KARYA ILMIAH
DRAINASE PERKOTAAN
DIKERJAKAN OLEH:
CHANDRA SANJAYA
NIM. D1011181084
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah YME karena dengan berkah
dan rahmat-Nya lah saya dapat menyelesaikan Tugas Mandiri Karya Ilmiah
“Drainase TPA Sampah” untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Drainase Perkotaan
sesuai dengan yang direncanakan.
Tugas ini berupa tugas Karya Ilmiah Drainase Lapangan Terbang, oleh karena
itu saya sebagai penyusun ingin berterima kasih yang sebesar – besarnya kepada Bu
Ir. Azwa Nirmala, M.T. selaku dosen mata kuliah hingga tugas ini dapat
terselesaikan. Tidak lupa juga, saya mengucapkan terima kasih kepada orang tua,
keluarga, serta teman – teman atas dukungan dan masukannya dalam pengerjaan
tugas karya ilmiah ini.
Akhir kata, saya sebagai penyusun mengucapkan terima kasih dan semoga
tugas terstruktur ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan penyusun di masa
yang akan datang, Amin.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………...…………………...
i
DAFTAR ISI……………………………………………………………….………...
ii
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
LATAR BELAKANG
Salah satu permasalahan perkotaan yang sering menjadi persoalan yang cukup
serius kota-kota di Indonesia adalah Tempat Pembuangan Akhir TPA sampah yang
mengalami resistensi penolakan dari masyarakat sekitarnya disebabkan kondisi TPA
kurang memenuhi syarat aman terhadap lingkungan. Kondisi tersebut disebabkan
oleh sistem pengelolaan TPA yang buruk dan open dumping sebagai metode
pembuangan akhir sampah. Penentuan lokasi TPA harus mempertimbangkan potensi
lahan yang terdapat di wilayah yang baru dengan mengenali karakteristik lahan
tersebut secara fisik. Setiap wilayah yang ada dan tersebar diseluruh indonesia ini
memiliki berbagai bentang lahan dengan ciri khas yang berbeda-beda satu dengan
yang lainya. Lahan yang ada dapat dilihat dari proses terbentuknya secara
geomorfologi yang dipengaruhi oleh energi endogen maupun energi eksogen.
Untuk membangun sebuah sistem drainase air hujan dalam suatu wilayah
diperiukan beberapa macam analisa terhadap berbagai bidang yang terkait dan
berpengaruh terhadap sistem perencanaan. Maka dari itulah, diperlukan analisa yang
bertahap supaya bisa membangun drainase yang baik agar TPA tidak sampai
mengganggu kehidupan masyarakat di sekitarnya.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
3
Drainase TPA berfungsi untuk mengurangi volume air hujan yang masuk
pada
area timbunan sampah. Sistem drainase di lokasi TPA haras direncanakan dengan
baik untuk menyalurkan air hujan, baik dari sekeliling TPA maupun dari
permukaan TPA yang telah ditutup tanah. Jumlah leachate tergantung pada
kondisi cuaca, komposisi sampah, serta usia TPA. Sistem drainase tersebut adalah
penting bagi selurah lokasi TPA tersebut. Bila sistem tersebut macet, ketinggian
air di TPA akan meningkat. Lambat-laun TPA tersebut akan tergenang dan
selama musim hujan tidak dapat dimasuki. Selain itu, air leachate tersebut akan
merembes ke bagian TPA yang lebih rendah dan bisa menyebabkan pencemaran
terhadap air tanah. Oleh karena itu, operasi dan pemeliharaan sistem drainase
merapakan prioritas mutlak.
Analisis kesesuaian lahan untuk tempat pembuangan akhir sampah
menggunakan pendekatan diskriptif kualitatif. Analisis dimulai dengan
menjelaskan karakteristik lahan yang dihasilkan peta kesesuaian lahan dari proses
overlay parameter yang digunakan. Karakteristik lahan yang direkomendasikan
dalam menentukan kesesuaian lahan secara fisik terdiri dari beberapa faktor-
faktor yang mempengaruhi diantaranya adalah.
1. Kemiringan lereng,
2. Penggunaan lahan,
3. Rawan banjir,
4. Drainase permukaan ,
5. Kedalaman muka air tanah ,
6. Kedalaman sampai batas keras atau kedalaman efektif tanah.
7. Permeabilitas.
Dari seluruh paramter yang digunakan untuk penentuan lokasi TPA parameter
yang menjadi pertimbangan paling besar dalam merencanakan drainase adalah
pada kemiringan lereng dan penggunaan lahan.
4
Drainase Permukaan pada daerah yang akan digunakan untuk TPA harus baik
dan dapat mengering dengan cepat pada saat air hujan turun.Turunnya air hujan
dapat mengakibatkan timbunan sampah yang ada runtuh dan membawa air lindian
ketempat yang lebih rendah sehingga dapat masuk pada area permukiman serta
agar tidak tergenang di TPA.
