Produk Domestik Regional Bruto Kota Tasikmalaya Menurut Pengeluaran 2016 - 2020
Produk Domestik Regional Bruto Kota Tasikmalaya Menurut Pengeluaran 2016 - 2020
tal
og:9302023.
3278
PRODUKDOMES T
IKREGI
ONALBRUT
O
KOTATAS
IKMALAYA
MENURUTPENGELUARAN
2016-
2020
id
o.
.g
ps
b
a.
ot
ak
ay
al
m
ik
as
//t
s:
tp
ht
BADANPUSATS
TATI
STI
K
KOTATAS
IKMAL
AYA
.id
go
s.
bp
.
ta
a ko
ay
al
ikm
as
//t
s:
tp
ht
ISBN : 978-623-95734-3-0
Nomor Publikasi : 32780.2103
Katalog BPS : 9302020.3278
.id
Ukuran Buku : 17,6 x 25 cm
Jumlah Halaman : xiv + 82 halaman
go
s.
bp
Naskah:
.
ta
Badan Pusat Statistik Kota Tasikmalaya
a ko
ay
Editor :
al
Gambar Kulit:
i
as
Diterbitkan oleh:
tp
ht
Dicetak oleh:
Bachtiar Offset Tasikmalaya
.id
go
s.
Penanggung Jawab Teknis :
bp
Kosman, SE., MP.
.
ta
a ko
Editor :
ay
Penulis :
Nurwenda Ratna Juwita, SST
//t
s:
tp
Pengolah Data :
ht
.id
Publikasi “Produk Domestik Regional Bruto Kota Tasikmalaya
go
Menurut Pengeluaran 2016 – 2020” secara khusus menyajikan PDRB Kota
s.
bp
Tasikmalaya menurut pendekatan pengeluaran untuk periode 2016 - 2020.
Pendekatan ini dirinci menjadi beberapa komponen, yaitu: pengeluaran
.
ta
konsumsi rumah tangga, pengeluaran konsumsi lembaga non profit yang
ko
(pembentukan modal tetap bruto dan perubahan inventori), net ekspor. Data
al
PDRB dalam publikasi ini menggunakan tahun dasar 2010, serta sudah
km
manfaat bagi para pengguna. Saran dan kritik sangat diharapkan agar
ht
publikasi ini dapat disajikan dengan lebih baik di masa yang akan datang.
Bambang Pamungkas
Halaman
.id
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xiii
go
s.
bp
BAB I. PENDAHULUAN ………………………….……………………………….……..……………. 1
.
ta
1.1. Pengertian Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) …..…….…….. 3
ko
Produk Domestik Regional Bruto Kota Tasikmalaya Menurut Pengeluaran 2016-2020 vii
Halaman
.id
go
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 69
s.
LAMPIRAN ........................................................................................................ 73
. bp
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………..……………………………………….......... ta 81
a ko
ay
al
i km
as
//t
s:
tp
ht
viii Produk Domestik Regional Bruto Kota Tasikmalaya Menurut Pengeluaran 2016-2020
DAFTAR TABEL
.id
Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Kota
go
Tabel 3. Tasikmalaya Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran,
s.
bp
2016-2020 (Persen) ................................................................... 43
.
ta
Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota
ko
Tabel 6.
tp
.id
go
s.
. bp
ta
a ko
ay
al
i km
as
//t
s:
tp
ht
.id
Grafik 3 Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut 42
go
Pengeluaran, 2016-2020 ............................................................
s.
bp
Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota
.
Grafik 4
ta
Tasikmalaya Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut 45
ko
Pengeluaran, 2016-2020 (Persen) .............................................
a
ay
al
i km
as
//t
s:
tp
ht
xii Produk Domestik Regional Bruto Kota Tasikmalaya Menurut Pengeluaran 2016-2020
DAFTAR LAMPIRAN
.id
Tabel 3 Tasikmalaya Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran, 77
go
2016-2020 (Persen) …………………………........................................
s.
bp
Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota
.
Tabel 4
ta
Tasikmalaya Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut 78
ko
Pengeluaran, 2016-2020 (Persen) ……..…………...........................
a
ay
Produk Domestik Regional Bruto Kota Tasikmalaya Menurut Pengeluaran 2016-2020 xiii
.id
go
s.
bp
.
ta
a ko
ay
al
ikm
as
//t
s:
tp
ht
xiv Produk Domestik Regional Bruto Kota Tasikmalaya Menurut Pengeluaran 2016-2020
BAB I
PENDAHULUAN
.id
go
s.
bp
.
ta
a ko
ay
al
ikm
as
//t
s:
tp
ht
.id
go
dan pendapatan yang disajikan atas dasar harga berlaku dan harga konstan.
s.
bp
PDRB menurut pengeluaran merupakan salah satu bentuk tampilan
.
ta
data ekonomi suatu wilayah, disamping PDRB menurut lapangan usaha,
a ko
Tabel Input-Output, Sistem Neraca Sosial Ekonomi, dan Neraca Arus Dana.
ay
atas barang dan jasa yang dihasilkan melalui aktivitas produksi. Dalam
//t
s:
.id
Secara konsep2, penghitungan PDRB dari sisi yang berbeda diatas
go
s.
dimaksudkan untuk: i) memastikan konsistensi dan kelengkapan dalam
bp
membuat estimasi; ii) memberi manfaat lebih di dalam melakukan analisis;
.
ta
ko
dan iii) mengontrol kelayakan hasil estimasi. Secara teoritis, kedua
a
ay
nilai barang dan jasa (output) yang dihasilkan dalam wilayah domestik, yang
ht
1Termasuk di dalamnya penyusutan dan pajak tidak langsung “neto” (pajak tidak langsung dikurangi subsidi)
2Handbook of National Accounting. Accounting for Production: Sources and Methods (Series F no 30 United
Nations)
.id
penyediaan domestik sehingga kondisi ini menjadi peluang bagi masuknya
go
produk impor. Data empiris menunjukkan bahwa dari waktu ke waktu,
s.
