Disusun Oleh:
IV ESY B
Dosen Pembimbing:
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala Rahmat, Karunia dan Kasih
Sayang-Nya yang telah memberikan kekuatan dan ketabahan sehingga dengan
segenap kesungguhan dan kemampuan yang ada, akhirnya saya dapat menyelesaikan
makalah ini dengan judul “Strategi Analist Survey Bank dalam Menganalisa
Pinjaman/Pembiayaan Nasabah Sebelum Disetujui Pihak Manajemen Bank Sebagai
Cerminan dari Sikap Kehati-hatian Perbankan.” Makalah ini dibuat untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Manajemen Bank Syariah. Pada kesempatan ini, saya
mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Bapak Aji Fany Permana, M.A Selaku dosen pembimbing mata kuliah
Manajemen Bank Syariah.
2. Rekan- rekan yang sudah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................. 2
DAFTAR ISI................................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................ 4
A. Kesimpulan....................................................................................................... 16
B. Saran................................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................. 17
BAB I
PENDAHULUAN
4
pembiayaan. Pembiayaan bank syari’ah harus memenuhi aspek Syar’I dan aspek
Ekonomi, maksudnya dalam setiap realisasi pembiayaan kepada para nasabah, bank
syari’ah harus tetap berpedoman pada syari’at Islam (antara lain tidak mengandung unsur
maysir, gharar dan riba serta bidang usahanya halal), disamping tetap
mempertimbangkan perolehan keuntungan baik bank syari’ah maupun nasabah itu
sendiri.
Surveyor pihak bank harus pintar menilai pribadi si nasabah/calon peminjam
supaya kemungkinan terjadinya kegagalan dalam pengembalian pembiayaan atau
pembiayaan bermasalah tidak terjadi. Apabila calon peminjam tersebut merupakan
pribadi yang berkarakter kurang baik atau jelek, maka kemungkinan untuk pengembalian
pembiayaan kemungkinan akan terjadi. Kemudian aspek kekayaan (equity) yang dimiliki
oleh calon peminjam atau perusahaan dan rasionya terhadap hutang (leverage) juga
berpengaruh terhadap terjadinya pembiayaan bermasalah. secara teori Saunders dan
Allen menjelaskan bahwa aspek capital sebagai kontribusi kekayaan (equity) oleh
pemilik perusahaan dan rasionya terhadap huang (Leverage). Ini dipandang sebagai
predictor probabilitas kebangkrutan yang baik. Leverage yang tinggi yang tinggi
dipandang mempunyai probabilitas yang tinggi pula. Apabila tingkat hutang yang
dialami oleh calon peminjam atau pemilik perusahaan tinggi, maka tingkat kebangkrutan
yang dialami akan tinggi pula sehingga untuk tingkat pengembalian pembiayaan akan
tinggi begitupun sebaliknya. Selain itu, pemberian jaminan juga memiliki kontribusi juga
terhadap tejadinya pembiayaan bermasalah. Firdaus dan Ariyanti memberikan penjelasan
collateral sebagai jaminan atau agunan, yaitu harta benda milik debitur atau pihak ke-3
yang diikat sebagai agunan andaikata terjadi ketidakmampuan debitur menyelesaikan
utangnya sesuai dengan perjanjian kredit. Dengan kata lain, pemberian jaminan yang
dilakukan oleh bank kepada debitur atau calon peminjam dimaksudkan untuk berjaga-
jaga kemungkinan terjadinya pembiayaan yang bermasalah kemudian sebagai
menjalankan fungsi pemberian jaminan yaitu sebagai fungsi kehati-hatian/jaga-jaga serta
sebagai penentu jumlah kredit yang akan diberikan dengan cara menetukan jumlah
jaminan dari ppihak bank.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Mekanisme Survey Pinjaman/Pembiayaan Bank?
2. Bagaimana Prosesur Pemeriksaan Survey (Survey On The Spot)?
3. Bagaiamana Persetujuan Pembiayaan Nasabah?
5
4. Bagaimana Strategi Analist Survey Bank Sebagai Cerminan dari Prinsip Kehati-
hatian Perbankan?
