Anda di halaman 1dari 15

POTENSI DAN ASPEK BIOLOGI KERANG BULU Anadara pilula (Reeve, 1843)

DI SEKITAR PERAIRAN PANTAI KOTA TEGAL

THE POTENCY AND BIOLOGY ASPECT OF Anadara pilula IN AROUND


TEGAL COASTAL WATERS

Widhya Nugroho Satrioajie


Unit Pelaksana Teknis Balai Konservasi Biota Laut Ambon-LIP!
Jl. Y. Syaranamual, Guru-guru, Poka, Ambon, Maluku 97233
Email: wi2ed_ myunk@yahoo.co.id

Received 6 January 2012, Accepted 24 May 2012

ABSTRAK

Salah satu dari berbagai j enis kerang di Indonesia yang dimanfaatkan sebagai bahan pangan altematif berasal
dari genus Anadara. Beberapa genus Anadara yang cukup populer antara lain A . granos a, A .indica dan A . antiquata.
Berbeda dengan spesies di atas, A. pilula merupakan spesies yang kurang populer, meskipun sebenarnya spesies ini
telah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai sumber makanan. Perairan pantai sekitar Kota Tegal merupakan
salah satu wilayah perairan yang dijadikan sebagai daerah tangkapan kerang. Penelitian ini bertujuan mengkaji potensi
A . pilula berdasarkan pada kepadatan, indeks kondisi (kegemukan), pertumbuhan serta parameter habitat di perairan
Kota Tegal. Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2009 sampai dengan Februari 2010. Sampel kerang diperoleh
secara manual pada bingkai transek 1x1m2• Metode stratified random sampling diterapkan untukmenentukan stasiun
penelitian dimana lokasi dibagi menjadi tiga kelas stasiun berdasarkan perbedaan kedalaman. Data hasil tangkapan
dianalisamenggunakanExcel dan program SPSS 13, sedangkan model persamaan VonBertalanftY ELEFAN (Electronic
Length Frequencys Analysis) pada FISAT II digunakan untuk mengestimasi pertumbuhan kerang. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kepadatan tertinggi terdapat pada sub stasiun 30 pada bulan Januari 2010 sebanyak 26 ind/m2 •
Perhitungan indeks kondisi menunjukkan sebagian besar A. pilula berada pada kategori sedang. Persamaan Lt =
4,32{1-e[-1 ,2(t-0,255)]} diperoleh dengan model kurva pertumbuhan Von BertalanftY. Dari persamaan tersebut, A.
pilula di perairan Kota Tegal dapat mencapai panjang maksimal (L") 4,32cm dengan Jaju pertumbuhan (K) 0,92.
Hasil pengamatan parameter lingkungan menunjukkan bahwa A. pilula di perairan Kota Tegal hidup pada kisaran
kedalaman 0,5-3 ,0 m dengan salinitas 29-33%o, suhu 29-30°C dan substrat pasir berlumpur dengan kadar bahan
organik rendah.

Kata Kunci : Anadara pilula, potensi, kepadatan, indeks kondisi, pertumbuhan.

ABSTRACT

One ofvarious cockles in Indonesia which is used as alternative food materials is Anadara. Some ofAnadara
which are quite popular are A. granosa, A.indica and A. antiquata. On the other hand, A. pilula is less popular than
those cockles although it has often been used as food. Around Tegal coastal water is one of regions that become
cockle catching area. This research aims to analyse the potency ofA. pilula based on density, condition index, growth
and the ecological parameters at Tegal waters. Research was conducted in December 2009 until February 2010.
Sample of cockles was obtained manually by hand on transect square lx1m 2 • Stratified random sampling method
was applied to determine research station where it was divided into three classes based on the differences ofdepth.
Data was analysed by Excel and program SPSS 13, while equation Von BertalanffY s model ELEFAN (Electronic
Length Frequencys Analysis) was used to estimate growth of cockles. The result shows that the highest density was
found at sub station 30 in January 2010 as many as 26 indlm 2 . Condition index calculation shows almost ofA. pilula
were in moderate category. Formulation Lt = 4.32{1-e[-1 .2(t-0.255)]} was obtained on Von BertalanffY s growth

189
Oseanologi dan Limnologi di Indonesia Vol. 38, No.2, Agustus 2012: 189-202

model. From the equation, A. pilula at Tegal waters could reach maxima/length (L ") 4.32cm with rate ofgrowth (K)
0.92. From environment parameters observation decribed that A. pilula at Tegal waters live at depths of0.5to3.0m
with a salinity 29to33%o, temperature 29to30°C and muddy sand substrates with low organic matter content.

Key words : Anadara pilula, potency, density, condition index, growth.

