Anda di halaman 1dari 11

SOSIOLOGI BUDAYA MASYARAKAT DESA

DISUSUNOLEH: Kelompok3/Kelas3-C
AldilaAyuWidya (1130019011)

DOSENFASILITATOR: M.Shodiq.S.Pd.MM

PROGRAM STUDIS-1KEPERAWATAN
FAKULTASKEPERAWATANDANKEBIDANAN
UNIVERSITASNAHDLATULULAMASURABAYA 2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang ‘’SOSIOLOGI BUDAYA
MASYARAKAT DESA’’
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang ‘’SOSIOLOGI


BUDAYA MASYARAKAT DESA’’ ini dapat memberikan manfaat maupun
inpirasi terhadap pembaca.

Surabaya, 16 februari 2021


Penyusun:
Aldila ayu widya

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………………………….. i
KATA PENGANTAR ……………………………………………… ii
DAFTAR ISI ………………………… ………………………… iii
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………. 1
• A. Latar Belakang ………………………………………….. 1
• B. Rumusan Masalah …………………………………….. 3
• C. Tujuan Penulisan ………………………………………. 4
• D. Manfaat Penulisan ……………………………………. 4
BAB II PEMBAHASAN ………………………………………….. 5
• A. Pengertian Masyarakat Desa……………………. 5
• B. Budaya Masyarakat Desa……………………… 7
• C. Perbedaan Masyarakat Desa dan Masyarakat
Kota……… 10
BAB III PENUTUP ……………………………………………… 19
• A. Simpulan
……………………………………………….. 19
• B. Saran
…………………………………………………….. 20
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………. 21

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masyarakat adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah
sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi
adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut.
Kata “masyarakat” sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab,
musyarak. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan
hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah
komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain).
Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok
orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.
Desa, atau udik, menurut definisi universal, adalah sebuah aglomerasi
permukiman di area perdesaan (rural). Di Indonesia, istilah desaadalah
pembagian wilayah administratif di Indonesia di bawah kecamatan, yang
dipimpin olehKepala Desa. Sebuah desa merupakan kumpulan dari
beberapa unit pemukiman kecil yang disebut kampung {Banten, Jawa
Barat} atau dusun {Yogyakarta} atau banjar (Bali) atau jorong (Sumatera
Barat). Kepala Desa dapat disebut dengan nama lain misalnya Kepala
Kampung atau Petinggi di Kalimantan Timur,Klèbun di
Madura, Pambakal di Kalimantan Selatan, Hukum Tua di Sulawesi Utara.
Sejak diberlakukannya otonomi daerah Istilah desa dapat disebut
dengan nama lain, misalnya di Sumatera Barat disebut dengan
istilah nagari, dan di Papua dan Kutai Barat,Kalimantan Timur disebut
dengan istilahkampung. Begitu pula segala istilah dan institusi di desa
dapat disebut dengan nama lain sesuai dengan karakteristik adat istiadat
desa tersebut. Hal ini merupakan salah satu pengakuan dan
penghormatan Pemerintah terhadap asal usul dan adat istiadat setempat.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang di maksud dengan Masyarakat Desa.?


2. Bagaimana Budaya Masyarakat didalam suatu Desa.?
3. Apa Perbedaan Masyarakat Desa dan Masyarakat Kota.?

C. Tujuan Penulisan
Memberikan informasi dan pengetahuan yang penting mengenai kebudayaan-
kebudayaan lokal yang ada di Indonesia khususnya budaya dipedesaan. Memberi
informasi cirri-ciri masyarakat dipedesaan dan untuk mengetahui budaya
dipedesaan

D. Manfaat Penulisan
Manfaat Dari makalah ini yaitu adalah bagaman kita bisa mengajak pembaca
untuk mengetauhi tentang kehidupan sosial budaya didalam kehidupan desa,
dalam meningkatkan perkembangan desa.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Masyarakat Desa
Masyarakat pedesaan ialah masyarakat yang mendiami suatu
wilayah tertentu yang ukurannya lebih kecil dari wilayah kota. Masyarakat
desa adalah bentuk persekutuan abadi antara manusia dan institusinya
dalam wilayah setempat yaitu tempat mereka tinggal di rumah-rumah
pertanian yang tersebar dan di kampung yang biasanya menjadi pusat
kegiatan bersama. Sering disebut dengan masyarakat pertanian /
pedesaan.
Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki
kewenangan untuk mengurus rumah tangganya sendiri berdasarkan hak
asal usul dan adat istiadat yang diakui dalam Pemerintahan Nasional dan
berada di Daerah Kabupaten.
Desa menurut Widjaja (2003) dalam bukunyaOtonomi
Desa menyatakan bahwa Desa adalah sebagai kesatuan masyarakat
hukum yang mempunyai susunan asli berdasarkan hak asal usul yang
bersifat istimewa.

