DAFTAR ISI..........................................................................................................................................2
SOP MENGUKUR TEKANAN DARAH.......................................................................................3
SOP PENGUKURAN SUHU (AKSILA)..............................................................................................6
SOP PEMERIKSAAN PENDENGARANBIOAKUSTIK......................................................................12
SOP PEMERIKSAAN GULA DARAH SEWAKTU(GDS) .................................................................18
SOP PEMERIKSAAN GULA DARAH NPP.........................................................................................28
SOP PEMERIKSAAN HEMOGLOBIN (HB)........................................................................................23
SOP PEMERIKSAAN KOLESTROL...................................................................................................26
SOP PEMERIKSAAN ASAM URAT...................................................................................................29
SOP PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH......................................................................................30
SOP PANDUAN DAN PEMERIKSAAN EKG.......................................................................................33
SOP PANDUAN AN PENILAIN PEMERIKSAAN KEKUATAN OTOT...............................................36
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................42
II TAHAP KERJA
1. Mencuci tangan.
2. Tentukan lokasi yang terbaik untuk pengukuran tekanan
darah.hindari pemasangan manset pada tangan jika ada,
infus.
3. Beri klien posisi yang nyaman berbaring, duduk, atau
berdiri. Posisi lengan sejajar dengan jantung dan disangga
4. Lengan baju dibuka/digulung keatas.
5. Palpasi arteri brachialis. Pasang manset 2.5 cm diatas arteri
dan Panduan Penilaian Laboratorium STIKES Hang Tuah Tanjungpinang 3
brachialis (ante cubitis) letakan pipa manset pada area
diatas arteri brachialis
6. Manset dari sphigmomanometer dipasang pada lengan atas
denganpipa karetnya disisi luar lengan, mambalutnya
jangan terlalu kuat atau terlalu longgar.
7. Pasang earpieces stetoskop di telinga dan pastikan
suaranya jelas.
8. Tentukan arteri brachialis dan letakan bell atau diafragma
stetoskop pada arteri brachialis
9. Sekrup balon karet ditutup
10. Palpasi arteri radialis dengan tangan yang non dominan
sementara tangan lain memompa manset sampai arteri
radialis tidak teraba, kemudian tambahkan 20- 30 mmHg.
Kemudian. Pindahkan tangan non dominan ke
bell/diafragma stetoskop.
11. Perlahan lahan buka kunci katub manset dengan kecepatan
2-3 mmHg per detik
12. Tentukan bunyi korotkoff pertama
13. Lanjutkan pengeluaran udara dalam manset kemudian
perhatikan sampai suara berkurang (Korotkoff 4) dan
kemudian menghilang (korotkoff lima)
14. Kempiskan manset secara cepat dan sempurna kemudian
buka manset kecuali jika pengukuran akan diulang kembali,
tunggu selama 30 detik
15. Bantu klien kembali pada posisi yang nyaman dan rapikan
pakaian klien.
16. Mencuci tangan
III TAHAP TERMINASI
1. Merapikan alat.
2. Lakukan evaluasi.
Bandingkan hasil pengukuran dengan rentang nilai normal
dan hasil pengukuran sebelumnya Lakukan pencatatan dan
pendokumentasian
3. Lakukan pencatatan dan pendokumentasian.
Catat waktu pengukuran,hasil pengukuran, suhu tubuh, dan
respon klien
Keterangan :
Nilai 1 : Tidak dilakukan (25%)
Nilai 2 : Dilakukan salah (50%)
Nilai 3 : Dilakukan kurang tepat (75%)
Nilai 4 : Dilakukan dengan sempurna (100%)
N = JUMLAH SKOR X
100
80
Tanjungpinang, 2018
NILAI = Penguji
Ket :A = 80 – 100
B+ = 75 – 79
(……………………………………………….)
B = 70 – 74
C+ = 65 – 69
C = 60 – 64
D = 55 – 59
E = < 54
Keterangan :
Nilai 1 : Tidak dilakukan (25%)
Nilai 2 : Dilakukan salah (50%)
Nilai 3 : Dilakukan kurang tepat (75%)
Nilai 4 : Dilakukan dengan sempurna (100%)
N = JUMLAH SKOR X
100
92
NILAI =
Ket :A = 80 – 100
B+ = 75 – 79 Tanjung pinang, 2018
B = 70 – 74 Penguji
C+ = 65 – 69
C = 60 – 64
D = 55 – 59
E = < 54 (……………………………………………….)
