Anda di halaman 1dari 16

MODUL PELATIHAN

PRINSIP KERJA MOTOR BAKAR


Diyantra Muhammad Pangestu
Gambar 1.1 Motor pembakaran dalam dan 3 syarat pembakaran
Dalam kehidupan sehari – hari kita sering menjumpai berbagai jenis
kendaraan atau bahkan kita sering menggunakan kendaraan untuk mempermudah
aktivitas yang akan kita lakukan. Kita pasti bertanya tanya – tanya, bagaimana
kendaraan ini bisa digerakkan atau apa yang terjadi di dalam mesin kendaraan
sehingga yang mulanya kita mengisi bahan bakar minyak bisa menjadikan
kendaraan kita bergerak. Sebelum kita berbicara tentang perubahan energi dari
bahan bakar menjadi energi gerak, mari kita mengingat kembali proses
“pembakaran”. Pembakaran merupakan reaksi antara oksigen dari udara luar dan
bahan bakar, yang dapat menimbulkan panas dan cahaya (api). Proses pembakaran
tersebut dapat terjadi jika beberapa syarat utamanya terpenuhi, yaitu campuran
udara dan bahan bakar, percikan api, dan adanya kompresi dari piston. Untuk
mendalami bagaimana proses pembakaran pada kendaraan atau motor bakar bisa
terjadi, akan kita bahas pada bab ini.
1.1 PENGERTIAN MOTOR BAKAR
Motor bakar (engine) adalah suatu alat untuk merubah energi kimia berupa
bahan bakar menjadi energi panas dan energi kinetik. Energi kinetik pada motor
bakar berasal dari energi kimia yang terkandung didalam bahan bakar minyak
(BBM). Energi kimia tersebut dirubah menjadi energi panas pada proses
pembakaran. Pada reaksi tersebut menghasilkan energi gerak dan gas buang yang
merupakan bentuk residu dari proses tersebut. Reaksi tersebut terjadi pada ruang
bakar. Di ruang bakar bahan bakar yang menyimpan energy kimia terbakar dan
menghasilkan energy panas. Energy panas ini diubah menjadi energy mekanik
(gerak) oleh piston yang bergerak naik turun. Berikut adalah diagram dari hubungan
proses – proses tersebut:

Gambar 1.2 Prinsip Kerja Motor Bakar

1.2 KLASIFIKASI MOTOR BAKAR


Motor bakar dapat diklasifikasikan menjadi berbagai jenis, dasar
klasifikasinya meliputi hal – hal seperti pada diagram berikut ini:

Gambar 1.3 Klasifikasi Motor Bakar


1.3 MOTOR PEMBAKARAN LUAR
External Combustion Engine atau motor pembakaran luar adalah mesin dimana
fluida kerja yang memanfaatkan panas dipisahkan oleh dinding pemisah dengan gas
panas hasil pembakaran. Contoh dari mesin pembakaran luar adalah turbin uap dan
boiler.

Gambar 1.4 Motor Pembakaran Luar

1.4 MOTOR PEMBAKARAN DALAM


Internal Combustion Engine atau motor pembakaran dalam adalah mesin yang
memanfaatkan fluida kerja/gas panas hasil pembakaran dimana antara medium
yang memanfaatkan fluida kerja/gas dengan fluida kerjanya tidak dipisahkan
dinding pemisah. Contoh dari motor pembakaran dalam adalah Spark Ignition
Engine (otto/bensin) dan Compression Ignition Engine (diesel).

Gambar 1.5 Perbedaan mesin pembakaran dalam dan mesin pembakaran


luar

1.4.1 SPARK IGNITION ENGINE (MESIN OTTO/BENSIN)


Spark ignition engine adalah engine dimana proses pembakarannya
disebabkan percikan bunga api dari busi pada ruang bakar. Langkah kerja motor
otto agar dapat mengkhasilkan kerja pada dasarnya seperti berikut ini:
1. Menghisap campuran udara dan bahan bakar agar dapat masuk ke ruang
bakar.
2. Menaikkan tekanan campuran bahan bakar dan udara agar diperoleh
tekanan hasil pembakaran yang cukup tinggi
3. Pembakaran campuran bahan bakar dan udara sehingga menghasilkan
energi panas dan mengkonversikannya sebagai energi gerak.
4. Membuang gas hasil pembakaran keluar dari ruang bakar.

