Bab I1
Bab I1
Disusun Oleh :
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk
masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Penulisan 1
BAB II PENDAHULUAN 2
Kesimpulan 9
DAFTAR PUSTAKA 10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
konstitusi yang merupakan seperangkat aturan main dalam kehidupan bernegara dan yang
mengatur hak dan kewajiban warga negara dan negara. Pemahaman ini menjadi landasan
dalam mengembangkan materi otonomi daerah. Tujuan konstitusi adalah membatasi
kesewenang-wenangan pemerintah, menjamin hak-hak rakyat yang diperintah dan
menetapkan pelaksanaan kekuasaan yang berdaulat, sedangkan fungsi konstitusi adalah
sebagai dokumen nasional dan alat untuk membentuk sistem politik dan sistem hukum
negaranya. Konstiitusi demokratis adalah konstitusi yang mempunyai atau mengandung
prinsip-prinsip menempatkan warga negara sebagai sumber utama kedaulatan,mayoritas
berkuasa dan terjaminnya hak minoritas, adanya jaminan pengharaan terhadap hak-hak
individu warga negara dan penduduk negara, pembaasan pemerintahan, adanya
jaminan keterlibatan rakyat dalam proses bernegara melalui pemilihan umum
yang bebas, adanya jaminan berlakunya hukum dan keadilan melalui proses peradilan yang
bebas, adanya pembatasan dan pembagian kekuasaannegara. Terdapat dua model konstitusi
yaitu renewel dan amandemen. Kosntitusi merupakan media bagi terciptanya kehidupan yang
demokratis bagi seluruh warga negara.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan hakikat, tujuan, dan fungsi konstitusi ?
2. Apa saja nilai-nilai yang terkandung dalam konstitusi ?
3. Apa saja pembagian atau klasifikasi konstitusi ?
4. Bagaimana konstitusi sebagai pengatur kehidupan kenegaraan yang demokratis ?
C. Tujuan penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui:
1. Apa yang dimaksud dengan hakikat, tujuan, dan fungsi konstitusi.
2. Apa saja nilai-nilai yang terkandung dalam konstitusi.
3. Apa saja pembagian atau klasifikasi konstitusi.
4. Bagaimana konstitusi sebagai pengatur kehidupan kenegaraan yang demokratis.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat, Tujuan, dan Fungsi Konstitusi
1. Hakikat Konstitusi
Dengan demikian hakikat dari konstitusi adalah suatu kumpulan kaidah yang memberikan
pembatasan-pembatasan kekuasaan kepada para penguasa yang berbentuk suatu dokumen
tentang pembagian tugas sekaligus petugasnya dari suatu sistem politik dan juga berisi hak-
hak asasi manusia.
c. pandangan tokoh bangsa yang hendak diwujudkan, baik waktu sekarang maupun untuk
masa yang akan datang
Dalam praktik ketatanegaraan, seringkali sebuah konstitusi yang tertulis tidak dapat berlaku
atau berjalan sesuai yang dikehendaki, hal ini disebabkan karena salah satu atau beberapa isi
dari konstitusi tidak dijalankan oleh penguasa atau sekelompok golongan penguasa.
Sehubungan dengan hal itu, Karl Loewenstein mengadakan penyelidikan mengenai arti
konstitusi tertulis dalam suatu lingkungan nasional, Hasil penyelidikannya menyimpulkan
adanya 3 (tiga) nilai suatu konstitusi.
1. Nilai Normatif
Nilai normatif diperoleh apabila penerimaan segenap rakyat suatu negara terhadap konstitusi
benar-benar secara murni dan konsekuen. Konstitusi ditata dan dijunjung tinggi tanpa adanya
penyelewengan sedikit pun. Dengan kata lain bahwa konstitusi telah dapat dilaksanakan
sesuai dengan isi dan jiwanya baik dalam produk hukum maupun dalam bentuk
kebijaksanaan pemerintah.
2. Nilai Nominal
Nilai nominal diperoleh apabila ada kenyataan sama dalam batas-batas berlakunya. Nilai
yang terkait dengan batas-batas berlakunya itulah yang dimaksudkan dengan nilai nominal
konstitusi. Contoh ketentuan pasal 1 Aturan Peralihan UUD 1945 sebelum amandemen
dinyatakan tidak berlaku lagi karena Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)
tugasnya hanya dalam masa peralihan dan badan itu sendiri tidak berlaku lagi sekarang.
Meskipun ketentuan itu tidak dicabut tidak berarti masih berlaku secara efektif.
3. Nilai Semantik
Dalam hal ini konstitusi hanya sekedar istilah saja. Meskipun secara hukum konstitusi tetap
berlaku, tetapi dalam kenyataannya hanya sekedar untuk memberi bentuk dari tempat yang
telah ada dan untuk melaksanakan kekuasaan politik, pelaksanaannya selalu dikaitkan denan
kepentingan pihak yang berkuasa (dalam arti negatif).
Konstitusi tertulis adalah konstitusi dalam bentuk dokumen yang memiliki kesakralan khusus
dalam proses perumusannya. Konstitusi tertulis merupakan suatu instrument yang oleh para
penyususunnya disusun untuk segala kemungkinan yang dirasa terjadi dalam pelaksanaannya.