Drainase TPA berfungsi untuk mengurangi volume air hujan yang masuk
pada area timbunan sampah. Ketentuan teknis drainase TPA ini adalah sebagai
berikut:
5
Dimana
Q=debit aliran air hujan (m3/det)
A= luaspenampang basah saluran (m )
S = kemiringan (%)
n = konstanta
R = jari-jari hidrolis (m)
c) Pengukuran besamya debit dihitung dengan persamaan sebagai berikut:
Dimana:
D=debit (m3/det)
C = angka pengaliran
I = intensitas hujan maksimum (mm/jam)
A = luas daerah aliran (km2)
Persyaratan di atas jelas serupa dengan yang harus dipenuhi oleh filter
granular, dan oleh karena itu jenis kriteria desain utama yang sama telah
digunakan:
1. Permeabilitas,
2. Resistensi penyumbatan.
Permeabilitas geotekstil harus jauh lebih tinggi dari pada tanah yang
dilindungi. Penyumbatan sebagian yang mungkin terjadi tidak dapat
mengurangi permeabilitas geotekstil di bawah tanah dasar. Untuk filter
geotekstil dalam sistem drainase lindi, kriteria permeabilitas yang dimodifikasi
harus ditetapkan bahkan selama penyumbatan sebagian geotekstil.
Dimana:
rx : Nilai tinggi curah hujan yang dicari
Rx : Nilai rata-rata tinggi curah hujan pada stasiun pengamat yang salah
satu tinggi curah hujannya sedang dicari
n: Banyaknya stasiun pengamat hujan untuk perhitungan n > 2
rn : Nilai tiap hujan pada tahun yang sama dengan rx pada stasiun
pembanding
Rn : Nilai rata-rata tinggi curah hujan pada setiap stasiun pengamat hujan
yang datanya sedang dicari (sumber :Gunadarma, 1997).
b)
Dimana:
Sehingga :
2. Rumus Sherman
3. Rumus Ishigoro
Setelah menentukan ramus intensitas berdasarkan ketiga metode, lalu
dicari nilai dan dibandingkan dengan Intensitas Hujan hasil perhitungan
Hasper Weduwen. Dicari yang mempunyai beda terkecil dan rumus tersebut
yang digunakan.
f) Jaringan Drainase
1. Kriteria Desain Perencanaan
Hal-hal yang harus dicari antara lain:
(a) Menghitung debit limpasan air hujan.
Rumus Td
Dimana
n = angka kekasaran manning
V = kecepatan rata-rata aliran
R = jari-jari hidrolis
(c) Koefisien Pengaliran
Adalah perbandingan antara tinggi aliran dengan tinggi hujan
untuk luas DAS yang sama dalam jangka waktu yang cukup
panjang. Dipengaruhi oleh keadaan hujan. luas dan bentuk DAS.
kemiringan DAS dan dasar saluran. daya infiltrasi dan perkulasi
tanah.
Rumu C :
f = freeboard
b = 2h (untuk penampang ekonomis)
3. Kontrol Kecepatan
Pada saluran yang direncanakan nantinya akan dilakukan perhitungan
tambahan yaitu kontrol kecepatan, dimana untuk kecepatan aliran air
dalam saluran air haras memenuhi kriteria tertentu, kriteria tersebut
adalah;
a. Kecepatan minimum 0.5 m3/s (tujuannya adalah agar tidak terjadi
pengendapan dinding saluran) .
b. Kecepatan maksimum 3 m3/s (tujuannya adalah agar tidak terjadi
penggerusan atau erosi terhadap dinding saluran).
Persamaan untuk V cek adalah:
1.
BAB III
KESIMPULAN
Drainase permukaan pada daerah yang akan digunakan untuk TPA harus baik
dan dapat mengering dengan cepat pada saat air hujan turun.Turunnya air hujan
dapat mengakibatkan timbunan sampah yang ada runtuh dan membawa air
lindian ketempat yang lebih rendah sehingga dapat masuk pada area permukiman
serta agar tidak tergenang di TPA.
Sistem drainase di lokasi TPA haras direncanakan dengan baik untuk
menyalurkan air hujan, baik dari sekeliling TPA maupun dari permukaan TPA
yang telah ditutup tanah.
Dalam merencanakan saluran drainase hal-hal yang menjadi pertimbangan
adalah sebagai berikut.
1. Analisa Hidrologi.
2. Melengkapi Data Curah Hujan yang Hilang
3. Metode Menghitung hujan harian maksimum
4. Distribusi Hujan
5. Metode Menghitung Lengkung Intensitas Hujan
6. Jaringan Drainase, dimana harus diperhatikan
a. Kriteria Desain Perencanaan
b. Pemilihan Bentuk Saluran
c. Kontrol Kecepatan
14
DAFTAR PUSTAKA
1) https://www.researchgate.net/publication/274697521_Design_of_leachate
_drainage_systems_in_old_sanitary_landfills
2) Marpuah, Sururun 2006. KEBUTUHAN PRASARANA DAN SARANA
LOKASI TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) DI WILAYAH
AGLOMERASl PERKOTAAN YOGYAKARTA. Yogyakarta. Universitas
Islam Indonesia
3) Diharto. KEBUTUHAN PRASARANA DAN SARANA LOKASI TEMPAT
PEMBUANGAN AKHIR (TPA) DI WILAYAH AGLOMERASl
PERKOTAAN YOGYAKARTA. Universitas Negeri Semarang.
4) https://www.gramedia.com/best-seller/cara-menulis-daftar-pustaka/