Keempat hal tersebut terjadi dengan cepat dalam 1 proses motor bakar yang
disebut juga dengan 1 siklus. Selain itu pada mesin bensin ada beberapa syarat yang
harus dipenuhi, yaitu:
1. Adanya campuran bahan bakar dan udara. Udara diambil dari lingkungan,
dalam pembakaran yang hanya bereaksi adalah oksigen yang bisa didapat
dari udara di lingkungan sekitar. Bahan bakar adalah senyawa hidrokarbon
yang memiliki nilai kalor tinggi dalam reaksi pembakaran.
2. Adanya percikan api atau pemantik yang stabil dan cukup untuk
menyalakan campuran bahan bakar dan udara yang berasal dari busi
3. Adanya kompresi atau tekanan yang cukup di dalam combustion chamber.
Tekanan dihasilkan dari gerakan piston dari titik mati bawah menuju titik
mati atas.

1.4.1.1 PRINSIP KERJA OTTO FOUR STROKES ENGINE


Disebut Four Strokes Engine atau mesin empat langkah karena dalam satu
siklusnya terjadi dua kali putaran poros engkol atau terdapat empat langkah piston,
yaitu langkah hisap, langkah kompresi, langkah ekspansi (kerja), dan langkah
pembuangan. Dalam mekanisme nya terdapat dua katup yaitu katup intake dan
katup exhaust yang akan mengatur masuk dan keluarnya campuran bahan bakar dan
gas buang. Berikut ini adalah prinsip kerja mesin otto empat langkah:
a. Langkah Intake/Hisap
Langkah Hisap Piston bergerak turun dari TMA menuju TMB. Katup masuk
membuka dan katup buang tertutup. Piston dalam gerakan turun dari TMA ke TMB
menyebabkan kevakuman di dalam silinder, sehingga campuran udara dan bensin
dihisap ke dalam ruang bakar melalui intake port.
Gambar 1.6 Langkah hisap
b. Langkah Compression/Kompresi
Piston bergerak naik dari TMB menuju ke TMA. Katup masuk dan katup buang
keduanya tertutup. Akibat gerakan naik piston maka campuran udara dan bahan
bakar yang ada di ruang bakar dimampatkan sehingga bertekanan dan
bertemperatur tinggi. Sesaat sebelum piston mencapai TMA, busi akan
memercikkan bunga api listrik sehingga campuran udara dan bahan bakar dapat
terbakar.

Gambar 1.7 Langkah kompresi

c. Langkah Work/Kerja
Tenaga yang dihasilkan dari proses pembakaran campuran udara dan bahan
bakar mendorong piston bergerak lagi dari TMA ke TMB. Pergerakan tersebut
mengakibatkan terjadinya transfer energi dari connecting rod ke poros engkol.
Sehingga pada langkah ini disebut langkah kerja, karena merupakan langkah yang
menghasilkan kerja dalam siklus ini.
Gambar 1.8 Langkah kerja
d. Langkah Exhaust/Buang
Piston bergerak naik lagi dari TMB ke TMA.Katup buang terbuka dan katup
masuk tertutup. Akibat gerakan naik piston dan perbedaan tekanan dari ruang bakar
dan udara luar maka gas sisa pembakaran terdorong keluar melalui exhaust port.

Gambar 1.9 Langkah Buang

1.4.1.2 PRINSIP KERJA OTTO TWO STROKES ENGINE


Pada mesin otto dua langkah, siklus kerjanya berlangsung dengan dua kali
langkah piston atau satu kali putaran poros engkol. pada mesin ini tidak terdapat
mekanisme katup. Pemasukan bahan bakar dan pembuangan gas diatur melalui
saluran-saluran yang terdapat di sekeliling dinding silinder. Lubang-lubang saluran
ini dapat menutup dan membuka karena gerakan piston di dalam ruang silinder.
Pelumasan pada mesin dua langkah berlangsung secara bersamaan dengan
campuran bahan bakar dan udara. Berikut ini adalah prinsip kerja mesin otto dua
langkah.
a. Hisap dan Kompresi
Piston bergerak naik dari TMB ke TMA, pintu transfer port (saluran bilas) dan
exhaust port (saluran pembuangan) tertutup oleh piston dan terjadi compression
atau pemampatan campuran bahan bakar dan udara di dalam ruang bakar.
Sementara itu di dalam crankcase atau ruang engkol menjadi bertekanan rendah
(lebih rendah dari tekanan udara di luar crankcase) sehingga ketika saluran isap
terbuka campuran udara dan bahan balar masuk ke dalam ruang engkol.