Pada kasus lain, konstitusi tertulis dijumpai pada sejumlah hukum dasar yang diadopsi atau
dirancang oleh para penyusun konstitusi dengan tujuan untuk memberikan ruang lingkup
seluas mungkin bagi proses undang-undang biasa mengembangkan konstitusi itu dalam
aturan-aturan yang sudah disiapkan. Sedangkan konstitusi tidak tertulis adalah konstitusi
yang lebih berkembang atas dasar adat istiadat daripada hukum tertulis.
Konstitusi yang dapat diubah atau diamandemen tanpa adanya prosedur khusus dinyatakan
sebagai konstitusi fleksibel. Sebaliknya konstitusi yang mensyaratkan prosedur khusus untuk
perubahan atau amandemennya adalah konstitusi kaku. Menurut James Bryce, terdapat ciri-
ciri khusus pada konstitusi fleksibel yaitu:
a) elastis
b) hanya dapat diubah dengan cara yang khusus atau istimewa atau dengan persyaratan yang
berat.
Konstitusi derajat tinggi ialah suatu konstitusi yang mempunyai kedudukan tertinggi dalam
negara. Jika dilihat dari segi bentuknya, konstitusi ini berada di atas peraturan perundang-
undangan yang lain. Demikian juga syarat-syarat untuk mengubahnya sangatlah berat.
Sedangkan konstitusi tidak sederajat ialah suatu konstitusi yang tidak mempunyai kedudukan.
Persyaratan yang diperlukan untuk mengubah konstitusi ini sama dengan persyaratan
yangdiperlukan untuk mengubah peraturan-peraturan yang lain setingkat undangundang.
Bentuk ini berkaitan dengan bentuk suatu negara, jika bentuk suatu negara itu serikat, maka
akan didapatkan sistem pembagian kekuasaan antara pemerintah negara serikat dengan
pemerintah negara bagian. Sistem pembagian kekuasaan ini diatur dalam konstitusi.
Dalam negara kesatuan pembagian kekuasaan ini tidak dijumpai, karena seluruh kekuasaan
terpusat pada pemerintah pusat sebagaimana diatur dalam konstitusi.
Bentuk ini berkaitan dengan bentuk suatu negara, jika bentuk suatu negara itu serikat, maka
akan didapatkan sistem pembagian kekuasaan antara pemerintah negara serikat dengan
pemerintah negara bagian. Sistem pembagian kekuasaan ini diatur dalam konstitusi. Dalam
negara kesatuan pembagian kekuasaan ini tidak dijumpai, karena seluruh kekuasaan terpusat
pada pemerintah pusat sebagaimana diatur dalam konstitusi
D. Konstitusi Sebagai Pengatur Kehidupan Kenegaraan yang Demokratis
Dengan kata lain, negara yang memilih demokrasi sebagai pilihannya, maka konstitusi
demkratis merupakan aturan yang dapat menjamin terwujudnya demokrasi di negara tersebut
sehingga melahirkan kekuasaan atau pemerintahan yang demokratis pula. Kekuasaan yang
demokratis dalam menjalankan prinsip-prinsip demokrasi perlu dikawal agar nilai-nilai
demokrasi yang diperjuangkan tidak diselewengkan, maka partisipasi warga negara perlu
ditetapkan di dalam kosntitusi untuk ikut berpartisipasi dan mengawal proses demokratisasi
pada sebuah bangsa.
Karena konstitusi menjadi piranti yang sangat penting bagi sebuah negara demokrasi, yang
selanjutnya secara langsung konstitusi menjadi daya ikat yang berarti bagi penyelenggara
negara dan warga negara bagi terbentuknya negara demokrasi, maka setiap konstitusi yang
digolongkan sebagai konstitusi yang demokratis haruslah memiliki prinsip-prinsip dasar
demokrasi itu sendiri, yang terdiri atas :
4. pembaasan pemerintahan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Konstitusi dapat dikatakan sebagai kumpulan prinsip-prinsip yang mengatur kekuasaan
pemerintahan, hak-hak pihak yang diperintah dan hubungan di antara keduanya. Tujuan
konstitusi adalah membatasi kesewenang-wenangan pemerintah, menjamin hak-hak rakyat
yang diperintah dan menetapkan pelaksanaan kekuasaan yang berdaulat, sedangkan fungsi
konstitusi adalah sebagaidokumen nasional dan alat untuk membentuk sistem politik dan
sistem hukum negaranya. Konstiitusi demokratis adalah konstitusi yang mempunyai
atau mengandung prinsip-prinsip menempatkan warga negara sebagai sumber utama
kedaulatan, mayoritas berkuasa dan terjaminnya hak minoritas, adanya jaminan pengharaan
terhadap hak-hak individu warga negara dan penduduk negara, pembaasan
pemerintahan, adanya jaminan keterlibatan rakyat dalam proses bernegara melalui pemilihan
umum yang bebas, adanya jaminan berlakunya hukum dan keadilan melalui proses peradilan
yang bebas,adanya pembatasan dan pembagian kekuasaan negara. Terdapat dua model
konstitusi yaitu renewel dan amandemen. Kosntitusi merupakan media bagi terciptanya
kehidupan yang demokratis bagi seluruh warga negara.