Anda di halaman 1dari 57

MODUL PEMBINAAN &

SERTIFIKASI AUDITOR SMK3

For Training Purpose Only Modul Pembinaan & Sertifikasi Auditor SMK3
www.midiatama.co.id
DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul -

Daftar Isi i

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................ 2


B. Tujuan Pembelajaran .................................................................................. 3
C. Ruang Lingkup Pembahasan Modul ........................................................... 3

BAB II. POKOK BAHASAN

A. Review Materi Keselamatan Dan Kesehatan Kerja .................................... 5


B. Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (SMK3) ............. 12
C. Penerapan SMK3 ....................................................................................... 14
D. Mekanisme, Teknik Audit SMK3, Tingkat Penerapan SMK3 dan
Sertifikasi SMK3 ......................................................................................... 28
E. Interpretasi Kriteria Audit .......................................................................... 45
F. Pelaksana Audit SMK3 (Lembaga dan Auditor) ........................................ 46

BAB III. PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................................. 56

DAFTAR PUSTAKA

For Training Purpose Only Modul Pembinaan & Sertifikasi Auditor SMK3 i
www.midiatama.co.id
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Globalisasi perdagangan saat ini memberikan dampak persaingan sangat ketat


dalam segala aspek khususnya ketenagakerjaan yang salah satunya
mempersyaratkan adanya perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja.

Untuk meningkatkan efektifitas perlindungan keselamatan dan kesehatan


kerja, tidak terlepas dari upaya pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja yang
terencana, terukur, terstruktur, dan terintegrasi melalui SMK3 guna menjamin
terciptanya suatu sistem keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja dengan
melibatkan unsur manajemen, pekerja/buruh, dan/atau serikat pekerja/serikat buruh
dalam rangka mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
serta terciptanya tempat kerja yang nyaman, efisien dan produktif.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membuat dunia industri


berlomba-lomba melakukan efisiensi dan meningkatkan produktivitas dengan
menggunakan alat-alat produksi yang semakin komplek. Makin kompleknya
peralatan yang digunakan, makin besar pula potensi bahaya yang mungkin terjadi
dan makin besar pula kecelakaan kerja yang ditimbulkan apabila tidak dilakukan
penanganan dan pengendalian sebaik mungkin.

Hal ini menunjukkan bahwa masalah-masalah keselamatan dan kesehatan


kerja tidak lepas dari kegiatan dalam industri secara keseluruhan, maka pola-pola
yang harus dikembangkan di dalam penanganan K3 dan pengendalian potensi
bahaya harus mengikuti pendekatan sistem yaitu dengan menerapkan sistem
manajemen K3.

Guna mengetahui keefektifan penerapan SMK3 dan mengukur kinerja


pelaksanaan SMK3, serta untuk membuat perbaikan-perbaikan maka diperlukan
pelaksanaan audit SMK3. Selain itu melalui audit SMK3 akan diketahui program
K3 apakah telah dilaksanakan sesuai dengan kebijakan K3 yang telah ditetapkan
pada suatu perusahaan.

For Training Purpose Only Modul Pembinaan & Sertifikasi Auditor SMK3 2
www.midiatama.co.id
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di Indonesia
berjalan mulai tahun 1996 sejak dikeluarkannya Peraturan Menteri Tenaga Kerja
No. Per. 05/Men/1996 yang bersifat compulsary (wajib) bagi setiap perusahaan
besar atau yang mempunyai tenaga kerja  100 orang dan atau mempunyai potensi
bahaya besar.
Peraturan tersebut lebih diperkuat dengan keluarnya Undang-undang No. 13 Tahun
2003 tentang Ketenagakerjaan dimana pada pasal 87 menyatakan bahwa setiap
perusahaan wajib menerapkan SMK3. Adapun pedoman penerapaan SMK3 diatur
dalam Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapaan SMK3.

Untuk meningkatkan pelaksanaan penerapan SMK3 di perusahaan maka perlu


penyelenggaraan pembinaan Auditor SMK3. Sehubungan dengan hal tersebut maka
disusunlah modul ini.

B. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Tujuan Pembelajaran Umum

Setelah selesai pembelajaran ini peserta diharapkan mampu memahami


pelaksanaan penerapan Sistem Manajemen K3 (SMK3)

2. Tujuan Pembelajaran Khusus

Setelah selesai pembelajaran ini peserta diharapkan dapat mampu:

a. Membantu perusahaan dalam menerapkan SMK3.


b. Melakukan audit SMK3 di perusahaan.
c. Memberikan masukan tindak lanjut hasil audit kepada perusahaan untuk
perbaikan berkelanjutan.

C. RUANG LINGKUP PEMBAHASAN MODUL


1. Materi Pokok : Modul Auditor Sistem Manajemen K3 (SMK3)
2. Sub Materi Pokok :
BAB I PENDAHULUAN
BAB II POKOK BAHASAN
A. Review Materi K3
B. Sistem Manajemen K3

For Training Purpose Only Modul Pembinaan & Sertifikasi Auditor SMK3 3
www.midiatama.co.id
C. Penerapan Sistem Manajemen K3
D. Mekanisme, Teknik Audit SMK3, Tingkat Penerapan SMK3
dan Sertifikasi SMK3
E. Interpretasi Kriteria Audit
F. Pelaksana Audit SMK3 (Lembaga dan Auditor)
BAB III PENUTUP

D. DASAR HUKUM
1. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja beserta
peraturan pelaksanaannya.
2. Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
3. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem
Manajemen K3 (SMK3).
4. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No.26 Tahun 2014 tentang
Penyelenggaraan Penilaian Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja

For Training Purpose Only Modul Pembinaan & Sertifikasi Auditor SMK3 4
www.midiatama.co.id
BAB II
POKOK BAHASAN

A. REVIEW MATERI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


1. Perkembangan K3 Internasional
a. Keselamatan dan Kesehatan Kerja/K3 (Occupational Safety and Health/OSH)
merupakan unsur perlindungan bagi tenaga kerja (labor), pada tingkat
internasional dikembangkan oleh ILO.
b. Pada level nasional, Negara anggota membentuk unit / organisasi yang
bertanggungjawab pelaksanaan perlindungan tenaga kerja (Depnakertrans/
Menteri sebagai penanggungjawab kebijakan)
c. Konvensi ILO 81 tahun 1947, telah diratifikasi oleh Indonesia melalui UU
No. 21 Tahun 2003, termasuk aspek K3, karena sudah meratifikasi maka
pelaksanaannya hrs dilaporankan secara nasional ke ILO
d. Konvensi ILO 155 (OSH) dan Konvensi ILO 164 (HI), meskipun belum
diratifikasi oleh RI, Negara anggota ILO hendaknya mempersiapkan untuk
meratifikasinya.

2. Perkembangan K3 Nasional
a. Peraturan K3 Periode Tahun 1847 s.d 1945
1) Tahun 1847 , Hindia Belanda melakukan pengawasan penggunaan
mesin uap, keselamatan ditujukan pada K3 pada keselamatan alat.
2) 28 Pebruari 1852 Pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan staatblad
no. 20 tentang Keselamatan kerja pemakaian mesin uap.
3) Veiligheid Reglement (VR) tahun 1910 Staatblad No 406 tentang
keselamatan kerja pemakaian diesel dan listrik di industri pengolahan.
4) Stoom Ordonantie dan stoom Verordening Tahun 1930 (Stbl No. 225
dan Stbl N0. 225) tentang keselamatan pemakaian pesawat uap ( sampai
saat ini diterjemahkan menjadi UndangUndang dan Peraturan Uap).

For Training Purpose Only Modul Pembinaan & Sertifikasi Auditor SMK3 5
www.midiatama.co.id
b. Peraturan K3 Periode Tahun 1945 s.d 1970
1) Veiligheid Reglement (VR) tahun 1910 diberlakukan melalui Staatblad
No 406 tentang keselamatan kerja pemakaian diesel dan listrik di
industri pengolahan.
2) Stoom Ordonantie dan stoom Verordening Tahun 1930 (Stbl No. 225
dan Stbl N0. 225) tentang keselamatan pemakaian pesawat uap ( sampai
saat ini diterjemahkan menjadi UndangUndang dan Peraturan Uap).
3) Undang-Undang Penimbunan dan Penyimpan Minyak tanah dan bahan-
bahan cair lainnya yang mudah menyala (stbl 1927 No. 99)
4) Ordonantie menyangkut minyak tanah tahun 1927 (Stbl 1927 No. 214)
5) Loodwit Ordonnantie, Stbl No. 509 tahun 1931, yang mengatur
pengawsan terhadap bahan yang mengandung racun (pabrik cat, accu,
percetakan dll)
6) Vuurwerk Ordonantie dan Vuurwerk Verordening Stbl. No. 143 dan no.
10 tahun 1932 dan tahun 1933, mengatur pengawasan terhadap
pelaksanaan undang-undang dan peraturan petasan.
7) Industrienbaan Ordonantie dan Industriebaan Verordening Stbl. No. 595
dan No. 29 Tahun 1938 dan tahun 1939 tentang pengawasan terhadap
jalan kereta api, loko dan gerbongnya yang diginakan sebagai alat
angkut selain PJKA.
8) Retribusi Ordonantie Stbl No. 424 tahun 1940 dan Retributie
Vorerdening Stbl No. 425 tahun 1940.
9) Undang No. 10 Tahun 1961 tentang Penetapan Peraturan pemerintah
pengganti Unndang No. 1 thaun 1962 Tentang barang (Lembaran
Negara No. 251 tahun 1961)
10) Peraturan Khusus (peraturan pemberlakuan peraturan Belanda di
Indonesia)

c. Peraturan-Peraturan Khusus :
1) Peraturan khusus Direktur pekerjaan Umum No. 119966/Swt.
2) Peraturan khusus CC mengenai pabrik gula
3) Peraturan khusus mengenai instalasi untuk memproyektor gambar
bayang-bayang dalam gambar.

For Training Purpose Only Modul Pembinaan & Sertifikasi Auditor SMK3 6
www.midiatama.co.id
4) Peraturan khusus HH mengenai perusahaan, pabrik dan tempat kerja
yang mengolah timah kering.
5) Peraturan khusus LL mengenai usaha keselamatan kerja untuk
pekerjaan dalam tangki apung.
6) Peraturan khusus NN mengenai perusahaan dan pabrik yang membuat
gelas atau barang-barang dari gelas.
7) Peraturan terhadap penggunaan phospos putih Stbl. 1912 No. 275.
8) Ketentuan tentang pengangkutan obat peledak, dan bahan petasan
dengan kereta api (Stbl. No. 501 Tahun 1907)
9) Penetapan pelarangan bagi pembuatan import, mempunyai, mengangkut
dan menjual kereta api yang mengandung phospor putih.
10) Ketetapan tentang pemasangan dan pemakaian jaringan saluran listrik di
Indonesia (stbl. 1927-1890 N0. 190)
11) Ketetapan umum tentang jalanan kereta api dan trem (ABST tahun
1927) Stbl 1927 N0. 25B Jo stbl 1928 No. 415)
12) Peraturan jalanan kereta api trem (Stbl 1928 N. 202)
13) Peraturan Menteri Perburuhan No. 7/PMP/1964 tentang syarat-syarat
kesehatan, kebersihan dan penerangan di tempat kerja.

d. Peraturan K3 periode 12 Januari 1970 s.d. sekarang


1) Undang-Undang No. 1/1970 tentang Keselamatan Kerja
2) Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 1973 tentang pengaturan dan
pengawasan keselamatan kerja di bidang pertambangan
3) PP No. 07 Tahun 1973 tentang pengawasan atas peredaran,
penyimpanan dan penggunaan pestisida.
4) PP No. 11 tahun 1975 tentang keselamatan dan kesehatan kerja radiasi
5) PP No. 11 tahun 1979 tentang keselamatan kerja pada pemurnian dan
pengolahan minyak dan gas bumi.
6) Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per.04/Men/1995 tentang
Perusahaan Jasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja (PJK3).
7) Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor :
Per.03/Men/1998 tentang Tata Cara Pelaporan dan Pemeriksaan
Kecelakaan.

For Training Purpose Only Modul Pembinaan & Sertifikasi Auditor SMK3 7
www.midiatama.co.id
Dasar Hukum Kelembagaan dan Keahlian K3
1) Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep. 125/Men/1984 tentang
Pembentukan, Susunan dan Tata Kerja Dewan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Nasional (DK3N), Dewan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Wilayah (DK3W) dan Panitia Pembinaan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (P2K3).
2) Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep. 04/Men/1987 tentang
Panitia Pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) serta Tata
Cara Penunjukan Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja (AK3).
3) Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per.02/Men/1992 tentang Tata
Cara Penunjukan Kewajiban Dan Wewenang Ahli Keselamatan dan
Kesehatan Kerja.

