DOSEN PENDAMPING
Ns. Zulkifli Pomalango, M.Kep
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 2 | KELAS B&C
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, dan atas rahmat-Nya maka kami
dapat menyelesaikan penyusunan laporan Asuhan Keperawatan Medikal Bedah III” PBL
SISTEM NEUROLOGI ”.
Dalam penulisan laporan ini kami menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang
membantu dalam menyelesaikan laporan ini.Dalam penulisan laporan ini kami merasa masih
banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi. Untuk itu kritik dan
saran dari semua pihak kami harapkan.
Kelompok 2
KASUS 2
“ KEJANG “
Seorang anak laki-laki berusia 12 tahun, dibawa ke rumah sakit dengan keluhan kejang
saat tidur dengan posisi kepala menengadah ke atas, mata melenting ke atas dan kejang
kelojotan pada keempat anggota gerak. Saat anak kejang tidak sadarkan diri dan
mengompol, mulut berbusa, dan terjadi selama 1-2 menit, keluhan ini terjadi kedua
kalinya. Keluhan pertama dialami sekitar dua minggu yang lalu. Ada riwayat keluhan
yang sama di keluarga. Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital saat ini Tekanan darah 100/60
mmHg, HR 88 x/menit, RR 34 x/menit, suhu tubuh 37,50C.
EPILEPSI MENINGITIS
Definisi : Definisi :
Epilepsi merupakan gangguan neurologi kronis Meningitis adalah radang pada meningen (selaput) yang
yang dapat terjadi di segala usia yang timbul mengelilingi otak dan medula spinalis. Meningitis adalah
akibat terganggunya sinyal listrik di dalam otak. peradangan pada selaput meningen, cairan serebrospinal
Epilepsi telah dikenal sebagai salah satu penyakit dan spinal column yang menyebabkan proses infeksi
tertua di dunia (2000 SM ). Terdapat sekitar 50 pada sistem saraf pusat (Novelia, 2017).
juta orang menderita epilepsi di dunia. (Susanti, Etiologi
Ibrahim and Sina, 2017) Menurut nurvadin (2020), meningitis bisa disebabkan
Etiologi : oleh Mikroorganisme (bakteri,virus, dan jamur), faktor
1. Idiopatik Epilepsi predisposisi, faktor maternal, faktor imunologi, anak
2. Kriptogenik, dengan kelainan sistem saraf pusat.
3. Simtomatik 1. Mikroorganisme (Bakteri Virus, dan Jamur)
- Kelainan Kongenital 2. Faktor predisposisi
- Infeksi Risiko 3. Faktor maternal
- Trauma kepala 4. Faktor imunologi
- Gangguan vaskular 5. Faktor anak dengan kelainan system saraf pusat
Manifestasi klinis :
Manifestasi klinis : 1.Meningitis bakteri
a. Dapat berupa kejang-kejang a. Neonatus :tanda-tanda Spesifik
b. Kelainan gambaran EEG b.Neonatus: tanda-tanda non spesifik
c. Tergantung lokasi dan sifat fokus Epileptogen c. Bayi dan anak yang masih kecil
d. Satu atau kedua mata dan kepala bergerak Demam, pemberian makan buruk, vomitus,
menjauhi sisa focus Iritabilitas yang nyata,serangan kejang ( sering di
e. Menyadari gerakan atau hilang kesadaran sertai dengan tangisan bernada tinggi), fontanela
f. Bola mata membalik ke atas menonjol, kaku kuduk dapat terjadi atau tidak
(Andhini, 2017) terjadi, tanda brudzinski dan kernig tidak
membantu dalam penegakan diagnosis
d. Anak-anak dan remaja
Demam, menggigil, sakit kepala,vomitus ,
perubahan sensorik kejang, iritabilitas, agitasi,
dapat terjadi fotofobia, delirium, halusinasi,
perilaku agresif, mengantuk,
stupor, koma dan kaku kuduk , dapat berlanjut
menjadi opistotonus, tanda kernig dan
brudzinski positif, ruam petikie atau purpurik
(infeksi meningokokus), khusus nya jika
disertai dengan keadaan mirip syok, telinga
mengeluarkan sekret yang kronis (meningitis
pneumokokus).
2. Meningitis non bakteri (Aseptik)
Awitan meningitis aseptik bisa bersifat
mendadak atau bertahap. Manifestasi awal
adalah sakit kepala, demam, malaise,
gejalagastrointestinal, dan tanda-tanda iritasi
meningen yang timbul satu atau dua hari setelah
awitan penyakit.
4. Pertanyaan-pertanyaan penting
1. Mengapa bias terjadi kejang ?
2. Mengapa mulut pasien berbusa ?
5. Jawaban pertanyaan
1. Kejang dapat terjadi karena aktivitas penyebaran sinyal listrik ini terganggu, sehingga
terjadi gerakan-gerakan anggota tubuh yang tidak terkontrol, baik untuk bergerak
secara terus-menerus, maupun tidak bisa bergerak/menegang.
Kejang dapat disebabkan oleh berbagai keadaan yaitu, epilepsi, kejang demam,
hipoglikemia, hipoksia, hipotensi, tumor otak, meningitis, ketidakseimbangan
elektrolit, dan overdosis obat.