Anda di halaman 1dari 6

TUGAS INDIVIDU

PENGANTAR ILMU POLITIK

NAMA : NUR DINI KHOLIS


NIM : 6661200095
DOSEN : LEO AGUSTINO, S.Sos, M.Si, Ph.D

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


JURUSAN ADMINISTRASI PUBLIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

1
Materi 1 : Telaah setahun pemerintahan Joko Widodo - Ma’ruf Amin
Pemateri : Dr. (C) Firman Manan, M.A. selaku Direktur Eksekutif IPRC

Joko Widodo dan Ma’ruf Amin dilantik menjadi Presiden dan Wakil presiden
Republik Indonesia pada tanggal 20 Oktober 2019. Pada awal jabatannya terdapat beberapa
intesif yang menjadi modal bagi Jokowi dan Amin dalam menjalankan pemerintahan, salah
satunya bahwa ini adalah periode kedua pemerintahan Jokowi.
Lima bulan setelah menjalankan pemerintahan, pemerintah dihadapkan masalah
pandemi yang sangat serius, yaitu Pandemi COVID-19 yang sangat berdampak pada bidang
sosial maupun bidang ekonomi. Dalam Pandemi COVID-19, Presiden melakukan
penanganan secara bertahap, tidak melalui perubahan yang drastis. Hal ini yang
menimbulkan presepsi bahwa kinerja pemerintah dinilai lambat.
Pada krisis ini, adanya pola pergeseran wewenang atau otoritas terhadap pejabat
pejabat yang menangani soal Pandemi. Bukan hanya itu, Presiden sampai pernah pada titik
untuk melakukan recufle pada beberapa kementrian yang dianggap tidak punya kinerja yang
baik. Lalu pada krisis ini juga Presiden lebih memilih mengeluarkan perppu yang telah
melalui mekanisme konstitusional. Namun, dari semua kebijakan yang dikeluarkan, tidak
ada kebijakan yang berpotensial menimbulkan pembatasan kebebasan sipil khususnya
dalam hak hak politik secara ketentuan, kecuali PSBB yang sudah menjadi ketentuan
protokol Kesehatan. Namun demikian, pelibatan apparat keamanan dan penegakkan hukum
terkait kedisiplinan masih menjadi masalah. Pendisiplinan tersebut dinilai belum berjalan
efektif, serta masih rendahnya sanksi hukum tersebut.
Dalam hal relasi, eksekutif dengan legislatif dalam penanganan pandemi cukup baik,
sebagai contoh disetujuinya penetapan perppu menjadi UU oleh DPR. Namun, hubungan
antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah dinilai kurang baik dan tidak ada
hierarki yang tegas. Seperti, Masing-masing daerah membuat kebijakan sendiri dan
ketidakserasian penanganan, yang bisa mempersulit sinergi penaganan Pandemi. Hal ini
berpotensi miskoordinasi antar pusat dan daerah. Walaupun memang dalam tingkatan yang
tertentu pemerintah pusat tidak bisa melakukan tindakan yang sifatnya intruksional yang itu
harus dilakukan oleh kabupaten kota.
Tingkat penerimaan publik terhadap kinerja presiden termasuk dalam penanganan
pandemi COVID-19, termasuk relatif tinggi. Adanya ekpektasi yang kontrakdiktif, dimana ada
Sebagian masyarakat meminta pemerintah untuk harus segera menurunkan penyebaran
virus, namun disisi lain adanya keharusan dalam menangani persoalan ekonomi dan sosial.
Akan tetapi menurut survei, sepanjang Juni hingga Agustus, penanganan pandemi
COVID-19 oleh presiden Jokowi dinilai cukup tinggi. Selalu berada diatas 50, sampai agustus
kemarin, berada pada angka 65.