bp
perdagangan produk impor terus berkembang baik secara kuantitas, nilai,
.
ta
maupun ragamnya.
a ko
ay
Secara konsep3, PDRB menurut lapangan usaha (Y) sama besar dengan
al
3. - Yang dimaksud adalah rumahtangga, pemerintah, lembaga non profit yang melayani rumah tangga serta sektor
produksi (produsen) di wilayah domestik
- Disebut sebagai pendekatan “riil”
- Siklus ekonomi secara umum yang menjelaskan tentang hubungan antara balas jasa faktor produksi (pendapatan)
dengan pengeluaran atas penggunaan berbagai produk barang dan jasa oleh faktor produksi tersebut
.id
melalui model atau persamaan Keynesian sbb :
go
s.
bp
Y = C + GFCF + Δ Inventori + X – M
.
ta
a ko
ay
al
X = Ekspor
ht
M = Impor
.id
dapat diturunkan berbagai data agregat perekonomian wilayah seperti nilai
go
s.
nominal, struktur atau distribusi pengeluaran konsumsi akhir, pertumbuhan
bp
“riil”, serta indeks harga implisit. Data yang dimaksud tersedia baik untuk
.
ta
ko
masing-masing komponen PDRB Pengeluaran maupun untuk total
a
ay
perekonomian.
al
ikm
as
//t
.id
konsistensi dengan hasil penghitungan PDB, maka perubahan tahun dasar
go
PDRB dilakukan secara simultan dengan perubahan tahun dasar PDB.
s.
bp
Apa yang Dimaksud dengan SNA 2008?
.
ta
ko
.id
ekonomi;
go
s.
b. Perubahan besaran indikator makro seperti rasio pajak, rasio
bp
hutang, rasio investasi dan tabungan, neraca perdagangan, serta
.
ta
ko
struktur dan pertumbuhan ekonomi;
a
ay
4SNA1993, para 16.76: “constant price series should not be allowed to run for more than five, or at the most, ten
years without rebasing”
.id
Terdapat 118 revisi di SNA 2008 dari SNA sebelumnya, dan 44
go
diantaranya merupakan revisi yang utama. Beberapa revisi yang diadopsi
s.
bp
dalam penghitungan PDB/PDRB tahun dasar 2010 antara lain adalah:
.
ta
Konsep dan Cakupan
a ko
ay
padi, kelapa sawit dan karet yang belum dipanen, serta nilai sapi
ht
.id
terkait dengan penyediaan jasa kebijakan moneter dan pengawasan
go
dipisahkan dari jasa intermediasi keuangan. Aktivitas tersebut
s.
bp
digabungkan dengan aktivitas penyediaan jasa regulasi yang
.
ta
dihasilkan pemerintahan.
ko
Metodologi
Nilai tambah bruto lapangan usaha dinilai dengan harga dasar (Basic
Price). Harga dasar merupakan harga keekonomian suatu barang atau
jasa pada tingkat produsen, sebelum ada intervensi pemerintah dalam
.id
bentuk pajak dan subsidi atas produk.
go
s.
Klasifikasi
bp
Klasifikasi yang digunakan adalah Internasional Standard Industrial
.
ta
ko
Classification (ISIC rev.4) dan Central Product Classification (CPC rev.2).
a
BPS mengadopsi kedua jenis klasifikasi tersebut menjadi KBLI 2009 dan
ay
al
KBKI 2010.
ikm
as
Perubahan Klasifikasi PDRB Menurut Pengeluaran Tahun Dasar 2000 dan 2010
//t
s:
.id
go
s.
bp
.
ta
a ko
ay
al
ikm
as
//t
s:
tp
ht
.id
melakukan penyesuaian yang dimaksud. SNA yang telah disesuaikan
go
dengan kondisi perstatistikan yang ada di Indonesia disebut sebagai Sistem
s.
bp
Neraca Nasional Indonesia (SNNI).
.
ta
PDB merupakan ukuran kinerja perekonomian tingkat nasional.
a ko
Untuk tingkat provinsi, kabupaten dan kota, ukuran ini disebut PDRB.
ay
al
.id
untuk menggambarkan standar hidup atau kesejahteraan masyarakat. PDRB
go
sebagai ukuran standar hidup banyak dikritisi oleh berbagai pihak. Untuk
s.
bp
itu, banyak pemerintah daerah melakukan langkah-langkah alternatif untuk
.
ta
meningkatkan kualitas data PDRB agar lebih akomodatif terhadap
ko
5
Untuk Kabupaten/Kota yang mempunyai hasil tambang/industri/perkebunan dan nilai ekspornya sangat tinggi,
umumnya nilai konsumsi rumahtangganya relatif lebih rendah
.id
Konsumsi akhir yang dimaksud adalah konsumsi barang dan
go
jasa untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Konsumsi akhir
s.
bp
rumah tangga mencakup:
.
ta
ko
2) Perkiraan nilai barang dan jasa yang berasal dari transaksi barter;
al
km
3) Perkiraan nilai barang dan jasa yang berasal dari pemberi kerja
i
as
dikonsumsi sendiri.
.id
jasa oleh rumah tangga residen, baik yang dilakukan di dalam
go
maupun di luar wilayah domestik suatu region. Jenis barang dan jasa
s.
bp
tersebut diklasifikasikan menurut Classifications of Individual
.
ta
Consumption by Purpose (COICOP), sbb:
a ko
6. Kesehatan
7. Angkutan
8. Komunikasi
9. Rekreasi/hiburan dan kebudayaan
10. Pendidikan
11. Penyediaan makan minum dan penginapan/hotel
12. Barang dan jasa lainnya
.id
Data dasar yang digunakan untuk mengestimasi komponen PK-RT
go
bersumber dari :
s.
bp
1) Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), BPS
.
ta
ko
2) Survei Khusus Konsumsi Rumah Tangga Triwulanan (SKKRT),
a
ay
BPS
al
(SBH)
s:
.id
go
YANG MELAYANI RUMAH TANGGA (LNPRT)
s.
