Oleh
Haji Metal Susanto.¹, Zico Fakhrur Rozi, M.Pd.Si.², Harmoko, M.Pd.³
PENDAHULUAN
Permukaan bumi sebagian besar terdiri atas air dan sekitar 70% permukaan
bumi terdiri atas lingkungan air asin, dan salah satu negara yang kaya akan
lingkungan air asin adalah Indonesia. Indonesia merupakan negara yang terdiri
dari 13.000 pulau yang di kelilingi oleh laut, dan oleh sebab itu indonesia dikenal
sebagai Negara yang kaya akan sumber daya alam dan merupakan salah satu
Negara yang memiliki pulau terbanyak di dunia (Wijaya, 2014:169).
Selain lingkungan air asin di Indonesia juga terdapat lingkungan air tawar
salah satu lingkungan air tawar yang dimaksud adalah sungai. Sungai merupakan
suatu bentuk ekosistem aquatik yang mempunyai peran penting dalam daur
hidrologi, sehingga kondisi suatu sungai sangat dipengaruhi oleh karakteristik
yang dimiliki oleh lingkungan sekitarnya (Isti’anah, dkk, 2014:57). Lingkungan
perairan sungai terdiri dari komponen abiotik dan biotik yang saling berinteraksi
melalui arus energi dan daur hara. Bila interaksi keduanya terganggu maka akan
terjadi perubahan yang menyebabkan ekosistem perairan itu menjadi tidak
seimbang (Ferianita, 2008:2). Keberadaan mikroalga dapat dijadikan sebagai
bioindikator adanya perubahan kualitas lingkungan perairan yang disebabkan
ketidak seimbangan suatu ekosistem akibat beban pencemaran. Hal tersebut dapat
dilihat berdasarkan keberadaan jenis alga yang mendominasi di perairan tersebut
(Isti’anah, dkk, 2014:57).
Mikroalga merupakan tumbuhan talus yang hidup di air, baik air tawar
maupun air laut, setidak-tidaknya menempati habitat yang lembab atau basah.
yang hidup di air dapat bergerak aktif dan ada yang tidak. Jenis-jenis yang hidup
bebas di air, terutama yang tubuhnya bersel tunggal dan dapat bergerak aktif
merupakan penyusun Plankton, tepatnya fitoplankton yang melekat pada sesuatu
yang ada di dalam air misalnya batu atau kayu, disebut bentos. Keberadaan jenis
mikroalga disuatu perairan banyak manfaatnya, diantaranya adalah sebagai
petunjuk adanya polusi organik, penyusun rantai makanan dalam ekosistem air,
suplai air, dan sebagai pembentukan batu kapur di perairan (Tjitrosoepomo,
2011:30-73).
Seperti halnya pada tumbuhan autotrof lainnya, mikroalga mempunyai
kemampuan untuk tumbuh dengan semestinya dan berkembang biak di bawah
pengaruh faktor-faktor lingkungan seperti suhu dan cahaya yang sesuai, serta
persediaan yang cukup akan oksigen, karbondioksida, dan unsur-unsur esensial.
Diperkirakan terdapat sekitar 30.000 spesies alga yang tumbuh dibumi,
kebanyakan diantaranya merupakan tumbuhan laut (Tjitrosomo, dkk, 2010:29-
31). Salah satu perairan air tawar yang inggin peneliti ketahui jenis-jenis
mikroalganya yaitu di Sungai Kelingi Kecamatan Lubuklinggau Timur I Kota
Lubuklinggau. Sungai Kelingi merupakan salah satu anak sungai dari Sungai
Musi yang melintasi Kota Lubuklinggau. Pola aliran sungai berawal dari bagian
barat menuju timur yang akhirnya menjadi satu aliran di Sungai Musi. Sungai
Kelingi memiliki arus yang cukup deras hal ini disebabkan oleh adanya aliran
sungai dari kawasan Bukit Barisan yang berbatasan dengan wilayah
Lubuklinggau. Sungai kelingi memiliki panjang ± 80 km, lebar 50-70 meter
dengan ketinggian sekitar 40 km di atas permukaan laut (Pemerintahan Kota
Lubuklinggau, 2004:40).
Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 15 Maret 2017 di lokasi penelitian
dan wawancara bersama warga yang tinggal di sekitar Sungai Kelingi kecamatan
Lubuklinggau Timur I Kota Lubuklinggau. Dapat disimpulkan bahwa sungai
kelingi sering dimanfaatkan oleh warga sebagai tempat untuk mandi, mencuci,
rekreasi dan juga tempat untuk penangkapan ikan, kegiatan tersebut dilakukan
warga sekitar dalam kehidupan sehari-hari. Dengan banyaknya peranan sungai
kelingi bagi masyarakat setempat maka kemungkinan terjadinya pencemaran akan
semakin cepat terjadi.
Berdasarkan latar belakang di atas maka perlu dilaksanakan penelitian untuk
mengetahui jenis-jenis mikroalga yang terdapat di Sungai Kelingi Kecamatan
Lubuklinggau Timur I Kota Lubuklinggau dan bagaimana faktor-faktor
lingkungan yang mempengaruhinya.
METODE PENELITIAN
Analisi Data
Penelitian ini adalah penelitian Deskriptif. Data yang diperoleh dalam penelitian
ini adalah data yang diperoleh melalui observasi langsung pada perairan Sungai
Kelingi Kecamatan Lubuklinggau Timur I Kota Lubuklinggau. Teknik analisi
data yang diperoleh pada penelitian ini dianalisis secara Deskriptif Kualitatif.
Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 29 April - 15 Mei 2017, yang berlokasi di
Sungai Kelingi Kecamatan Lubuklinggau Timur I Kota Lubuklinggan dan
Laboratorium Biologi STKIP-PGRI Lubuklinggau.
Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini ialah sebagai berikut:
Alat yang digunakan dalam penelitian ini ialah sebagai berikut: Plankton net 20
mesh, pH meter, termometer, sechi disk, gelas kimia, mikroskop, gelas objek,
botol, pipet tetes, tisu, kamera, label, gayung, mistar ukur, alat tulis, sampel air
Sungai Kelingi, Formalin 4% dan aqudes.
Langkah Kerja
HASIL
1. Jenis Mikroalga Yang ditemukan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Sungai Kelingi Kecamatan
Lubuklinggau Timur I Kota Lubuklinggau dan di Laboratorium STKIP-PGRI
Lubuklinggau, dengan pengamatan sampel air sungai kelingi menggunakan
mikroskop cahaya dengan pembesaran 10 X 40 dapat disimpulkan bahwa
analisis sampel air Sungai Kelingi terdiri dari 6 Divisi, 8 Kelas, 30 Ordo, 40
Famili, 53 Genus, dan 63 Spesies. Jenis mikroalga dari Divisi Chlorophyta
terdiri dari 10 Ordo yaitu, Chlorococcale, Desmidiales, Ulotricales,
Chaetophorales,Chlorellales, Klebsormidiales, zygnematales, Cladophoraceae,
Chlamydomonadales dan Volvocales. Jenis mikroalga dari Divisi
Bacillariophyta terdiri dari 12 Ordo yaitu, Tabellariales, Biddulphiales,
Naviculales, Eunotiales, Surirellales, Cymbellales, Bacillariales, Fragillariales,
Pennales, Thalassiosirales, Centrales dan Rhopalodiales. Jenis mikroalga dari
Divisi Cyanobacteria terdiri dari 3 Ordo yaitu, chroococcales, Oscillatoriales
dan Nostocales. Divisi dari Chrysophyta terdiri dari 3 Ordo yaitu,
Chromulinales, Hydrurales dan Ordo Ctenocladales. Divisi Euglenophyta
terdiri dari 1 Ordo yaitu, Euglenales dan Divisi Xanthophyta terdiri dari 1
Ordo yaitu, Tribonematales. Perbandingkan mikroalga dapat di lihat pada
tabel dibawah ini:
Tabel 1
Perbandingan Mikroalga Pada Setiap Stasiun
No Devisi Ordo Genus Titik Stasiun
I II III
1. Chlorophyta Chlorococcales Oocystis - + -
Micractinium - + +
Scenedesmus + + +
Pediastrum + + +
Dictyosphaerium + + -
Desmidiales Cloesterium + + +
Micrasterias + - -
Cosmarium + + +
Gonatozygon + + -
Ulotricales Ulothrix + - -
Chaetophorales Drafanaldia + - -
Stigeoclonium + + +
Chlorellales Chlorella + + +
Klebsormiadiale Elakothrix + - -
s Klebsormi + - -
Zygnematales Spirogyra - + +
Mougeotia + + +
Zygnema + - -