Dasar hukum Pengawasan Kesehatan Kerja


1) Undang-undang No. 3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
2) Peraturan Pemerintah Nomor 14 tahun 1993 tentang Jamsostek.
3) Keputusan Presiden RI nomor 22 tahun 1993 tentang Penyakit yang
Timbul Karena Hubungan Kerja dan mendapat kompensasi dari
Jamsostek.
4) Peraturan Menteri Perburuhan No. 7 tahun 1964 tentang Syarat
Kesehatan, Kebersihan, Serta Penerangan Dalam Tempat Kerja.
5) Peraturan Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi No. Per-
01/Men/1976 tentang Kewajiban Latihan Hyperkes Bagi Dokter
Perusahaan.
6) Peraturan Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi No. Per-
01/Men/1979 tentang Kewajiban Latihan Hygiene Perusahaan,
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bagi Tenaga Para Medis Perusahaan.
7) Permenaker No. 02/Men/1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga
Kerja dalam Penyenggaraan Keselamatan Kerja.
8) Permenakertrans No. Per. 01/Men/1981 tentang Kewajiban Melapor
Penyakit Akibat Kerja.
9) Permenakertrans No. Per. 03/Men/1982 tentang Pelayanan Kesehatan
Kerja.

For Training Purpose Only Modul Pembinaan & Sertifikasi Auditor SMK3 8
www.midiatama.co.id
10) Permenaker No. Per. 01/Men/1998 tentang Penyelenggaraan
Pemeliharaan Kesehatan Bagi Tenaga Kerja Dengan Manfaat Lebih
Baik Dari Paket Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Dasar Jaminan Sosial
Tenaga Kerja.
11) Kepmenaker No. 333 tahun 1989 tentang Diagnosa dan Pelaporan
Penyakit Akibat Kerja.
12) Permenakertrans No. 15/Men/VIII/2008 tentang Pertolongan Pertama
Pada Kecelakaan di Tempat Kerja.
13) Permenakertrans No. 68/Men/IV/ 2004 tentang Pencegahan dan
Penanggulangan HIV/AIDS di Tempat Kerja.
14) Permenakertrans No. 11 tahun 2005 tentang Pencegahan dan
Penanggulangan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba di
Tempat Kerja.
15) Surat Edaran Menaker No. SE. 01/Men/1979 tentang Pengadaan Kantin
dan Ruang Makan.
16) Kepdirjen Binwasnaker No. 22/DJPPK/V/2008 tentang Petunjuk Teknis
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja.
17) Kepdirjen Binwasnaker No. 53/DJPPK/VIII/2009 tentang Pedoman
Pelatihan dan Pemberian Lisensi Petugas P3K di Tempat Kerja.
18) Kepdirjen Binwasnaker No. 44/DJPPK/-/2012 tentang Pemberian
Penghargaan Program Pencegahan dan Penanggulangan HIV dan AIDS
di Tempat Kerja.
19) Surat Edaran Dirjen Binawas No. SE. 07/BW/1997 tentang Pengujian
Hepatitis B Dalam Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja.
20) Surat Edaran Dirjen Binawas No. SE. 86/BW/1989 tentang Perusahaan
Catering Yang Mengelola Makanan Bagi Tenaga Kerja.

Dasar Hukum Pengawasan Lingkungan Kerja dan Bahan Kimia


Berbahaya
1) Undang-undang No. 3 tahun 1969 tentang persetujuan Konvensi ILO
No. 120 mengenai Hygiene dalam perniagaan dan kantor-kantor pasal
2) Peraturan Menteri Perburuhan No. 7 tahun 1964 tentang Syarat
Kesehatan, Kebersihan Serta Penerangan Dalam Tempat Kerja.

For Training Purpose Only Modul Pembinaan & Sertifikasi Auditor SMK3 9
www.midiatama.co.id
3) Kepmenaker No. Kep. 187/Men/1999 tentang Pengendalian Bahan
Kimia Berbahaya di Tempat Kerja.
4) Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per.
08/Men/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri.
5) Permenaker No.Per.13/Men/2011 tentang NAB Fisika dan Kimia di
Tempat Kerja.
6) Surat Edaran Menakertrans No. 01 Tahun 2012 tentang Pemenuhan K3
di Ruang Terbatas
7) Kepdirjen Binwasnaker No. 45/DJPPK/XI/2008 tentang Pedoman K3
Bekerja Pada Ketinggian dengan Menggunakan Akses Tali (Rope
Access).
8) Kepdirjen Binwasnaker No. 84 Tahun 2012 tentang Pedoman
Penyusunan Dokumen Potensi Bahaya Besar/Menengah di Perusahaan
9) Kepdirjen Binwasnaker No. 64/PPK/XI/2013 tentang Pedoman
Pembinaan K3 Pekerjaan Penyelaman di Dalam Air (Underwater
Diving Work)
10) Kepdirjen Binwasnaker No. 001/PPK-PNK3/V/2014 tentang Petunjuk
Teknis Penetapan Potensi Bahaya Instalasi/Fasilitasi di Perusahaan.

Dasar Hukum Pengawasan K3 Pesawat Uap dan Bejana Tekan


1) Peraturan Uap Tahun 1930.
2) Permenaker No.Per.01/MEN/1982 tentang Bejana Tekan.
3) Permenaker No.Per.02/MEN/1982 tentang Klasifikasi Juru Las.
4) Permenaker No.Per.01/Men/1988 tentang klasifikasi & syarat-syarat
operator pesawat uap.
5) Surat Edaran Dirjen Binwasnaker No. 05 Tahun 2011 tentang Masa
Berlaku Lisensi Boiler 5 Tahun

Dasar Hukum Pengawasan K3 Mekanik


1) Permenaker No.Per.04/MEN/1985 tentang Pesawat Tenaga dan
Produksi
2) Permenaker No.Per.05/MEN/1985 tentang Pesawat Angkat dan Angkut.
3) Permenaker No.Per.09/MEN/2010 tentang Operator dan Petugas
Pesawat Angkat dan Angkut.
For Training Purpose Only Modul Pembinaan & Sertifikasi Auditor SMK3 10
www.midiatama.co.id
4) Surat Edaran Dirjen Binwasnaker No. 1/2009 tentang Pedoman
Pembinaan Pesawat Uap dan Mekanik

Dasar Hukum Pengawasan K3 Kosntruksi Bangunan


1) Permenaker No. 01/MEN/1980 Tentang Keselamatan dan Kesehatan
kerja pada konstruksi bangunan.
2) SKB Menaker dan Menteri PU No.174/MEN/1986 dan
No.104/KPTS/1986 tentang K3 pada Kegiatan Konstruksi.
3) Kepdirjen Binawas No.Kep.20/BW/2004 tentang Kompetensi Personil
K3 Konstruksi Bangunan

Dasar Hukum Pengawasan K3 Instalasi Listrik


1) Kepmenaker No. Kep.75/MEN/2002 tentang Pemberlakuan PUIL 2000
di Tempat Kerja.
2) Permenaker No. Per.02/MEN/1989 tentang Instalasi Penyalur Petir.
3) Permenaker No.Per.03/Men/1999 tentang Syarat-syarat K3 pada Lift
Penumpang dan Barang.
4) Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan
Pengawasan Ketenagakerjaan No : Kep. 407/BW/1999 tentang
Persyaratan, Penunjukan, Hak Dan Kewajiban Teknisi Lift.
5) Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan
Pengawasan Ketenagakerjaan No. : Kep. 311/BW/2002 tentang
Sertifikasi Kompetensi Keselamatan dan Kesehatan Kerja Teknisi
Listrik.

Dasar Hukum Pengawasan K3 Penanggulangan Kebakaran


1) Permenaker No. Per.04/MEN/1980 tentang Syarat Pemasangan dan
Pemeliharaan APAR.
2) Permenaker No. Per.02/MEN/1983 tentang Instalasi Alat Alarm
Kebakaran Automatik.
3) Kepmenakertrans No. Kep.75/MEN/2002 tentang Pemberlakuan PUIL
2000 di Tempat Kerja.
4) Permenaker No. Per.02/MEN/1989 tentang Instalasi Penyalur Petir.

For Training Purpose Only Modul Pembinaan & Sertifikasi Auditor SMK3 11
www.midiatama.co.id
5) Kepmenakertrans No. Kep.186/MEN/1999 tentang Unit
Penanggulangan Kebakaran.
6) Instruksi Menaker No.Ins.11/M/BW/1997 tentang Pengawasan Khusus
K3 Penanggulangan Kebakaran.

B. SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


(SMK3)
1. PENGERTIAN
a. Sistem adalah perangkat unsur yg secara teratur saling berkaitan sehingga
membentuk suatu totalitas (KBBI)
b. Manajemen adalah suatu proses kegiatan yang terdiri atas perencanaan,
pengorganisasi, pelaksanaan, pengukuran dan tindak lanjut yang dilakukan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan menggunakan manusia
dan sumber daya yang ada.
c. Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang selanjutnya disingkat K3 adalah
segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan
tenaga kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja
d. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang selanjutnya
disingkat SMK3 adalah bagian dari sistem manajemen perusahaan secara
keseluruhan dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan
kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan
produktif.
e. Audit SMK3 adalah pemeriksaan secara sistematis dan independen terhadap
pemenuhan kriteria yang telah ditetapkan untuk mengukur suatu hasil
kegiatan yang telah direncanakan dan dilaksanakan dalam penerapan SMK3
di perusahaan.

2. TUJUAN DAN MANFAAT


a. Tujuan Penerapan SMK3 :
1) Meningkatkan efektifitas perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja
yang terencana, terukur, terstruktur, dan terintegrasi;

For Training Purpose Only Modul Pembinaan & Sertifikasi Auditor SMK3 12
www.midiatama.co.id
2) Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
dengan melibatkan unsur manajemen, pekerja/buruh, dan/atau serikat
pekerja/serikat buruh; serta
3) Menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, dan efisien untuk
mendorong produktivitas.
b. Manfaat Penerapan SMK3
1) Bagi Perusahaan:
a) Mengetahui pemenuhan perusahaan terhadap peraturan perundangan
dibidang K3
b) Mendapatkan bahan umpan balik bagi tinjauan manajemen dalam
rangka meningkatkan kinerja SMK3
c) Mengetahui efektifitas, efisiensi dan kesesuaian serta kekurangan dari
penerapan SMK3
d) Mengetahui kinerja K3 di perusahaan
e) Meningkatkan image perusahaan yang pada akhirnya akan
meningkatkan daya saing perusahaan
f) Meningkatkan kepedulian dan pengetahuan tenaga kerja mengenai K3
yang juga akan meningkatkan produktivitas perusahaan
g) Terpantaunya bahaya dan risiko di perusahaan
h) Penanganan berkesinambungan terhadap risiko yang ada diperusahaan
i) Mencegah kerugian yang lebih besar kepada perusahaan
j) Pengakuan terhadap kinerja K3 diperusahaan atas pelaksanaan SMK3

2) Bagi Pemerintah:
a) Sebagai salah satu alat untuk melindungi hak tenaga kerja di bidang
K3
b) Meningkatkan mutu kehidupan bangsa dan image bangsa di forum
internasional
c) Mengurangi angka kecelakaan kerja yang sekaligus akan
meningkatkan produktifitas kerja/nasional
d) Mengetahui tingkat penerapan terhadap peraturan perundangan

For Training Purpose Only Modul Pembinaan & Sertifikasi Auditor SMK3 13
www.midiatama.co.id
C. PENERAPAN SMK3

Penerapan SMK3 dilaksanakan pada setiap perusahaan dengan berpedoman pada 5


prinsip dasar sebagai berikut :

1. Penetapan Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3);

2. Perencanaan K3;

3. Pelaksanaan Rencana K3;

4. Pemantauan dan Evaluasi Kinerja K3; dan

5. Peninjauan dan Peningkatan Kinerja SMK3.

Penjelasan terhadap kelima prinsip tersebut di atas sebagai berikut :

1. PENETAPAN KEBIJAKAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


Dalam menerapkan SMK3, perusahaan harus memiliki kebijakan K3, yang dibuat
melalui tinjauan awal kondisi K3 dan proses konsultasi antara pengurus dan wakil
pekerja/buruh. Kebijakan K3 harus disahkan oleh puncak pimpinan perusahaan
dan harus :
a. Tertulis, tertanggal dan ditanda tangani;
b. Secara jelas menyatakan tujuan dan sasaran K3;
c. Dijelaskan dan disebarluaskan kepada seluruh pekerja/buruh, tamu,
kontraktor, pemasok dan pelanggan;
d. Terdokumentasi dan terpelihara dengan baik;
e. Bersifat dinamik;
f. Ditinjau ulang secara berkala untuk menjamin bahwa kebijakan tersebut masih
sesuai dengan perubahan yang terjadi dalam perusahaan dan peraturan
perundang-undangan.