Sektor Lembaga Non-Profit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT)
.bp
ta
muncul sebagai sektor tersendiri dalam perekonomian suatu wilayah. Sektor
ko
ini berperan dalam menyediakan barang dan jasa bagi anggota maupun bagi
a
ay
kelompok rumah tangga tertentu secara gratis atau pada tingkat harga yang
al
km
tidak berarti secara ekonomi. Harga yang tak berarti secara ekonomi artinya
i
as
harga yang ditawarkan di bawah tingkat harga pasar (tidak mengikuti harga
//t
.id
rapat, seminar, perjamuan; biaya transportasi, bahan bakar, perjalanan
go
s.
dinas; belanja barang dan jasa lainnya, sewa gedung, sewa
bp
perlengkapan kantor, dll.
.
ta
ko
b. Kompensasi tenaga kerja, contoh : upah, gaji, lembur, honor, bonus,
a
ay
c. Penyusutan
km
BBN, dll.
s:
tp
ht
.id
go
tenaga kerja, penerima layanan, berbagai even seperti munas,
s.
rakerda, dan penanganan bencana;
bp
.
4) Diperoleh nilai Pengeluaran Konsumsi LNPRT tahunan atas
ta
ko
5.
ht
.id
dihasilkan oleh pemerintah untuk dikonsumsi oleh pemerintah itu
go
sendiri. Nilai tersebut diestimasi dengan pendekatan pengeluaran, yakni
s.
bp
sebesar nilai pembelian barang dan jasa yang bersifat rutin, pembayaran
.
ta
kompensasi pegawai, transfer sosial dalam bentuk barang, perkiraan
a ko
penyusutan barang modal, serta nilai output dari unit Bank Indonesia.
ay
al
Nilai ini masih harus dikurangi nilai penjualan barang dan jasa yang
km
aktivitas:
tp
ht
.id
yang ada di wilayah kabupaten/kota; b). PK-P kabupaten/kota yang
go
bersangkutan; c). PK-P pusat yang merupakan bagian dari PK-P
s.
bp
kabupaten/kota.
.
ta
ko
b. Sumber Data dan Metode Estimasi
a
ay
Bappelitbangda
tp
PK-P atas dasar harga Berlaku = Output – Penjualan barang dan jasa +
Social transfer in kind purchased market production + Output Bank Indonesia
.id
Jenis Belanja Deflator Keterangan
go
Belanja Pegawai Indeks Upah Sama dengan Nasional
s.
bp
Belanja Barang IHPB umum tanpa Sama dengan Nasional
.
ta
ekspor
ko
PMTB
ay
ekspor
Penerimaan barang dan IHK umum Prov atau Kab/Kota
i
as
jasa terdekat
//t
terdekat
tp
.id
barang modal baru maupun barang modal bekas dari luar negeri
go
(termasuk perbaikan besar, transfer dan barter), serta pertumbuhan aset
s.
bp
sumberdaya hayati yang dibudidaya (Cultivated Biological Resources/CBR).
.
ta
Sedangkan pengurangan barang modal mencakup penjualan, transfer atau
ko
barter, serta sewa beli (financial leasing) barang modal bekas pada pihak
a
ay
lain. Dalam hal pengurangan barang modal yang disebabkan oleh bencana
al
km
Barang modal mempunyai usia pakai lebih dari satu tahun, serta
//t
s:
PMTB mencakup :
.id
Sumber data yang digunakan adalah:
go
s.
a. Output industri konstruksi, BPS
bp
b. Nilai impor 2 digit HS, BPS
.
ta
ko
c. Indeks Produksi Industri Besar Sedang, BPS
a
ay
migas), BPS
tp
ht
.id
PMTB atas dasar harga Konstan diperoleh dengan cara men-deflate
go
PMTB atas dasar harga Berlaku dengan IHPB sbb:
s.
bp
.
ta
a ko
barang modal.
al
km
Pendekatan Supply
s:
tp
PMTB atas dasar harga Berlaku = Total Supply Barang x Rasio PMTB
ht
Pendekatan Ekstrapolasi
PMTB atas dasar harga Konstan (t) = PMTB atas dasar hargak (t-1) x
Indeks Produksi (t)
.id
oleh produsen untuk tujuan diolah lebih lanjut (intermediate consumption)
go
menjadi barang lainnya yang mempunyai nilai ekonomi atau manfaat
s.
bp
yang lebih tinggi. Termasuk dalam pengertian tersebut adalah barang
.
ta
yang masih dalam proses pengerjaan (work in progress), serta barang jadi
ko
.id
go
pengolahan, gas kota, air bersih, serta konstruksi;
s.
2) Inventori menurut jenis bahan baku & penolong (material &
bp
supplies), mencakup semua bahan, komponen atau persediaan
.
ta
ko
belum selesai);
5) Barang dagangan yang masih dikuasai oleh pedagang untuk
tujuan dijual;
6) Ternak untuk tujuan dipotong;
7) Pengadaan barang oleh pedagang untuk tujuan dijual atau
digunakan sebagai bahan bakar atau persediaan; serta
8) Persediaan pemerintah, yang mencakup barang strategis seperti
beras, kedelai, gula pasir, dan gandum.
.id
Penggalian BPS;
go
s.
4) Data Inventori Publikasi Tahunan Industri Besar Sedang, BPS;
bp
5) Data komoditas perkebunan;
.
ta
ko
Kementan.
s:
tp
ht
a. Metoda Revaluasi
Metoda ini digunakan untuk komoditas pertanian, perkebunan,
peternakan, kehutanan dan pertambangan.
6 www.idx.co.id
.id
rata-rata (t)
go
2.6 EKSPOR - IMPOR
s.
bp
Aktivitas ekspor-impor dari dan ke suatu wilayah diyakini telah terjadi
.
ta
ko
sejak lama, bahkan sebelum wilayah itu ditetapkan sebagai wilayah
a
ay
dari luar wilayah atau bahkan dari luar negeri. Di sisi lain, wilayah yang
s:
tp
.id
go
s.
b. Sumber Data dan Metode Estimasi
bp
.
