Anda di halaman 1dari 12

PENGERTIAN, TUJUAN DAN NILAI STRATEGIS

KONSTITUSI DALAM SUATU NEGARA

Disusun Oleh :

Nama : Joy Reza Pramudia


NIK : 1770001091
Semester : II
Dosen Pembimbing : Eva Nasution, SH, MH

PERGURUAN TINGGI GRAHA KIRANA


JURUSAN HUKUM
2018
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah
tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakat.

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk
masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

DAFTAR ISI
Kata Pengantar i

Daftar Isi ii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Penulisan 1

BAB II PENDAHULUAN 2

A. Hakikat, Tujuan dan Fungsi Konstitusi 2


B. Nilai-nilai yang terkandung dalam Konstitusi 4
C. Klasifikasi atau Pembagian Konstitusi 5
D. Konstitusi Sebagai Pengatur Kehidupan Kenegaraan yang Demokratis 7

BAB III PENUTUP 9

Kesimpulan 9

DAFTAR PUSTAKA 10

BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
konstitusi yang merupakan seperangkat aturan main dalam kehidupan bernegara dan yang
mengatur hak dan kewajiban warga negara dan negara. Pemahaman ini menjadi landasan
dalam mengembangkan materi otonomi daerah. Tujuan konstitusi adalah membatasi
kesewenang-wenangan pemerintah, menjamin hak-hak rakyat yang diperintah dan
menetapkan pelaksanaan kekuasaan yang berdaulat, sedangkan fungsi konstitusi adalah
sebagai dokumen nasional dan alat untuk membentuk sistem politik dan sistem hukum
negaranya. Konstiitusi demokratis adalah konstitusi yang mempunyai atau mengandung
prinsip-prinsip menempatkan warga negara sebagai sumber utama kedaulatan,mayoritas
berkuasa dan terjaminnya hak minoritas, adanya jaminan pengharaan terhadap hak-hak
individu warga negara dan penduduk negara, pembaasan pemerintahan, adanya
jaminan keterlibatan rakyat dalam proses bernegara melalui pemilihan umum
yang bebas, adanya jaminan berlakunya hukum dan keadilan melalui proses peradilan yang
bebas, adanya pembatasan dan pembagian kekuasaannegara. Terdapat dua model konstitusi
yaitu renewel dan amandemen. Kosntitusi merupakan media bagi terciptanya kehidupan yang
demokratis bagi seluruh warga negara.

B.  Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan hakikat, tujuan, dan fungsi konstitusi ?
2.      Apa saja nilai-nilai yang terkandung dalam konstitusi ?
3.      Apa saja pembagian atau klasifikasi konstitusi ?
4.      Bagaimana konstitusi sebagai pengatur kehidupan kenegaraan yang demokratis ?

C.  Tujuan penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui:
1.      Apa yang dimaksud dengan hakikat, tujuan, dan fungsi konstitusi.
2.      Apa saja nilai-nilai yang terkandung dalam konstitusi.
3.      Apa saja pembagian atau klasifikasi konstitusi.
4.      Bagaimana konstitusi sebagai pengatur kehidupan kenegaraan yang demokratis.

BAB II
PEMBAHASAN
A.   Hakikat, Tujuan, dan Fungsi Konstitusi
1.      Hakikat Konstitusi

Setiap negara modern dewasa ini senantiasa memerlukan suatu sistem pengaturan yang


dijabarkan dalam suatu konstitusi. Oleh karena itu konstitusionalisme mengacu pada
pengertian sistem institusionalisasi secara efektif dan terhadap suatu pelaksanaan
pemerintahan. Dengan lainperkataan menurut Hamilton untuk menciptakan suatu tertib
pemerintahan diperlukan pengaturan sedemikian rupa, sehingga dinamika kekuasaan dalam
proses pemerintahan dapat dibatasi dandikendalikan.