b. Kerja dan Buang


Ledakan di dalam combustion chamber menyebabkan piston bergerak turun
(expansion) dari TMA ke TMB. Pertama, pintu exhaust port terbuka sehingga
tekanan udara pada combustion chamber sama dengan tekanan udara di luar.
Bersamaan dengan itu, sehingga terjadi pemampatan campuran udara dan bahan
bakar di dalam crankcase oleh crankshaft atau poros engkol. Kemudian disusul
dengan terbukanya pintu transfer port. Karena tekanan udara di dalam crankcase
lebih tinggi dari pada tekanan udara di dalam combustion chamber maka campuran
udara dan bahan bakar mengalir menuju ruang bakar dan mendesak gas buang sisa
pembakaran keluar dari ruang bakar. Dalam waktu yang singkat ruang bakar telah
dipenuhi campuran udara dan bahan bakar baru yang siap untuk dimampatkan.
Selanjutnya apabila piston mulai bergerak lagi ke atas menuju TMA, maka mulai
pula langkah pertama pada siklus berikutnya.

Gambar 1.10 Prinsip Kerja Mesin Otto 2 langkah


1.4.1.3 PERBANDINGAN MESIN OTTO 4 LANGKAH DAN 2 LANGKAH

Tabel 1.1 Perbandingan mesin otto 2 langkah dan 4 langkah


No 4-stroke 2-stroke
1 1 siklus merupakan 4 langkah 1 siklus merupakan 2 langkah piston
piston atau 2 kali putaran atau 1 kali putaran crankshaft (360°).
crankshaft (720°).
2 2 kali putaran crankshaft (720°) 1 kali putaran crankshaft (360°) tenaga
tenaga yang dihasilkan lebih kecil yang dihasilkan lebih besar karena
karena untuk satu langkah kerja untuk satu langkah kerja dibutuhkan 1
dibutuhkan 2 kali putaran kali putaran crankshaft.
crankshaft.
3 Untuk ukuran power output yang Untuk ukuran power output yang sama
sama dibutuhkan mesin yang dibutuhkan mesin yang lebih kecil dan
lebih besar dan berat. ringan.
4 Thermal efficiency lebih tinggi. Thermal efficiency lebih rendah.
5 Membuthkan pendinginan dan Membuthkan pendinginan dan
pelumasan yang lebih kecil. pelumasan yang lebih besar.
6 Terdapat mekanisme katup dan Tidak ada mekanisme katup dan
mekanisme penggeraknya. mekanisme penggeraknya.
7 Karena sistem pelumasan yang Relative lebih cepat aus.
sempurna umur pakai relative
lebih lama.

1.4.2 COMPRESSION IGNITION ENGINE (DIESEL)


Mesin diesel (juga dikenal sebagai mesin kompresi) adalah sebuah mesin
pembakaran dalam yang menggunakan panas kompresi untuk memulai pengapian
dan membakar bahan bakar yang telah disuntikkan ke dalam ruang pembakaran. Ini
berbeda dengan mesin busi seperti mesin bensin atau mesin gas, yang menggunakan
busi untuk menyalakan campuran udara-bahan bakar.
Pada motor diesel tidak diperlukan sistem pengapian (busi) seperti halnya
pada motor bensin, namun dalam motor diesel diperlukan sistem injeksi bahan
bakar yang berupa pompa injeksi (injection pump) dan pengabut (injector) serta
perlengkapan bantu lain. Bahan bakar yang disemprotkan harus mempunyai sifat
dapat terbakar sendiri (self-ignition). Mesin diesel memiliki efisiensi thermal
tertinggi dari jenis-jenis mesin lainnya karena rasio kompresi yang sangat tinggi
antara 15:01-22:01. Efisiensi thermal diesel lebih baik daripada mesin bensin, yaitu
dapat mencapai 50%, sedangkan untuk bensin rata - rata hanya 40%.
1.4.2.1 PRINSIP KERJA DIESEL 4-STROKES ENGINE
Pada mesin diesel 4 langkah dalam satu siklusnya terjadi dua kali putaran
poros engkol atau terdapat empat langkah piston, yaitu langkah hisap, langkah
kompresi, langkah kerja, dan langkah pembuangan. Dalam mekanisme nya terdapat
dua katup yaitu katup intake dan katup exhaust yang akan mengatur masuk dan
keluarnya campuran bahan bakar dan gas buang. Berikut ini adalah prinsip kerja
mesin diesel empat langkah:

a. Langkah Intake/Hisap
Langkah Hisap Piston bergerak turun dari TMA menuju TMB. Katup masuk
membuka dan katup buang tertutup. Piston dalam gerakan turun dari TMA ke TMB
menyebabkan kevakuman di dalam silinder, sehingga udara dihisap ke dalam ruang
bakar melalui intake port.
b. Langkah Compression/Komptresi
Piston bergerak naik dari TMB menuju ke TMA. Katup masuk dan katup buang
keduanya tertutup. Akibat gerakan naik piston maka udara yang ada di ruang bakar
dimampatkan sehingga bertekanan dan bertemperatur tinggi. Sesaat sebelum piston
mencapai TMA, injector akan menyemprotkan bahan bakar dengan tekanan tinggi
sehingga terjadi pembakaran di ruang bakar.
c. Langkah Work/Kerja
Tenaga yang dihasilkan dari proses pembakaran campuran udara dan bahan
bakar mendorong piston bergerak lagi dari TMA ke TMB. Pergerakan tersebut
mengakibatkan terjadinya transfer energi dari connecting rod ke poros engkol.
Sehingga pada langkah ini disebut langkah kerja, karena merupakan langkah yang
menghasilkan kerja dalam siklus ini.
d. Langkah Exhaust/Buang
Piston bergerak naik lagi dari TMB ke TMA.Katup buang terbuka dan katup
masuk tertutup. Akibat gerakan naik piston dan perbedaan tekanan dari ruang bakar
dan udara luar maka gas buang sisa pembakaran terdorong keluar melalui exhaust
port.

Gambar 1.11 Prinsip Kerja Mesin Diesel 4 langkah


1.4.2.2 PRINSIP KERJA DIESEL 2-STROKES ENGINE
Pada mesin diesel dua langkah, siklus kerjanya berlangsung dengan dua kali
langkah piston atau satu kali putaran poros engkol. pada mesin ini hanya terdapat
katup exhaust. Pemasukan bahan bakar dan pembuangan gas diatur melalui saluran-
saluran yang terdapat di sekeliling dinding silinder. Lubang-lubang saluran ini
dapat menutup dan membuka karena gerakan piston di dalam ruang silinder.
Berikut ini adalah prinsip kerja mesin diesel dua langkah.

a. Hisap dan Kompresi


Piston bergerak naik dari TMB ke TMA, udara masuk melalui intake port yang
berada pada dinding silinder. Proses penghisapan udara dibantu oleh supercharger
yang bertugas menghisap udara masuk ke dalam silinder. Setelah udara masuk ke
dalam silinder, katup exhaust akan tertutup dan piston akan mengkompresi udara.

b. Kerja dan Buang


Setelah udara dikompresi oleh piston, injector akan menyemprotkan bahan bakar
dengan tekanan tinggi, sehingga terjadinya ledakan yang menyebabkan piston
bergerak dari TMA ke TMB. Disaat bersamaan piston bergerak dari TMA ke TMB,
katup exhaust akan terbuka agar gas buang hasil pembakaran dapat keluar dari
ruang bakar.

Gambar 1.12 Prinsip Kerja Mesin Diesel 2 langkah

1.4.3 PERBANDINGAN ANTARA MESIN OTTO DAN DIESEL

NO Mesin Otto Mesin Diesel


1 Menggunakan busi Sebagai alat Tidak menggunakan busi Sebagai
pembantu pembakaran. alat pembantu pembakaran.
2 Bahan bakar menggunakan bahan Bahan bakar menggunakan bahan
bakar dengan bilangan oktan. bakar dengan bilangan cetane.
3 Torsi yang dihasilkan lebih kecil. Torsi yang dihasilkan lebih besar.
4 Kecepatan lebih besar. Kecepatan lebih kecil.
5 Suara mesin lebih halus. Suara mesin lebih berisik.
6 Efisiensi bahan bakar kurang baik Efisiensi bahan bakar lebih baik
(+40%). (+60%).
Tabel 1.2 Perbedaan Mesin Otto dan Diesel

1.5 KONFIGURASI ENGINE


1.5.1 DISPLACEMENT ENGINE
Suatu engine dikatakan sebagai Displacement Engine apabila terjadi
perpindahan piston dari TMA ke TMB dan sebaliknya didalam sebuah tabung yang
disebut dengan silinder. Displacement Engine adalah mesin yang lazim ditemui
pada mesin-mesin motor dan mobil.
a. Inline Type
Mesin tipe inline adalah mesin yang dimana konstruksi silindernya tersusun
segaris. Kelebihan dari tipe mesin ini adalah konstruksi nya yang sederhana,
perawatan yang mudah, dan harga yang cukup murah, tetapi mesin tipe inline ini
tidak bisa memuat banyak silinder.

Gambar 1.13 Inline Type Engine

b. V – Type
Mesin V – type adalah mesin yang dimana konstruksi silindernya tersusun
membentuk hutuf V jika dilihat dari depan. Kelebihan dari tipe mesin ini adalah
mesin ini dapat memuat lebih banyak silnder daripada tipe inline dengan ruang
yang sama, tetapi konstruksi dari V – Engine ini lebih rumit daripada jenis inline
dan memiliki harga yang lebih mahal daripada jenis inline.