Nilai ekspor-impor wilayah
ta
kabupaten/kota didasarkan pada
ko
ada data yang sesuai dengan konsep dan definisi yang ditentukan. Kondisi
al
km
.id
go
s.
bp
.
ta
a ko
ay
al
ikm
as
//t
s:
tp
ht
.id
go
s.
Tabel 1. Produk Domestik Regional Bruto Menurut Pengeluaran Kota
bp
Tasikmalaya Atas Dasar Harga Berlaku, 2016-2020 (Miliar
.
Rupiah)
ta
ako
ay
Tahun
Komponen Pengeluaran
al
Pada periode tahun 2016 – 2019, nilai PDRB Kota Tasikmalaya atas
dasar harga berlaku meningkat dari tahun ke tahun, berturut-turut sebesar
16.751,14 miliar rupiah (2016), 18.265,99 miliar rupiah (2017), 19.977,56 miliar
rupiah (2018), dan 21.750,91 miliar rupiah (2019) dan pada tahun 2020 terjadi
penuranan PDRB menjadi 21.589,49 miliar rupiah. Secara total, PDRB Kota
Tasikmalaya atas dasar harga berlaku di tahun 2020 terkontraksi sebesar 0.74
.id
peningkatan/penurunan PDRB dari sisi permintaan akhir atau pengeluaran.
go
s.
PDRB Kota Tasikmalaya dari sisi pengeluaran didominasi oleh
bp
komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga seiring dengan peningkatan
.
ta
ko
jumlah penduduk dari tahun 2016-2020 (Grafik 1), menyumbang lebih dari 70
a
ay
mengecil, jika pada tahun 2016 sumbangan konsumsi rumah tangga terhadap
as
//t
PDRB sebesar 73,61 persen, pada tahun 2017 menjadi 73,11 persen, tahun
s:
tp
2018 menjadi 72,60 persen, tahun 2019 menjadi 72,23 persen, dan tahun 2020
ht
20.000 665.000
664.000
15.000
663.000
10.000
662.000
5.000 661.000
660.000
0
.id
2016 2017 2018 2019 2020 659.000
-5.000
go
658.000
s.
-10.000 657.000
bp
Konsumsi rumah tangga Konsumsi LNPRT
.
ta
ko
Pengeluaran pemerintah PMTB
a
Selain dinilai atas dasar harga yang berlaku, PDRB pengeluaran juga
tp
dapat dinilai atas dasar harga konstan tahun 2010 atau atas dasar harga dari
ht
berbagai jenis produk yang dievaluasi dengan harga tahun 2010. Melalui
pendekatan ini, nilai PDRB pada masing-masing tahun memberikan
gambaran tentang perubahan PDRB secara volume atau kuantitas (tanpa
dipengaruhi oleh perubahan harga). PDRB pengeluaran atas dasar harga
konstan tahun 2010 menggambarkan terjadinya perubahan atau
pertumbuhan ekonomi secara riil, utamanya terkait dengan peningkatan
volume permintaan atau konsumsi akhir. Gambaran tentang nilai PDRB Kota
Tasikmalaya atas dasar harga konstan 2010 selama kurun waktu 2016-2020
dapat dilihat dari tabel dan grafik berikut ini:
Tahun
Komponen Pengeluaran
2016 2017 2018 2019* 2020**
.id
3. Konsumsi Pemerintah 1.349,51 1.439,57 1.429,28 1.515,98 1.510,16
go
4. Pembentukan Modal Tetap
4.098,37 4.433,46 4.750,10 5.030,51 4.800,18
s.
Bruto
bp
5. Perubahan Inventori 462,64 438,44 442,04 447,57 167,52
6. Net Ekspor
.
(1.979,77) ta
(2.025,36) (1.989,37) (1.972,24) (1.506,29)
ko
Total PDRB 13.225,25 14.027,95 14.859,11 15.746,12 15.430,02
a
Sama halnya jika dinilai atas dasar harga konstan 2010, nilai PDRB Kota
i
as
14.027,95 miliar rupiah (2017); 14.859,11 miliar rupiah (2018), dan 15.746,12
ht
miliar rupiah (2019). Sedangkan pada tahun 2020 mengalami penurunan bila
di banding tahun 2019 menjadi 15.430,02 miliar rupiah atau mengalami
kontraksi sebesar 2,01 persen. Peningkatan/penurunan nilai PDRB atas dasar
harga konstan ini jauh lebih kecil dibandingkan nilai PDRB atas dasar harga
berlaku karena faktor harga dikontrol.
12.000 8,00
10.000
6,00
8.000
4,00
6.000
4.000 2,00
2.000
0,00
.id
0
-2,00
go
-2.000 2016 2017 2018 2019 2020
s.
-4.000 -4,00
bp
Konsumsi rumah tangga Konsumsi LNPRT
.
ta
ko
Pengeluaran pemerintah PMTB
a
tahun 2016 hingga 2019, berturut-turut 6,91 persen; 6,07 persen; 5,93 persen;
ht
dan 5,97 persen di tahun 2019. Pada tahun 2020 terjadi kontraksi sebesar 2,01
persen akibat adanya pandemi covid-19 dan PSBB. Pertumbuhan ekonomi
bergerak fluktuatif, dari tahun 2016 hingga 2018 terjadi perlambatan,
selanjutnya meningkat kembali dari tahun 2018 ke 2019 dan terjadi kontraksi
di tahun 2020.
Dari Grafik 3, terlihat bahwa nilai PDRB Atas Dasar Harga Berlaku
selalu lebih tinggi dari PDRB Atas Dasar Harga Konstan. Perbedaan tersebut
sangat dipengaruhi oleh perubahan harga yang cenderung meningkat.