Keterangan :
Nilai 1 : Tidak dilakukan (25%)
Nilai 2 : Dilakukan salah (50%)
Nilai 3 : Dilakukan kurang tepat (75%)
Nilai 4 : Dilakukan dengan sempurna (100%)
B. Persiapan klien
1. Memberikan salam terapeutik, memperkenalkan diri dan
validasi pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan.
3. Menjaga privasi klien (Menutup tabir, pintu, jendela, kamar)
II TAHAP PELAKSANAAN
1. Mencuci tangan.
2. Gunakan sarung tangan disposible.
Jika termometer disimpan dalam larutan desinfektan cuci
dengan air dingin sebelum digunakan, lalu keringkan
3. Turunkan air raksa termometer di bawah 35° C dengan cara
diayunkan
4. Tutup tirai tempat tidur, buka pakaian bawah klien dan tutupi
dengan handuk atau selimut
5. Atur posisi pasien (sikap sim’s)
Pakaian pasien diturunkan samai bawah bokong.
Termometer diperiksa, ujungnya dioles dengan vaselin
(pelumas) lalu masukkan melalui anus (sampai batas
dewasa 3.5 cm, anak-anak 1,2 ).Termometer tetap
dipegang. Setelah 2-3 menit termometer dikeluarkan, dilap
dengan tissue, dibaca hasilnya dan dicatat pada buku
catatan suhu.
6. Cuci dan bilas thermometer di air yang mengalir dan
gunakan sabun, atau desinfektan
7. Air raksa diturunkan ke angka dibawah 35 dan termometer
dimasukkan kedalam tempatnya dan siap untuk dipakai
pada pasien berikutnya.
8. Lepaskan sarung tangan
9. Mencuci tangan
III TAHAP TERMINASI
1. Merapikan alat.
2. Lakukan evaluasi.
Bandingkan hasil pengukuran dengan rentang nilai normal
dan hasil pengukuran sebelumnya
3. Lakukan pencatatan dan pendokumentasian Catat waktu
pengukuran,hasil pengukuran, suhu tubuh, dan respon klien
Tanjungpinang, 2018
Penguji
NILAI =
Ket :A = 80 – 100
B+ = 75 – 79
(……………………………………………….)
B = 70 – 74
C+ = 65 – 69
C = 60 – 64
D = 55 – 59
E = < 54
Keterangan :
Nilai 1 : Tidak dilakukan (25%)
Nilai 2 : Dilakukan salah (50%)
Nilai 3 : Dilakukan kurang tepat (75%)
Nilai 4 : Dilakukan dengan sempurna (100%)
A. Tes rinne
NILAI
4 3 2 1 TTD
NO TINDAKAN
I TAHAP PERENCANAAN
A. Persiapan alat :
1. Alat tulis
2. Pen light
3. Sarung tangan
4. Garputala
5. Sarung tangan
6. Persiapan klien dan lingkungan :
7. Jelaskan prosedur kepada klien
8. Menyiapkan lingkungan
B. Persiapan klien
1. Memberikan salam terapeutik, memperkenalkan diri dan
validasi pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan.
3. Menjaga privasi klien (Menutup tabir, pintu, jendela, kamar)
II TAHAP PELAKSANAAN
1. Mencuci tangan dan pakai sarung tangan
2. Tanyakan kepada pasien apakah ia mendengar bunyi penala
mendengung di telinga yang diperiksa.
3. Bila mendengar, Pasien disuruh mengacungkan jari telunjuk.
4. Begitu tidak mendengar lagi, jari telunjuk diturunkan.
5. Pada saat itu pemeriksa mengangkat penala dari prosesus
mastoideus pasien dan kemudian ujung jari penala ditempatkan
sedekat – dekatnya ke depan liang telingan pasien.
6. Tanyakan apakah Pasien mendengar dengungan dari garpu tala
tadi.
Metode 1:
a. Bunyikan garputala 512 Hz secara lunak lalu tempatkan
tangkai garputala tegak lurus pada planum mastoid pasien
(belakang meatus akustikus eksternus).
b. Setelah pasien tidak mendengar bunyinya, segera garpu
tala kita pindahkan di depan meatus akustikus eksternus
pasien.
c. Tes Rinne positif jika pasien masih dapat mendengarnya.
