakan
Keuangan: Analisis Persamaan Simultan. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia
Vol.19 No.2:
176 – 196.
Kania, Sharon L. and Frank W.Bacon. ”What Factors Motivate The Corporate
Dividend Decision?.”
www.google.co.id. (28 Oktober 2006).
37
Li, Ching Chun. 1981. Path Analysis. California: Pacific Grove.
McClure, Ben. “Value By The Book”. 2003. www.google.co.id. (27 Desember
2006).
Putra, Gusti Raizal Eka. ”Analisis Pengaruh RasioRasio
Keuangan Bank Go Public Terhadap Harga
Saham: Suatu Studi Pada BankBank
Go Public Di Bursa Efek Jakarta (BEJ).” www.google.co.id.
(27 Desember 2006).
Santosa, Purbayu Budi dan Ashari. 2005. Analisis Statistik dengan Microsoft
Excel & SPSS.
Yogyakarta: Penerbit Andi.
Setiawan, Agus. 2002. Cara Mudah Menghitung PPh Badan dengan
UndangUndang
Pajak Terbaru.
Yogyakarta: Penerbit Andi.
Sofyan, Marcus Taufan. “Pengaruh Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan
Modern Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak di Lingkungan Kantor
Wilayah
Direktorat Jenderal Pajak Wajib Pajak Besar.” 2000. www.google.co.id. (6
Februari 2006).
Sudayat, Bambang. “Analisis terhadap FaktorFaktor
yang Mengendalikan Nilai Perusahaan.”
www.google.co.id. (27 Desember 2006).
Suhaedi, Wirawan dan Diswandi. “Pengaruh Earning Per Share, Dividend Per
Share, dan Suku Bunga
SBI terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur yang Telah
Memasyarakatkan Sahamnya
pada Bursa Efek Jakarta.” 2005. Universitas Mataram: Fakultas Ekonomi.
Sumani. ”Pengaruh Faktor Internal dan Faktor Eksternal serta Struktur
Keuangan dan Dividend
Payout Ratio terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta.”
2005.
www.google.co.id. (28 Oktober 2006).
Sumodiningrat, Gunawan. 2002. Ekonometrika Pengantar. Yogayakarta: BPFE.
Taswan. 2003. Analisis Integrasi Strategis di LIK dan Dividen terhadap Nilai
Perusahaan serta
FaktorFaktor
yang Mempengaruhinya.” 2005. www.google.co.id. (28 Oktober 2006).
Tjahjono, Setijo. Analisa Pengaruh Pengelolaan Perusahaan yang Baik
terhadap Kebijaksanaan
Pembayaran Dividen dan Nilai Perusahaan.”2006. Universitas Brawijaya:
Program Doktor
Ilmu Ekonomi Kekhususan Sains Akuntansi.
Van Horne, James C. dan Maranus Sinaga. 1994. DasarDasar
Manajemen Keuangan Jilid 2.
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Wardani, Laila. 2005. Pengaruh Biaya Agency terhadap Kebijakan Dividen
pada Perusahaan
Manufaktur yang Listed di Bursa Efek Jakarta. JRM Vol.5 No.1: 20 – 37.
Wirachman, Tutang. “Analisis Pengaruh GDP, Laju Inflasi, Bunga SBI, dan Kurs
US$ terhadap Imbal
Hasil Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta dalam
Rentang Waktu
Tahun 1997 – 2001.” www.google.co.id. (27 Desember 2006).
38
Atika Jauhari Hatta. 2002. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen:
Investifasi Pengaruh Teori Stakeholder. JAAI. Vol.6. No.2. Desember.
2002
Allen, F and Michaely, R, 2001, Payout Policy, Financial Institution Center
Ang, Robert, 1997. Buku Pintar : Pasar Modal Indonesia. Mediasoft Indonesia
Atul,K Saxena, 1995, “Determinant of Dovidend Payout Policy: Regulated Versus
Unregulated Firms, The Journal of Finance.
Barker , Richard G, 1999, “Survey and Market-based Evidence of
Industrydependence
in Analysts’Preferences Between the Dividend Yield and
Price-earnings Ratio Valution Models”. Journal of Finance &
Accounting 26 (3) & (4) , 0306-686X: 393-416
Chosh, Chinmoy dan Woolridge, J Randall, 1988). “An Analysis of Shareholders
Reaction to Dividend Cuts and Omission”. The Journal of Finance
Research.
Crutchley, Claire E., and Hansen, Robert S. (1989). “A test of the Agency Theory
of Managerial Ownership, Corporate Leverage, and Corporate
Dividend”. Financial Management
Edi Susanto (2002), Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi kebijakan
Dividen, Tesis Yang Tidak Dipublikasikan.
Fabozzi, Frank J. (1999). Manajemen Investasi . Salemba empat dan Simon &
Schuster (Asia) Pte.Ltd.Prentice-hall.
Hair Joseph F; Anderson Rolph E; Tatham Ronald L; and Black William C.
(1998). Multivariate Data Analysis . Fifth Edition. Prentice-Hall
International, Inc.
Hatta, Atika J, (2002), Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen:
Investifasi Pengaruh Teori Stakeholder. JAAI. Vol.6. No.2. Desember.
2002
Imam Ghozali, 2004, Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS,
Badan Penerbit UNDIP, Semarang.
60
Jogiyanto.1998. Teori Portofolio dan Analisis Investasi . BPFE UGM:
Yogjakarta
Mollah, A., Sobur and Keasen, K, 2000, “The Influence of Agency Cost on
Dividend Policy in an Emerging Market: Evidence from The Dhaka
Stock Exchange”. Journal of Financial and Quantitative Analysis
Parthington. 1989. Dividend Policy: Case Study Australian Capital Market.
Journal of Finance: 155-176.
Sawidji Widoadmodjo. (1996). Cara Sehat Investasi di Pasar Modal. PT
Jurnalindo Aksara Grafika,Jakarta.
Singgih Santoso. (1999). SPSS ( Statistical Product and Service Solutions).
Penerbit PT. Elex Media Komputindo-Kelompok Gramedia .Jakarta.
Suad Husnan. 1998. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. UPP
AMP YKPN: Yogjakarta
Sunarto dan Andi Kartika. 2003. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Dividen per share di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Bisnis dan Ekonomi,
39
Vol. Maret, 2003. hal.67-82
Widodo, Farkhan (2002), Analisis Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap
Dividen Per Share, Tesis Yang Tidak Dipublikasikan
40