Cladophorales Rhizoclonium + + +
Chlamydomona Eudorina - + +
dales Carteria + + +
Volvocales Chlamydomonas + + +
2. Bacillariophyta Tabellarialles Tabellaria + + +
Biddulphiales Melosaria + + +
Melosira + + +
Naviculales Gyrosigma + + +
Navicula + + +
Eunotiales Asterionella + - +
Eunotia + + -
Surirellales Surirella + + +
Cymbellales Cymbella - + -
Bacillariales Nitschia + + +
Pleurosigma - + +
Fragillariales Synedra + + +
Fragillaria + + +
Pennales Gomphonema + - -
Thalassiosirales Cylotella + + +
Centrales Aulacaseira + + +
Rhopalodiales Rhopalodia - + +
3. Cyanobacteria Chroococcales Merismopedia - + -
Microcystis - + +
Gloecapsa - + +
Actinastrum + - +
Oscillatoriales Oscillatoria + + +
Lyngbya + + +
Nostocales Tolypothrix + + +
4. Chrysophyta Chromulinales Chromulina - + -
Hydrurales Hydrurus - - +
Ctenocladales Gongrosia + + +
5. Xanthophyta Tribonematales Tribonema + + +
6. Euglenophyta Euglenales Euglena - + -
Phacus - - +
Jumlah Genus Yang Ditemukan 39 41 37
Ket:
+ = Ditemukan
- = Tidak ditemukan
PEMBAHASAN
SIMPULAN
Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa:
1. mikroalga yang teridentifikasi di perairan Sungai Kelingi Kecamatan
Lubuklinggau Timur I Kota Lubuklinggau terdiri dari 6 Divisi, 8 Kelas, 30
Ordo, 40 Family, 53 Genus, dan 63 Spesies.
2. Faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan mikroalga adalah
Temperatur (Suhu), Keasaman (pH) dan Kecerahan. Temperatur (suhu) rata-
rata dalam penelitian ini yaitu 25,4ºc, Keasaman (pH) rata-rata dalam
penelitian ini adalah berkisar 7,31 dan Kecerahan rata-rata dalam penelitian ini
adalah berkisar 44,5 cm.
SARAN
Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis mengemukakan saran yaitu:
1. Bagi Masyarakat
Lebih memperhatikan dan menjaga lingkungan sekitar khususnya di perairan
Sungai Kelingi agar seimbangnya ekosistem perairan sekitar Air Perairan
Sungai Kelingi Kecamatan Lubuklinggau Kota Lubuklinggau.
2. Bagi Pemerintah
Lebih memperhatikan tempat-tempat yang berpotensi wisata dan bernilai
bersejarah, agar tidak terbengkalai dan kelihatan tidak terurus begitu saja.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
a. Lengkapilah alat-alat penunjang penelitian seperti alat pengukur
kekeruahan, kecepatan arus, kadar O² dan CO² yang terkandung yang tidak
dilakukan dalam penelitian ini.
b. Dapat dikembangkan menjadi bahan pengembangan di penelitian
selanjutnya seperti Booklet, Model Pembelajaran, LKS dan lain-lain.
c. Dapat menggunakan metode penelitian yang berbeda yang tidak
digunakan dalam penelitian ini, guna menambah wawasan peneliti
selanjutnya.
d. Mikroalga yang ditemukan di Sungai Kelingi Kecamatan Lubuklinggau
Timur I Kota Lubuklinggau dapat dijadikan bioindikator pencemaran
lingkungan perairan.
DAFTAR PUSTAKA
Andriansyah, Tri, R.S, & Irwan, L. 2014. Kualitas Perairan Kanal Sungai Jawi
Dan Sungai Raya Dalam Kota Pontianak Ditinjau Dari Struktur Komunitas
Mikroalga Perifitik. Jurnal Protobiont. 3 (1), 61-70.
Ferianita, Melati. F, Setijati. H.E., & Monika. W. 2008. Komposisi dan Model
Kelimpahan Fitoplankton di Perairan Sungai Ciliwung, Jakarta. Jakarta.
Hasil Penelitian. Universitas Trisakti.
Isti’anah. D, Moch. F.H, & Ainun. N.L. 2015. Synedra sp. sebagai Mikroalga
yang Ditemukan di Sungai Besuki Porong Sidoarjo, Jawa Timur. Malang.
Hasil Penelitian. Universitas Islan Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
Winahyu, D.A, Yulistia, A, Elly. L.R, Jani, M, & Andi, S. 2013. Studi
Pendahuluan Mengenai Keanekaragaman Mikroalga di Pusat Konservasi
Gajah, Taman Nasional Way Kambas. Prosiding Semirata FMIPA
Universitas Lampung.