Analisis Gerakan Anti RUU Ciptaker
Analisis Gerakan Anti RUU Ciptaker
Pendahuluan
Seperti yang kita ketahui, pada hari senin tanggal 5 oktober 2020, DPR dengan resmi
mengesahkan Rancangan Undang-undang Cipta kerja atau Omnibus Law pada sidang Paripurna.
Yang dimana pengesahannya dilakukan dengan terburu buru karena tidak sesuai jadwal yang
dipublikasikan serta secara diam-diam. Karena minimnya tranparansi dan legitimasi , tidak heran
masyarakat dari berbagai elemen kontra terhadap RUU ciptaker dan menuai kecurigaan terhadap
kaum elit atau pemerintah.
Isinya yang dianggap tidak pro rakyat khusunya Buruh serta dianggap pro pengusaha,
pemodal dan Tenaga kerja asing. Selain itu pengesahan UU Cipta kerja di tengah pandemic COVID-19
membuat masyarakat kecewa, yang seharusnya pemerintah terfokus mengatasi kondisi saat ini. Hal
itu membuat rakyat melakukan demonstrasi daerah hingga nasional, baik turun aksi maupun melalui
teknologi infromasi. Mosi tidak percaya dan pernyataan bahwa pemerintah adalah penghianat
rakyat terus disuarakan dari seluruh penjuru oleh Buruh dan mahasiswa yang mewakili rakyat.
Kajian Teori
Dari pendahuluan yang telah dipaparkan di atas, maka penulis menggunakan pendekatan
tradisional atau pendekatan intitusional. Bahwa pendekatan ini melihat dari salah satu bukti
cacatnya prosedur pengesahan UU Cipta kerja adalah terkaget kagetnya DPR komisi 10 tentang isi
dari draft tersebut, dari sini sudah bisa dibuktikan bahwa RUU ini minim sekali transparansi apalagi
publikasi yang seharusnya penyusunan UU itu diketahui oleh setiap elemen minimal oleh
anggotanya sendiri serta adanya ruang bagi pasrtisipasi masyarakat sipil.
Kesewenang-wenangan Lembaga konstitusi mulai dari perumusan hingga disahkannya. Serta
telah menyalahi UU No.14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik yang merupakan
sarana pengawasan public terhadap penyelenggaraan negara dan badan public dalam memberikan
pelayanan umu kepada masyarakat.
Pembahasan