PENDAHULUAN berlumpur, pantai berpasir dan endapan liat. Besamya


potensi A. pilula di Kota Tegal belum diimbangi
Salah satu dari berbagai jenis kerang di dengan pengoptimalan pengusahaan dan penataan
Indonesia yang dimanfaatkan sebagai sumber bahan yang baik. Hal ini dibuktikan dengan tidak tersedianya
pangan altematif adalah Anadara (Cunearca) pilula data mengenai besarnya hasil tangkapan nelayan
yang ditemukan oleh Reeve pada tahun 1843. Kerang penangkap kerang, kelimpahan stok alami, dan
jenis tersebut merupakan spesies penting di Indonesia distribusi jenis kerang tersebut, padahal tingkat
dan juga diAsia Tenggara (Poutiers 1998; Hutomo & konsumsi jenis kerang ini oleh masyarakat Kota Tegal
Moosa, 2005). A. pilula hidup berasosiasi dengan dan sekitarnya cukup tinggi dengan frekuensi
beberapa spesies kerang lainnya antara lain A. tangkapan hampir setiap hari oleh nelayan setempat.
granosa, A .indica dan A . inequiualuis. Mudjiono Dengan kondisi demikian, maka perlu adanya kajian
& Kastoro ( 1997), menyatakan bahwa pengetahuan yang mendalam agar A . pilula sebagai salah satu
mengenai biologi jenis kerang ini sangat terbatas komoditas sumberdaya perikanan yang mampu
karena kurang populer dibandingkan dengan A. memberikan kontribusi bagi perekonornian nelayan
granosa yang sebelumnya telah banyak dipelajari. dapat terjaga kelestariannya. Salah satu kajian tersebut
Pada Gambar 1 dapat dilihat bentuk morfologi A. adalah dengan melakukan penelitian mengenai
pi/ula. kepadatan stok, distribusi populasi, dan sifat
Perairan Kota Tegal merupakan salah satu pertumbuhan populasi A. pilula di perairan Kota
fishing ground A. pilula kar ena bentuknya Tegal.
menyerupai teluk dengan garis pantai berupa daratan

Gambar 1. Anadara pilula (www.seashellhub.com).


Figure I. Anadara pilula (www.seashellhub.com).

190
Potensi dan Aspek Biologi Kerang Bulu Anadara pilula (Reeve, 1843) .... Tegal (Widhya N. Satrioajie)

METODOLOGI sedimen. Sedangkan potensi pakan alami kerang


dilakukan dengan menganalisa kelimpahan plankton
Lokasi penelitian berada di perairan kota Tegal di sekitar stasiun pengamatan (Krebs, 1978).
pada koordinat 109°08'-109°10 ' BT dan 06°50 '- Signifikansi perbedaan kepadatan populasi A.
06 053' LS yang dibagi menjadi tiga stasiun pilula antara sub stasiun penelitian dianalisa dengan
berdasarkan (klasifikasi) kedalaman yaitu 0,5 - 1m; uji analisis sidik ragam (ANOVA) (a= 0,05) pada
e" 1 -2m;> 2m (Gambar 2). Penelitian dilakukan aplikasi SPSS (Purwoko & Wolff, 2008). Model
dari bulan Desember 2009 sampai dengan Februari sebaran A. pilula di perairan Kota Tegal
2010 . Untuk mewakili populasi, sebanyak 30 sub dideskripsikan pada peta tematik yang diolah pada
stasiun dibagi di sekitar daerah pasang surut (Chuan aplikasi Arc. View GIS 3.3 .
Lee & Min Chao, 2004) secara acak (stratified Pendugaan umur dan pertumbuhan A. pilula
random sampling). berdasarkan pada pertambahan panjang atau berat
Pengkajian potensi A. pilula meliputi dari biota yaitu Model Progression Analysis (MPA)
kepadatan per satuan luas (ind/m 2 ) , biomassa per dimana variabel panjang infmitif (L") dan koefisien
bulan (gr) dan distribusi kerang dengan menganalisa pertumbuhan (K) dianalisis dengan program ELEFAN
data tangkapan dari bingkai transek kuadrat (lxlm2 ) I (Electronic Length Frequencys Analysis) pada
yang dipasang serta mengkaji parameter habitat A. aplikasi FISAT II (Gayanilo et al. , 1996) dan umur
pilula meliputi variabel suhu, oksigen terlarut (DO), teoritis/imajiner (T0 ) dapat diduga dengan substitusi
pH, salinitas, kedalaman, bahan organik, ukuran butir nilai L" danK (Saputra, 2005) yaitu:

Log (to)= 0,3922-0,2752 Log (L 00) - 1,0382 Log K (1)

Pendugaan umur sampel A. pilula yang tertangkap menggunakan persamaan:

Lt = L 00 { 1 - exp [-K (t-toll} (2)

Dimana:
Lt = Panjang A. pilula pada waktu t
L 00 = Panjang maksimum (em)
K = Koefisien pertumbuhan
to = Umur imaginer pada saat panjang kerang = 0
t = Umur A . pilula

Indeks kondisi (kegemukan) adalah pengukuran tingkat kegemukan kerang. Pengukuran Nilai Indek
Kondisi (NIK) kerang mengaju pada metode yang disarankan oleh Davenport & Chen dalam Sahin et a/.(2006),
yaitu:

Berat kering jaringan lunak (gr)


NIK= X 100% (3)
Berat cangkang (gr)

Hasil perhitungan maka tingkat kegemukan dibagi menjadi 3 (tiga) kategori:


1. NIK :S 2,0 = kurus; 2. NIK 2,01 - 4,0 = sedang; 3. NIK :=: 4,01 = gemuk

191
Oseanologi dan Limnologi di Indonesia Vol. 38, No.2 , Agustus 2012: 189-202

Gambar 2. Lokasi pengambilan sampel berdasarkan kedalaman (sumber : studi pendahuluan 2009).
Figure 2. Location of sampling based on depth (source : pre survey 2009).

HASIL DAN PEMBAHASAN pertumbuhan dan indeks kondisi serta parameter


lingkungan (Lampiran 1 dan 2) terhadap distribusi
Pada pengamatan kepadatan dan distribusi A. kerang. Keseluruhan data diisajikan dalam bentuk
pilula (Gambar 3), diperoleh data kepadatan, graflk maupun tabel serta dianalisis (interpretasi)
biomassa, distribusi ukuran cangkang, sifat secara deskriptif.

Tabel 1. Jumlah tangkapan dan biomassa A. pilula.