BAB II
PEMBAHASAN
6
c. Pengajuan pembiayaan kurang dari 50 juta rupiah ditandatangani
oleh manajer dan pembiayaan lebih dari 50 juta ditandatangani oleh direktur.
d. Mencatat permohonan kredit kedalam buku register permohonan pembiayaan
berdasarkan urutan tanggal diterimanya, serta memberikan nomor registernya pada
formulir permohonan pembiayaan tersebut.
e. Meneruskan permohonan tersebut kepada Staff pembiayaan, Kabid pembiayaan
atau Direksi untuk proses lebih lanjut.
f. Memasukan file calon nasabah tersebut kedalam daftar proses pembiayaan dan
digolongkan dalam nasabah baru atau nasabah lama untuk menilai usaha dan
jaminan secara awal.
g. Menentukan kelayakan untuk disurvey atau tidaknya berdasarkan berkas-berkas
yang ada dalam jaminan.
h. Menentukan petugas survey yang ditugaskan untuk meneliti kedomisilian dan
tempat usaha nasabah (dalam hal ini bisa juga bagian marketing maupun kabid/
surveyor Pembiayaan).
7
Jujur, surveyor harus bersikap jujur dalam memberikan data hasil
survey kepada perusahaan sesuai dengan kondisi yang sebenarnya(tidak
direkayasa). Surveyor harus mempunyai kesadaran yang tinggi bahwa
informasi yang diberikannya sangat esensial. Kesalahan dalam pengambilan
keputusan biasanya diawali dari informasi yang tidak benar yang disajikan
surveyor.
Integritas, surveyor harus bersikap independen, dimana hasil surveynya
tidak dipengaruhi oleh pihak manapun, sehingga hasil survey mencerminkan
lkapasitas dan kelyakan nasabah untuk mendapatkan kredit.,
2) Memiliki keulatan dan kemampuan observasi
Surveyor diharapkan bisa menggali semua informasi yang dianggap
penting dalam penentuan kredit, serta mampu melakukan analisis dalam
melakukan observasi, penilaian asset, analisis bisnis, sikap lawan bicara, dll.
3) Memiliki Kemampuan komunikasi yang baik
Kemampuan komuinikasi yang baik diperlukan seorang surveyor,
untuk menjaga hubungan baik anatra nasabah dan perusahaan. Selain itu,
image perusahaan juga bergantung pada cara surveyor berkomunikasi dengan
nasabah.
4) Mengenal area kerja dengan baik
Dengan mengenal area kerja dengan baik, surveyor akan bisa bekerja
secara efektif dan efisien. Efektif dalam arti tepat sasaran, informasi yang
diperoleh sesuai dengan kondisi saat itu. Efisien dalam arti menghemat waktu
survey ke lokasi calon nasabah.
5) Mampu membangun jaringan (network)
Surveypr diharapkan dapat membangun jaringan referensi dimana
pada suatu saat tertentu, surveyor sendiri dapat melakukan verifikasi atas
kebenaran informasi yang diperoleh selain dari calon nasabah.
8
3. Jika nasabah sudah pernah mendapatkan surat peringatan (SP) nasabah perlu di
survey kembali untuk mendapatkan pembiayaan.
4. Melakukan identifikasi nasabah melalui pihak ketiga (tetangga, teman, rekan
seprofesi, saudara, orang tua, ketua RT setempat dan sebagainya).
5. Berdasarkan identifikasi tersebut, maka dapat dilakukan pendataan tempat usaha
(analisis usaha) dengan cara mewawancarai pemohon
yang meliputi:
a. Kondisi usaha
b. Sistem manajemen dan keuangan
c. Teknis produksi
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi kelancaran produksi
e. Siklus produksi dan prospeknya
f. Karakter pemohon
6. Melakukan pendataan terhadap barang apapun.
7. Memeriksa lokasi untuk mendapatkan masukan untuk taksiran harga jual, ukuran,
gambaran, lokasi, status kepemilikan dan kemudahan dalam penjualan.