Sedangkan pada PDRB Atas Dasar Harga Konstan, pengaruh dari harga
tersebut telah ditiadakan. Sama halnya PDRB Atas Dasar Harga Berlaku,
21.751 21.589
19.978
18.266
.id
16.751
go
15.746 15.430
s.
14.859
bp
14.028
13.225
.
ta
a ko
ay
al
km
Dari Tabel 3 terlihat bahwa selama periode tahun 2016-2020, PDRB Kota
Tasikmalaya, sebagian besar digunakan untuk memenuhi kebutuhan
konsumsi akhir rumah tangga (PK-RT). Pada tahun 2020, inflasi di Kota
Tasikmalaya mencapai 1,61 persen (yoy). Inflasi yang terjadi berasal dari
kenaikan harga kebutuhan pokok dan biaya kesehatan. Hal ini terjadi
.id
alihkan untuk penanganan Covid-19.
go
Kota tasikmalaya sebagian kebutuhan domestik masih harus dipenuhi
s.
bp
oleh produk yang berasal dari luar wilayah atau bahkan luar negeri (impor),
.
ta
ditandai oleh nilai net ekspor yang bernilai negatif, pada kisaran 18-24
ko
a
Tahun
ht
.id
Pengeluaran Kota Tasikmalaya Atas Dasar Harga Konstan
go
2010, 2016 – 2020 (persen)
s.
bp
Tahun
.
ta
Komponen Pengeluaran
ko
2016 2017 2018 2019* 2020**
a
ay
25,00
20,00
.id
15,00
go
s.
10,00
bp
.
5,00 ta
ko
0,00
a
ay
-5,00
km
-10,00
i
as
.id
Tahun
go
Komponen Pengeluaran
2016 2017 2018 2019* 2020**
s.
bp
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
.
ta
1. Konsumsi Rumah Tangga 136,98 141,53 146,79 151,62 153,94
ko
a
3. Konsumsi Pemerintah
al
.id
go
3.2.1. Konsumsi Akhir Rumah Tangga
s.
bp
Pengeluaran konsumsi akhir rumah tangga merupakan pengeluaran
.
ta
terbesar dalam pengeluaran akhir berbagai barang dan jasa, baik yang berasal
ko
dari domestik maupun impor. Dari seluruh nilai tambah bruto (PDRB) yang
a
ay
.id
Selama periode 2016-2020, proporsi pengeluaran konsumsi rumah
go
tangga terhadap total PDRB mengalami fluktuasi, yaitu 73,61 persen (2016);
s.
bp
73,11 persen (2017); 72,60 persen (2018); 72,23 persen (2019); dan 72,07 persen
.
ta
(2020). Proporsi tertinggi terjadi pada tahun 2016 sebesar 73,61 persen dan
a ko
secara umum tingkat pendapatan masyarakat akan naik dan di sisi lain
s:
tp
persediaan atau penawaran berbagai jenis barang dan jasa di pasar domestik
ht
Tahun
Uraian
.id
2016 2017 2018 2019* 2020**
go
(1) (5) (6) (7) (8) (9)
s.
Total Konsumsi Rumah Tangga
bp
(Miliar Rp)
.
12.330,74 13.354,04
ta 14.502,89 15.710,37 15.559,84
a. ADHB
ko
Pertumbuhan6
6 Diturunkan dari perhitungan PDRB atas dasar harga konstan (ADHK 2010)
Tahun
Kelompok Konsumsi Satuan
2016 2017 2018 2019* 2020**
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
a. Makanan dan Miliar Rp 5.922,66 6.412,11 7.089,22 7.703,57 7.887,19
Minuman Selain
Restoran
Persentase % 35,36 35,10 35,49 35,42 36,53
b. Pakaian, Alas Kaki, Miliar Rp 829,08 889,73 970,46 1.062,69 994,59
.id
dan Jasa
Perawatannya
go
Persentase % 4,95 4,87 4,86 4,89 4,61
s.
c. Perumahan dan Miliar Rp 1.697,65 1.832,32 1.907,56 2.005,79 1.992,61
bp
Perlengkapan Rumah
.
Tangga ta
ko
Persentase % 10,13 10,03 9,55 9,22 9,23
d. Kesehatan dan Miliar Rp
a
Pendidikan
al
.id
selain restoran. Proporsi untuk makanan dan minuman selain restoran pada
go
masing-masing tahun mencapai 35,36 persen (2016); 35,10 persen (2017);
s.
bp
35,49 persen (2018); 35,42 persen (2019) dan 36,53 persen (2020);
.
ta
Struktur konsumsi akhir rumah tangga yang memiliki proporsi
ko
terhadap total konsumsi akhir rumah tangga pada tiap tahunnya adalah
i
as
sebesar 15,74 persen (2016); 15,60 persen (2017); 15,28 persen (2018); 15,23
//t
s:
yaitu pada kisaran 9,22 - 10,13 persen, sedangkan kelompok restoran dan
hotel, kelompok kesehatan dan pendidikan, kelompok pakaian, alas kaki dan
jasa perawatannya serta kelompok lainnya memiliki proporsi yang relatif
kecil terhadap total konsumsi rumah tangga.
Pertumbuhan riil konsumsi rumah tangga dapat dilihat pada Tabel 8.