Ciri-Ciri Masyarakat Desa


Ciri-ciri desa adalah :
– Kelompok primer merupakan kelompok dominan
– Bersifat Kekeluargaan
– Homogen dalam berbagi aspeknya
– Mobilitas sosial rendah
– Keluarga lebih dilihat fungsinya secara ekonomis sebagai unit
produksi
– Proporsi anak lebih besar
– Bersifat koeltif dalam pembagian dan pengerjaan tanah
– Bersifat kesatuan ekonomis, yaitu dapat memenuhi kebutuhan sendiri
(subsistensi)
– Jumlah penduduk kecil
– Sebagian besar penduduk dari pertanian
– Dikuasai alam
Tipologi Perkembangan Desa
Perkembangan desa mengikuti pola sebagai berikut:

1) Desa Tradisional (Pradesa)


Pada masyarakat suku terasing yang masih bergantung pada alam
(cara bercocok tanam, cara memasak makanan, cara pemeliharaan
kesehatan) kondisi masyarakat relatif statis tradisional masyarakat
tergantung pada keterampilan dan kemampuan pemimpin (kepala suku).
2) Desa Swadaya
Sudah mampu mengolah alam untuk mencukup kebutuhan sendiri
sudah mengenal sistem iritasi sehingga tidak tergantung curah hujan.

3) Desa Swakarsa (Desa peralihan)


Sudah menuju ke arah kemajuan benih-benih demokrasi sudah mulai
tumbuh 9tidak lagi tergantung pada pemimpin) mobilitas sosial sudah
mulai ada baik vertikal maupun horizontal.

4) Desa Swasembada
Masyarakat sudah tergolong maju sudah mengenal mekanisasi dan
teknologi ilmiah partisipasi masyarakat dalam bidang pembangunan
sudah efektif.

B. Budaya Masyarakat Desa


Adat adalah kebiasaan-kebiasaan yang berlangsung dan menjadi norma
dalam masyarakat atau pola-pola perilaku tertentu dari warga masyarakat di suatu
daerah. Dalam adat istiadat terkandung serangkaian nilai, pandangan hidup, cita-
cita pengetahuan dan keyakinan serta aturan-aturan yang saling berkaitan
sehingga membentuk satu kesatuan yang bulat. Fungsinya sebagai pedoman
tertinggi dalam bersikap dan berperilaku bagi seluruh warga masyarakat. Dan
setiap daerah memiliki memiliki adat istiadat atau kebiasaan yang berbeda-beda,
sesuai dengan struktur social daolam masyarakat tersebut.
Dapat di amati pola kebudayaan masyarakat di Desa Wanayasa kabupaten
Banjarnegara yang dari dulu sampai sekarang masih ada didesa tersebut. Pola
kehidupan masyarakat desa sangat intim antara individu dengan individu yang
lain. Seperti ketika sebuah keluarga tertimpa musibah, salah satu keluarganya
meninggal dunia. Maka tanpa adanya sosialisasi pun mereka dengan sendirinya
ikut merasakan kesedihan keluarga tersebut atau ikut simpati. Bukti konkrit dari
hel tersebut adalah adanya tahlilan pada hari ketiga setelah meninggalnya salah
satu keluarga, kemudian tahlilan hari ketujuh, dan tahlilan hari ke empat puluh.
Hal demikian merupakan wujud kepedulian masyarakat desa yang begitu
tinggi dengan sesamanya. Sampai sekarang fenomena tersebut masih berlaku di
Desa wanayasa. Tidak hanya rasa simpati yang ditunjukkan masyarakat desa,
namun gotongroyong dalam pembangunan rumah sebuah keluarga, masyarakat
yang lain tanpa dimintai pertolongan mereka akan membantu dengan ikhlas. Baik
tenaga maupun pikiran. Ada hal lain yang menarik dari kebudayaan suatu
desa.Proses struktur social berjalan dengan lancer apabila jalinan didalam unsur-
unsur social tersebut tidak mengalami kegoncangan pada unsure yang lain.
Dalam hidup bermasyarakat, seseorang biasanya memiliki bebrapa
kedudukan sekaligus. Kedudukan yang berbeda-beda sering disertai hak dan
kewajiban yang berbeda-beda yang terwujud dalam ketidaksamaan social
sehingga menimbulkan konflik dalam masyarakat.

Untuk menyelesaikan konflik dalam masyarakat, setiap daerah juga


memiliki cirri khas/kebiasaan tersendiri yang berlaku. Setelah di amati, apabila
terjadi konflik dalam masyarakat terutama didaerah tempat tinggal saya, maka
perangkat desa melakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Persuasive
Artinya perangkat desa atau orang tertentu yang dianggap berpengaruh daloam
masyarakat melakukan usaha untuk mengajak / membimbing, berupa anjuran
(pendekatan secara halus)
2. Coersive
Apabila dengan cara utama tidak efektif maka usaha berikutnya adalah dengan
memberikan sanksi-sanksi mendidik.
3. Compulsive
Artinya sekelompok masyarakat menciptakan situasi yang sedemikian rupa
sehingga seseorang terpaksa taat atau patuh kepada aturan
4. Pervasion
Dengan penanaman norma yang ada secara rutin dengan harapan bahwa hal itu
dapat membudaya. Dengan demikian orang tersebut akan mengubah sikapnya.