Table 1. The number of catch and biomass of A. pilula

Catch of Month
A.pilula December 2009 January 2010 February 2010
Number of individu (in d) 214 239 187
Biomass (gr) 2290,54 2513,65 1798,09

192
Potensi dan Sebaran Anadara pilula menyebabkan adanya variasi kelimpahan kerang
Secara kumulatif jumlah tangkapan kerang (Mudjiono dan Kastoro, 1997) antar sub stasiun dimana
-~ banyak diperoleh dari sub stasiun 30 pada bulan jumlah kepadatan kerang tertinggi berada pada kondisi
_ uari 2010 sebanyak 26 ind/m 2 sedangkan jumlah bahan organik yang relatif tinggi pula. Variabel lain
gkapan terkecil yaitu 1 ind/m2 diperoleh dari sub yang mempengaruhi kepadatan kerang antara lain
iun 16 pada bulan Desember 2009 dan Januari suhu, oksigen terlarut (DO), pH, serta ketersediaan
~ 0 I 0 serta pada sub stasiun 7 dan bulan F ebruari makanan seperti plankton.
:::010 (Gambar 3). Hasil pengamatan suhu (Lamp iran 1)
Uji ANOVA berdasarkan jumlah tangkapan menunjukkan kisaran 27-31 oc yang merupakan
-·erang menunjukkan terdapat perbedaan kepadatan kisaran suhu optimum untuk pertumbuhan spesies
~ ik antar sub stasiun maupun bulan penelitian Anadara. Suhu berperan sebagai pembatas distribusi
<0,05). Hal ini diduga disebabkan oleh variasi kerang, mempengaruhi aktivitas makan, reproduksi
bedaan parameter lingkungan antar sub stasiun tiap dan pertumbuhan (Broom, 1985).
lannya. Karakteristik kerang dengan tingkat migrasi Kisaran salinitas (Lamp iran 1) perairan Kota
- ngat rendah mengakibatkan biota ini hanya Tegal selama tiga bulan pengamatan diketahui berkisar
emanfaatkan lingkungan sekitarnya untuk 3 0-34 %o. Variasi salinitas yang cukup signiftkan dapat
emperoleh makanan (Mudjiono dan Kastoro, 1997). mempengaruhi keseimbangan osmoregulasi tubuh
Salah satu variabel parameter lingkungan kerang. Salinitas >31 %o merupakan salinitas ekstrem
_ ng mempengaruhi perbedaan kepadatan (Gambar bagi Anadara dimana dapat mempengaruhi pola
antara lainjenis substrat (Nybakken, 1992). Analisa sebaran habitatnya (Broom, 1985).
· ..:nis substrat granulometri (data tidak ditampilkan) Kadar oksigen terlarut (DO) (Lampiran 1)
enunjukkan dasar perairan Kota Tegal terdiri dari menunjukkan kisaran batas normal (±3ppm). Perairan
aterial substrat penyusun yaitu pasir (2::90% ), silt/ Kota Tegal sebagai perairan terbuka mempunyai ciri
_ au (~10%) dan gravel (±1%) yang menyebabkan variasi perbedaan DO yang tidak begitu signifikan,
.!rnrakteristik dasar perairan bertekstur cukup kasar sehingga kehidupan biota didalamnya tidak terganggu
engan bahan organik yang rendah. Hasil analisa di (Brotowidjoyo et al., 1995). Sedangkan pada
tas diperkuat dengan basil analisa bahan organik pengamatan pH air selama tiga bulan pengamatan,
ampiran 2) dimana pada perairan Kota Tegal relatif kisarannya yaitu 7-8 yang menu!1iukkan perairan Kota
emiliki kandungan bahan organik rendah yang Tegal cukup baik untuk habitat A. pilula (Effendi,
2003).

~30
~ 2.S mDes-2009 D Ja n-2010 • Feb-2010
"0
:~ 20
"0
:.§. 15
Qj 10
.0
E
:::J
S
z 0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1112 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Sub Stasiun

Gam bar 3. Hasil tangkapan A. pilula pada tiap sub stasiun (ind/m 2) selama tiga bulan pengamatan di
perairan Kota Tegal.
Figure 3. Number of catch A. pilula in every sub station (ind/m 2 ) during three months observation
at Tegal City waters.

193
Oseanologi dan Limnologi di Indonesia Vol. 38, No. 2,Agustus 2012: 189-202

PETA
, '7'Ucl" T 100"1"Z0" 9 1 JUMLAH TANGKAPAN
KERANG Anadara pilula
OESEMBER 2009

LautJawa ::! Program Pascasarjana


Mana]. Sumberdaya Pantal
i:! Universitas Diponegoro
Semarang
"'
Wldhya Nugroho Satrloajle
NIM K4A008045

.. -~ .
Legenda
Daratan
!!)
Stasiun Sampling
~ ~------~------ Jumlah Tangkapan
Oesember 2009
<5
5-10
10 ·15
15 ·20
20 ·25

lOW .;oo· 8 1 t mt·r·!<"G •e T

u
A Sumber Peta :
1. Peta Rupabumi lndon~ ia , Bakosurtanal, 2001
2. Hasil Penelitian, 20·10

Gambar 4.1. Sebaran A. pilula (ind/m2) pada bulan Desember 2009.


Figure 4.1. Distribution of A. pilula (ind/m2) in December 2009.

PETA
IG'.I"f'OO' t ··a· JUMLAH TANGKAPAN
KERANG Anadara pllula
JANUARI2010

Program Paaeasarjana
Manaj. Sumberdaya Pantai
Universita s Diponegoro
Semarang

Widhya Nugroho Satrioajie


NIM K4A008045

KOTA TEGAL

109°6 ' • toG•1'2Q•

u
A lOO
Sumber Peta :
1. Peta Rupabumi Indones ia, Bakosurtanal, 2001
2. Hasll Penelitlan, 2010

Gambar 4.2. Sebaran A. pilula (ind/m2) pada bulan Januari 2010.