 Pembatasan dan pengendalian tersebut hanya dapat dilakukan melalui konstitusi. Istilah


konstitusi dari sudut sejarah telah lama dikenal yaitu sejak zaman Yunani Kuno.
Diduga Konstitusi Athena (abad 425 S.M.) merupakan konstitusi pertama yang ada di dunia
dan dipandang sebagai alat demokrasi yang sempuna. Hal ini dikarenakan bahwa pemahaman
orang tentang konstitusi sejalan pemikiran orang-orang Yunani Kuno tentang negara. Hal
ini dapat diketahui dari paham Socrates yang telah dikembangkan oleh muridnya Plato,
dalam bukunya politea atau negara yang memuat ajaran-ajaran Platotentang negara dan
hukum, dan bukunya Nomoi atau undang-undang.

Dalam masyarakat Yunani kuno dikatakan bahwa politea diartikan sebagai konstitusi,


sedangkan nomoi adalah undang-undang biasa. Perbedaan dari istilah tersebut adalah politea
mengandung kekuasaan lebih tinggi daripada nomoi, karena mempunyai kekuataan
membentuk agar tidak bercerai berai. Dalam kebudayaan Yunani, istilah konstitusi
berhubungan erat engan ucapan respublica constitiere, sehingga lahirlah semboyan yang
berbunyi pricep egibus solutus est, salus publica suprema lex, yang berarti rajalah
yang berhak menentukan organisasi atau struktur daripada negara, oleh karena itu raja adalah
satu-satunya pembuat undang-undang.

Dengan demikian, istilah konstitusi pada zaman Yunani Kuno diartikan hanya sebatas


materiil saja karena konstitusi pada saat itu belum diletakkan dalam suatu naskah
yang tertulis.

 Berkaitan dengan istilah konstitusi, Wirjono Prodjodikoro menyatakan bahwa Istilah


konstitusi berasal dari kata kerja constitutuer (Prancis) yang berarti membentuk, yaitu
membentuk suatu negara. Sehingga konstitusi mengandung pengertian permulaan dari segala
peraturan mengenai suatu negara, dengan demikian suatu konstitusi memuat peraturan
pokok (fundamental) mengenai sendi-sendi pertama untuk menegakkan bangunan besar yaitu
negara.

Menurut Sri Sumantri : Istilah konstitusi berasal dari perkataan constitution, yang dalam


bahasa Indonesia dijumpai istilah hukum yang lain, yaitu undang-undang dasar dan atau
hukum dasar. Dalam perkembangannnya istilah konstitusi mempunyai dua pengertian yaitu
pengertian yang luas dan pengertian yang sempit,

Sedangkan Moh. Kusnardi dan Harmaili Ibrahim berpendapat bahwa Konstitusi yang


berasaldari istilah constitution (Bahasa Inggris dan Prancis) atau verfasung
(Belanda) memiliki perbedaan dari undang-undang dasar atau goundgesetz. Jika
ada kesamaan, itu merupakan kekhilafan pandangan dinegara-negara
modern, yang disebabkan oleh pengaruh paham kodifi kasi yang menghendaki
setiap peraturan harus tertulis, demi mencapai kesatuan hukum dan kepastian
hukum.Berangkat dari pendapat para ahli di atas tentang konstitusi, maka dapat kita lihat
bahwa istilah konstitusi ini terjadi perbedaan pendapat, ada yang berpendapat
bahwa konstitusi sama dengan undang-undang dasar dan ada yang berpendapat konstitusi
tidak sama dengan undang-undang dasar.Penyamaan arti konstitusi dan UUD inilah yang
sesuai dengan praktik ketatanegaraan di Indonesia.

Terlapas dari pandangan dua kelompok di atas, istilah konstitusi dalam perkembangannya


mempunyai dua pengertian yaitu : pertama, dalam pengertian yang luas, konstitusi berarti
keseluruhan dari ketentuan-ketentuan dasar atau hukum dasar baik yang tertulis ataupun tidak
tertulis ataupun campuran keduanya; kedua, dalam pengerian sempit, konstitusi
berarti piagam dasar atau undang-undang dasar ialah suatu dokumen lengkap mengenai
peraturan-peraturan dasar negara.