Laju pertumbuhan pengeluaran konsumsi akhir rumah tangga sebesar 4,73
persen (2016); 4,82 persen (2017); 4,71 persen (2018); dan 4,88 persen (2019)
dan pada tahun 2020 terjadi kontraksi sebesar 2,45 persen. Dari data tersebut,
terlihat bahwa peningkatan total konsumsi “riil” rumah tangga lebih tinggi
dari peningkatan jumlah penduduk yang berada pada kisaran 0,07 s.d. 0,32
persen. Hal ini mengindikasikan telah terjadi perbaikan pada tingkat
Tahun
Kelompok Konsumsi
2016 2017 2018 2019* 2020**
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
.id
a. Makanan dan Minuman
Selain Restoran 5,67 5,26 5,61 5,86 0,70
go
s.
b. Pakaian, Alas Kaki, dan Jasa
bp
Perawatannya 5,15 4,68 4,93 3,34 (7,80)
.
c. Perumahan dan ta
Perlengkapan Rumah
ko
3,92 3,07 2,31 4,17 (0,99)
Tangga
a
ay
e. Transportasi, Komunikasi,
Rekreasi, dan Budaya 4,42 4,74 4,92 4,54 (7,92)
i
as
g. Lainnya
tp
Pengeluaran Konsumsi
4,73 4,82 4,71 4,88 (2,45)
Rumah Tangga
Keterangan : *) Angka sementara
**) Angka sangat sementara
Tahun
Kelompok Konsumsi
2016 2017 2018 2019* 2020**
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
.id
a. Makanan dan Minuman
Selain Restoran 5,72 2,85 4,69 2,65 1,67
go
s.
b. Pakaian, Alas Kaki, dan Jasa
bp
Perawatannya 4,43 2,51 3,95 5,97 1,51
.
c. Perumahan dan Perlengkapan ta
Rumah Tangga 2,42 4,72 1,75 0,94 0,33
a ko
e. Transportasi, Komunikasi,
km
g. Lainnya
s:
.id
Tabel 10. Perkembangan Pengeluaran Konsumsi LNPRT Kota
go
Tasikmalaya, 2016-2020
s.
bp
.
ta Tahun
Uraian
ko
.id
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah terdiri dari pengeluaran konsumsi
go
individu dan pengeluaran konsumsi kolektif. Barang dan jasa individu
s.
bp
merupakan barang dan jasa privat, dimana ciri-ciri barang privat antara lain:
.
ta
a) Scarcity, yaitu ada kelangkaan/keterbatasan dalam jumlah.
ko
a
ay
Contoh barang dan jasa yang dihasilkan pemerintah dan tergolong sebagai
ht
a) Non rivalry, yaitu pengeluaran satu konsumen terhadap suatu barang tidak
mengurangi kesempatan konsumen lain untuk juga mengkonsumsi barang
tersebut.
b) Non excludable, yaitu apabila suatu barang publik tersedia, maka tidak ada
yang dapat menghalangi siapapun untuk memperoleh manfaat dari
Contoh barang dan jasa yang dihasilkan pemerintah dan tergolong sebagai
barang dan jasa kolektif adalah jasa pertahanan yang dilakukan TNI dan
keamanan yang dilakukan kepolisian.
.id
go
Tahun
Uraian
s.
bp
2016 2017 2018 2019* 2020**
.
(1) (2) (3)
ta (4) (5) (6)
Total Konsumsi Pemerintah
ako
ay
Konsumsi Pemerintah
tp
Pertumbuhan7
7 Diturunkan dari perhitungan PDRB atas dasar harga konstan (ADHK 2010)
.id
kuantitas.
go
s.
Menarik untuk dicermati lebih lanjut bahwa proporsi pengeluaran
bp
akhir pemerintah terhadap PDRB antara 11,20 persen s.d. 12,21 persen.
.
ta
ko
Nilainya pada tahun 2016 hingga 2020 berturut-turut sebesar 12,06 persen
a
ay
(2016), 12,21 persen (2017), 11,37 persen (2018), 11,19 persen (2019) dan 11,41
al
tahun 2019, yaitu sebesar 11,20 persen. Sedangkan proporsi tertinggi, terjadi
i
as
//t
.id
Gambaran tentang konsumsi akhir pemerintah menunjukkan peningkatan
go
baik secara keseluruhan maupun rata-rata per penduduk. Parameter ini
s.
bp
adalah pendekatan untuk mengukur pemerataan kesempatan masyarakat
.
ta
atas pengeluaran sumber daya finansial oleh pemerintah
a ko
ay
perlambatan menjadi 6,67 persen pada tahun 2017, pada tahun 2018
i
as
//t
menjadi 6,07 persen pada tahun 2019 dan pada tahun 2020 negatif kembali
ht
menjadi 0,38 persen. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2016 sebesar
25,55 persen.
8 Selain bagian lain yang menjadi konsumsi antara, konsumsi akhir, ataupun diekspor
Tahun
Uraian
.id
go
a. ADHB (Miliar Rp) 5.378,87 5.901,59 6.538,97 7.143,01 6.844,41
s.
b. ADHK 2010 (Miliar Rp) 4.098,37 4.433,46 4.750,10 5.030,51 4.800,18
. bp
Proporsi terhadap PDRB ta
32,11 32,31 32,73 32,84 31,70
ko
(persen ADHB)
a
ay
Struktur PMTB ) 9
al
.id
atau negatif (disamping komponen net ekspor antar daerah). Apabila
go
s.
perubahan inventori bertanda positif berarti terjadi penambahan persediaan
bp
barang, sedangkan apabila bertanda negatif berarti terjadi pengurangan
.
ta
ko
terhadap nilai persediaan barang pada awal dan akhir tahun dari dua posisi
as
//t
agak rinci, perubahan inventori baru dapat dianalisis dari sisi proporsinya
saja. Perbedaan dalam pendekatan dan tata cara estimasi menyebabkan
komponen inventori tidak banyak dikaji lebih jauh sebagaimana dilakukan
pada komponen pengeluaran lainnya.
Tahun
Uraian
2016 2017 2018 2019* 2020**
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Total Nilai Inventori 689,37 690,91 733,24 752,84 293,91
a. ADHB (Miliar Rp)
.id
(persen ADHB)
Keterangan : *) Angka sementara
go
**) Angka sangat sementara
s.
bp
Pada tahun 2016, perubahan inventori Kota Tasikmalaya atas dasar
.
ta
ko
harga berlaku sebesar 689,37 miliar rupiah. Pada tahun–tahun selanjutnya
a
menjadi 690,91 miliar rupiah (2017), 733,24 miliar rupiah (2018), 752,84 miliar
ay
al
rupiah (2019) dan 293,91 miliar rupiah (2020). Sementara itu, proporsi
km
fluktuasi. yaitu 4,12 persen (2016), kemudian menurun pada tahun 2017
//t
s:
hingga 2020, nilainya masing-masing sebesar 3,78 persen (2017), 3,67 persen
tp
ht
(2018), 3,46 persen (2019) dan 1,36 persen pada tahun 2020.