Figure 4.2. Distribution of A. pilula (ind/m2) in January 2010.

194
Potensi dan Aspek Biologi Kerang Bulu Anadara pilula (Reeve, 1843) .... Tegal (Widhya N. Satrioajie)

PETA
JUMLAH TANGKAPAN
KERANG Anndara pilu le
FE BRUAR I 2010

I Program PJscasarjana
Manaj . sumberdaya Panta l
Universitas Diponeooro
Sern.arang

I Wldhya Nuoroho Sa trloajle


NIM K4AOOS045

..• If
Le ge oda :


Daratan
Stas lun Samp ling

-
~ +----+--------------+--------------+--------------+-------~-;
~

... A lOO __ ____


soo~
)
Sumber Peta :
1. Peta Rupabumi Indonesia, Bakosurtanal, 2001
2. Hasil Penelitian, 20 10

Gambar 4.3. Sebaran A. pilula (ind/m2) pada bulan Februari 2010.


Figure 4.3. Distribution of A. pilula (ind/m2) in Februari 2010.

Perbandingan variabel parameter lingkungan sekitar untuk bertahan hidup dengan aktivitas makan
antara sub stasiun 30 dimana diperoleh jumlah (Mudjiono dan Kastoro, 1997).
tangkapan kerang relatif tinggi dibandingkan sub Pada pengamatan panjang cangkang kerang
stasiun lainnya menunjukkan perbedaan signiftkan (Gambar 5), kelas ukuran 2,34-2,62 em merupakan
pada kadar bahan organik (Lampiran 2). Pada sub kelas frekuensi tertinggi yaitu 139 individu (21 ,72%).
stasiun 30 bahan organik substrat relatif lebih tinggi Pada pengamatan ukuran panjang cangkang
dibandingkan sub stasiun lain. Hal ini menunjukkan menunjukkan modus terdapat pada kelas ukuran
bahan organik sebagai variabel utama dal am cangkang yang sama selama tiga bulan pengamatan.
penentuan distribusi kerang antar sub stasiun karena Selama penelitian, panjang cangkang yang berhasil
cara hidup kerang yang membenamkan diri dalam dikoleksi antara 1,23 - 4cm dan mewakili 2 kohort
substrat (Nybakken, 1992). (Gambar 6).
Analisa kelimpahan plankton pada Sedgwick Hasil interpretasi menunjukkan tidak adanya
Rafter di perairan Kota Tegal (data tidak ditampilkan) pergeseran modus ukuran cangkang dari bulan
menunjukkan bahwa lebih banyak fttoplankton yang Des ember 2009 sampai dengan J anuari 2010.
teramati yaitu 11 genus dan zooplankton 4 genus. Jenis Fenomena ini dapat dilihat pada ukuran panjang
fttoplankton yang mendominasi dari Bacillariophyta. cangkang 2,34 - 2 ,62 em (Gambar 5.A) yang
Hal ini disebabkan salinitas perair an yang relatif tinggi merupakan kelas yang selalu mendominansi. Hal ini
(Sachlan, 1982). Zooplankton yang teramati dari menunjukkan pola rekruitrnen dan pertumbuhan A.
Protozoa ada 1 genus yaitu Tintinnopsis sp. pilula di perairan Kota Tegal tidak seimbang.
sedangkan Crustacea ada 2 genus yaitu Calanus sp. Fenomena ini dapat disebabkan oleh tekanan aktivitas
dan Daphnia sp. Pengamatan isi lambung A. pilula penangkapan kerang karena kegiatan penangkapan
ditemukan 7 genus fitoplankton dan 1 genus tersebut dilaksanakan sepanjang tahun dan tidak
zooplankton. Hal ini menunjukkan A. pilula sebagai bergantung musim (Sedana et al., 2004). Hal ini
filter fe eder mampu memanfaatkan lingkungan menyebabkan A. pilula yang ditangkap/ dieksploitasi
belum mencapai batas ukuran maksimum_

195
Oseanologi dan Limnologi di Indonesia Vol . 38, No. 2, Agustus 2012: 189-202

·S._5
50
45
40
:\_S
30
2.5
lO
15
10
5
0 ~~--~~~~~~~L-~~--~~~~L-~~--~~~~

{I llf1. I II ~
.. ~

B
.S 'i
5(1
4S
4U
15
10
25
20
15
10
5
0
.,_ ~ I ~i

60
55
50
-
f tj
j
"C
>15
40
mOcs'09
: o J;,)n'to
·:;: 35
•Fceb' lO
:0 .Ill
:§. lS
4i 20
.c 15
E
j 10
z 5
0

Gambar 5. Distribusi ukuran cangkang A.pilula: A) panjang cangkang; B).:tebal cangkang C) tinggi
cangkang dan D) berat total. ·
Figure 5. Distribution of shell size A. pilula: A) shell length B) shell thick C) shell height and D)
total weight. ·. · ··

