Anda di halaman 1dari 30

UKURAN GEJALA PUSAT

DAN UKURAN LETAK

Dewi Handayani
Tujuan:
◼ Untuk mendapat gambaran/deskripsi yang lebih
jelas dari sekumpulan data
◼ Ukuran Gejala Pusat:
1. Rata-rata atau rata-rata hitung
2. Rata-rata ukur
3. Rata-rata harmonik
4. Modus
◼ Ukuran letak:
1. Median
2. Kuartil
3. Desil
4. Persentil
RATA-RATA ATAU
RATA-RATA HITUNG

◼ Rata-rata atau rata-rata hitung data


kuantitatif yang terdapat dalam sebuah
sampel dihitung dengan jalan membagi
jumlah nilai data oleh banyak data.
◼ Rata-rata untuk sampel ialah adalah statistik
◼ Rata-rata untuk populasi ialah adalah
parameter
Rumus untuk rata-rata hitung:


x=
 x i

n
Contoh rata-rata hitung (1):

◼ Jika ada 5 anak orang anak dengan


nilai matematika: 70, 69, 45, 80 dan 56
◼ Maka rata-rata hitung nilai matematika
kelima anak tersebut adalah:

70 + 69 + 45 + 80 + 56
x= = 64
5
Contoh rata-rata hitung (2):
◼ Jika ada lima anak xi fi xi. fi
mendapat nilai 70, 70 5 350
enam anak mendapat
69 6 414
nilai 69, tiga anak
mendapat nilai 45 dan 45 3 135
masing-masing satu 80 1 80
anak mendapat nilai 56 1 56
80 dan 56. Maka data
Jumlah 16 1035
tersebut dapat dibuat
dalam bentuk
frekuensi:

x=  f .xi i
=
3715
= 74,30
f i 50
Contoh rata-rata hitung (3):
Nilai Statistik xi Frekuensi (f) Xi. Fi
31 - 40 35.5 2 71
41 - 50 45.5 2 91
51 - 60 55.5 4 222
61 - 70 65.5 10 655
71 - 80 75.5 14 1057
81 - 90 85.5 10 855
91 - 100 95.5 8 764
Jumlah 50 3715

x=  f .xi i
=
3715
= 74,30
f i 50
RATA-RATA GABUNGAN
◼ Sub sampel 1: ukuran n1 dengan rata-rata Sub
◼ Sampel 2: ukuran n2 dengan rata-rata
.......................................................................
◼ Sub sampel k: ukuran nk dengan rata-rata
◼ Maka rata-rata k buah sub sampel dihitung dengan
rumus:

_
x=  n .x i. i

n i
Contoh rata-rata gabungan:
◼ Tiga sub sampel masing-masing berukuran 10, 6
dan 8 sedangkan rata-ratanya masing-masing 145,
118 dan 162
◼ Salah jika langsung menghitung rata-rata =
(145+118+162) : 3 = 141,7
◼ Benar jika menghitung rata-rata =

(10.145) + (6.118) + (8.162)


= 143,9
10 + 6 + 8
RATA-RATA UKUR...(1)
◼ Jika perbandingan 2 data berurutan tetap
atau hampir tetap, maka rata-rata ukur lebih
tepat dipakai daripada rata-rata hitung.
◼ Rumus rata-rata ukur:

LogU =  log xi
 U= rata-rata ukur n
 Xi= jumlah logaritma tiap data
 N = jumlah data
Contoh rata-rata ukur 1:

◼ Rata-rata ukur dari data x1=2; x2=4;


dan x3 = 8
◼ Maka: log 2 + log 3 + log 8
LogU =
3

0,3010 + 0,6021 + 0,9031


LogU = = 0,6021
3
◼ U=4
RATA-RATA UKUR...(2)
◼ Untuk fenomena yang bersifat tumbuh,
dengan data menunjukkan kecenderungan
deret ukur seperti: pertumbuhan penduduk,
perkembangan bakteri, perkembangan lalu
lintas, dan sebagainya, sering digunakan
serupa rata-rata ukur:
x t
Pt = Po (1 + )
 Po= keadaan awal atau permulaan 100
 Pt= keadaan akhir
 x = rata-rata pertumbuhan atau perkembangan setiap satuan waktu
 t = satuan waktu
Contoh rata-rata ukur 2 ...(1)
◼ Jumlah kepemilikan sepeda motor yang terdaftar di
Kota Surakarta akhir tahun 2001 adalah 60 juta
sedangkan di akhir tahun 2011 terdaftar sebanyak
78 juta . Maka rata-rata pertumbuhan kepemilikan
sepeda motor per tahun adalah:
◼ Po = 60 juta
◼ Pt = 78 juta
◼ t = 2011 – 2001 = 10 tahun

x 10
78 = 60.(1 + )
100
Contoh rata-rata ukur 2...(2)
◼ log 78 = log 60 + 10 log (1 + (x/100)
◼ 1,8921 = 1,7782 + 10 log (1 + (x/100)
◼ 10 log (1 + (x/100 = 0,1139
◼ log (1 + (x/100) = 0,01139
◼ 1 + (x/100) = 1,2066
◼ (x/100) = 0,0266
◼ x = 2,66
RATA-RATA UKUR
DAFTAR DISTRIBUSI FREKUENSI

log U =  (f . log x )
i. i

f i.

◼ U = rata-rata ukur
◼ fi = frekuensi yang sesuai dengan
◼ xi = tanda kelas
Contoh Rata-rata ukur DDF
Frekuensi
Nilai Statistik xi (fi) log xi fi . log xi
31 – 40 35.5 2 1.5502 3.1005
41 – 50 45.5 2 1.6580 3.3160
51 – 60 55.5 4 1.7443 6.9772
61 – 70 65.5 10 1.8162 18.1624
71 – 80 75.5 14 1.8779 26.2913
81 – 90 85.5 10 1.9320 19.3197
91 – 100 95.5 8 1.9800 15.8400
Jumlah 50 93.0070

93,0070
log U = = 1,8601 U = 72,47
50
RATA-RATA HARMONIK

H=
n
H=  fi
1
( x )
f
(x )
i

i i

◼ H = rata-rata harmonik
◼ n = jumlah data
◼ xi = titik tengah kelas interval
◼ fi = frekuensi kelas interval
Contoh rata-rata harmonik...(1)
◼ Si A bepergian pulang-pergi dengan jarak 100 Km dari asal ke
tujuan. Waktu pergi ia melakukan dengan kecepatan 10
km/jam, sedangkan waktu kembali dengan kecepatan 20
km/jam. Berapa rata-rata kecepatan pulang dan pergi?
Jawab:
◼ Jika dijawab dengan rata-rata hitung maka akan diperoleh
(10+20)/2 = 15 km/jam.
◼ Ini kurang tepat, karena jika panjang jalan 100 km, maka
untuk pergi diperlukan waktu 10 jam dan pulang perlu waktu
5 jam. Pulang pergi perlu waktu 15 jam dengan jarak tempuh
200 km, maka rata-rata kecepatan menjadi (200 : 15) = 13,
333 km/jam.
◼ Hasil ini dapat diperoleh dengan rata-rata harmonik:
2 40
H= = = 13,33 km/jam
1 1 3
+
10 20
Contoh rata-rata harmonik...(2)
Frekuensi
Nilai Statistik xi (fi) fi/xi
31 – 40 35.5 2 0.0563
41 – 50 45.5 2 0.0440
51 – 60 55.5 4 0.0721
61 – 70 65.5 10 0.1527
71 – 80 75.5 14 0.1854
81 – 90 85.5 10 0.1170
91 – 100 95.5 8 0.0838