Untuk memenuhi hal-hal tersebut di atas maka pengusaha dan atau pengurus
perusahaan/tempat kerja harus menunjukan kepemimpinan dan komitmen
terhadap K3 dengan menyediakan sumberdaya yang memadai dan diwujudkan
dalam:
a. Menempatkan organisasi K3 pada posisi yang dapat menentukan keputusan
perusahaan;

For Training Purpose Only Modul Pembinaan & Sertifikasi Auditor SMK3 14
www.midiatama.co.id
b. Menyediakan anggaran, tenaga kerja yang berkualitas dan sarana-sarana lain
yang diperlukan di bidang K3;
c. Menetapkan personil yang mempunyai tanggung jawab, wewenang dan
kewajiban yang jelas dalam penanganan K3;
d. Perencanaan K3 yang terkoordinasi;
e. Melakukan penilaian kinerja dan tindak lanjut pelaksanaan K3.

Wujud kepemimpinan dan komitmen tesebut pada butir a sampai dengan e


diadakan peninjauan ulang secara teratur.
Setiap tingkat pimpinan dalam perusahaan harus menunjukkan komitmen terhadap
K3 sehingga penerapan Sistem Manajemen K3 berhasil diterapkan dan
dikembangkan.
Setiap pekerja/buruh dan orang lain yang berada ditempat kerja harus berperan
serta dalam menjaga dan mengendalikan pelaksanaan K3.
Kebijakan K3 tersebut disebarluaskan kepada seluruh pekerja/buruh, serikat
pekerja/buruh, dan pihak-pihak lain yang terkait. Metode penyebarluasan
Kebijakan K3 melalui papan pengumuman, brousr, leaflet, audio visual, safety
talk/safety breefing, dsb.

2. PERENCANAAN K3
Perusahaan harus memiliki prosedur perencanaan yang efektif guna
pembuatan dan penetapan rencana K3 oleh pengusaha. Rencana K3 harus jelas
dan mempunyai tujuan, sasaran,skala prioritas, upaya pengendalian bahaya,
penetapan sumber daya, jangka waktu pelaksanaan, indikator pencapaian dan
sistem pertanggungjawaban dengan mempertimbangkan hasil penelaahan awal,
identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian risiko sesuai persyaratan
perundang-undang yang berlaku serta sumber daya yang dimiliki.
a. Pengusaha menyusun rencana K3 berdasarkan:
1) Hasil penelaahan awal
Hasil penelaahan awal merupakan tinjauan awal kondisi K3 perusahaan
yang telah dilakukan pada penyusunan kebijakan.
2) Identifikasi potensi bahaya, penilaian dan pengendalian risiko.

For Training Purpose Only Modul Pembinaan & Sertifikasi Auditor SMK3 15
www.midiatama.co.id
Identifikasi potensi bahaya, penilaian dan penilaian risiko harus
dipertimbangkan pada saat merumuskan rencana.
3) Peraturan perundang-undangan dan persyaratan lainnya
Peraturan perundang-undangan dan persyaratan lainnya harus:
a) ditetapkan, dipelihara, diinventarisasi dan diidentifikasi oleh
perusahaan; dan
b) disosialisasikan kepada seluruh pekerja/buruh.
4) Sumber daya yang dimiliki
Dalam menyusun perencanaan harus mempertimbangkan sumber daya
yang dimiliki meliputi tersedianya sumber daya manusia yang kompeten,
sarana dan prasarana serta dana.
b. Rencana K3 yang disusun oleh perusahaan paling sedikit memuat:
1) Tujuan dan Sasaran

Tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan ditinjau kembali secara teratur
sesuai dengan perkembangan. Tujuan dan sasaran K3 paling sedikit
memenuhi kualifikasi:
a) dapat diukur;
b) satuan/indikator pengukuran; dan
c) sasaran pencapaian.

Dalam menetapkan tujuan dan sasaran K3, pengusaha harus berkonsultasi


dengan:
a) wakil pekerja/buruh;
b) ahli K3;
c) P2K3; dan
d) pihak-pihak lain yang terkait.
2) Skala Prioritas
Skala prioritas merupakan urutan pekerjaan berdasarkan tingkat risiko,
dimana pekerjaan yang mempunyai tingkat risiko yang tinggi
diprioritaskan dalam perencanaan.
3) Upaya Pengendalian Bahaya
Upaya pengendalian bahaya, dilakukan berdasarkan hasil penilaian risiko
melalui pengendalian teknis, administratif, dan penggunaan alat pelindung
diri.
For Training Purpose Only Modul Pembinaan & Sertifikasi Auditor SMK3 16
www.midiatama.co.id
4) Penetapan Sumber Daya
Penetapan sumber daya dilaksanakan untuk menjamin tersedianya sumber
daya manusia yang kompeten, sarana dan prasarana serta dana yang
memadai agar pelaksanaan K3 dapat berjalan.
5) Jangka Waktu Pelaksanaan
Dalam perencanaan setiap kegiatan harus mencakup jangka waktu
pelaksanaan.
6) Indikator Pencapaian
Dalam menetapkan indikator pencapaian harus ditentukan dengan
parameter yang dapat diukur sebagai dasar penilaian kinerja K3 yang
sekaligus merupakan informasi mengenai keberhasilan pencapaian tujuan
penerapan SMK3.
7) Sistem Pertanggung Jawaban
Sistem pertanggung jawaban harus ditetapkan dalam pencapaian tujuan
dan sasaran sesuai dengan fungsi dan tingkat manajemen perusahaan yang
bersangkutan untuk menjamin perencanaan tersebut dapat dilaksanakan.
Peningkatan K3 akan efektif apabila semua pihak dalam perusahaan
didorong untuk berperan serta dalam penerapan dan pengembangan
SMK3, dan memiliki budaya perusahaan yang mendukung dan
memberikan kontribusi bagi SMK3. Berdasarkan hal tersebut pengusaha
harus:
a) menentukan, menunjuk, mendokumentasikan dan mengkomunikasikan
tanggung jawab dan tanggung gugat di bidang K3 dan wewenang
untuk bertindak dan menjelaskan hubungan pelaporan untuk semua
tingkatan manajemen, pekerja/buruh, kontraktor, subkontraktor, dan
pengunjung;
b) mempunyai prosedur untuk memantau dan mengkomunikasikan setiap
perubahan tanggung jawab dan tanggung gugat yang berpengaruh
terhadap sistem dan program K3; dan
c) memberikan reaksi secara cepat dan tepat terhadap kondisi yang
menyimpang atau kejadian-kejadian lainnya.

For Training Purpose Only Modul Pembinaan & Sertifikasi Auditor SMK3 17
www.midiatama.co.id
3. PELAKSANAAN RENCANA

Pelaksanaan rencana K3 harus dilaksanakan oleh pengusaha dan/atau pengurus


perusahaan atau tempat kerja dengan:
a. menyediakan sumber daya manusia yang mempunyai kualifikasi; dan
b. menyediakan prasarana dan sarana yang memadai.

a. Penyediaan Sumber Daya Manusia


1) Prosedur Pengadaan Sumber Daya Manusia
Dalam penyediaan sumber daya manusia, perusahaan harus membuat
prosedur pengadaan secara efektif, meliputi:
a) Pengadaan sumber daya manusia sesuai kebutuhan dan memiliki
kompetensi kerja serta kewenangan dibidang K3 yang dibuktikan
melalui:
- sertifikat K3 yang diterbitkan oleh instansi yang berwenang; dan
- surat izin kerja/operasi dan/atau surat penunjukan dari instansi yang
berwenang.
b) Pengidentifikasian kompetensi kerja yang diperlukan pada setiap
tingkatan manajemen perusahaan dan menyelenggarakan setiap
pelatihan yang dibutuhkan;
c) Pembuatan ketentuan untuk mengkomunikasikan informasi K3 secara
efektif;
d) Pembuatan peraturan untuk memperoleh pendapat dan saran para ahli;
dan
e) Pembuatan peraturan untuk pelaksanaan konsultasi dan keterlibatan
pekerja/buruh secara aktif.
2) Konsultasi, Motivasi dan Kesadaran
Dalam menunjukkan komitmennya terhadap K3, pengusaha dan/atau
pengurus harus melakukan konsultasi, motivasi dan kesadaran dengan
melibatkan pekerja/buruh maupun pihak lain yang terkait di dalam
penerapan, pengembangan dan pemeliharaan SMK3, sehingga semua
pihak merasa ikut memiliki dan merasakan hasilnya.

For Training Purpose Only Modul Pembinaan & Sertifikasi Auditor SMK3 18
www.midiatama.co.id
Dalam melakukan konsultasi, motivasi dan kesadaran SMK3, pengusaha
dan/atau pengurus harus memberi pemahaman kepada tenaga kerja atau
pekerja/buruh tentang bahaya fisik, kimia, ergonomi, radiasi, biologi, dan
psikologi yang mungkin dapat menciderai dan melukai pada saat bekerja,
serta pemahaman sumber bahaya tersebut. Pemahaman tersebut bertujuan
untuk mengenali dan mencegah tindakan yang mengarah terjadinya
insiden.
3) Tanggung Jawab dan Tanggung Gugat
Bentuk tanggung jawab dan tanggung gugat dalam pelaksanaan K3, harus
dilakukan oleh perusahaan dengan cara:
a) menunjuk, mendokumentasikan dan mengkomunikasikan tanggung
jawab dan tanggung gugat di bidang K3;
b) menunjuk sumber daya manusia yang berwenang untuk bertindak dan
menjelaskan kepada semua tingkatan manajemen, pekerja/buruh,
kontraktor, subkontraktor, dan pengunjung meliputi:
- pimpinan yang ditunjuk untuk bertanggung jawab harus
memastikan bahwa SMK3 telah diterapkan dan hasilnya sesuai
dengan yang diharapkan oleh setiap lokasi dan jenis kegiatan
dalam perusahaan;
- pengurus harus mengenali kemampuan tenaga kerja sebagai
sumber daya yang berharga dan dapat ditunjuk untuk menerima
pendelegasian wewenang dan tanggung jawab dalam
menerapkan dan mengembangkan SMK3;
c) mempunyai prosedur untuk memantau dan mengkomunikasikan setiap
perubahan tanggung jawab dan tanggung gugat yang berpengaruh
terhadap sistem dan program K3;
d) memberikan reaksi secara cepat dan tepat terhadap kondisi yang
menyimpang atau kejadian-kejadian lainnya.

4) Pelatihan dan Kompetensi Kerja


Pelatihan dan kompetensi Kerja, dilakukan dengan melakukan
pengidentifikasian dan pendokumentasian standar kompetensi kerja K3.

For Training Purpose Only Modul Pembinaan & Sertifikasi Auditor SMK3 19
www.midiatama.co.id
Standar kompetensi kerja K3 dapat diidentifikasi dan dikembangkan sesuai
kebutuhan dengan:
a) menggunakan standar kompetensi kerja yang ada;
b) memeriksa uraian tugas dan jabatan;
c) menganalisis tugas kerja;
d) menganalisis hasil inspeksi dan audit; dan
e) meninjau ulang laporan insiden.
Hasil identifikasi kompetensi kerja digunakan sebagai dasar penentuan
program pelatihan yang harus dilakukan, dan menjadi dasar pertimbangan
dalam penerimaan, seleksi dan penilaian kinerja.

b. Menyediakan Prasarana Dan Sarana Yang Memadai


Prasarana dan sarana yang disediakan meliputi:
1) Organisasi/Unit yang bertanggung jawab di bidang K3
Perusahaan wajib membentuk Panitia Pembina Keselamatan dan
Kesehatan Kerja yang selanjutnya disingkat P2K3 yang bertanggung
jawab di bidang K3. P2K3 adalah badan pembantu di tempat kerja yang
merupakan wadah kerjasama antara pengusaha dan tenaga kerja atau
pekerja/buruh untuk mengembangkan kerjasama saling pengertian dan
partisipasi efektif dalam penerapan keselamatan dan kesehatan kerja.
Keanggotaan P2K3 terdiri dari unsur pengusaha dan tenaga kerja atau
pekerja/buruh yang susunannya terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Anggota.
P2K3 mempunyai tugas memberikan saran dan pertimbangan baik diminta
maupun tidak kepada pengusaha atau pengurus mengenai masalah
keselamatan dan kesehatan kerja.

2) Anggaran
Perusahaan harus mengalokasikan anggaran untuk pelaksanaan K3 secara
menyeluruh antara lain untuk:
a) keberlangsungan organisasi K3;
b) pelatihan SDM dalam mewujudkan kompetensi kerja; dan

For Training Purpose Only Modul Pembinaan & Sertifikasi Auditor SMK3 20
www.midiatama.co.id
c) pengadaan prasarana dan sarana K3 termasuk alat evakuasi, peralatan
pengendalian, peralatan pelindung diri.