196
Potensi dan Aspek Biologi Kerang Bulu Anadara pilula (Reeve, 1843) .... Tegal (Widhya N. Satrioajie)

Pertumbuhan Anadara pilula bahwa A. pilula memiliki ciri ukuran cangkang


Model pertumbuhan A. pilula dianalisa pada berkisar 3-4 em.
aplikasi FISAT II dengan tabulasi pada pertambahan Koefisien pertumbuhan, K yang ditemukan di
panjang atau berat kerang. Pada Gambar 6 perairan Kota Tegal termasuk pada kecepatan tumbuh
ditampilkan output perhitungan pertumbuhan A. yang cepat (Campos, 2004)dimana laju pertumbuhan
pilula. kerang memerlukan waktu yang pendek yaitu antara
Hasil perhitungan diperoleh output panjang 3,5 sampai 4 tahun mencapai panjang <~simtotik.
asimtot (L") A. pilula perairan Kota Tegal sebesar Pada perhitungan umur irnajiner/teoritis (to)
4,32 dengan koefisien pertumbuhan (K) sebesar 0,92. (Persamaan 3) diperoleh nilai sebesar 0,254910351
Hasil ini menunjukkan bahwa panjang maksimal yang tahun. Kurva pertumbuhan diperoleh dengan cara
mampu dicapai pada pertumbuhan kerang sebesar mensubstitusi nilai K dan L" pada persamaan Lt
4,32 em. Sesuai dengan pernyataan Poutiers (1998), (Persamaan 4) pada aplikasi Excel. Pada Gambar 7
dapat dilihat kurva pertumbuhan A. pilula.

'U EL~";FAN I [D; 'IT_ON _ tt.fESIS\Oata _ Panjang _ B e r at\ Gab _ data_FISAT\Kelas_ BanJ .lfq] . . .
Non-Pa.-ametric Sco•ing of VDGF Fit Using ELEFAN I

Loo·
C: 0.00
V.'P: 0 .00

r Fix the s tarting point --

Starting s ample: 3
S tarting length: 3

0 .00
~~
'-'==-'--'----'---'---'-L.....L...L...L-'---~---'-~--'-~~
0 .1 0 .5 1 .0 5 .0 10 .0
K:
C:
\-v P :
S t a rting s ample:
S tarting l ength
0 .9 2 0
0.000

---,·
0 . 000

3 . 99
Score: 0 .8 2 7 ' '
0.20 0 .90 1 .20 1 .90 2 .20
Gro·..r.,..th performance inde x (0')

I Plot VB G F Curve I Ir:.·.-: e;;;_~;p_~-~-~-.-.-. .JI Erint . . . _!;lo s e


!.-....,~---~~--~-~---~----~-----··~·--···~·-- ~----..... ...,..,...~-~-

1.5

f
01.0

0.6 1 .1 1 .6 2.1 2 .6 3 .1 3.6 4 .1


Length (em)

Gambar 6. Hasil perhitungan L 00 danK pada aplikasi FISAT II.


Figure 6. Result of L 00 and K calculate on the FISAT II application.

197
Oseanologi dan Limnologi di Indonesia Vol. 38, No. 2, Agustus 2012: 189-202

Berdasarkan perhitungan rata- rata panjang kategori sedang (2,01-4,0). Hal ini mengindika.s.·
cangkang kerarig yang tertangkap yaitu 2,65 em, maka bahwa A. pilula sedang berkembang reprod -,
kerang tersebut belum mencapai ukuran panjang dan siap untuk memijah.
maksimal. Tekanan aktivitas penangkapan terhadap Nilai indek kondisi untuk kategori g
A. pilula tanpa memperhatikan musim penangkapan meningkat dari bulan Desember 2009 sampai d _
dapat menyebabkan ukuran kerang yang diperoleh F ebruari 2 0 10, sedangkan untuk kategori se-.
semakin kecil (overfishing). cenderung menurun. (Shelley & Rohff,
menyatakan bahwa indeks kondisi dapat digu-
lndeks Kondisi Anadara pilula sebagai indikator aktivitas reproduksi yaitu
Pada Gambar 8 dapat dilihat nilai indeks kondisi gametogenesis (peningkatan nilai indeks) m~
(NIK) A. pilula selama pengamatan. Pengamatan proses pemijahan (penurunan nilai indeks) sed - _
nilai indeks kondisi di semua stasiun selama penelitian pada masa pertumbuhan, nutrisi dari makanan
menunjukkan sebagian besar kerang ditemukan dalam dialokasikan untuk pertumbuhan cangkang
untuk reproduksi.

4.5
4
3.5 ..

E' 3
"' 2.5 Average of length of A pilula In
...
.t::.
co 2 Tegal water
c
.21 1.5
1
0.5 ..
!
Q -t---T .............T'..- .......T ........................._ _ T'.............T ...............,.....- T .............,.-·-·---T---'1
......T'............

0.0 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0 7.0 8.0 9.0 10.0 11.0 12.0
Age{year)

Gambar 7. Kurva pertumbuhan A. pilula.


Figure 7. Growth curve of A. pilula.

135:
120
:,.·,,:-_
---

- ius.
Ia
tl.Oc
:II
"'C
:~
"'C
:§.
... 60 l l smir'
Ill
.J:l
45 oMadeh1te
E
:II
z •Fat,
1.5.
Q _.__......'---

Month
Gambar 8. Indeks Kondisi A. pilula selama tiga bulan pengamatan.
Figure 8. Condition index of A. pilu/a during three months observation.