Dengan demikian hakikat dari konstitusi adalah suatu kumpulan kaidah yang memberikan
pembatasan-pembatasan kekuasaan kepada para penguasa yang berbentuk suatu dokumen
tentang pembagian tugas sekaligus petugasnya dari suatu sistem politik dan juga berisi hak-
hak asasi manusia.

2.      Tujuan dan Fungsi Konstitusi

Secara garis besar, tujuan konstitusi adalah membatasi tindakan sewenangwenangpemerintah,


menjamin hak-hak rakyat yang diperintah, menetapkan pelaksanaan kekuasaan yang
berdaulat. Menurut Bagir Manan (2005), hakikat tujuan konstitusi merupakan perwujudan
paham tentang konstitusi atau konstitusionalisme yaitu pembatasan terhadap kekuasaan
pemerintah di satu pihak dan jaminan terhadap hak-hak warga negara maupun setiap
penduduk dipihak lain.

Sedangkan fungsi konstitusi adalah sebagai sarana dasar untuk mengawasi proses-proses


kekuasaan atau bisa juga befungsi sebagai dokumen nasional dan alat untuk membentuk
sistem politik dan sistemm hukum negara. Karena itu ruang lingkup isi undang-undang dasar
sebagai konstitusi tertulis sebagaimana dinyatakan oleh Struycken memuat tentang:

 a. hasil perjuangan politik bangsa diwaktu yang lampau

 b. tingkat-tingkat tertinggi perkembangan ketatanegaraan bangs

c. pandangan tokoh bangsa yang hendak diwujudkan, baik waktu sekarang maupun untuk
masa yang akan datang

d. suatu keinginan dengan mana perkembangan kehidupan ketatanegaraan bangsa hendak


dipimpin.

B.       Nilai-Nilai yang Terkandung dalam Konstitusi

Dalam praktik ketatanegaraan, seringkali sebuah konstitusi yang tertulis tidak dapat berlaku
atau berjalan sesuai yang dikehendaki, hal ini disebabkan karena salah satu atau beberapa isi
dari konstitusi tidak dijalankan oleh penguasa atau sekelompok golongan penguasa.
Sehubungan dengan hal itu, Karl Loewenstein mengadakan penyelidikan mengenai arti
konstitusi tertulis dalam suatu lingkungan nasional, Hasil penyelidikannya menyimpulkan
adanya 3 (tiga) nilai suatu konstitusi.

1.      Nilai Normatif

Nilai normatif diperoleh apabila penerimaan segenap rakyat suatu negara terhadap konstitusi
benar-benar secara murni dan konsekuen. Konstitusi ditata dan dijunjung tinggi tanpa adanya
penyelewengan sedikit pun. Dengan kata lain bahwa konstitusi telah dapat dilaksanakan
sesuai dengan isi dan jiwanya baik dalam produk hukum maupun dalam bentuk
kebijaksanaan pemerintah.

2.      Nilai Nominal
Nilai nominal diperoleh apabila ada kenyataan sama dalam batas-batas berlakunya. Nilai
yang terkait dengan batas-batas berlakunya itulah yang dimaksudkan dengan nilai nominal
konstitusi. Contoh ketentuan pasal 1 Aturan Peralihan UUD 1945 sebelum amandemen
dinyatakan tidak berlaku lagi karena Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)
tugasnya hanya dalam masa peralihan dan badan itu sendiri tidak berlaku lagi sekarang.
Meskipun ketentuan itu tidak dicabut tidak berarti masih berlaku secara efektif.

3.      Nilai Semantik

Dalam hal ini konstitusi hanya sekedar istilah saja. Meskipun secara hukum konstitusi tetap
berlaku, tetapi dalam kenyataannya hanya sekedar untuk memberi bentuk dari tempat yang
telah ada dan untuk melaksanakan kekuasaan politik, pelaksanaannya selalu dikaitkan denan
kepentingan pihak yang berkuasa (dalam arti negatif).