3) Prosedur operasi/kerja, informasi, dan pelaporan serta pendokumentasian


a) Prosedur operasi/kerja harus disediakan pada setiap jenis pekerjaan
dan dibuat melalui analisa pekerjaan berwawasan K3 (Job Safety
Analysis) oleh personil yang kompeten.
b) Prosedur informasi K3 harus menjamin pemenuhan kebutuhan untuk:
- mengkomunikasikan hasil dari sistem manajemen, temuan audit
dan tinjauan ulang manajemen dikomunikasikan pada semua pihak
dalam perusahaan yang bertanggung jawab dan memiliki andil
dalam kinerja perusahaan;
- melakukan identifikasi dan menerima informasi K3 dari luar
perusahaan; dan
- menjamin bahwa informasi K3 yang terkait dikomunikasikan
kepada orang-orang di luar perusahaan yang membutuhkan.

Informasi yang perlu dikomunikasikan meliputi:


- persyaratan eksternal/peraturan perundangan-undangan dan
internal/indikator kinerja K3;
- izin kerja;
- hasil identifikasi, penilaian, dan pengendalian risiko serta sumber
bahaya yang meliputi keadaan mesin-mesin, pesawat-pesawat, alat
kerja, peralatan lainnya, bahan-bahan, lingkungan kerja, sifat
pekerjaan, cara kerja, dan proses produksi;
- kegiatan pelatihan K3;
- kegiatan inspeksi, kalibrasi dan pemeliharaan;
- pemantauan data;
- hasil pengkajian kecelakaan, insiden, keluhan dan tindak lanjut;
- identifikasi produk termasuk komposisinya;
- informasi mengenai pemasok dan kontraktor; dan
- audit dan peninjauan ulang SMK3.

For Training Purpose Only Modul Pembinaan & Sertifikasi Auditor SMK3 21
www.midiatama.co.id
c) Prosedur pelaporan informasi yang terkait harus ditetapkan untuk
menjamin bahwa pelaporan yang tepat waktu dan memantau
pelaksanaan SMK3 sehingga kinerjanya dapat ditingkatkan. Prosedur
pelaporan terdiri atas:
- Prosedur pelaporan internal yang harus ditetapkan untuk
menangani:
 pelaporan terjadinya insiden;
 pelaporan ketidaksesuaian;
 pelaporan kinerja keselamatan dan kesehatan kerja; dan
 pelaporan identifikasi sumber bahaya.
- Prosedur pelaporan eksternal yang harus ditetapkan untuk
menangani:
 pelaporan yang dipersyaratkan peraturan perundang-
undangan; dan
 pelaporan kepada pemegang saham atau pihak lain yang
terkait.
Laporan harus disampaikan kepada pihak manajemen dan/atau
pemerintah.
d) Pendokumentasian kegiatan K3 digunakan untuk:
- menyatukan secara sistematik kebijakan, tujuan dan sasaran K3;
- menguraikan sarana pencapaian tujuan dan sasaran K3;
- mendokumentasikan peranan, tanggung jawab dan prosedur;
- memberikan arahan mengenai dokumen yang terkait dan
menguraikan unsur-unsur lain dari sistem manajemen perusahaan;
dan
- menunjuk bahwa unsur-unsur SMK3 yang sesuai untuk
perusahaan telah diterapkan.

Dalam pendokumentasian kegiatan K3, perusahaan harus menjamin


bahwa:
- dokumen dapat diidentifikasi sesuai dengan uraian tugas dan
tanggung jawab di perusahaan;

For Training Purpose Only Modul Pembinaan & Sertifikasi Auditor SMK3 22
www.midiatama.co.id
- dokumen ditinjau ulang secara berkala dan jika diperlukan dapat
direvisi;
- dokumen sebelum diterbitkan harus lebih dahulu disetujui oleh
personil yang berwenang;
- dokumen versi terbaru harus tersedia di tempat kerja yang
dianggap perlu;
- semua dokumen yang telah usang harus segera disingkirkan; dan
- dokumen mudah ditemukan, bermanfaat dan mudah dipahami.

4) Instruksi kerja
Instruksi kerja merupakan perintah tertulis atau tidak tertulis untuk
melaksanakan pekerjaan dengan tujuan untuk memastikan bahwa setiap
pekerjaan dilakukan sesuai persyaratan K3 yang telah ditetapkan.

Kegiatan dalam pelaksanaan rencana K3 paling sedikit meliputi:


a. Tindakan Pengendalian
Tindakan pengendalian harus diselenggarakan oleh setiap perusahaan
terhadap kegiatan-kegiatan, produk barang dan jasa yang dapat menimbulkan
risiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

Tindakan pengendalian dilakukan dengan mendokumentasikan dan


melaksanakan kebijakan:
1) standar bagi tempat kerja;
2) perancangan pabrik dan bahan; dan
3) prosedur dan instruksi kerja untuk mengatur dan mengendalikan
kegiatan produk barang dan jasa.

Pengendalian risiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja dilakukan melalui:


1) Identifikasi potensi bahaya dengan mempertimbangkan:
a) kondisi dan kejadian yang dapat menimbulkan potensi bahaya; dan
b) jenis kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang mungkin dapat
terjadi.

For Training Purpose Only Modul Pembinaan & Sertifikasi Auditor SMK3 23
www.midiatama.co.id
2) Penilaian risiko untuk menetapkan besar kecilnya suatu risiko yang
telah diidentifikasi sehingga digunakan untuk menentukan prioritas
pengendalian terhadap tingkat risiko kecelakaan atau penyakit akibat
kerja.
3) Tindakan pengendalian dilakukan melalui:
a) pengendalian teknis/rekayasa yang meliputi eliminasi, subtitusi,
isolasi, ventilasi, higienitas dan sanitasi;
b) pendidikan dan pelatihan;
c) insentif, penghargaan dan motivasi diri;
d) evaluasi melalui internal audit, penyelidikan insiden dan etiologi;
dan
e) penegakan hukum.

b. Perancangan dan Rekayasa


Tahap perancangan dan rekayasa meliputi :
1) pengembangan;
2) verifikasi;
3) tinjauan ulang;
4) validasi; dan
5) penyesuaian.

Dalam pelaksanaan perancangan dan rekayasa harus memperhatikan unsur-


unsur:
1) identifikasi potensi bahaya;
2) prosedur penilaian dan pengendalian risiko kecelakaan dan penyakit
akibat kerja; dan
3) personil yang memiliki kompetensi kerja harus ditentukan dan diberi
wewenang dan tanggung jawab yang jelas untuk melakukan verifikasi
persyaratan SMK3.

For Training Purpose Only Modul Pembinaan & Sertifikasi Auditor SMK3 24
www.midiatama.co.id
c. Prosedur dan Instruksi Kerja
Prosedur dan instruksi kerja harus dilaksanakan dan ditinjau ulang secara
berkala terutama jika terjadi perubahan peralatan, proses atau bahan baku yang
digunakan oleh personal dengan melibatkan para pelaksana yang memiliki
kompetensi kerja dalam menggunakan prosedur.

d. Penyerahan Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan


Perusahaan yang akan menyerahkan sebagian pelaksanaan pekerjaan kepada
perusahaan lain harus menjamin bahwa perusahaan lain tersebut memenuhi
persyaratan K3. Verifikasi terhadap persyaratan K3 tersebut dilakukan oleh
personal yang kompeten dan berwenang serta mempunyai tanggung jawab
yang jelas.

e. Pembelian/Pengadaan Barang dan Jasa


Sistem pembelian/pengadaan barang dan jasa harus:
1) terintegrasi dalam strategi penanganan pencegahan kecelakaan dan
penyakit akibat kerja;
2) menjamin agar produk barang dan jasa serta mitra kerja perusahaan
memenuhi persyaratan K3; dan
3) pada saat barang dan jasa diterima di tempat kerja, perusahaan harus
menjelaskan kepada semua pihak yang akan menggunakan barang dan
jasa tersebut mengenai identifikasi, penilaian dan pengendalian risiko
kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

f. Produk Akhir
Produk akhir berupa barang atau jasa harus dapat dijamin keselamatannya
dalam pengemasan, penyimpanan, pendistribusian, dan penggunaan serta
pemusnahannya.

g. Upaya Menghadapi Keadaan Darurat Kecelakaan dan Bencana Industri


Perusahaan harus memiliki prosedur sebagai upaya menghadapi keadaan
darurat kecelakaan dan bencana industri, yang meliputi:

For Training Purpose Only Modul Pembinaan & Sertifikasi Auditor SMK3 25
www.midiatama.co.id
a) penyediaan personil dan fasilitas P3K dengan jumlah yang cukup dan
sesuai sampai mendapatkan pertolongan medik; dan
b) proses perawatan lanjutan.
Prosedur menghadapi keadaan darurat harus diuji secara berkala oleh personil
yang memiliki kompetensi kerja, dan untuk instalasi yang mempunyai bahaya
besar harus dikoordinasikan dengan instansi terkait yang berwenang untuk
mengetahui kehandalan pada saat kejadian yang sebenarnya.

h. Rencana dan Pemulihan Keadaan Darurat


Dalam melaksanakan rencana dan pemulihan keadaan darurat setiap
perusahaan harus memiliki prosedur rencana pemulihan keadaan darurat
secara cepat untuk mengembalikan pada kondisi yang normal dan membantu
pemulihan tenaga kerja yang mengalami trauma.

4. PEMANTAUAN DAN EVALUASI KINERJA

Perusahaan harus memiliki prosedur dan melakukan pemantauan dan evaluasi


kinerja K3. Pemantauan dan evaluasi kinerja meliputi pemeriksaan, pengujian,
pengukuran dan audit internal SMK3. Hasilnya harus dianalisis guna mengetahui
penerapan SMK3 dan pencapaian tujuan dan sasaran SMK3 serta untuk
melakukan tindakan perbaikan.

a. Pemeriksaan, Pengujian dan Pengukuran

Perusahaan harus menetapkan dan memelihara prosedur pemeriksaan,


pengujian dan pengukuran yang berkaitan dengan tujuan dan sasaran K3,
Frekuensi pemeriksaan, pengujian dan pengukuran harus sesuai dengan
obyeknya mengacu pada peraturan dan standar yang berlaku.

Prosedur pemeriksaan, pengujian dan pengukuran secara umum meliputi :

1) Personel yang terlibat harus mempunyai pengalaman dan keahlian yang


cukup.;

2) Catatan pemeriksaan, pengujian dan pengukuran yang sedang


berlangsung harus dipelihara dan tersedia bagi manajemen, tenaga kerja
dan kontraktor kerja yang terkait;

For Training Purpose Only Modul Pembinaan & Sertifikasi Auditor SMK3 26
www.midiatama.co.id
3) Peralatan dan metode pengujian yang memadai harus digunakan untuk
menjamin telah dipenuhinya standar K3;

4) Tindakan perbaikan harus dilakukan segera pada saat ditemukan


ketidaksesuaian terhadap persyaratan K3 dari hasil pemeriksaan,
pengujian dan pengukuran;

5) Penyelidikan yang memadai harus dilaksanakan untuk menemukan


penyebab permasalahan dari suatu insiden;

6) Hasil temuan harus dianalisis dan ditinjau ulang.

b. Audit Internal SMK3

Audit internal SMK3 harus dilakukan secara berkala untuk mengetahui


keefektifan penerapan SMK3. Audit harus dilaksanakan secara sistematik dan
independen oleh personil yang memiliki kompetensi kerja dengan
menggunakan metodologi yang telah ditetapkan.

Pelaksanaan audit internal dapat menggunakan kriteria audit eksternal


sebagaimana tercantum pada lampiran II peraturan ini, dan pelaporannya dapat
menggunakan format laporan yang tercantum pada lampiran III peraturan ini.

Frekuensi audit harus ditentukan berdasarkan tinjauan ulang hasil audit


sebelumnya dan bukti sumber bahaya yang di dapatkan di tempat kerja. Hasil
audit harus digunakan oleh pengurus dalam proses tinjauan ulang manajemen.

c. Tindakan Perbaikan dan Pencegahan

Semua hasil temuan dari pelaksanaan pemantauan, dan evaluasi kinerja harus
didokumentasikan dan digunakan untuk tindakan perbaikan dan pencegahan
serta pihak manajemen menjamin pelaksanaannya secara sistematik dan
efektif.

For Training Purpose Only Modul Pembinaan & Sertifikasi Auditor SMK3 27
www.midiatama.co.id
5. PENINJAUAN DAN PENINGKATAN KINERJA SMK3
Pengusaha dan atau pengurus perusahaan/tempat kerja harus melakukan tinjauan
ulang terhadap penerapan SSMK3 secara berkala untuk menjamin kesesuaian dan
keefektifan yang berkesinambungan guna pencapaian tujuan SMK3.
Selain hal tersebut diatas tinjauan ulang SMK3 harus dapat mengatasi implikasi
K3 terhadap seluruh kegiatan, produk barang dan jasa termasuk dampaknya
terhadap kinerja perusahaan.
Tinjauan ulang penerapan SMK3 sekurang-kurangnya meliputi :

a. Evaluasi terhadap kebijakan K3;

b. Tujuan, sasaran dan kinerja K3;

c. Hasil temuan audit SMK3;

d. Evaluasi efektifitas penerapan SMK3, dan kebutuhan untuk pengembangan


SMK3. Pengembangan tersebut dilakukan berdasarkan :

1) perubahan peraturan perundangan;

2) tuntutan dari pihak yang terkait dan pasar;

3) perubahan produk dan kegiatan perusahaan;

4) perubahan struktur organisasi perusahaan;

5) perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, termasuk epidemologi;

6) pengkajian kecelakaan dan penyakit akibat kerja;

7) pelaporan;

8) saran dari pekerja/buruh.