8. Barang bergerak
a. Keaslian BPKB dan STNK
b. Kesesuaian nomor rangka dan nomor mesin
c. Kondisi fisik
d. Tahun ekonomis
e. Taksiran harga
f. Kemudahan penjualan status kepemilikan
9. Melakukan taksasi atau taksiran jaminan dan penilaian kelayakan usaha
10. Hasil tersebut dimuat dalam laporan hasil survey untuk kemudian diajukan sebagai
usulan pemberian pembiayaan/proposal Ketentuan pemeriksaan berkas
a. Memeriksa analisis usaha dan menggolongkan atau mengelompokkan
pembiayaan berdasarkan model angsuran.
b. Menggolongkan atau mengelompokkan berdasarkan sektor yang dibiayai
(perdagangan, industri, pertanian, jasa dan lain-lain).
c. Membubuhkan tandatangan pada berkas yang sudah diperiksa.
d. Memeriksa kelengkapan administrasi.
e. Memvalidasi realisasi sesuai ketentuan yang berlaku.
9
C. Persetujuan Pembiayaan Nasabah
1. Pihak bank telah setuju memberikan pembiayaan kepada nasabah sesuai plafon
yang sudah diajukan.
2. Pihak nasabah telah setuju dan sanggup mengembalikan pembiayaan sebagai
berikut:
a. Sistem pengembalian sesuai angsuran
b. Sistem angsuran
c. Jumlah angsuran
d. Tanggal jatuh tempo
e. Ketentuan angsuran atau pengembalian pembiayaan
3. Pihak nasabah setuju untuk membayar biaya-biaya sebagai berikut:
a. Biaya administrasi
b. Biaya materai
c. Biaya notaris
d. Biaya asuransi
4. Pihak nasabah setuju untuk memberikan keuntungan kepada pihak bank yang
berupa margin atau angsuran pokok sebesar estimasi margin keuntungan pada
lampiran angsuran yang perinciannya merupakan bagian tak terpisahkan dari atau
pembiayaan ini.
5. Kedua belah pihak setuju mengakhiri persetujuan ini, bila pihak nasabah telah
mengembalikan seluruh jumlah pembiayaan serta kewajiban lainnya kepada bank.
6. Guna menjamin kepastian keamanan pembiayaan yang diberikan dan untuk
menunjukan kesunggguhan serta niat baik dari nasabah, maka nasabah sepakat
menyerahkan barang, surat berharga atau tanda kepercayaan lainnya.
10
Penilaian ini memuat antara lain aspek managemen, aspek pemasaran, aspek
produksi, aspek sosial ekonomi serta aspek keuangan. Bertujuan untuk mengetahui
kemampuan calon anggota debitur dalam menjalankan usaha.
3. Capital
Aspek yang dinilai ini adalah aspek permodalan yang memuat antara lain kondisi
sumber dana untuk kegiatan usaha yang dikelola oleh anggota debitur. Oleh sebab
itu, bank akan mengetahui sejauh mana kontribusi permodalan milik pribadi atau
keluarga dari calon anggota debitur terhadap usaha yang akan dibiayai
4. Collateral
Penilaian pada aspek ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kelayakan terhadap
jaminan atau agunan yang ditawarkan oleh calon anggota debitur. Biasanya
jaminan ini berupa usaha yang dibiayai, sertifikat tanah, BPKB, dan tabungan
yang dimiliki oleh calon anggota debitur di bank
5. Condition
Penilaian pada aspek ini bertujuan untuk mengetahui keadaan usaha, kebijakan
pemerintah, serta kondisi ekonomi regional atau global. Oleh sebab itu, bank akan
mengetahui apakah kondisi di atas berdampak baik, buruk, atau bahkan tidak
berpengaruh terhadap usaha yang akan dibiayai.