.id
tambahan penyediaan (supply) produk di wilayah ekonomi domestik yang
go
berasal dari non residen. Impor terdiri dari produk barang maupun jasa,
s.
bp
meskipun rincian penggolongannya bisa berbeda dengan ekspor. Komponen
.
ta
impor termasuk pembelian berbagai produk barang dan jasa secara langsung
ko
Perkembangan yang terjadi pada transaksi impor barang dan jasa dapat
i
as
ekonomi atau produk wilayah lain, baik wilayah kabupaten/kota lain dalam
tp
Secara total nilai net impor barang dan jasa Kota Tasikmalaya
meningkat (atas dasar harga berlaku) pada kurun tahun 2016 s.d 2019. Pada
tahun 2016 nilai net impor barang dan jasa atas dasar harga berlaku mencapai
Rp. 4.035,21 miliar, kemudian meningkat menjadi Rp. 4.308,67 miliar pada
tahun 2017, Rp. 4.545,89 miliar pada tahun 2018, dan menjadi Rp. 4.810,00
miliar pada tahun 2019 sementara untuk tahun 2020 turun menjadi sebesar
Rp. 4.080,02 miliar. Sedangkan menurut proporsinya menunjukan tren
penurunan dari 2016 s.d 2020. Pada tahun 2016 net impor barang dan jasa
memberikan kontribusi sebesar 24,09 persen, tahun 2017 sebesar 23,59 persen,
2018 sebesar 22,76 persen , tahun 2019 sebesar 22,11 persen, dan tahun 2020
sebesar 18,90 persen.
.id
go
s.
bp
.
ta
a ko
ay
al
ikm
as
//t
s:
tp
ht
.id
sisi akan menciptakan nilai tambah, sementara di sisi lain nilai tambah
go
tersebut akan menjadi sumber penghasilan bagi masyarakat. Yang dimaksud
s.
bp
dengan masyarakat di sini adalah rumah tangga, LNPRT, perusahaan, dan
.
ta
pemerintah. Berdasarkan proses pembentukan dan pemanfaatan nilai tambah
ko
Agregat PDRB ini menjelaskan nilai produk barang dan jasa yang
dihasilkan di dalam wilayah ekonomi Kota Tasikmalaya, yang mana di
dalamnya masih terkandung nilai penyusutan (konsep bruto). PDRB dapat
digunakan sebagai ukuran “produktivitas” karena menjelaskan kemampuan
wilayah dalam menghasilkan produk domestik, yang dihitung melalui
pendekatan nilai tambah. Proses tersebut dapat berlangsung secara terus
menerus dan berkesinambungan, dengan dukungan berbagai faktor produksi
serta sumber daya alam yang tersedia. Dengan demikian, maka nilai tambah
yang sebagian besar menggambarkan balas jasa (kompensasi) atas faktor
produksi seperti lahan, tenaga kerja, modal (kapital) dan keahlian
(kewirausahaan), merupakan inti dari analisis PDB di sini. Di sisi yang lain,
.id
go
Tabel 14. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan PDRB Per Kapita
s.
bp
Kota Tasikmalaya, 2016 - 2020
.
ta
ko
Tahun
a
Uraian
ay
- ADHB
//t
- ADHB
20,05 21,21 22,42 23,73 23,24
- ADHK 2010
Pertumbuhan 6,56 5,78 5,71 5,84 (2,08)
PDRB perkapita ADHK
2010
Jumlah penduduk (Org) 659.606 661.404 662.723 663.517 663.986
Pertumbuhan Penduduk 0,32 0,27 0,20 0,12 0,07
Keterangan : *) Angka sementara
**) Angka sangat sementara
.id
5,84 persen. PDRB per kapita tahun 2016 tumbuh sebesar 6,56 persen dan
go
merupakan pertumbuhan tertinggi selama kurun 2016-2020. Secara rata-rata
s.
bp
PDRB per kapita Kota Tasikmalaya selama kurun waktu lima tahun terakhir
.
ta
(2016-2020) tumbuh sebesar 3,82 persen.
a ko
ay
Tercatat pada tahun 2016 laju pertumbuhan penduduk sebesar 0,32 persen,
i
as
//t
kemudian pada akhir periode kelima mencapai 0,07 persen. Hal ini
s:
tp
merupakan indikasi positif terhadap penciptaan nilai tambah per kapita bagi
ht
.id
dibandingkan dengan produk yang digunakan untuk konsumsi akhir.
go
s.
bp
Tabel 15. Proporsi Total Pengeluaran Konsumsi Akhir terhadap PDRB
.
ta
Kota Tasikmalaya, 2016-2020
ko
a
ay
Tahun
al
Uraian
2016 2017 2018 2019* 2020**
km
PENUTUP
.id
go
s.
bp
.
ta
a ko
ay
al
ikm
as
//t
s:
tp
ht
.id
menggunakan barang dan jasa akhir dalam suatu perekonomian adalah
go
rumah tangga, lembaga nonprofit yang melayani rumah tangga/LNPRT,
s.
bp
pemerintah, dan perusahaan.
.
ta
ko
2. Publikasi ini menyajikan analisis sederhana tentang perilaku konsumsi,
a
3. Data dapat disajikan dalam bentuk series data dari tahun 2016 s.d 2020,
sehingga mudah dalam menggambarkan perubahan atau kecenderungan
yang terjadi antara waktu. Masing-masing parameter disajikan dalam
satuan yang berbeda (rupiah, indeks, persentase, rasio, unit, dsb) sesuai
dengan tujuan analisis dan karakteristik masing-masing data.