D. MEKANISME, TEKNIK AUDIT SMK3, TINGKAT PENERAPAN SMK3


DAN SERTIFIKASI SMK3
1. Pengertian

a. Penilaian penerapan SMK3 atau Audit SMK3 adalah pemeriksaan secara


sistematis dan independen terhadap pemenuhan kriteria yang telah ditetapkan
untuk mengukur suatu hasil kegiatan yang telah direncanakan dan
dilaksanakan dalam penerapan SMK3 di perusahaan.

For Training Purpose Only Modul Pembinaan & Sertifikasi Auditor SMK3 28
www.midiatama.co.id
b. Auditor SMK3 ialah tenaga teknis yang berkeahlian khusus dan independen
untuk melaksanakan audit SMK3 yang ditunjuk oleh Menteri atau pejabat
yang ditunjuk.

c. Audit Internal Sistem Manajemen K3 adalah audit Sistem Manajemen K3


yang dilakukan oleh perusahaan sendiri dalam rangka pembuktian penerapan
Sistem Manajemen K3 dan persiapan audit eksternal Sistem Manajemen K3
dan atau pemenuhan standar nasional atau internasional atau tujuan-tujuan
lainnya ;

d. Audit Eksternal Sistem Manajemen K3 adalah audit SMK3 yang


diselenggarakan oleh Lembaga Audit dalam rangka penilaian penerapan
SMK3 di perusahaan;

e. Inspeksi adalah kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk memeriksa


kelengkapan secara teknis dari suatu tempat atau plant.

f. Inspeksi K3 yaitu merupakan pengujian secara detail dari suatu obyek seperti
tempat kerja yang khusus, departemen atau bagian, unit, mesin, instalasi
ataupun proses. Hal tersebut bertujuan memastikan bahwa setiap potensi
bahaya diidentifikasi secara tepat dan untuk mengetahui prioritas tindakan
yang diambil.

2. Tujuan Audit

Guna mengetahui keefektifan penerapan SMK3 dan mengukur kinerja


pelaksanaan SMK3, serta untuk membuat perbaikan-perbaikan maka diperlukan
pelaksanaan audit SMK3. Selain itu melalui audit SMK3 akan diketahui program
K3 apakah telah dilaksanakan sesuai dengan kebijakan K3 yang telah ditetapkan
pada suatu perusahaan.

Disadari bahwa selama berlakunya Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang


Keselamatan Kerja, ukuran yang dipakai untuk mengukur dan menilai kegiatan
usaha keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja selalu menggunakan
tingkat kekerapan kecelakaan, tingkat keparahan kecelakaan, jumlah kerugian
yang ditimbulkan dan statistik kecelakaan. Metode tersebut hingga saat ini masih

For Training Purpose Only Modul Pembinaan & Sertifikasi Auditor SMK3 29
www.midiatama.co.id
dipergunakan, namun hal itu hanya untuk mengukur peristiwa kecelakaan yang
terjadi dan bersifat reaktif.

Berdasarkan uraian di atas audit SMK3 bertujuan untuk :

a. Menilai secara kritis dan sistematis semua potensi bahaya potensial dalam
sistem kegiatan operasi perusahaan yang meliputi :

1) Tenaga manusia meliputi kemampuan dan sikapnya dalam kaitannya


dengan K3.

2) Perangkat keras meliputi sarana / peralatan proses produksi dan operasi,


sarana pemadam kebakaran, kebersihan dan tata lingkungan dan

3) Perangkat lunak (manajemen) meliputi sikap manajemen, organisasi,


prosedur, standar dan hal lain yang terkait dengan pengaturan manusia
serta perangkat keras unit operasi.

b. Memastikan bahwa pengelolaan K3 di perusahaan telah dilaksanakan sesuai


ketentuan pemerintah, standar teknis, standar K3 yang berlaku dan kebijakan
yang ditentukan oleh manajemen perusahaan.

c. Menentukan langkah untuk mengendalikan bahaya potensial sebelum timbul


gangguan atau kerugian terhadap tenaga kerja, harta, lingkungan maupun
gangguan operasi serta rencana respon (tanggap) terhadap keadaan
gawat/darurat, sehingga mutu pelaksanaan K3 dapat meningkat.

3. Jenis-Jenis Audit

Berdasarkan pelaksanaan audit SMK3, dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua)


jenis audit yaitu audit internal dan audit eksternal.

a. Audit internal

Penilaian ini merupakan penilaian yang dilakukan oleh perusahaan sendiri,


yang bertujuan mengetahui keefektifan penerapan sistem manajemen K3 di
perusahaan serta memberi masukan kepada pihak manajemen dalam rangka
pengembangan secara terus menerus.

Audit internal SMK3 harus dilakukan secara berkala. Pelaksanaan internal


audit idealnya dilaksanakan 2 kali dalam setahun dengan melibatkan seluruh

For Training Purpose Only Modul Pembinaan & Sertifikasi Auditor SMK3 30
www.midiatama.co.id
bagian di perusahaan antara lain pada setiap unit operasi, lokasi dan
departemen/bagian harus diikutsertakan dalam audit dengan metode uji silang
(cross check).

Audit SMK3 dilaksanakan secara sistematik, independen dan terdokumentasi


oleh personil yang memiliki kompetensi kerja dengan menggunakan
metodologi yang telah ditetapkan.

Audit internal dilaksanakan oleh personil yang independen terhadap bagian


yang diaudit, bukan personil yang mempunyai hubungan langsung terhadap
bagian yang diaudit, bukan personil yang mempunyai hubungan terhadap
bagian tersebut, sehingga hasil yang didapat merupakan hasil yang obyektif.
Disini personil yang melakukan audit juga harus terlatih dan berpengalaman.

Pelaksanaan audit dilakukan oleh suatu tim sendiri atas berbagai unsur
disiplin dan fungsi dengan jumlah anggota tim tetap harus ganjil dan tidak
melebihi dari 7 (tujuh) orang, karena semakin banyak anggota tim akan
mengakibatkan kurang efektifnya kerja tim.

Komposisi anggota tim tetap ditentukan sebagai berikut :

1) 1 orang tim manajemen senior;

2) 2 orang anggota P2K3;

3) 2 orang ahli dalam bidang operasi/produksi dan

4) 2 orang ahli K3 atau ahli lain yang ditunjuk khusus.

1) Tim audit internal

Tim audit internal diangkat secara resmi oleh pimpinan perusahaan dan
bertanggung jawab secara langsung serta harus membuat laporan hasil
audit kepada perusahaan.

Susunan tim terdiri atas :

a) Ketua Tim, bertugas memimpin dan mengkoordinir kegiatan tim


secara efektif dan obyektif serta bertanggung jawab untuk menyusun
rencana audit, melatih anggota tim (jika diperlukan), mengkoordinir
penyusunan daftar periksa, memimpin pelaksanaan audit serta
mengarahkan penyusunan laporan hasil audit. Sebaiknya Ketua Tim

For Training Purpose Only Modul Pembinaan & Sertifikasi Auditor SMK3 31
www.midiatama.co.id
diambil dari bagian operasi yang paling senior, telah mengikuti
pelatihan audit dan berpengalaman.

b) Sekretaris Tim, Bertugas memproses surat menyurat dan bahan


tulisan yang diperlukan tim, memproses penyusunan laporan,
mencatat semua hasil temuan dan rekomendasi selama audit
berlangsung dan memproses hasil audit secara cermat dan lengkap
serta aktif dalam diskusi selama pelaksanaan audit.

c) Anggota Tetap, bertugas mengembangkan dan membahas persiapan,


pelaksanaan dan pelaporan audit . Anggota tetap dapat dipilih dari
bidang :

- Engineering (perancangan)

- Operasi

- Maintenance (pemeliharaan)

- Keselamatan dan kesehatan kerja

d) Anggota Tidak Tetap, bertugas membantu analisa dan memberikan


informasi yang akurat dan obyektif kepada tim tetap. Anggota ini
dipanggil jika ada hal-hal penting yang terkait dengan keahlian
mereka masing-masing (misal pengawas dari unit yang sedang
diaudit) yang perlu dibahas secara bersama.

Ketua, sekretaris dan anggota tetap, secara penuh menangani


persiapan, pemeriksaan dan pelaporan audit. Anggota tetap harus
dipilih berdasarkan keahlian dan penguasaannya terhadap unit yang
diaudit dan sedapat mungkin dipilih minimal supervisor. Tim audit
sebelum melakukan audit perlu dibina dibidang metoda audit, standar
penilaian audit, cara pemeriksaan dan verifikasi temuan, dan cara
pelaporan audit. Selama melaksanakan audit harus dibebaskan dari
tugas kerja sehari-hari, dan harus dapat berperan sebagai pihak ketiga
dalam melihat keadaan unit agar dapat memberikan masukan yang
obyektif kepada pimpinan unit setempat.

For Training Purpose Only Modul Pembinaan & Sertifikasi Auditor SMK3 32
www.midiatama.co.id
Tugas & Tanggung Jawab Tim Audit.

Tim audit bertugas untuk :

a) Menentukan sasaran, cakupan periodisasi dan metoda audit serta


menyusun rencana kerja dan daftar pelaksanaan audit. Rencana kerja
harus lengkap dan mencakup daerah yang ditinjau, saat peninjauan,
penyebaran laporan, rencana tindak lanjut dan rencana tanggal
pelaporan.

b) Mengembangkan daftar periksa (checklist) dan daftar pertanyaan


(questioner) serta standar penilaian yang akan digunakan. Untuk itu
harus mempelajari tentang unit yang akan diaudit, standar yang
berlaku, hasil inspeksi dan hasil audit masa lalu jika ada, dan lain-lain.

c) Melakukan pemeriksaan secara obyektif ke tempat/unit kerja,


mereviev pelaksanaan prosedur dan manajemen, dan mengadakan
wawancara dengan pekerja untuk pembuktian (verifikasi).

d) Menyusun laporan hasil audit dan saran perbaikannya.

e) Seringkali tim merasa kesulitan untuk mengaudit kegiatan manajemen


tetapi dengan pengembangan daftar periksa yang baik dan verifiksi
yang obtektif, hasil audit akan membantu manajemen dalam
mengendalikan kerugian akibat kecelakaan. Tim audit bertanggung
jawab kepada pimpinan perusahaan :

Tahapan Pelaksanaan Audit

Tahapan pelaksanaan audit secara garis besar adalah :

a) Mengkaji informasi yang didapat pada unit kerja yang akan diaudit :

 Laporan hasil audit terdahulu

 Rencana tindakan yang sedang dilaksanakan;

 Pengalaman kecelakaan / penyakit akibat kerja tersebut;

For Training Purpose Only Modul Pembinaan & Sertifikasi Auditor SMK3 33
www.midiatama.co.id
 Pernyataan / statement tentang tujuan dan kebijakan dari unit kerja
tersebut.

b) Menyiapkan lembaran kerja audit (checklist dan lain-lain) untuk unit


kerja yang akan diaudit.

c) Memahami semua informasi-informasi penting (dengan memeriksa


catatan dan prosedur tertulis, wawancara dan inspeksi) dan
mengembangkan temuan-temuan.

d) Menyiapkan rekomendasi untuk didiskusikan dengan unit kerja yang


bersangkutan.

e) Menyiapkan rekomendasi akhir.

f) Memberkas dan menyimpan semua lembaran kerja.

Di dalam pelaksanaannya tim audit :

a) Melaksanakan identifikasi terhadap obyek yang akan diaudit (sumber-


sumber bahaya yang ada) dengan menggunakan daftar periksa.

b) Mengevaluasi kecelakaan yang mungkin terjadi dan akibat-akibat yang


timbul dan atau ditimbulkan, melalui diskusi dan presentasi hasil
temuan.

c) Menentukan metode yang paling efektif atau tepat untuk mencegah


dan atau mengurangi terjadinya kecelakaan dalam bentuk rekomendasi.