198
Potensi dan Aspek Biologi Kerang BuluAnadara pilula (Reeve, 1843) .... Tegal (Widhya N. Satrioajie)

KESIMPULAN Bay Area, West Central Philippines. Asian


publ.Sci. (17): 299-312.
Kepadatan dan distribusiA. pilula di pengaruhi Chuan Lee, S. & S-Min Chao. 2004. Shallow-Water
oleh parameter lingkungan sekitarnya. Pertumbuhan Marine Shells from Kenting National Park,
A. pilula bersifat alometri negatif dengan laju Taiwan. Journal of Coli. and Res. (17): 33-
pertumbuhan K = 0,92 dan panjang maksimum L" = 57.
4,32 em. Potensi kerang Anadarapilula di perairan Effendi, H. 2003 . Telaah Kualitas Air Bagi
Kota Tegal relatif cukup melimpah, namun dengan Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan
rata- rata panjang cangkang kerang yang tertangkap Perairan. Kanisius. Yogyakarta. 258 hlm.
yaitu 2,65 em, maka tekanan aktivitas penangkapan Gayanilo, F. F. Jr., P. Sparre, & D. Pauly. 1996. The
terhadap A. pilula sebaiknya perlu dikurangi agar FAO-ICLARM Stock Assessment Tools
ukuran kerang yang diperoleh mencapai ukuran ideal. (FiSAT) User's Guide. FAO Computerized
Pada penelitian ini perlu dikaji lebih mendalam faktor Information Series (Fisheries), No. 8. Rome,
mortalitas kerang akibat tangkapan guna memperoleh FAO. 126pp.
hasil yang lebih kompreherensif terhadap parameter Hutomo, M. & M. K. Moos a. 2005. Indonesian
lain selain lingkungan. Marine and Coastal Biodiversity: Present
Status. Indian Journal of Marine Sciences,
34 (I): 88-97.
PERSANTUNAN Krebs , C. J. 1978. Ecology the experimental
analysis of distribution and abundance.
Ucapan terimakasih secara khusus penulis Second Edition. Harper and Row, Publishers
ucapkan kepada Bapak Prof. Dr. Ir. Sutrisno Anggoro, New York. 798 pp.
MS dan Bapak Ir. Irwani, M .Phill atas bimbingan dan Mudjiono & W. W. Kastoro. 1997. Density, biomass
nasehat dalam pelaksanaan penelitian. and distribution of Cockle, Potiarca Pilula
(Reeve, 1844) in the Bay of Miskam, West
Java. Indonesia. Proceding of Seventh
DAFTAR PUSTAKA Workshop of The Tropical Marine Mollucs
Progamme (TMMP). Java Indonesia 11-21
Anonimous. 2007. Anadara pilula (Reeve, 1843)- November 1996. Phuket Marine Biological
100707 set of 3 - Krabi, southern Thailand- Center Special Publication 17 (1): 193-197.
( online). http: / / www.seashellhub.com/ Nybakken, J. 1992. Biologi /aut suatu pendekatan
Arcidae.html. Accessed on 2 December 2009. ekologis. PT. Gramedia Pus taka Utama .
Jakarta. 459 hlm.
Anonimous. 2007. Profil Kota Tegal. http://
Poutiers, J. M . 1998. Bivalves. Acephala,
www. tegalkota. go. id!index.php/ selayang-
Lamellibranchia, Pelecypoda . In: K.E .
pandang/profil-kota/kondisi-geografis.html.
Carpenter & V. H. Niem. 1998. FAO Species
Accessed on 7 January 2009.
Identification Guide for Fishery Purposes.
Broom, M . J. 1985. Biology and Culture of Marine The Living Marin e Resources of The
Bivalves Molluscs of The Genus Anadara. Western Central Pacific. Vol. 1. Seaweeds,
ICLARM Stud. Rev. 37pp. Corals, Bivalves, and Gastropods. Rome, FAO:
Brotowidjoyo, M.D., D.J . Tribawono., & E. 123-362.
Mulbyantoro. 1995 . Pengantar Lingkungan Purwoko, A. & W. J. Wolff. 2008. Low biomass of
Perairan dan Budidaya Air. Penerbit Liberty. macrobenthic fauna at a tropical mudflat: An
Yogyakarta. effect of latitude?. Estuarine, Coastal and
Campos, Del Norte-AGC, 2004. Some aspects of the Shelf Science, 76: 869-875.
population biology of the Subset elongate clam Sachlan, M . 1982. Planktonologi . Direktorat
Gari elongate (Lamarck 1818) (Mollusca, Jenderal Perikanan Departemen Kelautan dan
Palaecypoda: Psammobiidae) from The Beate Perikanan. Jakarta. 141 hlm.

199
Oseanologi dan Lirnnologi di Indonesia Vol. 38, No. 2, Agustus 2012: 189-202

Sabin, C., E . Dtizgtines & I. Okumus. 2006. Seasonal Sedana, G.; S. W. Hartati &Awaluddin. 2004. Musim
variations in condition index and gonadal penangkapan ikan. Balai Riset Perikanan
development of the introduced Blood Cockle Laut. Departemen Kelautan dan Perikanan.
Anadara inaequivalvis (Bruguiere, 1789) in 87hlm.
the Southeastern Black Sea Coast. Turkish Shelley, R.R. & J. Rohff. 1988. Reproduction
Journal of Fisheries and Aquatic Sciences, periodicity and morphometri of Hippopus and
6: 155-163. Tridacna crocea. In : J.W. Copland & J.S.
Saputra, W.S. 2005 . Dinamika populasi Udang Lucas (Eds ). Giant Clam in Asia and the Pasific.
Dogol (Penaeus indicus H Milne. Edwards ACIAR Monograph, 9: 86-88.
1837) di Laguna Segara Anakan Cilacap
Jawa Tengah . Program Studi Manajemen
Sumberdaya Perairan, Jurusan Perikanan, FPK
UNDIP: 213 hlm.