Lembaga social adalah suatu system pola social yang tersusun secara
sistematis, bersifat permanent, mengandung perilaku-perilaku tertentu yang
terpadu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Setiap lembaga social memiliki
fungsi dan tanggungjawab masing-masing yang berbeda satu sama lain. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa pranata social merupakan seperangkat aturan
yang berkisaar sekitar kegiatan atau kebutuhan social tertentu.
Karena didalam masyarakat ada berbagai kegiatan dan kebutuhan social,
maka dalam masyarakat juga terdapat berbagai lembaga social.
Lembaga social di Desa Wanayasa sangat berperan penting karena sebagai
penentu kebijakan dalam masyarakat desa. Mulai dari lembaga yang paling kecil
yaitu lembaga keluarga, sampai perangkat desa.
C. Perbedaan Budaya Masyarakat Desa Dan
Masyarakat Kota
Perbedaan masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan, pada
hakekatnya bersifat gradual. Kita dapat membedakan antara masya-rakat
desa dan masyarakat kota yang masing-masing punya karakteristik
tersendiri. Masing-masing punya sistem yang mandiri, dengan fungsi-
fungsi sosial, struktur serta proses-proses sosial yang sangat berbeda,
bahkan kadang-kadang dikatakan “berlawanan” pula. Perbedaan ciri
antara kedua sistem tersebut dapat diungkapkan secara singkat sebagai
berikut:
Masyarakat Pedesaan
Perilaku homogen; Perilaku yang dilandasi oleh konsep
kekeluargaan dan kebersamaan; Perilaku yang berorientasi pada tradisi
dan status; Isolasi sosial, sehingga static; Kesatuan dan keutuhan
kultural; Banyak ritual dan nilai-nilai sakral; dan Kolektivisme.
Masyarakat Kota
Perilaku heterogen; Perilaku yang dilandasi oleh konsep
pengandalan diri dan kelembagaan; Perilaku yang berorientasi pada
rasionalitas dan fungsi; Mobilitas sosial, sehingga dinamik; Kebauran dan
diversifikasi kultural; Birokrasi fungsional dan nilai-nilai secular;
dan Individualisme.
Warga suatu masyarakat pedesaan mempunyai hubungan yang
lebih erat dan lebih mendalam ketimbang hubungan mereka dengan
warga masyarakat pedesaan lainnya. Sistem kekerabatan dan kelompok
kekerabatan masih memegang peranan penting. Penduduk masyarakat
pedesaan pada umumnya hidup dari pertanian, walaupun terlihat adanya
tukang kayu, tukang genteng dan bata, tukang membuat gula, akan tetapi
inti pekerjaan penduduk adalah pertanian. Pekerjaan-pekerjaan di
samping pertanian, hanya merupakan pekerjaan sambilan saja.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan paparan singkat makalah kami ini maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
Masyarakat adalah suatu kelompok orang yang tinggal di suatu wilayah
yang saling berinteraksi dan bergaul dalam waktu yang cukup lama sehingga
menghasilkan kebudayaan tersendiri serta memiliki aturan-aturan yang mengatur
tata kehidupan anggota masyarakatnya.
Masyarakat pedesaan adalah sekelompok orang yang jumlahnya kurang
dari 2.500 jiwa yang tinggal di suatu wilayah hukum, yang juga merupakan suatu
organisasi pemerintahan yang di pimpin oleh seorang kepala desa dan diberi
kewenangan mengatur urusan rumah tangganya masing-masing.
Masyarakat perkotaan adalah sekolompok orang yang tinggal di wilayah
yang cukup besar, padat, permanen, , dihuni oelh masyarakat yang heterogen,
dan cenderung melakukan interaksi hanya atas dasar kepentingan bukan karena
pribadi.
Hubungan antara masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan adalah
hubungan simbiosis mutualisme, hubungan yang saling menguntungkan antar
satu sama lain misalnya masyarakat pedesaan memenuhi kebutuhan bahan
mentah yang dibutuhkan oleh masyarakat perkotaan untuk membuat barang jadi,
dan masyarakat pedesaan nantinya menggunakan barang jadi tersebut.

B. Saran
Untuk makalah ini seharusnya para pembaca dapat memahami betul isi dari
makalah ini karena akan berpengaruh pada kondisi atau perkembangan tentang
Desa . Khususnya bagi perkembangan budaya sosial desa di Indonesia dan juga
kita harus dukung pemerintahan kita agar bisa lebih baik dalam melaksankan
tujuan untuk perkembagan Desa-desa di Indonesia.
Daftar Pustaka
Dwi Gustian Airlangga,(https://airlanggadwigustian.wordpress.com/perihal/)
Dwi Winjeng Mistik,(http://blog.ub.ac.id/mistikdwiwilujeng/2012/06/05)
Lutvisu Cimar Dianti,(http://.blogspot.co.id/2012/12/)

Anda mungkin juga menyukai