Agar dapat melaksanakan audit dengan baik, maka setiap auditor harus
mengetahui dasar-dasar pengetahuan, antara lain mengenai :

a) Sifat-sifat dan bahaya-bahaya yang dapat ditimbulkan oleh bahan-


bahan baku dan bahan-bahan pembantu yang dipergunakan untuk
proses produksi dalam kaitan dengan :

 Sifat-sifat kimiawinya

 Sifat fisiknya

 Bahaya kebakaran dan ledakan yang dapat ditimbulkannya

For Training Purpose Only Modul Pembinaan & Sertifikasi Auditor SMK3 34
www.midiatama.co.id
 Bahaya-bahaya lain yang dapat diakibatkannya, baik terhadap
personil / pekerja maupun lingkungan / tempat kerjanya.

b) Tata cara penyimpanan dan pengelolaan dari bahan baku, bahan


penimbun, bahan bakar berupa gas, cair, atau padat dan bahan-bahan
lain yang mudah terbakar atau meledak.

c) Tata cara penyimpanan dan pengelolaaan bahan-bahan berupa gas, cair


atau padat yang dapat menimbulkan keracunan atau kerusakan
terhadap anggota tubuh manusia.

d) Proses dan peralatan yang digunakan untuk proses produksi, termasuk


cara penyimpanannya (storage system) selama dalam proses untuk
bahan padat, cair, dan gas.

e) Sistem transportasi di dalam pabrik dan atau pekarangan.

f) Tata cara pengepakan dan penyimpanan dari hasil produksi serta tata
cara transportasinya keluar perusahaan.

g) Tata cara pembuangan sampah/sisa produksi, baik dalam bentuk padat,


cair maupun gas/uap.

h) Ledakan dan kondisi lingkungan yang mungkin dapat menimbulkan /


membahayakan tenaga kerja dan peralatan antara lain faktor-faktor
fisik, kimia, biologis, ergonomi dan lain-lain.

i) Hazard Control meliputi :

 Pencegahan dan deteksi kebocoran bahan bakar dan bahan baku


yang dapat membahayakan.

 Pencegahan terjadinya penyebaran uap dan debu serta cairan yang


dapat membahayakan.

 Mengontrol sumber-sumber peyalaan.

 Fire detection dan fire control.

 Exposure dan lain-lain.

For Training Purpose Only Modul Pembinaan & Sertifikasi Auditor SMK3 35
www.midiatama.co.id
Dengan dasar-dasar pengetahuan tersebut diatas dan digunakan dengan
standar-standar atau code-code yang digunakan, maka akan dapat
dijadikan dasar pelaksanaan audit.

Tahapan Audit

a) Persiapan Sebelum Pemeriksaan

Sebelum dilaksanakan audit, pimpinan perusahaan membuat keputusan


pelaksanaan audit lengkap dengan sasaran dan pembentukan tim audit.

Setelah keluarnya keputusan, dapat dengan segera dilakukan pelatihan


terhadap anggota tentang prinsip dan metoda audit. Codes of Practices
dan standar teknis yang dipergunakan.

Disamping itu, auditor harus mempelajari tentang organisasi dan


unit/tempat kerja yang akan diaudit sehingga unit/ tempat kerja
tersebut secara cukup baik dan perlu diadakan review terhadap laporan
audit sebelumnya (jika sudah pernah diaudit) struktur organisasi,
diskripsi sifat dari operasi, prosedur kerja yang berlaku dan penyiapan
saran yang diperlukan untuk pelaksanaan audit.

Sarana yang diperlukan antara lain :

 Daftar periksa (checklist) yang sudah disiapkan.

 Daftar pertanyaan lengkap dengan standar penilaiannya.

 Buku catatan.

 Kamera (jika dimungkinkan dan diizinkan).

 Blanko-blanko untuk wawancara dengan tenaga kerja dan


manajemen setempat.

 Prosedur kerja.

b) Pertemuan Pra-audit dengan Pimpinan Setempat

Pada pertemuan ini auditor memberikan penjelasan kepada pimpinan


unit kerja setempat tentang maksud dan tujuan pelaksaaan audit. Selain
itu mendiskusikan dan menanyakan berbagai hal yang terkait dengan

For Training Purpose Only Modul Pembinaan & Sertifikasi Auditor SMK3 36
www.midiatama.co.id
kebijaksanaan dan cara pengelolaan K3 di unit setempat, sehingga
diperoleh gambaran yang lebih jelas tentang pelaksanaan K3 di unit
tersebut.

c) Pemeriksaan Lapangan

Setelah diperoleh informasi tentang aspek manajemen di unit/tempat


kerja, auditor bersama petugas yang menguasai seluk beluk unit
setempat mengadakan pemeriksaan ke unit/tempat kerja untuk melihat
secara langsung sifat operasi, paparan resiko, iklim K3 di unit/tempat
kerja tersebut, perangkat lunak yang meliputi pelaksanaan prosedur,
peraturan, peraturan, organisasi dan karyawan. Pada saat yang
bersamaan auditor dapat mewawancarai tenaga kerja setempat untuk
mendapat masukan apakah benar program K3 benar-benar ada secara
formal dan konsisten diterapkan.

d) Verifikasi Informasi

Ada beberapa cara untuk memastikan bahwa program K3 benar


diterapkan yaitu : memeriksa catatan, wawancara dengan karyawan
dan jika perlu pemeriksaan secara sample terhadap kondisi fisik
karyawan. Oleh karena itu, jika auditor merasa belum yakin dengan
data yang ia peroleh dapat melakukan verifikasi sesuai metoda diatas.

e) Setelah selesai melakukan pemeriksaan di suatu unit/tempat kerja,


auditor perlu mengadakan pertemuan dengan manajamen unit setempat
untuk memberikan atau memaparkan hasil temuan secara umum dan
menampung berbagai tanggapan. Dalam memberikan gambaran umum
hasil audit, auditor harus mengemukakan hasil positif terlebih dahulu
sebelum mengemukakan kelemahan yang perlu diperbaiki atau
mendapat perbaikan segera. Selain itu pada kesempatan ini dapat
dilakukan penelusuran terhadap kesalahan interpretasi selama audit,
perbaikan sementara yang dapat diambil oleh manajemen dan lain-lain.

Dengan cara ini diharapkan temuan yang masuk dalam laporan nanti
adalah temuan obyektif dan penting. Disini perlu diciptakan komunikasi
dua arah antara pimpinan dan pengawas unit setempat.
For Training Purpose Only Modul Pembinaan & Sertifikasi Auditor SMK3 37
www.midiatama.co.id
Pelaksanaan audit internal dapat menggunakan kriteria audit eksternal
sebagaimana tercantum pada Lampiran II peraturan ini, dan pelaporannya
dapat menggunakan format laporan yang tercantum pada Lampiran III
peraturan ini.

b. Audit Eksternal

Audit eksternal merupakan kegiatan pemeriksaan/penilaian yang dilakukan


oleh lembaga audit yang independen, dimana bertujuan untuk menunjukkan
penilaian terhadap sistem manajemen K3 di perusahaan secara obyektif dan
menyeluruh sehingga diperoleh pengakuan dari pemerintah atas penerapan
SMK3 di perusahaan.

Fungsi audit eksternal ini sebagai umpan balik yang mendukung dalam
perkembangan pertumbuhan serta peningkatan kualitas SMK3 yang ada di
perusahaan.

Pada audit eksternal ini, Menteri Ketenagakerjaan akan memberikan


penghargaan berupa sertifikat dan bendera bagi perusahaan yang telah
memenuhi standar pemenuhan. Hal ini dijelaskan didalam Permenaker No.26
tahun 2014.

Kegiatan audit SMK3 ini sangat kompleks dan membutuhkan waktu yang
tidak sedikit. Tapi bagaimanapun juga kegiatan tersebut sangat bermanfaat
bagi perusahaan tersebut.

Adapun tujuan audit SMK3 adalah untuk membuktikan dan mengukur


besarnya keberhasilan pelaksanaan dan penerapan SMK3 di tempat kerja.
Sistem manajemen K3 di tempat kerja dilaksanakan sekurang-kurangnya
sekali setiap tiga tahun.

1) Pelaksanaan audit eksternal terhadap perusahaan.

Secara garis besar adalah :

a) Memberitahukan kepada perusahaan yang akan diaudit;

b) Pertemuan pra audit;

c) Kunjungan ke lapangan untuk orientasi

For Training Purpose Only Modul Pembinaan & Sertifikasi Auditor SMK3 38
www.midiatama.co.id
d) Wawancara pada manajemen

e) Verifikasi semua informasi hasil wawancara;

f) Pemeriksaan dokumen;

g) Wawancara pada tenaga kerja / karyawan.

h) Verifikasi kondisi fisik di lapangan;

i) Pertemuan penutup (close of meeting).

2) Manfaat audit eksternal

Manfaat audit eskternal antara lain :

a) Memberikan suatu evaluasi yang sangat kuat mengenai pelaksanaan


K3 di perusahaan / tempat kerja;

b) Memberikan tata cara penyelenggaraan sistem pengawasan mandiri


yang terus menerus terhadap sumber bahaya potensial dan K3 di
perusahaan.

c) Memberikan suatu indikator kuat bagi kinerja tenaga kerja bahwa


pihak manajemen memperhatikan keadaan mereka terutama dalam hal
pemenuhan syarat K3 termasuk pembinaan dan pelatihan K3 guna
peningkatan keahlian dan ketrampilan.

d) Memberikan pengetahuan dan ketrampilan tentang hubungan kerja


menuju efisiensi secara menyeluruh.

e) Membangkitkan daya saing positif pada setiap perusahaan untuk


menjadi yang terbaik dalam bidang K3.

f) Menambah kemampuan untuk memprediksi dan menganalisa potensi-


potensi bahaya yang biasa menimbulkan kerugian perusahaan.

g) Menurunkan kerugian yang disebabkan oleh kecelakaan, penyakit


akibat kerja dan kerugian-kerugian lainnya dengan menghindarkan
inefisiensi manajemen secara menyeluruh.

h) Bagi perusahaan yang berhasil meraih penghargaan bendera emas :

1) Menimbulkan rasa bangga manajemen dan tenaga kerja

For Training Purpose Only Modul Pembinaan & Sertifikasi Auditor SMK3 39
www.midiatama.co.id
2) Menimbulkan rasa kagum masyarakat.

3) Sebagai penambah spirit kompetitif perusahaan.

4) Mendapatkan nama dari pemerintah

4. Mekanisme Audit
Perusahaan yang secara sukarela mengajukan permohonan Audit SMK3 dan
perusahaan yang mempunyai potensi bahaya tinggi antara lain perusahaan yang
bergerak di bidang pertambangan, minyak dan gas bumi yang akan melakukan
Audit Eksternal SMK3, mengajukan permohonan Audit SMK3 kepada Lembaga
Audit SMK3.
Perusahaan yang mempunyai potensi bahaya tinggi berdasarkan penetapan
Direktur Jenderal dan/atau Kepala Dinas Provinsi, yang akan melakukan Audit
Eksternal SMK3 mengajukan permohonan Audit SMK3 berdasarkan penetapan
Direktur Jenderal dan/atau Kepala Dinas Provinsi. Penetapan Direktur Jenderal
dan/atau Kepala Dinas Provinsi berdasarkan hasil pemeriksaan dan pengujian di
perusahaan oleh pengawas ketenagakerjaan.

Adapun mekanisme pelaksanaan audit SMK3 yang dilaksanakan oleh lembaga


audit adalah sebagai berikut :
a. Perusahaan yang telah menerapkan SMK3 dapat mengajukan permohonan
untuk dilakukan audit kepada kepadaLembaga Audit SMK3 yang telah
ditunjuk oleh Menteri Ketenagakerjaan.
b. Lembaga Audit SMK3 membuat perencanaan pelaksanaan Audit SMK3 dan
menyampaikan kepada Menteri atau Direktur Jenderal dengan salinan
disampaikan kepada Dinas Provinsi yang membidangi ketenagakerjaan.
c. Lembaga audit yang akan melaksanakan audit, terlebih dahulu harus
memberitahukan rencana pelaksanaan audit kepada Kepala Dinas Provinsi
yang membidangi Ketenagakerjaan setempat.
d. Lembaga Audit melaksanakan audit SMK3 pada perusahaan.
e. Setelah selesai melaksanakan audit, lembaga audit segera menyusun laporan
dengan bentuk laporan sesuai dengan lampiran III Peraturan Pemerintah No.
50 Tahun 2012 dan menyampaikan laporan Audit SMK3 kepada Menteri c.q.

For Training Purpose Only Modul Pembinaan & Sertifikasi Auditor SMK3 40
www.midiatama.co.id
Direktur Jenderal dengan tembusan kepada Dinas Provinsi yang membidangi
ketenagakerjaan dan pengurus perusahaan yang diaudit.
f. Direktur Jenderal Binwasnaker melakukan evaluasi dan penilaian hasil audit.
1) Perusahaan yang telah mencapai tingkat penilaian penerapan kurang
(tingkat pencapaian penerapan sebesar 0 – 59%), maka Direktur Jenderal
dapat melakukan:
- tindakan hukum pada perusahaan yang wajib Audit Eksternal SMK3
sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan; dan/atau
- tindakan pembinaan pada perusahaan yang mengajukan permohonan
untuk dilakukan Audit Eksternal SMK3.
2) Perusahaan telah mencapai tingkat penilaian penerapan baik (tingkat
pencapaian penerapan sebesar 60 – 84%), maka Menteri dapat memberikan
penghargaan berupa:
- sertifikat perak bagi perusahaan tingkat kategori awal, transisi dan
lanjutan; dan
- bendera perak bagi perusahaan tingkat kategori lanjutan.
3) Perusahaan telah mencapai tingkat penilaian penerapan memuaskan
(tingkat pencapaian penerapan sebesar 85 – 100%), maka Menteri dapat
memberikan penghargaan berupa:
- sertifikat emas bagi perusahaan tingkat kategori awal, transisi dan
lanjutan; dan
- bendera emas bagi perusahaan tingkat kategori lanjutan.