C.      Klasifikasi atau Pembagian Konstitusi

Menurut K. C Wheare, pada intinya konstitusi dapat diklasifikasikan menjadi lima kategori


berikut:

1.      Konstitusi Tertulis dan Tidak Tertulis.

Konstitusi tertulis adalah konstitusi dalam bentuk dokumen yang memiliki kesakralan khusus
dalam proses perumusannya. Konstitusi tertulis merupakan suatu instrument yang oleh para
penyususunnya disusun untuk segala kemungkinan yang dirasa terjadi dalam pelaksanaannya.
Pada kasus lain, konstitusi tertulis dijumpai pada sejumlah hukum dasar yang diadopsi atau
dirancang oleh para penyusun konstitusi dengan tujuan untuk memberikan ruang lingkup
seluas mungkin bagi proses undang-undang biasa mengembangkan konstitusi itu dalam
aturan-aturan yang sudah disiapkan. Sedangkan konstitusi tidak tertulis adalah konstitusi
yang lebih berkembang atas dasar adat istiadat daripada hukum tertulis.

Konstitusi tidak tertulis dalam perumusannya tidak membutuhkan proses yang panjang,


misalnya penentuan quarum, model perubahan (amandemen atau pembaruan) dan prosedur
perubahannya.

2.      Konstitusi Fleksible dan Konstitusi Kaku.

Konstitusi yang dapat diubah atau diamandemen tanpa adanya prosedur khusus dinyatakan
sebagai konstitusi fleksibel. Sebaliknya konstitusi yang mensyaratkan prosedur khusus untuk
perubahan atau amandemennya adalah konstitusi kaku. Menurut James Bryce, terdapat ciri-
ciri khusus pada konstitusi fleksibel yaitu:

 a) elastis

b) diumumkan dan diubah dengan cara yang sama seperti undang-undang.

Sedangkan konstitusi kaku memiliki kekhususan sendir yaitu :

a) mempunyai kedudukan dan derajat yang lebih tinggi dari peraturan perundang-undangan


yang lain

b) hanya dapat diubah dengan cara yang khusus atau istimewa atau dengan persyaratan yang
berat.

3.      Konstitusi Derajat Tinggi dan Tidak Derajat Tinggi

Konstitusi derajat tinggi ialah suatu konstitusi yang mempunyai kedudukan tertinggi dalam
negara. Jika dilihat dari segi bentuknya, konstitusi ini berada di atas peraturan perundang-
undangan yang lain. Demikian juga syarat-syarat untuk mengubahnya sangatlah berat.
Sedangkan konstitusi tidak sederajat ialah suatu konstitusi yang tidak mempunyai kedudukan.
Persyaratan yang diperlukan untuk mengubah konstitusi ini sama dengan persyaratan
yangdiperlukan untuk mengubah peraturan-peraturan yang lain setingkat undangundang.

4.      Konstitusi Serikat dan Konstitusi Kesatuan

Bentuk ini berkaitan dengan bentuk suatu negara, jika bentuk suatu negara itu serikat, maka
akan didapatkan sistem pembagian kekuasaan antara pemerintah negara serikat dengan
pemerintah negara bagian. Sistem pembagian kekuasaan ini diatur dalam konstitusi.

Dalam negara kesatuan pembagian kekuasaan ini tidak dijumpai, karena seluruh kekuasaan
terpusat pada pemerintah pusat sebagaimana diatur dalam konstitusi.