4. Data dan indikator yang diturunkan dari sajian data PDRB menurut
pengeluaran, dapat dijadikan acuan bagi pengembangan dan perluasan
indikator ekonomi makro lain seperti pendapatan disposabel, tabungan,
serta model ekonomi sederhana yang saling berkaitan antara seluruh
variabel ekonomi dan variabel yang tersedia. Bahkan secara langsung
maupun tidak langsung dapat dikaitkan dengan tampilan data ekonomi
.id
go
s.
bp
.
ta
a ko
ay
al
ikm
as
//t
s:
tp
ht
.id
go
s.
bp
.
ta
a ko
ay
al
ikm
as
//t
s:
tp
ht
.id
1.c. Perumahan, Perkakas,
go
Perlengkapan dan
Penyelenggaraan Rumah 1.697,65 1.832,32 1.907,56 2.005,79 1.992,61
s.
Tangga
bp
1.d. Kesehatan dan Pendidikan
.
414,53 458,62
ta 495,10 549,31 570,43
ko
1.e. Transportasi, Komunikasi,
2.636,30 2.849,47 3.052,81 3.312,17 3.033,33
Rekreasi & Budaya
a
1.g. Lainnya
584,15 640,93 687,02 751,76 768,58
i km
as
3. Pengeluaran Konsumsi
ht
5. Perubahan Inventori
689,37 690,91 733,24 752,84 293,91
Keterangan :
* Angka Sementara
** Angka Sangat Sementara
.id
Perlengkapan dan
1.317,21 1.357,59 1.388,98 1.446,85 1.432,56
Penyelenggaraan Rumah
go
Tangga
s.
1.d. Kesehatan dan Pendidikan
334,40 358,88 374,75 389,87 397,05
bp
1.e. Transportasi, Komunikasi,
.
2.152,65 2.254,61
ta 2.365,51 2.472,97 2.277,07
Rekreasi & Budaya
ko
1.f. Hotel dan Restoran
204,87 217,94 228,08 237,25 228,11
a
ay
1.g. Lainnya
482,60 503,45 518,37 536,45 524,38
al
km
3. Pengeluaran Konsumsi
tp
5. Perubahan Inventori
462,64 438,44 442,04 447,57 167,52
Keterangan :
* Angka Sementara
** Angka Sangat Sementara
.id
1.c. Perumahan, Perkakas, Perlengkapan
10,13 10,03 9,55 9,22 9,23
go
dan Penyelenggaraan Rumah Tangga
1.d. Kesehatan dan Pendidikan
2,47 2,51 2,48 2,53 2,64
s.
bp
1.e. Transportasi, Komunikasi, Rekreasi &
15,74 15,60 15,28 15,23 14,05
Budaya
.
1.f. Hotel dan Restoran
ta
1,47 1,48 1,51 1,49 1,45
ko
1.g. Lainnya
a
5. Perubahan Inventori
4,12 3,78 3,67 3,46 1,36
Keterangan :
* Angka Sementara
** Angka Sangat Sementara
.id
5,15 4,68 4,93 3,34 -7,80
go
1.c. Perumahan, Perkakas, Perlengkapan
3,92 3,07 2,31 4,17 -0,99
dan Penyelenggaraan Rumah Tangga
s.
1.d. Kesehatan dan Pendidikan
bp
3,84 7,32 4,42 4,03 1,84
.
1.e. Transportasi, Komunikasi, Rekreasi & ta
4,42 4,74 4,92 4,54 -7,92
Budaya
ko
1.f. Hotel dan Restoran
5,68 6,38 4,65 4,02 -3,85
a
ay
1.g. Lainnya
0,79 4,32 2,96 3,49 -2,25
al
km
Keterangan :
* Angka Sementara
** Angka Sangat Sementara
.id
120,00 123,01 127,87 135,50 137,55
go
1.c. Perumahan, Perkakas, Perlengkapan
128,88 134,97 137,34 138,63 139,10
dan Penyelenggaraan Rumah Tangga
s.
1.d. Kesehatan dan Pendidikan
123,96 127,79 132,11 140,90 143,67
bp
1.e. Transportasi, Komunikasi, Rekreasi &
.
Budaya
122,47 ta126,38 129,06 133,93 133,21
ko
1.f. Hotel dan Restoran
120,26 124,29 131,85 137,02 137,26
a
ay
1.g. Lainnya
121,04 127,31 132,53 140,14 146,57
al
km
Keterangan :
* Angka Sementara
** Angka Sangat Sementara
.id
1.c. Perumahan, Perkakas, Perlengkapan
2,42 4,72 1,75 0,94 0,33
go
dan Penyelenggaraan Rumah Tangga
1.d. Kesehatan dan Pendidikan
4,83 3,09 3,38 6,65 1,96
s.
bp
1.e. Transportasi, Komunikasi, Rekreasi &
0,54 3,20 2,11 3,78 -0,54
Budaya
.
1.f. Hotel dan Restoran
ta
0,39 3,35 6,08 3,92 0,17
ko
1.g. Lainnya
a
4a. Bangunan
2,30 1,40 3,43 3,11 0,43
4b. Nonbangunan
6,48 2,67 3,89 5,36 2,02
Keterangan :
* Angka Sementara
** Angka Sangat Sementara
1. Badan Pusat Statistik, Tabel Input Output Indonesia, berbagai seri, Jakarta.
seri, Jakarta.
.id
go
4. , Profil Ekonomi Rumahtangga 1998, Jakarta 1999.
s.
.bp
5. Frenken Jim, How To Measure Tangible Capital Stocks, Netherlands, 1992.
ta
ako
.id
go
s.
.bp
ta
a ko
ay
al
ikm
as
//t
s:
tp
ht
BADANPUSATSTATI
STI
K
KOTATASI
KMALAYA
Jal
anSuk ar
indi
kNo.71T asikmal
ay a46151,
Tel
p:(0265)346022,Fax:(0265)346031
Homepage:http:
//
tasi
kmalayakot
a.bps.
go.i
d