200
'"ti
Lampiran l. Pengukuran parameter kualitas air selama tiga bulan pcngamatan di pcrairan Kota Tcgal.
g
g
Appendix l. Results of water quality measurement during three months observation at Tcgal Waters. f:!l .
0..
§
Sub Depth (m) Temperature ("C) DO (ppm) pH Salinity (%o)
Stasiun
>-
Des Jan Feb Des Jan Feb Des Jan .Feb Des Jan Feb Des Jan Feb -¥3
I 0.5 0.56 0.54 27.9 27.4 27.4 4.21 4.11 4.24 8.21 8.22 7.32 32 31 31 ~
2 1.72 1.83 1.78 27.8 28.4 28.4 4.22 4.22 4.36 7.92 7.31 t:C
7.91 31 31 30 ::;·
3 3.12 3.22 3.19 27.5 27.4 27.4 4.42 4.42 4.72 7.81 7.7.1 7.83 30 32 30 0
4 0.56 0.66 0.59 28.1 28.9 28.9 3.54 4.25 4.45 8 ')') 8.21 7.54 31 31 32 .....
(JQ

5
6
2.87
3.26
2.97
3.16
2.89
3.41
27.3
28.2
29.8
29.7
29.8
29.7
4.23
4.43
4.29
4.33
4.52
4.18
8.12
8.11
8. 13
8. 19
7.26
7.9
31
31
30
31
30
30
~
§
(JQ
7 0.67 0.87 0.77 29 30.1 30.1 4.24 4.35 4.11 7.81 7.83 7.63 32 31 30
8
9
2.43
3.45
2.63
3.55
2.33
3.65
27.8
28.4
27.8
28.1
27 .8
28.1
4.25
4.42
4.37
4.47
4.14
4.26
8.13
8.11
8.1 4
8.11
7.81
7.66
31
30
32
30
32
JO ~
~
10 0.67 0.77 0.57 27.9 27.6 27.6 4.24 4.48 4.16 8 8.04 7.53 33 31
ll 1.45 l.l5 1.35 28 27.9 27.9 4.46 4.45 4.26 7.8 7.81 7.61
... ,
_., ..... ''?
3l
32 ~
..)-
§-
12 3.12 3.17 3.29 27.9 28.9 28 .9 4.51 4.44 4.44 7.88 7.88 7.82 32 31 31 ~
13 0.72 0.62 0. 75 28.5 29.1 29.1 4.42 4.29 4.51 8.02 8.67 7.65 34 31 31 'l::l
14 1.87 1.67 1.97 29.3 28.4 28.4 4.67 4.21 4.31 8.03 8.6 7.48 32 31 30 ~
15 3.27 3.37 3.17 29 .1 29.3 29.3 4.27 4.54 4.41 8.22 8.34 7.lQ 31 30 3I i:)
16
17
0.75
1.77
0.63
1.87
0.73
1.71
27.8
27.9
28.6
28.5
28.6
28 .5
4.49
4.46
4.43
4.41
4.21
4.22
7.99
7.78
7.9
8.05
8.03
8.17
32
31
32
32
32
31
~
~~
18
l9
20
3.67
0.78
2.03
3.27
0.68
2.03
3.11
0.58
2.13
28.5
29.5
29.6
28.7
28.6
28 .7
28 .7
28.6
28.7
4.45
4.28
4.49
4.41
4.26
4.49
4.33
4.63
4.56
8.02
8.14
8.13
8.31
8.21
8. 11
7.57
7.33
7.25
33
30
33
31
31
33
30
31
32
-..,.
00
w
'--'
21 3.08 3.08 3.11 30 28.4 28.4 4.47 4.5 4.48 8.19 8.09 7.85 33 31 31
...J ,.,.:...
22 0.61 0.81 0 .51 29.5 29.6 29.6 4.56 4.21 4.66 8.21 8. 11 8.15 32 33 ~
(JQ
..,~

l.7l 1.61 1.81 29.7 29.7 29.7 4.67 4.17 4.18 8.32 7.95 8.23 32 32 30 e.
-"
24 2.88 2.82 2. 81 29.6 29.6 29.6 4.58 4.25 4.32 7.89 7 .96 8.34 32 31 31
25 0.54 0.04 0.59 29.8 30.2 30.2 4.59 4.35 4.42 7.66 7.88 8.21 32 32 JO ~
26
27
1.43
3.29
1.41
3.19
1.46
3.13
30
28.9
30.1
30.2
30.1
30.2
4.29
4.29
4.42
4.41
4.2
4.19
7.65
7.86
7.69
7.98
8.29
8.34
31
31
31
32
31
Jl ~;z:
28 0.89 0.82 0.81 29.9 29.8 29.8 4.44 4.56 4.67 7.98 8.1 3 7.89 32 32 31
[/)
2<J 1.45 1.3 5 1.25 30.03 31.1 31.1 4.33 4.25 4.28 8 8 7.95 32 31 31
~
30 4.12 3.82 4.03 30.5 30.5 30.5 4.55 4.41 4.27 8 8.1 7.55 31 31 30 c;·
.E.
E

N
0
......
Oseanologi dan Limnologi di Indonesia Vol. 38, No. 2, Agustus 2012 : 189-202

Lampiran 2. Kaudungan baban organik di sepanjang perah·an kota tegal selama tiga buJ
pengamatan.
Appendix 2. The content of total organic matters along Tegal waters during three mon , ·
observation.

Sub Mouth of Observation


Station
December 2009 January 2010 February 2010
1 0.02 0.021 0.013
2 0.025 0.022 0.021
3 0.011 0.002 0.014
4 0.0345 0.0135 0.0213
5 0.0150 0.0142 0.0173
6 0.0225 0.0315 0.0321
7 0.052 0.023 0.0125
8 0.031 0.0341 0.0225
9 0.046 0.036 0.036
10 0.032 0.0222 0.0221
11 0.026 0.0212 0.0278
12 0.012 0.020 0.0127
l3 0.022 0.022 0.0224
14 0.0356 (}.026 ().()14
15 0.036 0.036 0.0212
16 0.019 0.0245 0.019
17 0.0298 0.0232 0.0134
18 0.0134 0.0231 0.0217
19 0.041 0.0121 0.0234
20 0.056 0.016 0.0216
21 0.0292 0.0472 0.0192
22 0.0145 0.0245 0.0112
?~
0.0312 0.0269 0.0411
-·'
24 0.0289 0.0219 0.0193
25 0.0167 0.0181 0.0261
26 0.0291 0.0191 0.0285
27 0.0451 0.0432 0.0425
28 0.043 0.0412 0.0414
29 0.066 0.046 0.0521
30 0.098 0.101 0.1143
Source: .1.nalisa Labor(ttorium Kimia Analitik Fakultas. MJPA UNDTP 2010.