Gambar 1.14 V – Type engine


c. VR – Type
Mesin VR – Type memiliki konstruksi yang mirip dengan V – Type,
perbedaannya hanya terletak pada sudut antara kedua sisi silinder yang lebih kecil
daripada V – Type dan mesin VR – Type hanya mempunyai 1 cylinder head, tidak
seperti V – Type yang memiliki 2 cylinder head. Kelebihan dari tipe mesin ini
adalah mesin ini mebutuhkan ruang yang lebih sedikit dari[ada V – Type untuk
jumlah silinder yang sama. Karena VR – Type hanya memiliki 1 cylinder head,
mesin VR – Type ini memiliki bobot yang lebih ringan darpada mesin V – Type.
Kekurangan dari mesin VR – Type ini adalah mesin ini memiliki konstruksi yang
lebih rumit daripada mesin V – Type.

Gambar 1.15 VR – Type Engine


Gambar 1.16 VR Engine Block
d. W – Type
Mesin W – type adalah mesin yang dimana konstruksi silindernya tersusun dari
2 buah mesin VR membentuk hutuf V jika dilihat dari depan. Kelebihan dari tipe
mesin ini adalah mesin ini dapat memuat lebih banyak silnder daripada tipe mesin
yang lain dengan ruang yang sama, tetapi konstruksi dari W – Engine ini paling
rumit dibanding dengan jenis mesin yang lain. Karena konstruksi-nya yang sangat
rumit, mesin ini juga mempunyai perawatan yang paling rumit. Mesin W – Type
ini juga mempunyai harga yang paling mahal dibanding dengan jenis mesin lain.

Gambar 1.17 W -Type Engine


e. Flat Type
Mesin flat adalah mesin yang dimana konstruksi silindernya membentuk sudut
180o antara kedua sisi silinder, sehingga mesin ini mempunyai bentuk yang rata.
Mesin flat dibagi lagi menjadi 2 jenis, yaitu jenis V-180o dan Boxer. Pada jenis V-
180o ini, masing-masing crank pin pada crankshaft menopang 2 connecting rod,
sedangkan pada jenis Boxer, masing-masing crank pin hanya menopang 1
connecting rod. Kelebihan dari mesin flat ini adalah mesin ini mempunyai
konstruksi yang ringkas dan karena bentuknya yang rata, mesin ini dapat
diletakkan pada posisi rendah yang menyebabkan center of gravity dari kendaraan
lebih rendah. Kekurangan dari mesin flat ini adalah perawatannya yang cukup
rumit disbanding mesin tipe lain.

Gambar 1.18 Flat -Type Engine

1.5.2 ROTARY ENGINE


Mesin rotary atau bisa juga disebut dengan mesin Wankel adalah mesin
pembakaran dalam yang digerakkan oleh tekanan yang dihasilkan oleh pembakaran
dirubah menjadi gerakan berputar pada rotor yang menggerakkan sumbu. Mesin ini
terbilang unik karena pistonnya merangkap sebagai ruang bakar & memiliki gerak
berputar (berotasi), bukan seperti mesin lainnya yang lazim bergerak vertikal atau
horizontal. Salah satu keunggulan mesin rotary adalah mesinnya kompak &
keluaran tenaga yang dihasilkan cukup besar meski kapasitas mesinnya terbilang
kecil.
Tipe engine ini biasa digunakan oleh produsen mobil asal jepang, Mazda,
untuk ditempatkan pada RX series mereka.

Gambar 1.19 Siklus kerja Rotary Engine


Siklus Kerja Rotary Engine Gambar diatas menjelaskan langkah – langkah
pada rotary engine yang didekati atau dapat digambarkan dengan langkah – langkah
pada mesin otto 4 tak.
Kelebihan rotary engine jika dibandingkan dengan displacement engine yaitu
kontruksi yang lebih sederhana, bobot mesin yang lebih ringan, tenaga yang
dihasilkan lebih besar (karena tidak ada perubahan gerak translasi menjadi gerak
rotasi,
Kelemahan rotary engine jika dibandingkan dengan displacement engine
yaitu emisi gas buang tinggi karena pelumasan disemprotkan langsung ke ruang
mesin, bahan bakar yang boros karena kurang sempurnanya proses pembakaran saat
putaran mesin tinggi, pelumasan yang lebih kompleks menyebabkan mesin rotary
lebih mudah aus.

Anda mungkin juga menyukai