E. Analisis Data
Survey merupakan kegiatan pengumpulan data dan informasi calon
debitur/nasabah, untuk mengetahui kelayakan atas permohonan kreditnya. Pada
dasarnya proses survey bisa dilakukan dengan 2 cara, yaitu survey melalui telpon (tele
survey) dan survey langsung ke tempat tinggal, tempat kerja atau usaha debitur (field
survey).
11
melakukan wawancara baik dengan nasabah, relasi bisnis dan sejumlah tetangga
dari nasabah. Setiap calon debitur harus di survey.
Surveyor merupakan ujung tombak dalam hal pengumpulan informasi dan
dokumen pendukung serta melakukan survey lapangan terhadap calon nasabah,
yang bertujuan sebagai bahan masukan kredit analyst kredit yang diperuntukan
bagi komite kredit dalam pengambilan keputusan, menyetujui atau menolak
pemberian kredit kepada nasabah.
Suatu bank harus menjalankan Strategi Analist Survey Bank Sebagai
Cerminan dari Prinsip Kehati-hatian untuk meperkecil tingkat kemacetan nasabah.
Setelah 5C lolos, selanjutnya nasabah akan memperoleh pembiayaan dari bank.
Realisasi pembiayaan dilaksanakan setelah dilakukannya akad antara bank sebagai
shahibul maal dengan anggota sebagai mudharib. Kemudian untuk mengetahui
apakah pembiayaan yang telah diberikan kepada anggota debitur benar-benar
digunakan dengan tepat sesuai perjanjian atau tidak serta untuk mengetahui
kondisi usaha anggota debitur secara berkala, maka bank melakukan upaya
pengawasan setiap sebulan sekali.
Pengawasan tersebut berupa kunjungan lansung (on the spot) kepada anggota
debitur dengan melakukan wawancara sehingga pihak BMT akan memperoleh data di
lapangan sebagai bahan pertimbangan untuk rencana selanjutnya. Pengawasan
pembiayaan di bank berupa kunjungan langsung (on the spot) dikerjakan oleh bagian
Marketing Officer (MO) dan hasil kunjungan on the spot tersebut diserahkan kepada
bagian Account Officer (AO) untuk analisis lebih lanjut dan dilakukan pembinaan
kepada anggota debitur apabila diperlukan.
kriteria-kriteria kualitas pembiayaan di bank adalah sebagai berikut:
a. Satu bulan lebih termasuk pembiayaan lancar.
Pada tahap ini bank hanya melakukan pengawasan berkala terhadap usaha anggota
debitur
b. Dua bulan lebih kriteria kurang lancar.
Pada tahap ini bank akan mengirim surat peringatan pertama (SP1) kepada anggota
debitur
c. Tiga bulan lebih kriteria diragukan.
Pada tahap ini bank mengirimkan surat peringatan kedua (SP2) dan disertai
kunjungan kepada anggota untuk melakukan upaya penyehatan dengan cara
12
rescheduling, yaitu menjadwalkan kembali jangka waktu angsuran serta
memperkecil jumlah angsuran.
d. Empat bulan lebih kriteria macet
Pada tahap ini bank mengirimkan surat peringatan ketiga (SP3) kepada anggota
debitur dengan disertai kunjungan untuk melakukan upaya penyehatan berupa
rescheduling (penjadwalan kembali) atau bahkan reconditioning (memperkecil
margin keuntungan atau bagi hasil usaha). Apabila peringatan ketiga anggota
masih belum juga membayar angsuran maka adalah hal ini pihak bank dapat
melakukan penyitaan terhadap barang jaminan yang diberikan oleh nasabah,
namun pihak bank tidak akan langsung menjual barang jaminan tersebut untuk
menutupi seluruh tunggakan angsuran nasabah, melainkan memberi batas atau
kelonggaran waktu kepada nasabah untuk dapat melunasi angsurannya dan setelah
nasabah dapat melunasi angsurannya barang jaminan itu akan diserahkan kembali
oleh pihak bank kepada nasabah tersebut.