Pelaksanaan audit eksternal terhadap perusahaan secara garis besar sebagai


berikut :
a. Memberitahukan kepada perusahaan yang akan diaudit;
b. Pertemuan pra audit;
c. Kunjungan ke lapangan untuk orientasi
d. Pertemuan pembuka
e. Proses Audit
1) Pemeriksaan dokumen;
2) Wawancara pada manajemen
3) Verifikasi semua informasi hasil wawancara;

For Training Purpose Only Modul Pembinaan & Sertifikasi Auditor SMK3 41
www.midiatama.co.id
4) Wawancara pada tenaga kerja / karyawan.
5) Verifikasi kondisi fisik di lapangan;
f. Pertemuan tim auditor SMK3
g. Pertemuan penutup (close of meeting).
h. Penyusunan laporan audit SMK3

Dalam hal diperlukan, Lembaga Audit SMK3 dapat meminta informasi


pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan kepada Dinas
Provinsi yang membidangi pengawasan ketenagakerjaan.

5. Tingkat Pencapaian Kriteria audit SMK3.

Pelaksanaan penilaian dilakukan berdasarkan tingkatan penerapan SMK3 yang


terdiri dari 3 (tiga) tingkatan yaitu:

a) Penilaian Tingkat awal

Penilaian penerapan SMK3 terhadap 64 (enam puluh empat) kriteria

For Training Purpose Only Modul Pembinaan & Sertifikasi Auditor SMK3 42
www.midiatama.co.id
b) Penilaian Tingkat Transisi

Penilaian penerapan SMK3 terhadap 122 (seratus dua puluh dua)

c) Penilaian Tingkat Lanjutan

Penilaian penerapan SMK3 terhadap 166 (seratus enam puluh enam) kriteria

6. Pelaporan

Isi laporan mencakup :

a. Kesimpulan, menyatakan secara ringkas hasil audit menyeluruh. Isinya


singkat, jelas, obyektif dan dapat menarik minat manajemen untuk
membacanya. Orientasi pada kepentingan manajemen dan perusahaan serta
segi positif diletakkan di depan sebelum mengemukakan kelemahan sistem.

b. Perlu diingatkan bahwa tujuan audit adalah membantu pimpinan perusahaan


untuk mengenali bahaya potensial dalam tempat kerja sebelum mengenali
bahaya potensial dalam tempat kerja sebelum timbul gangguan operasi,
kecelakaan, kebakaran, pencemaran, penghentian pabrik secara darurat dan
bentuk insiden yang merugikan lainnya dan bukannya ditujukan untuk
mencari kesalahan.

c. Pelaksanaan Audit, menjelaskan secara singkat tetapi cukup lengkap tentang


pelaksanaan Audit seperti misalnya lingkup audit dan daerah yang perlu
perhatian khusus.

d. Temuan, menyajikan data tentang hasil audit secara lengkap yang berisi
kekuatan dan kelemahan penerapan sistem manajemen K3.

e. Saran, berupa usulan untuk memperbaiki sistem, saran ini harus


mempertimbangkan segi kepraktisan, keekonomian, kepentingan operasi dan
keselamatan unit. Sedapat mungkin ditentukan juga prioritas saran untuk
merumuskan rencana perbaikan yang bersifat jangka pendek dan jangka
panjang.

f. Formulir laporan sesuai dengan peraturan perundangan, contoh terlampir.

For Training Purpose Only Modul Pembinaan & Sertifikasi Auditor SMK3 43
www.midiatama.co.id
7. Sertifikasi SMK3

Sertifikat SMK3 akan dikeluarkan oleh Menteri Ketenagakerjaan setelah tim


Evaluasi melakukan penilaian terhadap hasil audit eksternal yang lakukan secara
independen oleh Lembaga Audit SMK3. Sertifikat merupakan aspek legalitas
sebagai bukti perusahaan telah berhasil menerapkan SMK3.

Tingkat penilaian penerapan SMK3 ditetapkan sebagai berikut:


a. Untuk tingkat pencapaian penerapan 0-59% termasuk tingkat penilaian
penerapan kurang.
b. Untuk tingkat pencapaian penerapan 60-84% termasuk tingkat penilaian
penerapan baik.
c. Untuk tingkat pencapaian penerapan 85-100% termasuk tingkat penilaian
penerapan memuaskan.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat sebagaimana tabel dibawah ini:

For Training Purpose Only Modul Pembinaan & Sertifikasi Auditor SMK3 44
www.midiatama.co.id
E. INTERPRETASI KRITERIA AUDIT

Audit SMK3 baik internal maupun eksternal pelaksanaannya didasarkan oleh


12 elemen audit.

Elemen audit SMK3 terdiri atas 12 yaitu :

1. Pembangunan dan pemeliharaan komitmen,

Pihak manajemen dan seluruh karyawan membangun komitmen K3 dan bersama-


sama memelihara komitmen tersebut.

2. Strategi pendokumentasian,

perusahaan mendokumentasikan seluruh sistem, prosedur, instruksi kerjadan


formulir yang berkaitan dengan pelaksanaan K3 di tempat kerja.

3. Peninjauan ulang perancangan (design) dan kontrak.

Perusahaan melakukan peninjauan ulang untuk setiap desain dan kontrak yang
ada yang berkaitan dengan aspek-aspek K3.

4. Pengendalian dokumen.

Perusahaan memiliki sistem pengontrolan dokumen yang berhubungan dengan


aspek K3 untuk memberikan status dokumen, tanggal dan persetujuan.

5. Pembelian.

Perusahaan menginetgrasikan aspek-aspke K3 dalam melakukan pembelian.

6. Keamanan bekerja berdasarkan sistem manajemen K3.

Perusahaan memastikan bahwa semua proses kerja dan semua aspek terkait yang
ada di seluruh tempat kerja telah diterapkan dengan aman.

7. Standar pemantauan.

Perusahaan memiliki sistem pemantauan lingkungan tempat kerja dan


pemantauan kesehatan karyawan.

8. Pelaporan dan perbaikan kekurangan.

Perusahaan memiliki suatu sistem pelaporan dan perbaikan terhadap setiap


kekurangan yang ada.

For Training Purpose Only Modul Pembinaan & Sertifikasi Auditor SMK3 45
www.midiatama.co.id
9. Pengelolaan material dan perpindahannya.

Perusahaan memiliki suatu sistem yang mengatur penanganan dan perpindahan


material dimana sistem tersebut juga mengintegrasikan aspek K3.

10. Pengumpulan dan penggunaan data.

Perusahaan memelihara catatan yang ada dan menyebarluaskan data yang


berkaitan dengan kegiatan K3 di perusahaan.

11. Audit Sistem Manajemen K3.

Perusahaan memiliki suatu sistem yang memastikan seluruh karyawan dan


manajemen yang ada di tempat kerja telah memeproleh pelatihan untuk setiap
jenis tugas yang dilakukan.

12. Pengembangan keterampilan dan kemampuan;

Perusahaan memiliki sumber daya manusia yang kompeten (Skill, Knowledge &
Attitude) sesuai dengan bidangnya dan selalu dipelihara serta di update secara
periodik

F. PELAKSANA AUDIT SMK3 (LEMBAGA DAN AUDITOR)

LEMBAGA AUDIT SMK3


1. Persyaratan Lembaga Audit :
Lembaga audit harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. berbadan hukum Perseroan Terbatas;
b. memiliki Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP);
c. memiliki Surat Tanda Daftar Perusahaan (TDP);
d. memiliki Surat Keterangan Domisili Hukum;
e. memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);
f. memiliki kantor cabang paling sedikit di 3 (tiga) wilayah pada Indonesia
bagian barat, bagian tengah dan bagian timur;
g. memiliki bukti wajib lapor ketenagakerjaan di tingkat pusat dan cabang;
h. memiliki paling sedikit 4 (empat) orang auditor eksternal senior SMK3 dan 8
(delapan) orang auditor eksternal yunior SMK3 yang ditunjuk oleh Menteri;
i. memiliki sertifikat kepesertaan jaminan sosial
j. memiliki pengalaman melakukan sertifikasi sistem manajemen;
For Training Purpose Only Modul Pembinaan & Sertifikasi Auditor SMK3 46
www.midiatama.co.id
k. memiliki struktur organisasi penyelenggara Audit SMK3 kantor pusat dan
cabang;
l. memiliki panduan audit sistem manajemen yang digunakan oleh lembaga
audit sesuai dengan standar yang berlaku.

2. Penunjukan Lembaga Audit


Perusahaan untuk dapat ditunjuk sebagai Lembaga Audit SMK3 harus
mengajukan permohonan secara tertulis kepada Menteri c.q. Direktur Jenderal
dengan melampirkan persyaratan meliputi:
a. fotokopi akte pendirian dan/atau akte perubahan Perseroan Terbatas dan tanda
bukti pengesahan dari instansi yang berwenang;
b. fotokopi Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP);
c. fotokopi Surat Tanda Daftar Perusahaan (TDP);
d. fotokopi Surat Keterangan Domisili Hukum;
e. fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);
f. fotokopi bukti kepemilikan kantor cabang paling sedikit di 3 (tiga) wilayah
pada Indonesia bagian barat, bagian tengah dan bagian timur;
g. fotokopi Wajib Lapor Ketenagakerjaan di tingkat pusat dan cabang;
h. fotokopi keputusan penunjukkan auditor eksternal SMK3 yang masih berlaku,
paling sedikit 4 (empat) orang auditor eksternal senior SMK3 dan 8 (delapan)
orang auditor eksternal yunior SMK3;
i. fotokopi sertifikat kepesertaan jaminan sosial;
j. dokumen yang membuktikan telah berpengalaman melakukan sertifikasi
sistem manajemen;
k. struktur organisasi penyelenggara Audit SMK3 kantor pusat dan cabang;
l. pas photo berwarna pimpinan perusahaan ukuran 3x4 cm sebanyak 4 (empat)
lembar; dan
m. dokumen panduan audit sistem manajemen yang digunakan oleh lembaga
audit sesuai dengan standar yang berlaku.

Direktur Jenderal melakukan pemeriksaan dokumen dan verifikasi lapangan


terhadap permohonan yang diajukan dalam waktu paling lama 7 (tujuh) hari kerja.

For Training Purpose Only Modul Pembinaan & Sertifikasi Auditor SMK3 47
www.midiatama.co.id
Direktur Jenderal melaporkan hasil pemeriksaan dokumen dan verifikasi lapangan
kepada Menteri dalam waktu paling lama 2 (dua) hari kerja untuk dilaporkan
kepada Menteri.
Berdasarkan hasil laporan dari Direktur Jenderal, Menteri dapat menerima atau
menolak permohonan tersebut.
Apabila permohonan diterima, Menteri menetapkan Surat Keputusan Penunjukan
(SKP) Lembaga Audit SMK3 dalam waktu paling lama 3 (tiga) hari.

3. Masa berlaku dan Perpanjangan Surat Keputusan Penunjukan Lembaga


Audit
a. Masa berlaku penunjukan Lembaga Audit
Surat Keputusan Penunjukan lembaga audit SMK3 berlaku untuk jangka
waktu 3 (tiga) tahun dan dapat dapat diperpanjang untuk jangka waktu yang
sama.
For Training Purpose Only Modul Pembinaan & Sertifikasi Auditor SMK3 48
www.midiatama.co.id
b. Persyaratan perpanjangan SKP Lembaga Audit :
Lembaga audit dapat mengajukan permohonan perpanjangan dengan
melampirkan :
1) persyaratan sebagaimana pengajuan awal sebagai Lembaga Audit
2) laporan pelaksanaan audit SMK3 selama 3 (tiga) tahun terakhir; dan
3) fotokopi surat keputusan penunjukan yang masih berlaku.

Permohonan perpanjangan diajukan paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja


sebelum berakhir jangka waktu berlakunya keputusan penunjukan lembaga
audit SMK3. Direktur Jenderal melakukan pemeriksaan dan verifikasi
dokumen persyaratan perpanjangan. Direktur Jenderal melaporkan hasil
pemeriksaan dan verifikasi kepada Menteri paling lama 7 (tujuh) hari kerja.
Menteri menetapkan surat keputusan perpanjangan penunjukan lembaga audit
berdasarkan laporan Direktur Jenderal.