Sebaliknya Tes Rinne negative jika pasien tidak dapat
mendengarnya
N = JUMLAH SKOR X
100
76
Tanjungpinang, 2018
NILAI = Penguji
Ket :A = 80 – 100
B+ = 75 – 79
(……………………………………………….)
B = 70 – 74
C+ = 65 – 69
C = 60 – 64
D = 55 – 59
dan Panduan Penilaian Laboratorium STIKES Hang Tuah Tanjungpinang 13
E = < 54
B . tes schwabach
NILAI
4 3 2 1 TTD
NO TINDAKAN
I TAHAP PERENCANAAN
A. Persiapan alat :
1. Alat tulis
2. Pen light
3. Sarung tangan
4. Garputala
5. Sarung tangan
6. Persiapan klien dan lingkungan :
7. Jelaskan prosedur kepada klien
8. Menyiapkan lingkungan
B. Persiapan klien
1. Memberikan salam terapeutik, memperkenalkan diri dan
validasi pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan.
3. Menjaga privasi klien (Menutup tabir, pintu, jendela, kamar)
II TAHAP PELAKSANAAN
1. Mencuci tangan dan pakai sarung tangan
2. Getarkan penala berfrekuensi 512
3. Tekankan ujung tangkai penala opada prosesus mastoideus
salah sati telinga Pasien
4. Suruh Pasien mengacungkan jarinya pada saat dengungan
bunyi menghilang
5. Penguji meletakkan pangkal garputala yang sudah
digetarkan pada puncak kepala Pasien .
6. Pasien akan mendengar suara garputala itu makin lama
makin melemah dan akhirnya tidak mendengar suara
garputala lagi.
7. Pada saat garputala tidak mendengar suara garpu tala,
maka penguji akan segera memindahkan garputala itu, ke
puncak kepala orang yang diketahui normal ketajaman
pendengarannya (pembanding).
8. Bagi pembanding dua kemungkinan dapat terjadi: akan
mendengar suara, atau tidak mendengar suara.
maka hasil pemeriksaan mungkin SCHAWBACH NORMAL
ATAU SCHWABACH MEMANJANG. Untuk memastikan, dilakukan
pemeriksaan sebagai
berikut :
a. Penala digetarkan, ujung tangkai penala mula – mula
ditekankan ke prosesus mastoideus pemeriksa sampai tidak
terdengar lagi dengungan
b. Kemudian, ujung tangkai penala seger aditekankan ke
dan Panduan Penilaian Laboratorium STIKES Hang Tuah Tanjungpinang 14
prosesus mastoideus Pasien
c.
Bila dengungan masih dapat didengar oleh Pasien, hasil
pemeriksaan ialan SCHWABACH MEMANJANG
d. Bila dengungan setelah dinyatakan berhenti oleh pemeriksa,
juga tidak dapat didengar oleh OP maka hasil pemeriksaan
ialah SCHWABACH NORMAL
8. Bereskan alat-alat dan cuci tangan
III TAHAP TERMINASI
1. Lakukan evaluasi.
Ditanya pasien telinga mana yang mendengar lebih keras.
• Tidak lateralisasi
• Lebih keras telinga yang sakit : tuli konduktif
• Lebih keras telinga yang sehat : tuli sensorineural
Karena menilai kedua telinga secara bersamaan maka
kemungkinannya lebih dari satu.
Contoh lateralisasi kekanan, interpretasinya :
• Tuli konduksi kanan, telinga kiri normal.
• Tuli konduksi kanan dan kiri tapi kanan lebih berat.
• Tuli sensorineural kiri, kanan normal.
• Tuli sensorineural kanan dan kiri, tapi kiri lebih kuat.
N = JUMLAH SKOR X
100
84
Tanjungpinang, 2018
Penguji
NILAI =
Ket :A = 80 – 100
B+ = 75 – 79
(……………………………………………….)
B = 70 – 74
C+ = 65 – 69
C = 60 – 64
D = 55 – 59
E = < 54
B. Persiapan klien
1. Memberikan salam terapeutik, memperkenalkan diri dan
validasi pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan.
3. Menjaga privasi klien (Menutup tabir, pintu, jendela, kamar)
II TAHAP PELAKSANAAN
1. Mencuci tangan dan pakai sarung tangan
2. membunyikan garputala 512 Hz lalu tangkainya kita
letakkan tegak lurus pada garis horisontal.