2
Materi 2 : Penyelenggaraan Pilkada Serentak 2020
Pemateri : Drs. Akmal Malik, M.Si. selaku Dirjen Otda Kemendagri

Pemerintah menegaskan bahwa Pilkada 2020 akan tetap dilaksanakan sesuai jadwal
yang telah disusun. Pemateri juga menyatakan, meskipun di selimuti kekhawatiran terhadap
Pilkada 2020 ditengan pandemi ini, tentunya ada rasa optimisme untuk bisa terus
melanjutkan rencana ini. Terdapat lima urgensi pilkada serentak 2020 sebagai berikut.
Pertama, tentunya karena keputusan politik yang sudah dibuat. Kemudian yang
kedua, pilkada dapat dilaksanakan dengan catatan melakukan disiplin yang ketat melalui
protokol Kesehatan, lalu kita membutuhkan keserentakan dan sinergi dalam memerangi
pandemi ini dengan keserentakan dan harmonis. Pemerintah meyakini bahwa kita
membutuhkan instrumen untuk mendorong pemerintah pusat dan pemerintah daerah
menyamakan Langkah gerak, menyatukan Langkah pandang sehingga bisa menjadikan
Langkah Bersama ini sebagai instrumen untuk memerangi pandemi COVID-19, serta dampak
sosial dan ekonominya. Lalu yang ketiga, untuk memerangi praktek kepemimpinan Pemda
yang banyak dipimpin oleh pelaksana tugas yang wewenangnya terbatas. Yang keempat,
krisis yang sedang dialami ini membutuhkan legitimasi dan kepemimpinan yang kuat yang
dipilih oleh masyarakat langsung dan dipercaya mampu menangani COVID-19 di daerahnya.
Dan yang terakhir, mengacu pada perekonomian nasional di tengah pandemi.
Ada 735 paslon yang terdata dan siap maju dalam pilkada 2020. Pemerintah
mendorong semua paslon beserta tim suksesnya untuk berkampanye dengan tema
mengajak masyarakat untuk patuh terhadap protokol Kesehatan, seperti pembagian
masker, hand sanitizer, dan lain sebagainya. Pemerintah juga mendorong semua paslon
untuk Bersama-sama mengeluarkan sumber daya yang ada untuk anjuran menggunakan
protokol yang ada.

3
Materi 3 : Pemulihan Ekonomi pada masa Pandemi
Pemateri : Feri Kurniawan, S.E. selaku Direktur Arus Publik Indonesia

COVID-19 sangat berdampak pada perekonomian dunia khususnya Indonesia. Pada


awalnya RPJM 2020-2024 BAPENAS, menargetkan angka persentasi dari kemiskinan 6.5%-
7.0%, lalu tingkat pengangguran 4.0%-4.6%, pertumbuhan ekonomi rata-rata 6.0%, serta
Ratio Gini 0.360-0.374. Bukan hanya itu, para pegiat perekonomian pun pada optimis dan
banyak sekali rencana rencana dalam ekonomi untuk tahun 2020 serta rencana
rencanakerja pemerintahan dalam struktur hierarki. Semuanya memangdang tahun 2020
adalah tahun yang optimis. Tetapi tidak ada yang menyangka, bahwa adanya potensi mutasi
virus yang bernama COVID-19.
Semua pemerintah di dunia mengambil kebijakan untuk memutus mata rantai virus
tersebut seperti Lockdown, pemerintah kita sendiri membuat suatu kebijakan Pembatasan
Sosial Bersekala Besar. Namun, Ketika PSBB diterapkan, mengakibatkan kegiatan ekonomi
berhenti, transaksi ekonomi baik formal maupun informal, aktivitas produksi, perkantoran,
transportasi,pariwisata, kegiatan seni budaya , olah raga, dan lain lain semua terhenti
Dampak sistematik COVID-19 per bulan Agustus. Seperti, tingkat pengangguran
bertambah 3,7 juta orang, penduduk miskin bertambah 2 juta dalam hitungan waktu 4
bulan, menurunnya produksi dan konsumsi (sektor akomodasi dan makanan turun 22%)
serta penurunan pertumbuhan ekonomi.
Dalam pernyataanya, ada dana 695,27 triliun, yang sedang dialirkan ke masyarakat
melalui banyak program bantuan. Yang menariknya, ada pertambahan sekitar 22,46 triliun
akibat adanya pilkada ini. 15,23 triliun untuk proses tahapan pilkada dan tambahan dari
mentri keuangan 5,23 triliun untuk keperluan Alat Pelindung Diri dalam pilkada nanti.
Kurang lebih 250 kabupaten kota telah menerima dana untuk pilkada ini, sehingga sudah
sekitar 320 triliun lebih yang akan mengalir ke masyarakat. Belum lagi aka nada dana yang
disalurkan oleh 735 paslon, yang apabila satu paslon menyumbangkan 1 miliar maka akan
ada dana sekitar 735 miliar yang akan mngealir ke masyarakat.
Dalam implementasi program, seperti untuk mendorong konsumsi dalam negeri,
pemerintah memberi bantuan sembako, pemberian kartu prakerja, pembebasan tarif listrik,
tambahan PKH, dll. Dan dalam mendorong investasi, pemerintah memberi intensif pajak,
relaksasi kredit terhadap kredit eksisting, dan memberi fasilitas pembiayaan baru.
Masalahnya adalah, di percepatan anggaran yang menyebabkan banyak birokrasi
kerepotan. Yang sejauh ini serapan anggaran sudah 356,40 triliun.
Oleh karena itu untuk tahun 2021 hanya memiliki anggaran sekitar 300an triliun,
karena itu pemerintah mungkin untuk rencana di tahun 2021 segera mengevaluasi Kembali
terkait dengan anggaran untuk pemulihan ekonomi nasional.

