Fungsi Dari Ergonomi Dalam Kehidupan Beserta Dampak Psikologisnya
Fungsi Dari Ergonomi Dalam Kehidupan Beserta Dampak Psikologisnya
Ergonomi adalah suatu cabang ilmu bersifat multi-disipliner yang lahirnya setelah
perang dunia II. Mempelajari pengetahuan-pengetahuan dari ilmu kedokteran, biologi,
ilmu psikologi dan sosiologi. Secara singkat dapat dikatakan bahwa Ergonomi yaitu
ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam kaitannya dengan pekerjaan dan sebagai
aturan dalam bekerja. Ergonomi merupakan disiplin ilmu yang bersangkutan dengan
pemahaman manusia dan interaksi di antara unsur-unsur lain dari sistem, dan profesi
yang berlaku teori, prinsip, data dan metode untuk desain agar dapat mengoptimalkan
kesejahteraan manusia dan sistem secara keseluruhan kinerja.
Ergonomi menarik di banyak disiplin ilmu dalam studi tentang manusia dan lingkungan
mereka. Ergonomi berasal dari bahasa Yunani kata Ergon dan Nomos. Ergon berarti
kerja, Nomos berarti aturan atau hukum. Implikasi dalam kehidupan ialah bahwa di
dalam melaksanakan pekerjaan itu hendaknya manusia selalu menyadari bahwa ada
aturan kerja yang harus dipatuhi. Ergonomi dapat diartikan sebagai disiplin ilmu yang
mempelajari manusia dalam kaitannya dengan pekerjaannya, mempelajari sifat,
kemampuan dan keterbatasan manusia untuk merancang sistem kerja guna mencapai
tujuan yang diinginkan secara efektif, efisien dan aman serta nyaman.
Ergonomi berkaitan dengan ‘kesesuaian’ antara orang-orang dan pekerjaan mereka. Hal
ini memperhitungkan kemampuan pekerja dan keterbatasan dalam mencari untuk
memastikan bahwa tugas, peralatan, informasi dan lingkungan hidup sesuai dengan
setiap pekerja. Untuk menilai seseorang cocok dalam pekerjaanya, ergonomists
mempertimbangkan pekerjaan yang dilakukan dan tuntutan pekerja; peralatan yang
digunakan (ukuran, bentuk, dan bagaimana yang tepat adalah untuk tugas), dan
informasi yang digunakan (bagaimana disajikan, diakses, dan diubah .
Peralatan kerja harus sesuai dengan manusia pemakai, lingkungan kerjanya harus
mendukung fungsi tubuh yang sedang bekerja. Hal itulah yang dituju dalam
pelaksanaan ergonomi di tempat kerja. Dengan ergonomi akan dijamin manusia bekerja
sesuai dengan kemampuan, kebolehan dan keterbatasannya. Hasil akhirnya ialah
manusia mampu berproduksi optimal, selama umur produktifnya tanpa harus
mengorbankan keselamatan dan kesehatannya. Ergonomi dimanfaatkan sebagai suatu
cabang ilmu akan sangat bermanfaat bagi manusia bekerja, dimana saja dan kapan saja.
5. Produktivitas membaik.
Pelaksanaan dan penerapan ergonomi di tempat kerja dimulai dari yang sederhana dan
pada tingkat individual terlebih dahulu. Rancangan yang ergonomis akan dapat
meningkatkan efisiensi, efektifitas dan produktivitas kerja, serta dapat menciptakan
sistem serta lingkungan kerja yang cocok, aman, nyaman dan sehat.
Aspek lingkungan kerja sangat menentukan prestasi kerja manusia. Lingkungan yang
tidak kondusif untuk bekerja akan memberikan beban tambahan bagi tubuh, pada hal
tubuh sedang melaksanakan beban utama yaitu tugas yang sedang dilaksanakan.
Demikian juga lingkungan dingin, kelembaban relatif, penipisan kadar oksigen, adanya
zat pencemar dalam udara semuanya akan mempengaruhi penampilan kerja manusia.
Penerangan tempat kerja, adanya kebisingan, lingkungan kimia, biologi dan lingkungan
sosial di tempat kerja berpengaruh terhadap prestasi dan produktivitas kerja.
Antropometri yaitu studi yang berkaitan dengan pengukuran tubuh manusia yang akan
digunakan sebagai pertimbangan ergonomis dalam memerlukan intraksi manusia.
Ukuran yang digunakan yaitu standar rata-rata atau kurva normal. Data antropometri
diaplikasikan secara luas antara lain dalam perancangan area kerja, perancangan
peralatan kerja, perancangan produk konsumtif, dan perancangan lingkungan kerja fisik.
Perancangan suatu produk harus memperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi
ukuran tubuh manusia yaitu umur, jenis kelamin, suku bangsa, posisi tubuh.
3. Kondisi Kerja
Lingkungan kerja fisik mencakup segala hal dari fasilitas parkir di luar gedung
perusahaan, lokasi dan rancangan gedung sampai jumlah cahaya dan suara yang
menimpa meja kerja atau ruang kerja seorang tenaga kerja.
4. Waktu Kerja
Lama jam kerja per hari atau per minggu penting untuk dikaji untuk mencegah adanya
kelelahan berlebihan. Kerja dikatakan efisien apabila waktu penyelesaian berlangsung
singkat. Untuk menghitung waktu (standar time) penyelesaian pekerjaan maka perlu
diterapkan prinsip-prinsip dan teknik pengukuruan kerja. Pengukuran kerja adalah suatu
metode penetapan keseimbangan antara kegiatan manusia dikontribusikan dengan unit
output yang dihasilkan. Waktu baku diperlukan terutama untuk perencanaan kebutuhan
tertentu tenaga kerja (man power planning), estimasi biaya2 untuk upah karyawan,
penjadwalan produksi dan penganggaran, perencanaan sistem, pemberian bonus
(insentif) bagi karyawan yang berprestasi, indikasi keluaran yang mampu dihasilkan
oleh seorang pekerja.
5. Sosial
6. Sikap Kerja
Sikap kerja yang bertentangan dengan sikap alami tubuh akan menimbulkan kelelahan
dan cedera otot-otot. Dalam sikap yang tidak alamiah tersebut akan banyak terjadi
gerakan otot yang tidak seharusnya terjadi sehingga gerakan itu akan boros energi. Hal
itu akan menimbulkan strain dan cedera otot-otot.
Tujuannya untuk menentukan keserasian antara manusia dengan mesin atau peralatan
kerjanya. Bagaimana manusia dapat mengontrol mesin-mesin melalui display dan
control. Ketidak-serasian antara kedua faktor tersebut akan menimbulkan dampak buruk
terhadap kesehatan tubuh.
Maksud dan tujuan ergonomi diarahkan pada upaya memperbaiki performance kerja
manusia dan mampu memperbaiki pendayagunaan SDM serta meminimalisir kerusakan
alat atau peralatan yang disebabkan oleh kesalahan manusia (Human Error). Sedangkan
pendekatan khusus ergonomi merupakan aplikasi sistematis dari segala informasi yang
relevan berkaitan dengan karakteristik dan perilaku manusia dalam perencanaan
peralatan, fasilitas dan lingkungan kerja yang dipakai.