3. Tanyakan ke pasien, telinga mana yang mendengar atau
mendengar lebih keras. Jika
4. Telinga pasien mendengar atau mendengar lebih keras 1
telinga maka terjadi lateralisasi ke sisi telinga tersebut.
5. Jika kedua telinga pasien sama-sama tidak mendengar atau
sama-sama mendengar maka berarti tidak ada lateralisasi.
6. Getaran melalui tulang akan dialirkan ke segala arah oleh
tengkorak, sehingga akan
7. Terdengar di seluruh bagian kepala.
8. Bereskan alat-alat dan cuci tangan
III TAHAP TERMINASI
1. Lakukan evaluasi.
Hantaran udara 2 kali lebih baik dari hantaran tulang.
• Normal : getaran masih terdengar melalui hantaran udara
setelah hantaran tulang tidak terdengar (Rinne +).
• Tuli konduktif : tidak mendengar getaran melalui hantaran
udara setelah hantaran tulang hilang.
• Tuli neurosensori : bunyi terdengar lebih lama melalui
N = JUMLAH SKOR X
100
84
Tanjungpinang, 20
Penguji
NILAI =
Ket :A = 80 – 100
B+ = 75 – 79
(……………………………………………….)
B = 70 – 74
C+ = 65 – 69
C = 60 – 64
D = 55 – 59
E = < 54
NO TINDAKAN NILAI
II TAHAP PELAKSANAAN
1. Mencuci tangan.
2. Memakai handscoen bersih.
3. Bila menggunakan darah vena :
a. Memilih vena yang menjadi daerah punksi.
b. Memasang perlak/pengalas diabawah vena yang menjadi area
punksi.
c. Melakukan pembendungan vena dengan menggunakan trorniquet.
d. Mengambil darah vena sebanyak 2 cc
e. Mendesinfeksi area suntukan dengan menggunakan kapas alkohol.
Tanjungpinang, 2018
NILAI = Penguji
Ket :A = 80 – 100
B+ = 75 – 79
(……………………………………………….)
B = 70 – 74
C+ = 65 – 69
C = 60 – 64
D = 55 – 59
E = < 54
1. Mencuci tangan.
2. Memakai handscoen bersih.
3. Megambil sampel darah dan urine sebanyak 2 kali, yaitu : saat klien
puasa (± pukul 06.00), dan 2 jam sesudah makan (± pukul 11.00).
4. Mencatat jumlah urine saat pengambilan sampel urine.
5. Pengambilan sampel darah bila menggunakan darah vena :
a. Memilih vena yang menjadi daerah punksi.
b. Memasang perlak/pengalas diabawah vena yang menjadi area
punksi.
c. Melakukan pembendungan vena dengan menggunakan trorniquet.
d. Mendesinfeksi area suntukan dengan menggunakan kapas alkohol.
e. Mengambil darah vena sebanyak 2 cc lalu bersama formulir
pemeriksaan kirim specimen ke laboratorium.
6. Bila menggunakan darah perifer :
a. Membawa alat ke dekat klien.
b. Memilih jari yang akan disuntik untuk pengambilan darah.
c. Mendesinfeksi area sunt8kan dengan kapas alcohol.
d. Menyuntik jari dengan menggunakan blood lancet lalu teteskan darah
secukupnya pada stick glukometer.
e. Baca dan catat hasil.
7. Menutup luka suntikan dengan menggunakan kapas dan plester.
8. Membereskan alat dan merapikan klien.
9. Melepaskan sarung tangan.
10. Membereskan alat-alat
11. Mencuci tangan.
N = JUMLAH SKOR X
100
100
Tanjungpinang, 2018
NILAI = Penguji
Ket :A = 80 – 100
B+ = 75 – 79
B = 70 – 74 (……………………………………………….)
C+ = 65 – 69
C = 60 – 64
D = 55 – 59
E = < 54
Keterangan :
Nilai 1 : Tidak dilakukan (25%)
Nilai 2 : Dilakukan salah (50%)
Nilai 3 : Dilakukan kurang tepat (75%)
Nilai 4 : Dilakukan dengan sempurna (100%)
NO TINDAKAN NILAI
4 3 2 1 TTD
I TAHAP PERENCANAAN
A. Persiapan Alat
1. Formulir pemeriksaan gula darah (tandai pada pemeriksaan
GDS).