Jumlah 50 0.7111971
H = 50 : 0,7112
H = 70,3040
HUBUNGAN ANTARA RATA-RATA
HITUNG, UKUR DAN HARMONIK

H≤U≤X
70,30 ≤ 72,47 ≤ 74,30
MODUS …..(1)

◼ Modus (Mo) untuk menyatakan


fenomena yang paling banyak terjadi
atau paling banyak terdapat.
◼ Sering digunakan dalam pernyataan
rata-rata secara kualitatif.
MODUS …..(2)

b1
Mo = b + p ( )
b1 + b2
◼ Mo = Modus
◼ b = batas bawah kelas modal
= kelas interval dengan frekuensi terbanyak
◼ b1 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas interval terdekat sebelumnya
◼ b2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas interval terdekat berikutnya
MODUS …..(2)
Nilai Frekuens
Statistik xi i (fi)
31 - 40 35.5 2
41 - 50 45.5 2
51 - 60 55.5 4
61 - 70 65.5 10
71 - 80 75.5 14
81 - 90 85.5 10
91 - 100 95.5 8
Jumlah 50
p= 10

b= 70.5

4
Mo = 70,5 + 10 ( ) = 75,5 b1 = 4
4+4
b2 = 4
MEDIAN...(1)
Median (Me) menentukan letak data setelah
data itu disusun menurut urutan nilai

1
n-F
Me = b + p ( 2 )
f

◼ Me = Median
◼ b = batas bawah kelas median
= kelas interval letak median
◼ F = jumlah seluruh frekuensi sebelum kelas median
◼ f = frekuensi kelas median
◼ n = jumlah seluruh sampel atau data
MEDIAN...(2)
Nilai Frekuens
Statistik xi i (fi)
31 - 40 35.5 2
41 - 50 45.5 2
51 - 60 55.5 4
61 - 70 65.5 10

71 - 80 75.5 14
81 - 90 85.5 10
91 - 100 95.5 8
Jumlah 50

1
50 - 18
Me = 70,5 + 10 ( 2 ) = 75,5
14
KUARTIL

i.n
-F
Ki = b + p ( 4 )
f

◼ i = 1,2,3
◼ Ki = Kuartil ke-i
◼ b = batas bawah kelas kuartil Ki
◼ F = jumlah seluruh frekuensi sebelum kelas kuartil Ki
◼ f = frekuensi kelas kuartil Ki
◼ n = jumlah seluruh sampel atau data
Contoh Perhitungan Kuartil:
1.50
Frekuensi -8
Nilai Statistik xi (fi) K1 = 60,5 + 10 ( 4 ) = 65
31 – 40 35.5 2 10
41 – 50 45.5 2
2.50
51 – 60 55.5 4 - 18
61 – 70 65.5 10 K 2 = 70,5 + 10 ( 4 ) = 75,5
14
71 – 80 75.5 14
81 – 90 85.5 10
91 – 100 95.5 8 3.50
- 32
Jumlah 50 4
K 3 = 80,5 + 10 ( ) = 86
10
DESIL

i.n
-F
Di = b + p ( 10 )
f

◼ i = 1,2,3, …, 10
◼ Di = Desil ke-i
◼ b = batas bawah kelas desil Di
◼ F = jumlah seluruh frekuensi sebelum kelas desil Di
◼ f = frekuensi kelas kuartil Di
◼ n = jumlah seluruh sampel atau data
PERSENTIL

i.n
-F
Pi = b + p ( 100 )
f

◼ i = 1,2,3, …, 100
◼ Pi = Persen ke-i
◼ b = batas bawah kelas persen Pi
◼ F = jumlah seluruh frekuensi sebelum kelas persen Pi
◼ f = frekuensi kelas persen Pi
◼ n = jumlah seluruh sampel atau data
t.e.r.i.m.a k.a.s.i.h

Lanjutkan ke:
BAB UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

Anda mungkin juga menyukai