4. Kewajiban dan Larangan Lembaga Audit SMK3


Lembaga audit SMK3 yang telah mendapatkan surat keputusan penunjukan
mempunyai kewajiban:
a. mentaati peraturan perundangan di bidang K3;
b. melaksanakan audit sesuai dengan peraturan perundangan;
c. menjaga kerahasiaan perusahaan yang diaudit; dan
d. melaporkan hasil audit kepada Menteri, perusahaan yang diaudit, dan
instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan sesuai domisili
perusahaan.
e. melarang auditor melakukan pemeriksaan dan pengujian K3.

5. Pencabutan Keputusan Penunjukan Lembaga Audit SMK3


Menteri dapat mencabut keputusan penunjukan lembaga audit SMK3 dalam hal
tidak memenuhi kewajiban dan larangan. Pencabutan keputusan tersebut
berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh pengawas ketenagakerjaan.

For Training Purpose Only Modul Pembinaan & Sertifikasi Auditor SMK3 49
www.midiatama.co.id
AUDITOR EKSTERNAL SMK3
Pelaksanaan audit eksternal SMK3 dilakukan oleh auditor eksternal SMK3 yang
ditunjuk oleh Menteri.
1. Jenis Auditor Eksternal
Auditor eksternal SMK3 meliputi:
a. Auditor Eksternal Junior SMK3
b. Auditor Eksternal Senior SMK3

2. Persyaratan Auditor Eksternal SMK3


a. Persyaratan Auditor Eksternal Junior SMK3
Untuk dapat ditunjuk menjadi Auditor Eksternal Junior SMK3 harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1) Berpendidikan serendah-rendahnya D3 dengan pengalaman kerja
minimum 4 (empat) tahun dibidang K3 dan/atau S1 dengan pengalaman
kerja minimum 2 (dua) tahun di bidang K3;
2) Memiliki surat keputusan penunjukan sebagai Ahli K3 Umum yang masih
berlaku;
3) Telah mengikuti pembinaan auditor SMK3 yang dibuktikan dengan
sertifikat auditor SMK3;
4) Memiliki surat keputusan penunjukan sebagai auditor SMK3 yang masih
berlaku;
5) Telah mengikuti pelaksanaan audit eksternal sebagai peninjau sekurang-
kurangnya 5 (lima) kali audit penuh minimal 8 jam setiap kali audit;
6) Telah menjadi asisten auditor (trainee auditor) eksternal sekurang-
kurangnya 5 (lima) kali audit penuh minimal 8 jam setiap kali audit; dan
7) Tidak sedang ditunjuk sebagai Ahli K3 Spesialis.

b. Persyaratan Auditor Eksternal Senior SMK3


Untuk dapat ditunjuk sebagai Auditor eksternal senior harus memenuhi
persyaratan:
1) memiliki surat keterangan penunjukan sebagai Auditor Eksternal Junior
yang masih berlaku;
2) pengalaman sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) kali audit penuh minimal 8
jam setiap kali audit; dan
For Training Purpose Only Modul Pembinaan & Sertifikasi Auditor SMK3 50
www.midiatama.co.id
3) telah mengikuti pengembangan kemampuan di bidang audit SMK3
sekurang-kurangnya 120 (seratus dua puluh) jam.

3. Pembinaan Auditor SMK3


Pembinaan auditor SMK3 diatur lebih lanjut dengan Keputusan Direktur
Jenderal.

4. Penunjukan Auditor Eksternal SMK3


a. Penunjukan Auditor Eksternal Junior SMK3 ditetapkan berdasarkan
permohonan tertulis dari pengurus atau pimpinan lembaga audit kepada
Menteri c.q. Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan,
dengan melampirkan :
1) daftar riwayat hidup;
2) surat keterangan sehat dari dokter;
3) fotokopi ijasah pendidikan terakhir yang dipersyaratkan;
4) fotokopi Surat Keputusan Penunjukan Ahli K3 yang masih berlaku;
5) fotokopi Surat Keputusan Penunjukan Auditor SMK3 yang masih
berlaku;
6) surat keterangan telah melaksanakan audit eksternal SMK3 sebagai
peninjau sekurang-kurangnya 5 (lima) kali audit yang ditandatangani oleh
Auditor Eksternal Senior;
7) surat keterangan telah melaksanakan audit eksternal SMK3 sebagai
auditor magang sekurang-kurangnya 5 (lima) kali;
8) surat rekomendasi dari Auditor Eksternal Senior;
9) pas foto terbaru berwarna ukuran 4 x 6 sebanyak 2 (dua) lembar.

Direktur Jenderal melakukan pemeriksaan dan verifikasi dokumen dalam


waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja. Dalam hal persyaratan terpenuhi, maka
dalam waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja, Direktur Jenderal menerbitkan
surat keputusan penunjukan auditor eksternal. Dalam hal permohonan tidak
memenuhi persyaratan Direktur Jenderal mengembalikan berkas kepada
pemohon secara tertulis untuk dilengkapi dalam waktu 14 hari kerja sejak
diterimanya berkas permohonan.

For Training Purpose Only Modul Pembinaan & Sertifikasi Auditor SMK3 51
www.midiatama.co.id
b. Penunjukan Auditor Eksternal Senior SMK3 berdasarkan permohonan tertulis
dari pengurus atau pimpinan lembaga audit kepada Menteri c.q. Direktur
Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan, dengan melampirkan:
1) daftar riwayat hidup;
2) surat keterangan pengalaman kerja sesuai persyaratan tingkatan auditor;
3) surat keterangan telah melaksanakan sekurang-kurangnya 10 (sepuluh)
kali audit eksternal SMK3 secara penuh;
4) fotokopi keputusan penunjukan sebagai Auditor Eksternal Junior SMK3
yang masih berlaku;
5) tanda bukti telah mengikuti pengembangan kemampuan di bidang K3
sekurang-kurangnya 120 (seratus dua puluh) jam;
6) pas foto terbaru berwarna ukuran 4 x 6 sebanyak 2 (dua) lembar.

Direktur Jenderal melakukan pemeriksaan dan verifikasi dokumen dalam


waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja.
Dalam hal persyaratan terpenuhi, maka dalam waktu paling lama 3 (tiga) hari
kerja, Direktur Jenderal menerbitkan surat keputusan penunjukan auditor
eksternal.
Dalam hal permohonan tidak memenuhi persyaratan, Direktur Jenderal
mengembalikan berkas kepada pemohon secara tertulis untuk dilengkapi
dalam waktu 14 hari kerja sejak diterimanya berkas permohonan.

Setelah surat keputusan penunjukan Auditor SMK3 dikeluarkan maka yang


bersangkutan tidak berhak merangkap sebagai Ahli K3 Spesialis dan tidak
berhak melaksanakan pemeriksaan dan pengujian sesuai dengan penunjukan
spesialisnya.

5. Masa berlaku Surat Keputusan Penunjukan Auditor Eksternal dan


perpanjangan
a) Surat Keputusan Penunjukan Auditor Eksternal Junior SMK3 dan Auditor
Eksternal Senior SMK3 berlaku untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun dan dapat
diperpanjang untuk jangka waktu yang sama.

For Training Purpose Only Modul Pembinaan & Sertifikasi Auditor SMK3 52
www.midiatama.co.id
b) Permohonan perpanjangan SKP Auditor Eksternal SMK3 dengan
melampirkan:
(1) persyaratan sebagaimana permohonan awal sesuai penunjukannya;
(2) salinan surat keputusan penunjukan auditor SMK3;
(3) rekapitulasi laporan kegiatan selama menjalankan tugas; dan
(4) hasil evaluasi oleh tim evaluasi.

Permohonan perpanjangan diajukan paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja


sebelum berakhir jangka waktu berlakunya surat keputusan penunjukan Auditor
SMK3.
Direktur Jenderal melakukan pemeriksaan dan verifikasi dokumen dalam waktu
paling lama 3 (tiga) hari kerja.
Dalam hal persyaratan terpenuhi, maka dalam waktu paling lama 3 (tiga) hari
kerja Direktur Jenderal menerbitkan surat keputusan penunjukan auditor
eksternal.
Dalam hal permohonan tidak memenuhi persyaratan, Direktur Jenderal
mengembalikan berkas kepada pemohon secara tertulis untuk dilengkapi dalam
waktu 14 hari kerja sejak diterimanya berkas permohonan.
Permohonan perpanjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diajukan paling
lambat 30 (tiga puluh) hari kerja sebelum berakhir jangka waktu berlakunya
keputusan penunjukan lembaga audit.

6. Pencabutan SKP Auditor Eksternal SMK3


Surat keputusan penunjukan auditor eksternal junior SMK3 dan eksternal senior
SMK3 dicabut apabila:
a. pindah tugas dari lembaga audit;
b. mengundurkan diri;
c. meninggal dunia;
d. dikenakan sangsi pidana yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap;
e. melakukan kesalahan dan kecerobohan sehingga menimbulkan keadaan
berbahaya;
f. dengan sengaja dan/atau karena kekhilafannya menyebabkan terbukanya
rahasia suatu perusahaan dan/atau instansi;

For Training Purpose Only Modul Pembinaan & Sertifikasi Auditor SMK3 53
www.midiatama.co.id
g. melaksanakan kegiatan pemeriksaan dan pengujian dalam bidang keselamatan
dan kesehatan kerja;
h. melakukan kegiatan konsultasi dalam bidang SMK3;
i. adanya permohonan pencabutan dari pimpinan lembaga audit.
Pencabutan surat keputusan penunjukan auditor berdasarkan hasil pemeriksaan
yang dilakukan oleh pengawas ketenagakerjaan.

7. Kewajiban Auditor Eksternal SMK3


Auditor eksternal SMK3 mempunyai kewajiban:
a. melaksanakan audit sesuai dengan peraturan perundangan;
b. merahasiakan hasil audit kepada pihak-pihak yang tidak berkepentingan;
c. mematuhi peraturan K3 di perusahaan;

8. Kewenangan Auditor Eksternal SMK3


Auditor eksternal SMK3 mempunyai kewenangan:
a. memasuki semua tempat kerja yang terkait dengan audit;
b. memberikan penilaian hasil audit;
c. meminta perusahaan memberikan keterangan, menunjukkan dokumen dan
menyediakan petugas pendamping dalam pelaksanaan audit;
d. menghentikan pelaksanaan audit apabila belum ada sistem yang dibangun
dan/atau keadaan yang membahayakan auditor.

For Training Purpose Only Modul Pembinaan & Sertifikasi Auditor SMK3 54
www.midiatama.co.id
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang No. 13 Tahun 2003
pasal 87 bahwa penerapan SMK3 adalah wajib bagi setiap perusahaan. Penerapan
SMK3 dapat dilihat melalui pelaksanaan audit yang dapat dilakukan secara
internal oleh perusahaan sendiri maupun eksternal yang dilakukan oleh lembaga
audit yang independen.
Hasil audit eksternal disampaikan kepada Menteri Ketenagakerjaan
sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan antara lain pembinaan
dan penghargaan.
SMK3 adalah salah satu obyek pengawasan yang bersifat normatif
sehingga ditaatinya peraturan tersebut harus diawasai oleh pegawai pengawas
ketenagakerjaan.

For Training Purpose Only Modul Pembinaan & Sertifikasi Auditor SMK3 55
www.midiatama.co.id
DAFTAR PUSTAKA

1. Anton, Thomas K, 1989, Occupational Safety & Health Management, Second


Edition, Mc Graw – Hill International Edition, Singapore.
2. Ashfahl Ray, C, 1990, Industrial Safety and Health Management, Practice Hall,
Englewood, Cliffs, New Jersey.
3. Charles D. Reese, 2001, Accident / Incident Prevention Techniques, London.
4. Dit. PNK3, Ditjen Binwasnaker, Depnakertrans, 2010, Himpunan Peraturan
Perundangan K3, Jakarta
5. Ditjen PPK, 2008. Peraturan Perundangan dan Pedoman Teknis SMK3, Program
Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Tenaga Kerja.
6. Glendon A. Lan & Mc. Kenna, Eugene F, 1995, Human Safety and Risk
Management, Chapman & Hall
7. Jean Cross, Prof, 1998, Risk Management, Department of Safety Science UNSW,
Sydney, Australia
8. International Labour Office, Geneva, 1998, Encyclopedia of Occupational Health
and Safety, Volume 2, Third Edition, Genewa
9. Suma’mur, PK, 1997, Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan, CV,
Gunung Agung, Jakarta
10. a. BS 25999-1:2006: Business Continuity Management Part 1: Code of Practice
b. HB 436:2004 Risk Management Guideline
c. HB 205:2004 OHS Risk Management Handbook
d. ILO, Guidelines on occupational safety and health management systems, ILO-
OSH 2001, Geneva, International Labour Office, 2001.
e. ISO 31000:2009 Risk Management, Principles and Guidelines (AS/NZS
4360:2004 Risk Management)
f. ISO Guide 73: 2009 Risk Management, Vocabulary
g. OSHAS 18001-2007: Occupational Health and Safety Management System -
Requirements

For Training Purpose Only Modul Pembinaan & Sertifikasi Auditor SMK3 56
www.midiatama.co.id

Anda mungkin juga menyukai