2. Bila menggunakan Haemometer set terdiri dari :Tabung
pengukur, 2 tabung standar warna, Pipet Hb dengan pipa
karetnya, Pipet HCl 5) Batang pengaduk, Botol tempat HCl
dan aquadest, Sikat pembersih, Perlak kecil dan pengalas,
Kapas alkohol 70%, Jarum/Lancet, Handscoon steril, Kapas
kering
1. Mencuci tangan.
2. Memakai handscoen bersih.
3. Menyiapkan bengkok
Bila menggunakan Haemometer:
1. Masukan larutan HCl 0,1N dengan pipet HCl ke dalam
tabung pengencer sampai pada angka 2.
2. Memasang perlak dan pengalas dibawah tangan pasien
yang akan diambil darahnya
3. Menyiapkan jari klien dan mengumpulkan darah ke bagian
jari tangan dengan cara Memijat
4. disenfektankan ujung jari yang akan diambil darahnya
dengan alcohol
5. Menusukan jarum pada ujung jari sebelah tepi sampai
darah keluar
6. Menghapus darah yang pertama kali keluar dengan kapas
kering
7. Dengan pipet Hb menghisap darah sampai angka 20 cm,
jangan sammpai ada gelembung dara yang sampai ikut
terhisap
8. Hapus darah yang melekat pada ujung pipet dengan
menggunakan kapas kering
9. Menuangkan darah tersebut ke dalam tabung pengencer
yang sudah berisi HCl 0,1 N dengan posisi tegak lurus dan
hindarkan darah mengenai dinding tabung
10. Sisa darah yang mungkin masih melekat di dalam lumen
pipet Hb di bilas dengan jalan meniup dan menyedotnya.
11. Tunggu sampai 1 menit
12. Tambahkan aquadest sedikit demi sedikit, pada setiap kali
penambahan warna dari larutan asam hematin yang terjadi,
bandingkan dengan warna dari larutan standar
13. Pada saat warna tersebut sama, maka penambahan
aquadest dihentikan dan kadar Hb dibaca dengan satuan
pembacaan gr %
Tanjungpinang, 20
Penguji
Ket :A = 80 – 100
B+ = 75 – 79 (……………………………………………….)
B = 70 – 74
C+ = 65 – 69
C = 60 – 64
D = 55 – 59
E = < 54
Keterangan :
Nilai 1 : Tidak dilakukan (25%)
Nilai 2 : Dilakukan salah (50%)
Nilai 3 : Dilakukan kurang tepat (75%)
Nilai 4 : Dilakukan dengan sempurna (100%)
NILAI
NO TINDAKAN 4 3 2 1 TTD
II TAHAP PELAKSANAAN
1. Mencuci tangan.
2. Memakai handscoen bersih.
3. Bila menggunakan darah vena :
a. Memilih vena yang menjadi daerah punksi.
b. Memasang perlak/pengalas diabawah vena yang
menjadi area punksi.
c. Melakukan pembendungan vena dengan menggunakan
trorniquet.
d. Mengambil darah vena sebanyak 2 cc
e. Masukan Tabung
f. Mendesinfeksi area suntukan dengan menggunakan
kapas alkohol.
N = JUMLAH SKOR X
100
100
Tanjungpinang, 20
NILAI = Penguji
Ket :A = 80 – 100
B+ = 75 – 79
B = 70 – 74 (……………………………………………….)
C+ = 65 – 69
C = 60 – 64
D = 55 – 59
E = < 54
Keterangan :
Nilai 1 : Tidak dilakukan (25%)
Nilai 2 : Dilakukan salah (50%)
Nilai 3 : Dilakukan kurang tepat (75%)
Nilai 4 : Dilakukan dengan sempurna (100%)
1. Mencuci tangan.
2. Memakai handscoen bersih.
3. Bila menggunakan darah vena :
a. Memilih vena yang menjadi daerah punksi.
b. Memasang perlak/pengalas diabawah vena yang
menjadi area punksi.
c. Melakukan pembendungan vena dengan menggunakan
trorniquet.
d. Mengambil darah vena sebanyak 3-5 cc
e. Masukan di tabung
f. Mendesinfeksi area suntukan dengan menggunakan
kapas alkohol.
Bila menggunakan darah perifer :
a. Membawa alat ke dekat klien.
b. Memilih jari yang akan disuntik untuk pengambilan
darah.
c. Mendesinfeksi area sunt8kan dengan kapas alcohol.
d. Menyuntik jari dengan menggunakan blood lancet lalu
teteskan darah secukupnya pada stick glukometer.
e. Baca dan catat hasil.