Karakteristik 5C di bank yang dapat pemakalah analisis:
a. Character
Bank mempunyai karakter yang secara konsisten melakuakan berbagai upaya
untuk memberikan pemahaman dan pengertian yang sama disetiap jenjang
organisasi agar dapat menjadi budaya dalam perusahaaan dan selalu
memegang teguh prinsip dalam aktivitas usaha.
b. Capasity
Penerapan manajemen yang baik pada akhirnya tidak hanya membawa koprasi
menjadi koprasi yang sehat, kepercayaan anggota juga akan tertanam dengan
kuat saat koprasi mampu mengimplementasikan manajemen dengan baik.
c. Capital
Aspek ini bergeraksecara proporsional dengan pertumbuhan pembiayaan yang
rendah hanya dapat tercapai jika koprasi menerapkan prinsip kehati-hatian
dalam memberikan fasilitas pembiayaan.
d. Collateral
Seiring dengan fokus bisnis mikro akan melakukan otomatisasi beberapa
proses yang selama ini masih berjalan secara manual, salah satunya salah
satunya dengan melakukan otomasi pada reporting.
e. Condition
13
Antisipatif dan responsif serta dapat mengambil tindakan yang tepat terhadap
perubahan-perubahan, ketentuan serta issu terkait koprasi.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mekanisme Survey Pinjaman/Pembiayaan yang pertama dilakukan di Bank
yaitu mengisi formulir permohonan pembiayaan serta: Menyerahkan fotocopy KTP
(Suami dan istri), Menyerahkan fotocopy KK, Menyerahkan fotocopy jaminan
(BPKB/SHM), Membawa jaminan untuk menggesek nomor rangka dan nomor mesin.
Yang kedua yaitu Pembiayaan dengan: memeriksa surat permohonan pengajuan
pembiayaan, Mencocokan fotocopy berkas pengajuan sesuai aslinya.
Prosesur Pemeriksaan Survey (Survey On The Spot) meliputi: Memeriksa
apakah nasabah yang mengajukan pembiayaan belum pernah mendapatkan surat
peringatan (SP), Melakukan identifikasi nasabah melalui pihak ketiga, pendataan
tempat usaha, Memeriksa lokasi untuk mendapatkan masukan untuk taksiran harga
jual, dll.
Persetujuan Pembiayaan Nasabah Pihak nasabah diartikan dengan setuju
untuk memberikan keuntungan kepada pihak bank yang berupa margin atau angsuran
pokok sebesar estimasi margin keuntungan pada lampiran angsuran yang perinciannya
merupakan bagian tak terpisahkan dari atau pembiayaan. Kedua belah pihak setuju
mengakhiri persetujuan ini, bila pihak nasabah telah mengembalikan seluruh jumlah
pembiayaan serta kewajiban lainnya kepada bank.
Strategi Analist Survey Bank Sebagai Cerminan dari Prinsip Kehati-hatian
Perbankan dikenal dengan 5C yaitu: Character, Capasity, Capital, Collateral,
Condition.
B. Saran
14
1. Hasil apapun yang diekspos oleh para mahasiswa hendaknya dapat menjadi satu
acuan pembenahan secara internal bagi bank.
2. Bank hendaklah mempertahankan kinerjanya agar tetap berada dalam keadaan
sehat.
3. Perlu adanya pelatihan atau pembekalan ilmu mengenai lembaga keuangan
syariah. kepada karyawan dalam rangka peningkatan mutu dan kualitas SDI
(Sumber Daya Insani).
4. Evaluasi secara rutinitas terhadap keberhasilan strategi yang telah digunakan
sehingga seluruh kebijakan dapat terpantau dan terencana dengan tetap mengacu
pada sistem syariah.
5. Meningkatkan pengetahuan karyawan tentang arti sebuah pelayanan terhadap
nasabah.
DAFTAR PUSTAKA
15
Tika, Mohpabundu, Metodologi Riset Bisnis, jakarta:Bumi aksara, cet. Ke-1,
2006.
Umar, Husein,Research Metodhs In Finance and Banking, Jakarta: Gramedia
PustakaUtama, 2002.
16