5.      Konstitusi Sistem Parlementer dan Konstitusi Presidensial

Bentuk ini berkaitan dengan bentuk suatu negara, jika bentuk suatu negara itu serikat, maka
akan didapatkan sistem pembagian kekuasaan antara pemerintah negara serikat dengan
pemerintah negara bagian. Sistem pembagian kekuasaan ini diatur dalam konstitusi. Dalam
negara kesatuan pembagian kekuasaan ini tidak dijumpai, karena seluruh kekuasaan terpusat
pada pemerintah pusat sebagaimana diatur dalam konstitusi
D.      Konstitusi Sebagai Pengatur Kehidupan Kenegaraan yang Demokratis

Konstitusi merupakan sarana bagi terciptanya kehdupan kenegaraan yang demokratis bagi


seluruh warga negara. Hal ini dikarenakan bila negara mempunyai konstitiusi yang
demokratis, maka konstitusi yang demokratis tersebut dapat dijadikan aturan yang dapat
menjamin terwujudnya demokrasi di negara tersebut. Jika konstitusi dipahami sebagai
pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, maka konstitusi memiliki kaitan
yang cukup erat dengan penyelenggaraan pemerintahan dalam sebuah negara. Dengan
demikian konstitusi merupakan media bagi terciptanya kehidupan yang demokratis bagi
seluruh warga negara.

Dengan kata lain, negara yang memilih demokrasi sebagai pilihannya, maka konstitusi
demkratis merupakan aturan yang dapat menjamin terwujudnya demokrasi di negara tersebut
sehingga melahirkan kekuasaan atau pemerintahan yang demokratis pula. Kekuasaan yang
demokratis dalam menjalankan prinsip-prinsip demokrasi perlu dikawal agar nilai-nilai
demokrasi yang diperjuangkan tidak diselewengkan, maka partisipasi warga negara perlu
ditetapkan di dalam kosntitusi untuk ikut berpartisipasi dan mengawal proses demokratisasi
pada sebuah bangsa.

Karena konstitusi menjadi piranti yang sangat penting bagi sebuah negara demokrasi, yang
selanjutnya secara langsung konstitusi menjadi daya ikat yang berarti bagi penyelenggara
negara dan warga negara bagi terbentuknya negara demokrasi, maka setiap konstitusi yang
digolongkan sebagai konstitusi yang demokratis haruslah memiliki prinsip-prinsip dasar
demokrasi itu sendiri, yang terdiri atas :

1.      menempatkan warga negara sebagai sumber utama kedaulatan

2.      mayoritas berkuasa dan terjaminnya hak minoritas

3.      adanya jaminan pengharaan terhadap hak-hak individu warga negara dan penduduk


negara.

4.      pembaasan pemerintahan

5.      adanya jaminan keterlibatan rakyat dalam proses bernegara melalui pemilihan umum


yang bebas
6.      adanya jaminan berlakunya hukm dan keadilan melalui proses peradilan yang
independen

7.      adanya pembatasan dan pembagian kekuasaan negara.

BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Konstitusi dapat dikatakan sebagai kumpulan prinsip-prinsip yang mengatur kekuasaan
pemerintahan, hak-hak pihak yang diperintah dan hubungan di antara keduanya. Tujuan
konstitusi adalah membatasi kesewenang-wenangan pemerintah, menjamin hak-hak rakyat
yang diperintah dan menetapkan pelaksanaan kekuasaan yang berdaulat, sedangkan fungsi
konstitusi adalah sebagaidokumen nasional dan alat untuk membentuk sistem politik dan
sistem hukum negaranya. Konstiitusi demokratis adalah konstitusi yang mempunyai
atau mengandung prinsip-prinsip menempatkan warga negara sebagai sumber utama
kedaulatan, mayoritas berkuasa dan terjaminnya hak minoritas, adanya jaminan pengharaan
terhadap hak-hak individu warga negara dan penduduk negara, pembaasan
pemerintahan, adanya jaminan keterlibatan rakyat dalam proses bernegara melalui pemilihan
umum yang bebas, adanya jaminan berlakunya hukum dan keadilan melalui proses peradilan
yang bebas,adanya pembatasan dan pembagian kekuasaan negara. Terdapat dua model
konstitusi yaitu renewel dan amandemen. Kosntitusi merupakan media bagi terciptanya
kehidupan yang demokratis bagi seluruh warga negara.

Anda mungkin juga menyukai