4
Analisis menggunakan prespektif Plato mengenai evaluasi pemerintahan Jokowi
selama satu tahun

Negara Indonesia menggunakan salah satu pemikiran negara buruk bagi Plato, yaitu
sistem sosial dan politik pemerintahan Demokrasi, dimana pemerintahan berada di tangan
kalangan rakyat biasa yang kebebasan sangat diutamakan. Plato dikenal sebagai pribadi
yang yang anti terhadap demokrasi, dia menganggap bahwa kebebasan dan hak
kepemilikan individu terbukti menimbulkan konfrontasi diantara warga negara Athena saat
itu.
Plato dalam bukunya The Republic, bahwa negara ideal menurutnya adalah negara
yang terbagi menjadi tiga bagian. Ruler, Soldier DAN People. Ruler adalah orang yang akan
memimpin sebuah negara dengan memberi keputusan dan mengatur jalannya
pemerintahan, seperti presiden selaku eksekutif, DPR,MPR selaku legislatif dan MK, MA
selaku yudikatif. Hal tersebut sudah berlaku sejak Indonesia berdiri hingga saat ini. Dalam
pembagian klas tidak ada yang Namanya budak, hanya ada warga negara Indonesia dan
warga negara asing. Warga negara dicirikan sebagai seseorang yang memiliki kartu tanda
penduduk Indonesia.
Plato dalam buku nya yang membahas tentang negara dan pemerintahan selalu
menjunjung tinggi keadilan, bahwa menurutnya negara yang ideal adalah negara yang
menjunjung tinggi keadilan bagi seluruh rakyatnya. Kita tahu sejak adanya kebijakan PSBB
akibat pandemi COVID 19 ini, banyak sekali para pekerja yang di PHK yang membuat
meningkatnya angka pengangguran serta kemiskinan. Mengutip dari webinar kemarin,
bahwa pemerintah pusat hingga saat ini telah memberikan berbagai bantuan bagi mereka
yang dirumahkan bahkan di PHK, seperti BLH dan Kartu prakerja. Bukan hanya itu, untuk
memberikan keadilan bagi rakyatnya yang sudah tidak berpenghasilan lagi akibat krisis ini,
pemerintah juga memberikan potongan tertentu untuk biaya listrik dan lain lain.
Sebagai orang yang rasionalis, Plato lebih percaya kepada akal manusia dari pada
urusan gender. Begitupula dalam hal kepemimpinan. Plato percaya bahwa wanita juga
memiliki akal sama dengan pria, itulah sebabnya wanita diperbolehkan memimpin dalam
konsep negara Plato. Seperti kita lihat dari zaman dahulu banyak sekali pemimpin wanita di
negara kita, begitupun di era kepemimpinan Jokowi. Bukan hanya duduk sebagai gubenur,
wali kota, bahkan ada di Menteri seperti Menteri keuangan Sri Mulyani, dan di periode
pertama ada Susi Pudjiastuti sebagai Menteri kelautan yang ditakuti, Adapun yang duduk
menjadi ketua DPR RI, yaitu Puan Maharani dan masih banyak wanita wanita yang memiliki
kedudukan di era kedua presiden Jokowi ini.
Cita cita politik Plato adalah keadilan, Pendidikan, dan kebajikan. Jika dalam bidang
Pendidikan, banyak kebijakan yang telah di keluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan RI dalam masa pandemi ini, untuk tetap terlaksananya Pendidikan sebagai cita
cita politik dalam prespektif plato. Terhitung sejak maret 2020 hingga saat ini, Menidkbud
membatalkan Ujian Nasional 2020 karena demi keamanan dan Kesehatan sisa da
keluarganya. Lalu ada Dana Bantuan Operasional Sekolah atau Bantuan Operasional

5
Pendidikan guna membiayai keperluan dalam pencegahan pandemi Covid-19, seperti alat
kebersihan, hand sanitizer dan masker bagi warga sekolah. Bukan hanya itu, Nadiem
makarim selaku Menteri Pendidikan dan kebudayaan pada kabinet Indonesia Maju
pemerintahan Presiden Jokowi, juga mengeluarkan kebijakan belajar sistem daring atau
belajar jarak jauh. Untuk mendukung sistem ini kemendikbud menghadirkan program
‘Belajar dari Rumah’ di TVRI serta kuota gratis bagi Pelajar atau mahasiswa serta dosen. Hal
itu dilakukan demi mempertahankan keberlangsungan kegiatan belajar mengajar meski
ditengah Pandemi.

Anda mungkin juga menyukai