4. Menutup luka suntikan dengan menggunakan kapas dan
plester.
5. Membereskan alat dan merapikan klien.
6. Melepaskan sarung tangan.
7. Mencuci tangan.
8. bersama formulir pemeriksaan kirim specimen ke
laboratorium.
III TAHAP TERMINASI
A. Lakukan evaluasi.
Mengevaluasi respon serta toleransi klien sebelum,
dan Panduan Penilaian Laboratorium STIKES Hang Tuah Tanjungpinang 28
selama, dan sesudah prosedur.
Mengevaluasi hasil pemeriksaan dan laporkan bila hasil
pemeriksaan abnormal
B. Lakukan pencatatan dan pendokumentasian.
Mencatat respon serta toleransi klien sebelum, selama,
dan sesudah prosedur.
Mencatat tanggal, waktu, dan hasil pemeriksaan.
N = JUMLAH SKOR X
100
100
Tanjungpinang, 20
NILAI = Penguji
Ket :A = 80 – 100
B+ = 75 – 79
(……………………………………………….)
B = 70 – 74
C+ = 65 – 69
C = 60 – 64
D = 55 – 59
E = < 54
Keterangan :
Nilai 1 : Tidak dilakukan (25%)
Nilai 2 : Dilakukan salah (50%)
Nilai 3 : Dilakukan kurang tepat (75%)
Nilai 4 : Dilakukan dengan sempurna (100%)
NO TINDAKAN NILAI
dan Panduan Penilaian Laboratorium STIKES Hang Tuah Tanjungpinang 29
4 3 2 1 TTD
I TAHAP PERENCANAAN
A. Persiapan Alat
1. Object glass
2.
3. Kapas
4. Alkohol 70 %
5. Tusuk gigi atau jarum pentul
6. Blood lanset atau jarum franke
7. Serum anti-A dan serum anti-B
8. Darah.
9. Bengkok
II TAHAP PELAKSANAAN
1. Mencuci tangan.
2. Memakai handscoen bersih.
3. Membawa alat ke dekat klien.
4. Memilih jari yang akan disuntik untuk pengambilan darah.
5. Mendesinfeksi area suntikan dengan kapas alcohol.
6. Menyuntik jari dengan menggunakan blood lancet lalu
teteskan darah secukupnya pada objek glass
7. Taruh di bagian kiri object glass 1 tetes serum anti A dan di
bagian kanan 1 tetes serum anti B
8. Tambahkan 1 tetes kecil darah pada serum, campurlah dengan
ujung lidi
9. Goyangkan object glass dengan gerakan melingkar
10. Perhatikan aglutinasi dengan mata telanjang, lalu benarkan dengan
menggunakan mikroskop Baca dan catat hasil.
11. Menutup luka suntikan dengan menggunakan kapas dan plester.
12. Membereskan alat dan merapikan klien.
13. Melepaskan sarung tangan.
14. Mencuci tangan.
N = JUMLAH SKOR X
100
100
Tanjungpinang, 2018
NILAI = Penguji
N = JUMLAH SKOR X
100
100
Tanjungpinang, 2018
NILAI = Penguji
Ket :A = 80 – 100
B+ = 75 – 79
(……………………………………………….)
B = 70 – 74
C+ = 65 – 69
C = 60 – 64
D = 55 – 59
E = < 54
PEMERIKSAAN :
Halaman
KEKUATAN OTOT
N = JUMLAH SKOR X
dan Panduan Penilaian Laboratorium STIKES Hang Tuah Tanjungpinang 40
100
100
Tanjungpinang, 2018
Penguji
Ket :A = 80 – 100
B+ = 75 – 79
B = 70 – 74
(……………………………………………….)
C+ = 65 – 69
C = 60 – 64
D = 55 – 59
E = < 54
Keterangan :
Nilai 1 : Tidak dilakukan (25%)
Nilai 2 : Dilakukan salah (50%)
Nilai 3 : Dilakukan kurang tepat (75%)
Nilai 4 : Dilakukan dengan sempurna (100%)
DAFTAR PUSTAKA
Potter, P.A. & Perry, A.G. (1993). Fundamentals of Nursing : Concepts, Process Practice. (3rd ed). St.
Louis : Mosby-Year Book.
Sims, L.K., D’amino., Stiesmeyer, J.K & Webster, J.K Webster, J.A (1995). Health assessment in nursing.
California : Addison Wesley Publishing C.O.