202
PETUNJUK PENULISAN NASKAH

1. Naskah: Selumh bagian naskah diketik rapi dengan jarak spasi ganda pada kertas putih (A4, 80
gram). Setiap halaman diberi nomor. File hams ditulis dengan program Microsoft Word,font 12, tipe
huruf Times New Roman. Jwnlah halaman naskab basil penelitian maksimum 30 halaman dan basil
studi pustaka maksimum 45 halaman. Tata urutan naskab untuk basil penelitian maupun basil studi
pustaka adalah sebagai berikut: halaman judul hams mencakup judul makalah (maksimum 15 kata),
nama penulis, alamat institusional, alamat e-mail penulis yang dikontak, teks (pendabuluan,
metodologi, hasil, pembahasan, atau basil dan pembahasan, kesimpulan, atau kesimpulan dan saran,
persantunan, daftar pustaka). Penulis hams menyerahkan 4 (empat) berkas basil cetak naskah dan
diwajibkan menyerahkan teks tersebut dalam bentuk file elektronik.
2. Abstrak: Abstrak dibuat dalam bahasa Indonesia dan bahasa lnggris, masing-masing tidak boleh
lebih dari 250 kata dan diletakkan di bagian depan tulisan. Judul tulisan juga dialihbahasakan kedalam
bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Abstrak disertai Kata kunci, sedangkan Abstract disertai Key
words .
3. Gambar: Ukuran gambar tidak melebihi ukuran Iebar 13 em dan panjang 20 em. Keterangan di
dalam gambar atau legenda ditulis dalam bahasa Inggris agar dibuat cukup besar sehingga masih
dapat dibaca dengan jelas setelah gambar dicetak. Judul gambar terletak dibawah gambar, diberi
nomor urut dengan angka Arab dan diketik dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Gambar agar
disampaikan dalam bentuk soft copy di dalam teks naskah maupun di dalam file terpisah.
4. Foto: Foto hendaknya tajam, cukup kontras, dan telah disusun dalam teks. Judul foto disusun seperti
judul gambar. Foto agar disampaikan dalam bentuk softcopy di dalam teks naskah maupun di dalam
file terpisah.
5. Tabel: Judul tabel diketik dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris dan diberi nomor urut dengan
angka Arab. lsi tabel disajikan dalam bahasa Inggris.
6. Sitasi: Sitasi (citation) ditulis sebagai contoh berikut: Serene (1952), Serene (1952, 1962), (Serene &
Moosa, 1971), (Serene, 1962; Romimohtarto, 1967), (Serene et al., 1974).
7. Daftar Pustaka: Hanya pustaka yang dikutip perlu dim asukkan dalam Daftar Pustaka, dengan
disusun menumt abjad (nama keluarga) dan tahun penerbitan sepe1ii contoh berikut:
Buku:
Muelier-Dumbois, D. & H. Ellenberg. I 974. Aims and methods of vegetation ecology. John Wiley &
Sons Inc. New York. 547 pp.
Klaine, S.J. & M.A. Lewis. 1995. Algal and plant toxicity testing. In: D.J. Hoffman: B.A. Rattner;
G.A.J. Burton & J.J. Cairns (Eds.). Handb ook of Ecotoxicology. Lewis Publisher, Boca Raton:
163-184.
Romimohtarto, K. & S. Juwana. 2001. Biologi laut, ilmu pengetahuan tentang biota laut. Djambatan.
Jakarta. 540 hlm.
Jurnal:
Ziliukiene, V. 2003. Quantitative structure, abundance and biomass of zooplankton in the Lithuanian
part ofthe curonian lagoon in 1996-2002. Acta Zoologica Lituanica, 13(2):97 -105.
Syafiuddin; M. Zairin Jr.; D. Jusadi; 0. Carman & R. A:ffandi. 2010. Pengaruh ketinggian air terhadap
keberhasi1an pemijahan kuda laut (Hippocampus barbouri) pada wadah budidaya. Jurnalllmu
Kelautan-UNDIP, J Ind. Mar. Sci. , 2:345 -3 52.
Kumpulan Naskah:
Juwana, S. 1996. Hasil percobaan pertama penebaran benih rajungan (Portunus pelagicus) di perairan
Pulau Pari, Kepulauan Seribu. Dalam: D.P. Praseno; W.S. Atmadja; I. Supangat; Ruyitno; B.S.
Soedibjo & Rahmat (Eds.) In ventarisasi dan Evaluasi Lingkungan Pesisir. Oseanograji,
Geologi, Biologi dan Ekologi. Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi , LIPI, Jakarta:
153-161.
Prosiding:
Avise, J.C. 2001. Catadromous eels of the North Atlantic: a review of molecular genetics finding
relevant to natural history, population structure, speciation, and phylogeny. In: K. Aida, K.
Tsukamoto & K. Yamauchi (Eds). Proceeding of the International Symposium Advance in Eel
Biology. Research for Future Program, Japan Society of the Promotion of Science. The
University ofTokyo, 28-30 September 2001, Tokyo: 4-6.

Anda mungkin juga menyukai